You are on page 1of 19

LAPORAN PREPLANING AROMATERAPI BUNGA MAWAR PADA NY.

U DENGAN GANGGUAN KESEIMBANGAN DI WISMA SRI TANJUNG


DI UPT PSTW BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI

TUGAS

Oleh:
Dewi Wulan Pratiwi
NIM 182311101090

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

LAPORAN PREPLANING AROMATERAPI BUNGA MAWAR PADA Ny.


U DENGAN GANGGUAN KENYAMANAN (NYERI) DI WISMA SRI
TANJUNG PSTW BANYUWANGI KABUPATEN BANYUWANGI

TUGAS

Disusun untuk memenuhi laporan akhir Program Studi pendidikan Profesi Ners
Stase Keperawatan Gerontik

Oleh:
Dewi Wulan Pratiwi
NIM 182311101090

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Lansia merupakan bagian dari proses tumbuh kembang (Azizah, 2011).
Menjadi tua (aging) yaitu proses perubahan biologis secara terus menerus yang
dialami manusia pada semua tingkatan umur dan waktu, sedangkan usia lanjut
merupakan istilah untuk tahap akhir dari proses penuaan tersebut (Suardiman,
2011). Batasan lansia menurut WHO meliputi, usia pertengahan (eldery) yaitu
usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (old) yaitu usia antara 76 sampai 90 tahun,
dan usia sangat tua (very old) yaitu usia diatas 90 tahun (Depkes, 2002).
Diperkirakan mulai tahun 2020 akan terjadi ledakan peningkatan jumlah
penduduk lansia sebesar 11,34%, penduduk lansia di Indonesia lima tahun
terakhir ini mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2009. Pada tahun
2005, jumlah penduduk lansia mencapai 6,80 juta jiwa dan meningkat menjadi
18,96 juta jiwa pada tahun 2007. Tahun 2009 jumlah penduduk lansia Indonesia
mencapai 19,32 juta jiwa atau 8,37% dari total seluruh penduduk Indonesia
(KOMNAS, 2009).
Keamanan adalah keadaan bebas dari segala fisik psikologis yang
merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh
faktor lingkungan. Sedangkan, kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi
kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman, kepuasaan,
kelegaan dan tersedia (Kozier, 2010). Gangguan kenyamanan seperti nyeri adalah
suatu rasa yang tidak aman, baik ringan maupun berat. Nyeri didefinisikan
sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ektensinya diketahui
bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Nyeri adalah pengalaman
subyektif dan individual, karena adanya keluhan karakteristik nyeri klien harus di
pertimbangkan dengan akurat dan valid (Johnson, 2005). Nyeri digolongkan
menjadi dua macam, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri kronis adalah nyeri
muncul tiba-tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga berat, terjadi
konstan atau berulang tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan
berlangsung lebih dari 3 bulan (Nanda, 2015).
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Aromaterapi dapat dijadikan sebagai obat anti nyer


Berdasarkan pengkajian yang dilakukan mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember pada lansia yaitu Ny. U, diperoleh data bahwa Ny. U memiliki
keluhan nyeri pada punggung, leher, dan kepala. Nyeri dirasakan hilang timbul
dan hilang sesaat jika meminum obat anti nyeri. Oleh karena itu, perlu dilakukan
penyuluhan dan demonstrasi aromaterapi bunga mawar untuk mengurangi nyeri.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
kegiatan yang akan dilakukan ini adalah bagaimana aromaterapi bunga mawar
pada Ny. U dengan gangguan kenyamanan di Wisma Sri Tanjung PSTW
Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT


2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan aromaterapi bunga mawar pada Ny. U di Wisma
Sri Tanjung PSTW Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi diharapkan klien mampu
mempraktikkan dan memahami terkait manajemen nyeri non farmakologi dengan
baik.

