Professional Documents
Culture Documents
MULTIPLE TRAUMA
Oleh :
Muhammad Irfan 1740312263 Crisdina Suseno 1740312452
Putri Ramadhani 1740312264 Rania Ulfah 1740312610
Atika Nurul Ilmi 1740312265 Lintang Sekar Sari 1410312070
Gunaseelaa a/l L 1740312407 Mhd Rivai R 091031309
Rizki Hidayah 1740312445
Preseptor :
PENDAHULUAN
BAB 2
ILUSTRASI KASUS
Nama : Ny.N
Umur : 71 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jalan Lubuk Begalung, Padang
Makalah ini membahas sebuah kasus jenazah laki-laki usia 71 tahun yang meninggal di
tempat kejadian, yaitu jalan Lubuk Begalung, Padang. Menurut pengakuan keluarga korban,
korban ditemukan di jalan beraspal dalam keadaan tidak bernyawa. Keluarga korban mengaku
bahwa korban memang sering berjalan di malam hari. Kronologi kejadian tidak diketahui.
Kejadian terjadi pada tanggal 18 Juli 2018 pukul 02.00 WIB di Lubuk Begalung, Padang.
Korban dibawa ke RSUP Dr. M. Djamil Padang oleh polisi pada pukul 04.00 WIB.
Berikut merupakan hasil temuan pemeriksaan luar jenazah yang dilakukan pada hari
kehitaman, bertulisan “Dispen Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI” disertai
logo Bakti Husada. Terdapat ritsleting dan tali pada ujung kantong berwarna hitam.
- Kaku mayat : Terdapat kaku mayat pada jari-jari tangan, siku, lutut, jari-jari kaki
mudah dilawan.
- Lebam mayat : Terdapat lebam mayat pada punggung, berwarna kebiruan, hilang
pada penekanan.
f. Dari data antropometri didapatkan mayat adalah seorang perempuan, ras mongoloid,
berumur tujuh puluh satu tahun, kulit warna sawo matang, gizi baik, panjang tubuh
satu sentimeter dari tulang selangka terdapat tanda lahir berwarna cokelat kehitaman
h. Rambut kepala berwarna putih, cokelat dan hitam, tumbuh lurus, panjang empat belas
sentimeter. Alis mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang nol koma lima sentimeter .
Bulu mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang nol koma tiga sentimeter.
i. Mata kanan terbuka satu koma lima sentimeter. Selaput bening mata jernih, teleng mata
bulat diameter nol koma lima sentimeter, warna tirai mata cokelat, selaput bola mata
bening, selaput kelopak mata pucat. Mata kiri tertutup. Selaput bening mata bening,
teleng mata bulat diameter nol koma lima sentimeter, warna tirai mata cokelat, selaput
l. Gigi geligi jumlah seluruh gigi geligi dua puluh tujuh buah.
Pada rahang kanan atas, jumlah gigi geligi tiga buah, gigi satu, dua, enam, tujuh,
Pada rahang kanan bawah, jumlah gigi geligi enam buah, gigi tujuh dan delapan
tidak ada
Pada rahang kiri bawah, jumlah gigi geligi empat buah, gigi enam, tujuh dan
beraturan dengan dasar rongga kepala berukuran tujuh belas sentimeter sentimeter
Pada leher depan, satu sentimeter dari garis pertengahan depan, lima sentimeter
dari liang telinga kiri terdapat luka terbuka tepi tidak rata, bentuk tidak rata
dengan dasar tulang, berukuran sembilan belas sentimeter kali lima sentimeter.
empat sentimeter dari batas tumbuh rambut depan, terdapat luka terbuka tepi tidak
rata, dengan dasar jaringan bawah kulit, berukuran nol koma lima sentimeter
Pada kelopak mata kiri atas, satu sentimeter dari garis pertengahan depan, nol
koma lima sentimeter dari sudut mata dalam, terdapat luka terbuka tepi tidak rata,
dengan dasar jaringan otot, berukuran satu sentimeter sentimeter kali tiga
sentimeter.
Pada lengan atas kiri sisi depan, empat sentimeter dari puncak bahu, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dengan dasar otot, berukuran satu sentimeter sentimeter
Pada lengan atas kiri sisi depan, sebelas koma lima sentimeter dari puncak bahu,
terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar otot, berukuran empat
Pada lipat ketiak, terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar jaringan
Gambar 5. Luka pada ketiak kiri dan ketiak kiri sisi dalam
Pada lengan atas kiri sisi dalam, tujuh sentimeter dari lipat siku, terdapat luka
sentimeter.
