Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi clinical pathway menurut Firmanda (2005) adalah suatu konsep perencanaan
pelayanan terpadu yang merangkum setiap langkah yang diberikan kepada pasien
berdasarkan standar pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berbasis bukti dengan
hasil yang terukur dan dalam jangka waktu tertentu selama di rumah sakit.
Feuth dan Claes (2008) mengemukakan bahwa ada 4 komponen utama clinical
pathway, yaitu meliputi: kerangka waktu, kategori asuhan, kriteria hasil dan pencatatan
varian. Kerangka waktu menggambarkan tahapan berdasarkan pada hari perawatan atau
berdasarkan tahapan pelayanan seperti: fase pre-operasi, intra operasi dan pasca-operasi.
Kategori asuhan berisi aktivitas yang menggambarkan asuhan seluruh tim kesehatan yang
diberikan kepada pasien. Aktivitas dikelompokkan berdasarkan jenis tindakan pada jangka
waktu tertentu. Kriteria hasil memuat hasil yang diharapkan dari standar asuhan yang
diberikan, meliputi kriteria jangka panjang yaitu menggambarkan kriteria hasil dari
keseluruhan asuhan dan jangka pendek, yaitu menggambarkan kriteria hasil pada setiap
tahapan pelayanan pada jangka waktu tertentu. Lembaran varian mencatat dan
menganalisis deviasi dari standar yang ditetapkan dalam clinical pathway. Kondisi pasien
yang tidak sesuai dengan standar asuhan atau standar yang tidak bisa dilakukan dicatat
dalam lembar varian.
Clinical Pathway memberikan rencana tata laksana hari demi hari dengan standar
pelayanan yang dianggap sesuai. Pelayanan dalam Clinical Pathway bersifat multidisiplin
sehingga semua pihak yang terlibat dalam pelayanan dokter, perawat, fisioterapis,
nutrisionis/dietisien, apoteker dan lai-lain dapat menggunakan format yang sama.
Kelebihan format ini adalah perkembangan pasien dapat dimonitor setiap hari, baik
intervensi maupun outcomenya. Oleh karena itu maka Clinical Pathway paling layak
dibuat untuk penyakit atau kondisi klinis yang memerlukan pendekatan multidisiplin dan
perjalanan klinisnya dapat diprediksi (pada setidaknya 70% kasus). Untuk itu diperlukan
kepatuhan seluruh petugas kesehatan yang terkait dalam kelengkapan pengisian Clinical
Pathway.
B. Tujuan
Tujuan dari penerapan clinical pathway adalah menjamin tidak ada aspek-aspek
penting dari pelayanan yang dilupakan. Clinical pathway memastikan semua intervensi
dilakukan secara tepat waktu dengan mendorong staf klinik untuk bersikap pro-aktif dalam
perencanaan pelayanan. Clinical pathway diharapkan dapat mengurangi biaya dengan
menurunkan length of stay, dan tetap memelihara mutu pelayanan (Djasri, 2006).
BAB II
PROFIL INDIKATOR CLINICAL PATHWAY
A. Hasil Pemantauan
a. Angka Kepatuhan Pengisian Clinical Pathway
1. Demam Typoid Pada Anak
No.
Besaran Variabel Jumlah %