2.1.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan yang didapat dari kegiatan aromaterapi bunga mawar antara
lain:
1. Klien mampu memanajemen nyeri secara nonfarmakologi dengan
aromaterapi bunga mawar secara mandiri
2. Klien lebih tenang setelah dilakukan aromaterapi bunga mawar

2.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan aromaterapi bunga mawar
antara lain:
1. Menambah pengetahuan klien tentang manajemen nyeri yang dialami
2. Menambah tingkat kesehatan klien
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Lanjut usia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Menurut
Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia, yang
dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas
(Azizah, 2011). Menurut Surini & Utomo (2003, dalam Azizah, 2011), lanjut usia
bukanlah suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses
kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan
kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stres lingkungan. Usia lanjut atau
lansia lebih diidentikkan sebagai masa dimana terjadi perubahan atau penurunan
status kesehatan pada tubuh. Lansia dapat menghadapi tantangan yang berkaitan
dengan usia melalui realisme dan pengembangan pengetahuan tentang kebutuhan
kesehatan mereka, serta tentang sumber yang tersedia untuk membantu lansia
dalam mengelola kesehatan lansia sendiri. Promosi kesehatan lansia difokuskan
pada pencegahan terhadap semua penurunan fungsi tubuh serta mempertahankan
kemampuan lansia untuk tetap mandiri.
Unsur penting dalam perawatan preventif pada lansia adalah memastikan
penggunaan layanan kesehatan yang ada secara optimal, dan organisasi institusi
layanan kesehatan. Program pemeliharaan kesehatan harus berdasar pada
pemahaman yang jelas tentang sumber tersedia untuk pencegahan primer,
sekunder, dan tersier (Maas et al, 2011). Penatalaksanaan nyeri merupakan salah
satu dari pencegahan sekunder. Nyeri adalah suatu pengalaman sensori dan emosi
yang dialami seseorang karena adanya kerusakan fisik dan dapat bersifat aktual
maupun potensial (Smeltzer & Bare, 2002). Nyeri biasanya disebabkan oleh
cidera akibat jatuh, patah tulang, aktivitas yang berat dan karena penyakit kronis.
Terapi yang dapat dipakai biasanya untuk mengurangi rasa nyeri antara lain
dengan kompres atau memijat, namun penulis memiliki inovasi lain untuk
mengurangi nyeri yaitu dengan menggunakan aromaterapi.
Aromaterapi merupakan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada klien dengan nyeri adalah melalui
aromaterapi bunga mawar untuk mengurangi nyeri pada lansia.

Pemateri menjelaskan secara singkat tentang konsep dasar


nyeri dan penatalaksanaannya

Pemateri mengajarkan dan mendemonstrasikan manajemen


dan penatalaksanaannya

Klien mampu memahami maksud dari pemateri

Klien dapat mendemonstrasikan penggunaan aromaterapi


bungan mawar

Pemateri memberikan reinforcement positif pada klien setelah


melakukan tindakan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


1. Aromaterapi bunga mawar dilaksanakan selama 20 menit 1 kali/hari
2. Aromaterapi bunga mawar diberikan untuk mengurangi nyeri

4.2 Khalayak Sasaran


1. Ny.u di Wisma Sri Tanjung PSTW Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi

4.3 Metode yang Digunakan


1. Jenis model pembelajaran :
2. Landasan teori :
3. Langkah pokok
a. Persiapan alat dan bahan
b. Fase Orientasi :
Salam, perkenalan, penjelasan maksud dan tujuan
c. Fase Kerja
Melakukan teknik pijat
d. Fase Terminasi
Evaluasi, Salam

: Sasaran

: Pemateri

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Materi
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Pemateri,

Dewi Wulan Pratiwi


NIM 182311101090
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

DAFTAR PUSTAKA

Anoviyanti, S. R. 2008. Terapi Seni Melalui Melukis pada Pasien Skizofrenia dan
Ketergantungan Narkoba. Journal of Visual Art and Design.
Khaira, H. 2016. Pengalaman Mahasiswa PSIK FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta mengenai penerapan terapi komplementer dan alternatif. Skripsi.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mumpuni, Y. dan Wulandari, A. 2010. Cara Jitu Mengatasi Stres. Yogyakarta:
ANDI Yogyakarta.
Palmer, E., Hill, K., Lobban, J., & Murphy, D. 2017. Veteran’s Perspectives on
The Acceptability of Art therapy: a mixed-methods study. International
Journal of Art Therapy. United Kingdom: Rouledge Taylor & Francis
Group.
Schrade, C., Tronsky, L., and Kaiser, D. H. 2011. The Art in Psychotherapy:
Physiological Effect of Mandala Making in Adult With Intellectual
Disability. Elsevier. United States: The Kennedy Centre, Trumbull, CT,
and Albertus Magnus College, New Haven, CT.
Setyoadi & Kushariadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien
Psikogeriatrik. Jakarta: Salemba Medika.
Stockslager, J. L. dan Schaeffer, L. 2008. Buku Saku Asuhan Keperawatan
Geriatrik (Handbook of Geriatric Nursing Care). Edisi kedua. Jakarta:
EGC
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