Pada lengan bawah kiri sisi luar, tujuh sentimeter dari lipat siku, terdapat dua buah
luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar jaringan bawah kulit, berukuran satu
koma lima sentimeter kali satu sentimeter dan satu koma lima sentimeter kali satu
Pada lengan bawah kiri sisi depan, lima sentimeter dari lipat siku, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dengan dasar jaringan bawah kulit, berukuran satu
Pada telapak tangan kiri, enam koma lima sentimeter dari pergelangan tangan,
terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar otot, berukuran dua koma lima
Pada jari ketiga kiri ruas pertama sisi depan, terdapat luka terbuka tepi tidak rata,
dengan dasar jaringan bawah kulit, berukuran dua sentimeter sentimeter kali nol
Pada punggung tangan kiri, dua sentimeter dari pergelangan tangan, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dengan dasar otot, bila dirapatkan membentuk garis
Pada lengan kanan atas sisi dalam, mulai dari lengan atas sisi dalam dua belas
sentimeter dari lipat siku, melewati regio lengan bawah kanan sisi dalam,
punggung tangan, hingga ruas pertama jari kedua, sebelas sentimeter dari
pergelangan tangan, terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar otot,
Pada kedua sisi perut, mulai dari taju atas depan tulang usus kanan ke taju atas
depan tulang usus kanan perut samping kiri atas, hingga kiri bawah, ke kanan
bawah ke kanan atas, terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar otot, bila
Pada perut kanan, dua sentimeter dari garis pertengahan depan, empat sentimeter
dari taju atas depan tulang usus, terdapat luka memar, berbentuk khas garis
Pada perut kanan, enam sentimeter dari garis pertengahan depan, tiga sentimeter
dari taju atas depan tulang usus, terdapat luka lecet geser, arah dari atas ke bawah,
warna merah kecoklatan, berbentuk huruf L dengan panjang kaki-kaki tujuh
Pada perut kiri, sepuluh sentimeter dari garis pertengahan depan, empat sentimeter
dari taju atas depan tulang usus, terdapat luka lecet geser, arah dari bawah ke atas,
dengan kulit terkelupas, berukuran lima belas sentimeter sentimeter kali empat
sentimeter.
Pada punggung kaki kanan sisi samping, tiga sentimeter dari pergelangan kaki,
terdapat luka terbuka tepi tidak rata, dengan dasar tulang bila dirapatkan
berbentuk huruf L dengan panjang kaki-kaki tiga sentimeter dan lima belas
sentimeter.
Pada sekeliling ibu jari kaki kanan ruas pertama, terdapat luka terbuka tepi tidak
rata, dengan dasar tulang, berukuran tiga sentimeter sentimeter kali dua
sentimeter.
Gambar 8. Gambar Punggung kaki kanan
Pada punggung kaki kiri, dua sentimeter dari pergelangan kaki, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dengan dasar jaringan bawah kulit, bila dirapatkan
membentuk huruf L dengan panjang kaki-kaki empat sentimeter dan lima belas
sentimeter.
Pada tungkai kanan, mulai dari tungkai kanan atas sisi dalam, empat sentimeter
dari lutut, melewati tungkai kanan bawah sisi dalam ke luar, dua sentimeter dari
lutut, terdapat luka terbuka sisi tidak rata, dasar jaringan bawah kulit, bila
Pada tungkai kiri atas sisi depan, sembilan sentimeter dari lutut, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dengan dasar jaringan bawah kulit, bila dirapatkan
Pada tungkai kiri atas sisi depan, lima sentimeter dari lutut, terdapat beberapa luka
lecet tekan, arah tegak lurus, berwarna merah kecoklatan, dengan ukuran terbesar
satu sentimeter sentimeter kali nol koma lima sentimeter, dan ukuran terkecil nol
koma tiga sentimeter sentimeter kali nol koma lima sentimeter, dengan luas area
Pada tungkai kiri atas sisi depan, empat belas sentimeter dari lutut, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dengan dasar jaringan di bawah kulit, bila dirapatkan
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Identifikasi
Mayat adalah seorang perempuan, ras Mongoloid, bangsa Indonesia, berumur 71 tahun,
kulit warna sawo matang, gizi sedang, panjang tubuh 151 cm, berat badan tidak ditimbang.
