Professional Documents
Culture Documents
Kelas : X MIPA 3
Genggong merupakan sebuah alat musik tradisional yang besaral dari Bali. Alat
musik ini merupakan salah satu instrumen getar yang sangat unik, sebab suara yang
ditimbulkannya seperti memberi kesan mirip seperti suara katak sawah yang bersahut-sahutan
ketika di malam hari. Keunikan lainnya yang ada di alat musik ini adalah memanfaatkan
rongga mulut orang yang membunyikan sebagai resonator.
Genggong berbentuk persegi panjang dan di bagian tengahnya diiris. Di salah satu
ujung genggong diikatkan tali yang bisa ditarik untuk menghasilkan getar dan suara.
Cara memainkan alat musik genggong umumnya dimainkan dengan cara mengulum
(yanggem) dibagian yang disebut dengan “palayah” nya. Pada jari tangan kiri memegang ujung
alat di sebelah kiri dan pada tangan kanan menggenggam tangkai bambu kecil yang
dihubungkan dengan seutas tali benang dengan ujung alat di bagian sebelah kanan.
Untuk membunyikan alat musik ini, maka benang tersebut ditarik-tarik ke samping kanan agak
menyudut ke bagian depan, namun tidak meniupnya. Rongga mulut hanya menjadi resonator
saja, jadi dibesarkan atau dikecilkan rongga mulut tentunya harus disesuaikan dengan rendah
tingginya nada yang diinginkan.
Alat musik ini masih sering dimainkan pada saat acara-acara hiburan, seperti acara
pernikahan adat maupun saat pertunjukan seni tari. Genggong digunakan sebagai alat musik
pengiring. Namun di Bali sendiri, alat musik ini semakin jarang dikenal orang.
Nama : 1. Aurelia Kurniatun Nufus (02)
Kelas : X MIPA 3
Cara memainkan Karinding cukup sederhana, yaitu dengan menempelkan ruas tengah
karinding di depan mulut yang agak terbuka, lalu memukul atau menyentir ujung ruas paling
kanan karinding dengan satu jari hingga “jarum” karinding pun bergetar secara intens. Dari
getar atau vibra “jarum” itulah dihasilkan suara yang nanti diresonansi oleh mulut. Suara
yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah.
Karinding yaitu alat buat mengusir hama di sawah. Suara yang dihasilkan
dari getaran jarum karinding biasanya bersuara rendah low decible. Suaranya dihasilkan dari
gesekan pegangan karinding dan ujung jari yang ditepuk-tepakkan. Suara yang keluar
biasanya terdengar seperti suara wereng, belalang, jangkrik, burung, dan lain-lain. Yang
zaman sekarang dikenal dengan istilah ultrasonik. Biar betah di sawah, cara
membunyikannya menggunakan mulut sehingga resonansina menjadi musik. Sekarang
karinding biasa digabungkan dengan alat musik lainnya.