TINGGI
UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

BERITA ACARA
Pada hari ini, Jumat 21 September 2018 jam 09.00-09.30 WIB bertempat di
PSTW Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh 1 orang (daftar hadir terlampir)

Banyuwangi, 21 September 2018


Mengetahui,

Pembimbing,

Latifa Aini S, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom


NIP.19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2017/2018

DAFTAR HADIR
Pada hari ini, Jumat tanggal 21 September 2018 jam 09.00-09.30 WIB bertempat
di PSTW Banyuwangi Kabupaten Banyuwangi Propinsi Jawa Timur telah
dilaksanakan Kegiatan Penyuluhan oleh Mahasiswa Program Profesi Ners
Universitas Jember.
NO NAMA ALAMAT TANDA
TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Jember, 21 September 2018

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Gerontik
FKEP Universitas Jember

Latifa Aini S., S.Kep., M.Kep., Sp.Kom.


NIP 19710926 200912 2 001
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Manajemen Nyeri


Sasaran : Ny.U
Waktu : 09.00 – 09.30 WIB
Hari/ Tanggal : Jumat, 21 September 2018
Tempat : Wisma Sri Tanjung

1. Standar Kompetensi
Penyuluhan dan demonstrasi aromaterapi bunga mawar pada lansia di PSTW
Banyuwangi, Banyuwangi

2. Kompetensi Dasar
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberi penyuluhan, serta
mendemostrasikan pada Ny.U tentang manajemen nyeri

3. Pokok Bahasan
Penyuluhan dan demonstrasi tentang manajemen nyeri

4. Subpokok Bahasan
a. Definisi nyeri;
b. Penyebab nyeri;
c. Cara-cara mengurangi nyeri

5. Waktu
20 menit

6. Bahan/ Alat yang digunakan


Saputangan/kertas tissue dan bunga mawar

7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Praktik
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

b. Landasan Teori : Manajemen nyeri


c. Landasan Pokok :
1. Menjelaskan Definisi Nyeri
2. Menjelaskan Cara-cara Mengurangi Nyeri
3. Mempraktikkan Manajemen Nyeri
8. Persiapan
Mahasiswa kontrak waktu satu hari sebelum diberi penyuluhan dan
demonstrasi pada klien.

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Tindakan
Proses Kegiatan Waktu
Kegiatan Penyuluhan
peserta
Pendahuluan 1. Salam Menjawab 5 menit
2. Memperkenalkan diri salam,
3. Menjelaskan maksud dan mendengarkan
tujuan
Penyajian 1. Menjelaskan Definisi Nyeri Mendengarkan, 15 menit
2. Menjelaskan Cara-cara dan
Mengurangi Nyeri memperhatikan
3. Mempraktikkan Manajemen
Nyeri
Penutup 1. Memberi pertanyaan dan Menjawab 5 menit
evaluasi feedback klien pertanyaan,
2. Mengakhir penyuluhan salam
3. Salam

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Apa itu nyeri dan bagaimana cara mengurangi nyeri?
b. Bagaimana cara mempraktekkan kembali untuk mengurangi nyeri?
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Lampiran 4. Materi
A. KONSEP NYERI

1. DEFINISI
Nyeri adalah pengalaman subyektif dan individual, karenanya keluhan
karakteristik nyeri klien harus d pertimbangkan dengan akurat dan valid (Johnson,
2005). Nyeri adalah keadaan dimana individu mengalami dan mengeluh adanya
ketidaknyamanan berat atau sensasi ketidaknyamanan (Tucker, 1998). Secara
sederhana nyeri dapat diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak menyenangkan
baik secara sensori maupun emosiaonal yang berhubungan dengan adanya suatu
kerusakan jaringan atau faktor lain sehingga individu mersa tersiksa, menderita
yang akhirnya akan mengganggu aktivitas sehari-hari, psikis dan lain-lain.
Definisi keperawatan tentang nyeri adalah apapun yang menyakitkan
tubuh yang dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakannya.Kebanyakan sensasi nyeri adalah akibat dari stimuli fisik dan
mental atau stimuli emosional. Nyeri dibagi menjadi dua kategori dasar dari nyeri
yang secara umum meliputi nyeri akut dan nyeri kronis.