Rambut kepala berwarna putih, cokelat dan hitam, tumbuh lurus, panjang empat belas
sentimeter. Alis mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang nol koma lima sentimeter . Bulu
mata berwarna hitam, tumbuh lurus, panjang nol koma tiga sentimeter. Identifikasi forensik
merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas
seseorang. Penentuan ras dilakukan dengan pemeriksaan antropologik pada tengkorak, gigi
geligi, dan tulang panggul atau tulang lainnya. Arkus zigomatikus dan gigi insisivus atas pertama
yang berbentuk seperti sekop memberi petunjuk kea rah ras Mongoloid. Jenis kelamin ditentukan
berdasarkan pemeriksaan tulang panggul, tulang tengkorak, sternum, tulang panjang serta
scapula metacarpal. Ukuran anatimik lain seperti indeks asetabulo-iskiadikum, indeks cotulo-
iskiadikum, ukuran pintu atas panggul, tengah dan bawah panggul, serta morfologi deskriotif
seperti incisura iskiadikum mayor yang sempit pada laki-laki, dan sulkus preaurikularis yang
menonjol pada wanita, arkus sub pubis dan krista iliaka. Identifikasi terutama dilakukan pada
jenazah tidak dikenal, jenazah yang telah membusuk, rusak, hangus terbakar, kecelakaan massal,
bencana alam,serta potongan tubuh manusia atau kerangka. Sementara pada kasus ini jenazah
masih segar.
Korban perempuan tersebut ditemukan meninggal di Jalan Bypass Padang pada pukul
02.00 WIB dan langsung dibawa ke Bagian Forensik RSUP Dr.M.Djamil Padang. Di Bagian
Forensik, diagnosis kematian ditegakkan berdasarkan tidak adanya nadi dan nafas. Dari
pemeriksaan klinis tersebut, dapat ditegakkan bahwa korban telah mengalami mati somatis dan
neurologis terdiri dari hilangnya fungsi sensorik, motorik, dan hilangnya reflex. Pada kasus ini,
ditemukan pupil dalam kondisi midriasis. Tidak adanya fungsi respirasi, dapat terlihat dari
inspeksi (dinding dada tidak bergerak), palpasi (tidak ada pergerakan dinding dada), atau
auskultasi ( tidak ada suara nafas). Pada kasus ini berhentinya fungsi sirkulasi ditegakkan dari
tidak terabanya pulsasi arteri (radialis, brakhialis, femoralis, dan karotis) dan bunyi jantung tidak
Ada tiga temuan cardinal klinis pada pasien dengan mati batang otak, yaitu kesadaran
koma, reflex batang otak tidak ada, dan apnea. Pada kasus ini, korban sudah dalam tidak sadar
dan apnea. Hilangnya reflex batang otak dapat dinilai dengan midriasis pupil. Pemeriksaan reflex
batang otak lainnya dpaat dinilai dengan Doll’s eye phenomenon, tes kalori, reflex kornea, jaw
Pada kasus ini, cara kematian korban termasuk ke dalam kematian tidak wajar karena
kematian disebabkan oleh trauma, yaitu kecelakaan lalu lintas. Contoh lainnya dari kematian
tidak wajar adalah kematian yang mencurigakan, keracunan, dan korban kekerasan. Oleh karena
itu, korban harus dilakukan pemeriksaan luar dan dalam untuk menentukan sebab kematian.
Surat keterangan kematian belum boleh dikeluarkan jika pemeriksaan jenazah tidak dilakukan.
Selain itu, keluarga korban juga disarankan untuk segera melapor ke polisi dan meminta surat
permintaan visum.
