You are on page 1of 2

PENANGANAN APENDISITIS

AKUT
No. Dokumen : 172/SOP/UKP/2016
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Februari 2016
Halaman :

UPTD PUSKESMAS dr. Oneng Soekiraten


MUARA BUNGO 1 NIP. 198009202008032004

1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik, merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering
ditemui, dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penatalaksanaan apendisitis akut dan mencegah
komplikasi untuk semua pasien yang menderita apendisitis akut yang
datang di Puskesmas Muara Bungo 1.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No. 445/045/PKM-MB1/2016 tentang Penyusunan
Rencana Layanan Medis dan Rencana Layanan Terpadu
4. Referensi Permenkes No. 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Layanan Kesehatan Primer
5. Prosedur 1. Melakukan anamnesa
a. Sapa pasien dengan ramah
b. Tanyakan keluhan: Nyeri perut kanan bawah, mula-mula
daerah epigastrium kemudian menjalar ke Mc Burney. Apa
bila telah terjadi inflamasi (>6 jam) penderita dapat
menunjukkan letak nyeri karena bersifat somatik. Anoreksia,
nausea dan vomitus, dysuria, obstipasi sebelum datangnya rasa
nyeri dan beberapa penderita mengalami diare, demam.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Memeriksa TTV
b. Inspeksi
i. Penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit
ii. Kembung bila terjadi perforasi
iii. Penonjolan perut kanan bawah terlihat pada
appendikuler abses.
c. Palpasi
i. Terdapat nyeri tekan Mc Burney
ii. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
iii. Adanya defans muscular
iv. Rovsing sign positif
v. Psoas sign positif
vi. Obturator Sign positif Perkusi Nyeri ketok (+) 140
d. Auskultasi Peristaltik normal, peristaltik tidak ada pada illeus
paralitik karena peritonitis generalisata akibat appendisitis
perforata.
e. Colok dubur Nyeri tekan pada jam 9-12
f. Tanda Peritonitis umum (perforasi): Nyeri seluruh abdomen,
pekak hati hilang, bising usus hilang
3. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium darah perifer lengkap
b. Pada apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai leukosit
dan neutrofil akan meningkat.
c. Pada anak ditemuka lekositosis 11.000-14.000/mm3, dengan
pemeriksaan hitung jenis menunjukkan pergeseran ke kiri
hampir 75%.
d. Jika jumlah lekosit lebih dari 18.000/mm3 maka umumnya
sudah terjadi perforasi dan peritonitis.
e. Pemeriksaan urinalisa dapat digunakan sebagai konfirmasi dan
menyingkirkan kelainan urologi yang menyebabkan nyeri
abdomen.
f. Pengukuran kadar HCG bila dicurigai kehamilan ektopik pada
wanita usia subur.
4. Penatalaksanaan
a. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
b. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
c. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.
d. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar
mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
5. Kriteria Rujukan Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke
layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito.
6. Unit Terkait UGD, Apotek, Laboratorium
7. Dokumen terkait Buku laporan kegiatan, rekam medis

You might also like