2. ETIOLOGI
Faktor yang berhubungan dengan nyeri akut menurut (Nanda, 2015) :
1) Agens cedera biologis (mis.,infeksi, iskemia, neoplasma)
2) Agens cedera fisik (mis., apses, amputasi, luka bakar, terpotong,
mengangkat berat, konsedur bedah, trauma, olaragah berlebihan)
3) Agens cedera kimiawi (mis., luka bakar, kapsaisin, metilen klorida, agen
mustard)

3. PENANGANAN NYERI
1. Tindakan Non Medikasi
a. Mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri :
1) Ketidakpercayaan, pengakuan perawat akan rasa nyeri yang di derita
pasien dapat mengurangi nyeri. hal ini dapat dilakukan melalui
pernyataan verbal, mendengarkan dengan penuh perhatian mengenai
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

keluhan nyeri pasien, dan mengatakan kepada pasien bahwa perawat


mengkaji rasa nyeri pasien agar dapat lebih memahami tentang nyerinya.
2) Kesalahpahaman, mengurangi kesalahpahaman pasien tentang nyerinya
akan mengurangi nyeri. hal ini dilakukan dengan memberitahu paien
bahwa nyeri yang dialami sangat individual dan hanya pasien yang tahu
secara pasti tentang nyerinya.
3) Ketakutan, memberikan informasi yang tepat dapat mengurangi
ketakutan pasien dengan menganjurkan pasien untuk mengekspresikan
bagaimana mereka menangani nyeri.
4) Kelelahan, dapat memperberat nyeri. untuk mengatasinya, kembangkan
pola aktivitas yang dapat memberikan istirahat yang cukup.
5) Kebosanan, dapat meningkatkan rasa nyeri. untuk megurangi nyeri dapat
digunakan pengalih perhatian yang bersifat terapiutik. Beberapa tehnik
pengalih perhatian adalah bernafas pelan dan berirama, memijat secara
perlahan, menyanyi berirama, aktif mendengarkan musik,
membayangkan hal- hal yang menyenangkan, dsb.
b. Stimulasi dan masase kutaneus
Masase adalah stimulasi kutaneus tubuh secara umum, sering dipusatkan
pada punggung dan bahu. Masase tidak secara spesifik menstimulasi
reseptor tidak nyeri pada bagian reseptor yang sama seperti reseptor nyeri,
tetapi dapat mempunyai dampak melalui sistem kontrol desenden. Masase
dapat membuat pasien lebih nyaman karena masase membuat relaksasi otot.
c. Teori gate control telah menjelaskan, bertujuan untuk menstimulasi serabut-
serabut yang menstransmisikan sensasi tidak nyeri memblok atau
menurunkan transmisi impuls nyeri.
d. Terapi es (dingin) dan panas.
1) Terapi es dapat menurunkan prostaglandin, yang memperkuat sensitivitas
reseptor nyeri dan subkutan lain pada tempat cedera dengan menghambat
proses inflamasi. Agar efektif, es harus diletakkan pada tempat cedera
segera setelah terjadi cedera, (Cohen, 1989 dalam Suddart dan Brunner,
1997).
2) Penggunaan panas mempunyai keuntungan meningkatkan aliran darah ke
suatu area dan kemungkinan dapat turut menurunkan nyeri dengan
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