Pada kasus ini, polisi meminta untuk dilakukan visum dan telah memberikan surat
permintaan visum kepada dokter. Seorang dokter diharuskan membuat visum et repertum dan
diberikan pada penyidik seperti yang tertera dalam pasal 216 KUHP :
(1) Barang siapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang
atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk
mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barang siapa dengan
tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau
Dasar hukum pembuatan visum et repertum adalah pasal 133 KUHAP, yaitu bila yang
diperiksa adalah manusia sebagai korban atau di duga korban suatu pidana, baik korban hidup
atau mati. Prosedur permintaan visum et repertum korban diatur dalam pasal 133 ayat 1 dan 2
KUHAP:
1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik
luka, keracunan, ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
2) Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara
tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
3.5 Tanatologi
Tanda pasti kematian terdiri atas lebam mayat (livor mortis), kaku mayat (rigor mortis),
penurunan suhu tubuh (algor mortis), pembusukan (dekomposisi), adiposera (lilin mayat), dan
mumifikasi. Tanda-tanda tersebut merupakan perubahan lanjut yang dapat ditemukan pada
seorang jenazah.1,2,3,4 Pada kasus ini, tanda pasti kematian yang ditemukan meliputi lebam mayat
dan kaku mayat. Lebam mayat terbentuk akibat eritrosit yang menempati tempat terbawah akibat
gravitasi yang mengisi vena dan venula sehingga terbentuk bercak warna merah keunguan pada
bagian terbawah tubuh, kecuali bagian tubuh yang tertekan alas keras.1,2,3,4 Lebam mayat tidak
selalu terlihat pada kondisi tertentu, bergantung pada usia, kondisi darah, dan keadaan
lain.Warna lebam mayat berbeda- beda sesuai penyebab keracunan, seperti pada kasus keracunan
karbon monoksida, sianida, dan hipotermia, lebam berwarna merah terang atau merah muda.
Warna coklat menunjukkan keracunan nitrobenzen atau potasium klorat.3,5 Pada jenazah,
ditemukan lebam mayat pada punggung, berwarna kebiruan, dan hilang pada penekanan.
Temuan ini menunjukkan bahwa perkiraan waktu kematian korban lebih dari 20-30 menit dan
Kaku mayat terbentuk akibat habisnya ATP di dalam serabut otot sehingga energi tidak
terbentuk lagi. Aktin dan miosin akan menggumpal dan otot menjadi kaku.3 Kaku mayat mulai
tampak kira-kira 2 jam setelah mati klinis, dimulai dari bagian luar tubuh (otot-otot kecil) kearah
dalam (sentripetal). Setelah mati klinis 12 jam kaku mayat menjadi lengkap, dipertahankan
selama 12 jam dan kemudian menghilang dalam urutan yang sama. Kaku mayat dimulai dari
otot-otot kecil hingga akhirnya ditemukan pada seluruh tubuh.1,2,3,4 Faktor yang mempengaruhi
terjadinya kaku mayat antara lain umur, aktivitas fisik sebelum mati, persediaan glikogen, suhu
tubuh yang tinggi, bentuk tubuh kurus dengan otot kecil dan suhu lingkungan tinggi. 6 Perkiraan
waktu kematian pada jenazah ini diperkirakan antara 2-12 jam sebelum pemeriksaan dilakukan
dikarenakan terdapat kaku pada jari-jari tangan, siku, lutut, jari jari kaki yang mudah dilawan.
Penurunan suhu tubuh tidak diperiksa di bagian ilmu forensik RSUP Dr. M. Djamil
Padang karena tidak tersedianya alat. Berdasarkan teori, penurunan suhu tubuh harusnya sudah
dapat dideteksi pada jenazah. Tanda-tanda pembusukan belum ditemukan pada jenazah karena
pemeriksaan kaku dan lebam mayat, maka perkiraan waktu kematian jenazah adalah di antara 2-
Pada jenazah, ditemukan beberapa jenis luka pada berbagai lokasi tubuh. Luka memar
ditemukan pada lengan atas kiri sisi dalam dan perut kanan. Luka terbuka tepi tidak rata
ditemukan pada wajah, leher, alis kiri, kelopak mata kiri atas, lengan atas kiri sisi depan, lipat
ketiak, lengan bawah kiri sisi luar, lengan bawah kiri sisi depan, telapak tangan kiri, jari ketiga
kiri ruas pertama sisi depan, punggung tangan kiri, lengan kanan atas hingga jari kedua kanan,
kedua sisi perut, punggung kaki kana sisi samping, sekeliling ibu jari kaki kanan ruas pertama,
punggung kaki kiri, tungkai kanan atas hingga tungkai kanan bawah, dan tungkai kiri atas sisi
depan. Luka lecet tekan ditemukan di tungkai kiri atas sisi depan, terdapat luka lecet geser di
perut kanan dan perut kiri. Terdapat marginal hemorrhage pada paha atas kanan, Jenis luka ini
disebabkan oleh benda yang memiliki permukaan tumpul.1 Luka merupakan terputusnya
kontinuitas atau hubungan anatomis jaringan dengan adanya jaringan yang rusak atau hilang
sebagai akibat dari kecelakaan atau ruda paksa.2 Pada jenazah juga ditemukan patah tulang
tengkorak bagian belakang, tulang tengkorak bagian kanan depan, tulang hidung, tulang rahang
atas, tulang rahang bawah, tulang pipi kanan, tulang leher, tulang selangka kanan, seluruh tulang
rusuk, tulang taju pedang, tulang jari ketiga, keempat, kelima kanan ruas pertama, tulang jari
ketiga kiri ruas kedua, tulang paha kiri atas, dan tulang ibu jari kanan ruas pertama. Memar
adalah perdarahan dalam jaringan bawah kulit akibat pecahnya kapiler dan vena yang disebabkan
oleh kekerasan tumpul.1,2 Memar yang ditemukan pada jenazah pada jenazah ini menunjukkan
bahwa usia memar baru terbentuk. Luka memar harus dapat dibedakan dengan lebam mayat
pada jenazah.1 Luka terbuka, seperti yang ditemukan pada jenazah, merupakan luka terbuka
akibat trauma benda tumpul yang menyebabkan kulit teregang ke satu arah. Bila batas elastisitas
kulit terlampaui, maka akan terjadi robekan pada kulit. Luka ini mempunyai tepi yang tidak
rata.1 Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang
memiliki permukaan kasar atau runcing. Luka lecet, terjadi karena bergesekan dengan benda
yang kasar tapi tidak tajam2. Salah satu contohnya seperti pada kecelakaan lalu lintas yang
dialami jenazah ini sebelum meninggal.1 Patah tulang yang multiple pada jenazah ini terjadi
karena kekerasan tumpul yang sangat kuat seperti pada kasus kecelakaan lalu lintas yang dialami
korban. Patah tulang (Fraktur) adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang
rawan epifisis , baik yang bersifat total maupun yang parsial yang pada umumnya disebabkan
oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung
dan tidak langsung.2 Mekanisme kejadian kecelakaan pada korban tidak jelas.
Sebab kematian jenazah tidak dapat ditentukan karena tidak dilakukan pemeriksaan
dalam. Namun, hasil pemeriksaan luar jenazah dapat mengarahkan sebab kematian disebabkan
Trauma kepala merupakan salah satu kasus kematian terbanyak sampai saat ini karena
kepala merupakan bagian terpenting pada manusia. Ringan parahnya cedera dapat memengaruhi
kesadaran atau fungsi kognitif dari pasien tersebut.6 Diperkirakan 1,7 juta orang di Amerika
Serikat mengalami cedera kepala setiap tahunnya; 50.000 meninggal dunia, 235.000 dirawat di
rumah sakit, dan 1.111.000, atau hampir 80% dirawat dan dirujuk ke Departemen Instalasi
Gawat Darurat. Menurut laporan World Health Organization (WHO), setiap tahunnya sekitar 1,2
juta orang meninggal dengan diagnosis cedera kepala yaitu akibat kecelakaan lalu lintas (KLL)
Statistik negara-negara yang sudah maju menunjukkan bahwa trauma kepala mencakup
26% dari jumlah segala macam kecelakaan, yang mengakibatkan seseorang tidak bisa bekerja
lebih dari satu hari sampai selama jangka panjang. Kurang lebih 33 % kecelakaan yang berakhir
pada kematian menyangkut trauma kepala. Di luar medan peperangan lebih dari 50% dari trauma
kepala terjadi karena kecelakaan lalu lintas, selebihnya dikarenakan pukulan atau jatuh. Orang-
orang yang mati karena kecelakaan, 40% sampai 50% meninggal sebelum mereka tiba di rumah
sakit. Dari mereka yang dimasukkan rumah sakit dalam keadaan masih hidup 40% meninggal
dalam satu hari dan 35% meninggal dalam satu minggu perawatan.4
Kasus kematian karena cedera, trauma kepala merupakan jenis trauma terbanyak yang
ditemukan yakni lebih dari 50% trauma. Pada pasien yang mengalami multiple trauma, kepala
adalah bagian yang paling sering mengalami cedera, dan pada kecelakaan lalu-lintas yang fatal,
otopsi memperlihatkan bahwa cedera otak ditemukan pada 75% penderita.3 Pada alloanamnesis
pada korban ini dikatakan bahwa korban ditemukan di jalan beraspal dalam keadaan tidak
bernyawa.