mempercepat penyembuhan. Namun penggunaan panas kering dengan


lampu pemanas tidak seefektif penggunaan es.
e. Stimulasi saraf elektris transkutan/Transcutan electric nerve stimulation
(TENS)
1) Transcutaneus elektrical stimulator (TENS); digunakan untuk
mengendalikan stimulus manual daerah nyeri tertentu dengan
menempatkan beberapa elektroda di luar.
2) Percutaneus implanted spinal cord epidural stimulator merupakan alat
stimulator sumsum tulang belakang dan epidural yang di implant di
bawah kulit dengan transistor timah penerima yang dimaksudkan ke
dalam kulit pada daerah epidural dan columna vertebrae.
3) Stimulator columna vertebrae, sebuah stimulator dengan stimulus alat
penerima transiitor di cangkok melalui kantong kulit intraclavicula atau
abdomen, yaitu elektroda di tanam melalui pembedahan pada dorsum
sumsum tulang belakang.
f. Distraksi
Distraksi mencakup memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain
pada nyeri, misalnya dengan cara kunjungan dari keluarga dan teman-teman
pasien. Melihat film layar lebar dengan suarasur r ound. Tidak semua pasien
mencapai peredaan nyeri melalui distraksi. Distraksi diduga dapat
menurunkan persepsi nyeri dengan menstimulasi sistem kontrol desenden,
yang mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang ditransmisikan ke otak.
g. Teknik relaksasi
Menganjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru
dengan udara, menghembuskannya secara perlahan, melemaskan otot-otot
tangan, kaki, perut, dan punggung, serta mengulangi hal yang sama sambil
terus berkonsentrasi sehingga di dapat rasa nyaman, tenang, dan rileksi.
h. Imajinasi terbimbing
Menggunakan imajinasi seseorang dalam suatu cara yang dirancang secara
khusus untuk mencapai efek positif tertentu. Imajinasi terbimbing
menyebabkan relaksasi otot dan pikiran dimana efeknya hampir sama
dengan penggunaan tehnik relaksasi dengan metode yang berbeda.
i. Hipnosis
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

Tehnik ini mungkin membantu dalam memberikan peredaan nyeri terutama


dalam situasi sulit. Mekanisme bagaimana kerjanya hiposis tidak jelas tetapi
tidak jelas tetapi tidak tampak diperantarai oleh sistem endorfin (Moret
et.all, 1991 dalam Suddart and Brunner, 1997).
2. Terapi Farmakologi
Merupakan metode yang paling umum untuk mengatasi nyeri. Walaupun
analgesic dapat menghilangkan nyeri dengan efektif, perawat dan dokter masih
cenderung tidak melakukan upaya analgesic dalam penanganan nyeri karena
informasi obat yang tidak benar, karena adanya kekhawatiran klien akan
mengalami ketagihan obat, cemas akan melakukan kesalahan dalam
menggunakan analgetik narkotik, dan pemberian obat yang kurang dari yang
diresepkan.
Ada 3 jenis analgetik, yaitu:
a. Non Narkotik dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)
b. Analgesik narkotik atau opiate
c. Obat tambahan (adjuvant) atau koanalgesikAnalgesik dan indikasi terapi
Kategori Obat Indikasi
Analgesik non narkotik  Waktu lebih dari enam bulan
 Asetamifolen (Tylenol)  Daerah nyeri menyebar
 Asam Asetilsalisilat (aspirin)  Nyeri terasa tumpul, seperti linu,
NSAID ngilu, dan lain-lain
 Reseptor saraf simpatis: takikardia,  Reseptor saraf parasimpatis,
peningkatan respirasi, peningkatan penurunan tekanan darah,
tekanan darah, pucat, lembab, brakikardia, kulit kering, panas dan
berkeringat dan dilatasi pupil pupil konstriksi
 Penampilan klien tampak cemas,  Penampilan klien tampak depresi dan
gelisah, dan terjadi ketegangan otot menarik diri
DAFTAR PUSTAKA

Haditono, S. R. 1989. Kebutuhan dan Cinta Diri Orang Lanjut Usia.


LaporanPenelitian. Yogyakarta. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah
Mada.

Hurlock, E. B. 1980. Developmental Psychology. 4th Edition. New Delhi: Tata


Mcgraw-Hill Publishing.
Laporan P2N Stase Keperawatan Gerontik – FKEP Universitas 2018
Jember

-------------------. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

-------------------. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Monks, F.J., Knoers, A.M.P., & Haditono, S.R. 1998. Psikologi Perkembangan:
Pengantar Dalam Berbagai Perkembangannya. Ed 5. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Neugarten, B.L., Havighurst, R.J.., & Tobin, S.S. 1968. Personality and Patterns
og Aging dalam Neugarten, B.L (Ed). Middle Age ang Aging. A Reader in
Social Psychology. Chicago: The University Of Chicago Press.

Rogers, D. 1979. The Adult Years, An Introduction To Aging. New Jersey:


Prentice-Hall Inc.

Sarafino, EP. 1990. Health Psychology: Biopsychosocial Interaction. New York:

John Wiley & Sons Inc. Zimbardo, P.G. 1985. Psychology and Life. Scot,
Foresman and Company, Illinois.

You might also like