Penyebab kematian dan cacat yang menetap yang diakibatkan oleh trauma kepala yaitu
50% oleh trauma secara langsung dan 50% oleh gangguan peredaran darah sebagai komplikasi
yang terkait secara tidak langsung pada trauma. Komplikasi itu berupa perubahan tonus
bisa menimbulkan gangguan pada tekanan darah, PO2 arterial atau keseimbangan asam-basa.4
Pada pemeriksaan pada korban didapatkan kondisi kepala dan wajah yang sudah hancur akibat
kekerasan tumpul.
batang otak yang menyebabkan herniasi transtentorial, hematom jauh di dalam otak terpisah dari
konveksitas hemisfer, hematom ekstraganglion atau lobar yang soliter dan berukuran sedang-
besar, hematom serebral yang terisolasi, dan tipe yang jarang di mana terjadi robekan antara
korpus kalosum dorsolateral dan girus cingulated menyebabkan perdarahan ke dalam ventrikel
dan hematom yang membelah white matter antara dasar lateral korpus kalosum dan girus
13
cingulate. Sedangkan gambaran patologis awal dari udem otak adalah pendataran dari
permukaan girus dan penyempitan sulcus. Efek keseluruhan dari udem otak adalah gambaran
umum otak yang mulus dan datar pada undulasi normal pada permukaan hemisfer serebral.
Gambaran otak dari dewasa muda normalnya tampak full sehingga kadang-kadang sulit untuk
Hematoma intraserebri adalah perdarahan yang terjadi dalam jaringan (parenkim otak).
Perdarahan terjadi akibat adanya laserasi atau kontusio jaringan otak yang menyebabkan
pecahnya pula pembuluh darah yang ada di dalam jaringan otak tersebut. Perdarahan dapat
berlokasi di bagian mana saja, misalnya di substansia alba hemisfer serebri, serebellum,
diensefalon, atau mungkin juga di corpus callosum. Akan tetapi lokasi yang paling sering adalah
Lesi perdarahan dapat terjadi pada sisi benturan (coup) atau pada sisi lainnya (countre-
coup).2,4 Lesi dapat berupa fokus perdarahan kecil-kecil, namun dapat pula berupa perdarahan
yang luas. Perdarahan yang kecil-kecil umumnya sebagai akibat lesi akselerasi-deselerasi,
sedangkan yang besar umumnya akibat laserasi atau kontusio serebri berat. Beberapa sumber
menyatakan definisi hematoma intraserebri adalah perdarahan lebih dari 5 cc, sedangkan bila
kurang maka disebut petechial intraserebri (kontusio serebri). Perdarahan dapat terjadi segera,
dapat pula beberapa hari atau minggu kemudian, khususnya pada pasien lanjut usia. 2,4
Perdarahan pada lobus temporal memberikan resiko besar terjadinya herniasi uncus yang
KESIMPULAN
1. Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik
2. Ada tiga temuan cardinal klinis pada pasien dengan mati batang otak, yaitu kesadaran koma,
reflex batang otak tidak ada, dan apnea. Pada kasus ini, korban sudah dalam keadaan koma (tidak
sadar) dan apnea. Hilangnya reflex batang otak dapat dinilai dengan reflex pupil yang tidak ada
3. Pada kasus ini, cara kematian korban termasuk ke dalam kematian tidak wajar karena
kematian disebabkan oleh trauma, yaitu kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, korban harus
4. Pada korban, hanya dilakukan pemeriksaan luar sehingga tidak dapat ditentukan sebab
kematian. Namun, hasil pemeriksaan luar jenazah dapat mengarahkan sebab kematian
disebabkan oleh multiple trauma sehingga terjadi perdarahan. Untuk itu perlu dilakukan
pemeriksaan dalam (autopsy) untuk menentukan penyebab pasti kematian pada jenazah ini.