You are on page 1of 15

Bab 2

Tinjauan Pustaka

2.1 Karsinoma Tiroid


Karsinoma tiroid jarang terjadi, dilaporkan hanya 1,5% dari keganasan seluruh tubuh.
Biasanya menunjukkan keganasan sistem endokrin. Kebanyakan karsinoma tiroid merupakan
lesi well differentiated. Subtipe mayor karsinoma tiroid yang sering ditemukan yaitu :
 Karsinoma papiler (75%-85% kasus)
 Karsinoma folikular (10%-29% kasus)
 Karsinoma meduler (5% kasus)
 Karsinoma anaplastik (<5% kasus)
Selain daripada karsinoma, keganasan lain yang dapat dijumpai pada tiroid antara lain
limfoma malignan dan metastasis tumor yang tersering berasal dari ginjal, paru, payudara dan
melanoma malignan.

2.2 Kelenjar Tiroid Normal


2.2.1 Perkembangan Kelenjar Tiroid
Tiroid merupakan kelenjar endokrin manusia terbesar dengan berat sekitar 20 gram.
Berkembang sebagai pertumbuhan ke bawah endodermal median pada dasar lidah. Struktur
sementara duktus tiroglosus, penghubung perkembangan kelenjar dengan titik asalnya yaitu
foramen cecum, pada belakang lidah. Duktus tiroglosus menghilang secara sempurna,
meninggalkan tiroid untuk berkembang sebagai kelenjar. Kelenjar tiroid respons terhadap
thyroid-stimulating hormone (TSH) sekitar minggu ke 22 pada fetus. Ketiadaan kongenital
kelenjar tiroid mengakibatkan kerusakan neurologik irreversible pada infant (cretinism).
Kelenjar tiroid berbentuk kupu-kupu, mengandung dua lobus simetris pada setiap sisi
midline, biasanya kecil, dihubungkan oleh band sempit jaringan tiroid yang disebut isthmus.
Lobus tiroid berdekatan dengan pembuluh darah besar leher lateral dan recurrent laryngeal
nerve yang melewati kelenjar. Kelenjar tiroid berlokasi dibawah laring dan lobus terletak
pada sisi trakea. Kelenjar ini memiliki kapsul jaringan connective tebal, dengan dua pasang
kelenjar paratiroid melekat pada bagian belakang posterior kapsul ini.

3
2.2.2 Histologi
Tiap lobus kelenjar tiroid mengandung banyak folikel. Folikel tiroid atau asinus adalah unit
struktural dan fungsional kelenjar. Mengandung single layer sel-sel epitelial kuboid yakni
epitelium folikular, mengelilingi lumen sentral yang berisi substansi koloid yang kaya akan
thyroglobulin, yang menghasilkan reaksi positif Periodic Acid-Schiff (PAS). Epitelium
folikular juga mengandung sekitar 10% sel-sel parafolikular yang tersebar, yang disebut sel
C. Sel C berasal dari neural crest, mengandung granulgranul sitoplasmik kecil yang
menunjukkan penyimpanan hormon calcitonin. Ketika kelenjar tiroid hipoaktif, seperti pada
dietary iodine deficiency, folikel membesar seiring dengan pertambahan koloid. Epitelium
folikular berbentuk kolumnar sewaktu kelenjar ini aktif dan droplet koloid terlihat di dalam
sel sebagai pseudopodia apikal besar dan mikrovilli. Epitelium tiroid dikelilingi oleh lamina
basal dan serabut-serabut retikular. Jaringan vasomotor, serabut syaraf simpatetik dan
pembuluh darah, termasuk kapiler fenestrasi, dapat terlihat pada jaringan connective diantara
folikel-folikel tiroid.

2.2.3 Embriogenesis
Bagian yang mengandung sel folikular dari kelenjar tiroid berkembang dari pertengahan
epitelium yang tebal pada dasar faring. Jaringan ini mulai bermigrasi sepanjang duktus
sentral (thyroglossal duct) ke posisi akhir dasar leher, dimana akan membentuk lobus kanan
dan kiri, kemudian bergabung dengan adanya mesodermal C-cell, dimana bermigrasi secara
medial dari dua neural crest yang berasal dari ultimobrachial bodies pada kantong faringeal
ke empat. Adakalanya kelenjar tiroid mencapai posisi akhir, duktus tiroglosus biasanya
regresi, meskipun bagian kaudal membentuk lobus kecil, sentral, berbentuk piramid. Struktur
utama kelenjar menyerupai kelenjar eksokrin dimana merefleksikan struktur jaringan yang
longgar dari kelenjar matur dengan lobus utama kiri dan kanan, yang masing-masing
mengandung beberapa lobulus yang dibentuk oleh folikel-folikel yang memproduksi dan
menyimpan hormon tiroid.

2.3 Epidemiologi
Karsinoma tiroid diperkirakan sebesar 1,5% dari keganasan seluruh tubuh di negara-negara
berkembang. Karsinoma tiroid menempati urutan ke-9 dari sepuluh keganasan tersering di
Indonesia. Angka insidensi bervariasi di seluruh dunia, yaitu dari 0,5-10 jiwa per 100.000
populasi. American Cancer Society memperkirakan sekitar 17.000 kasus baru muncul setiap
tahunnya di Amerika Serikat dan sekitar 1700 diantaranya mengakibatkan kematian. Di

4
Amerika Serikat, karsinoma ini relatif jarang ditemukan, mencakup 1% dari seluruh jenis
kanker dan 0,4% kematian akibat kanker. Lebih banyak ditemukan pada wanita dengan
distribusi berkisar 2:1 sampai 3 : 1. Secara primer dijumpai pada dewasa muda dan usia
pertengahan serta jarang ditemukan pada anak-anak. Karsinoma tiroid merupakan jenis
keganasan jaringan endokrin yang terbanyak, yaitu 90% dari seluruh kanker endokrin.
Diantara tumor-tumor epitelial, karsinoma yang berasal dari sel-sel folikular jauh lebih
banyak ditemukan daripada yang berasal dari sel C. Kebanyakan yang berasal dari sel
folikular merupakan keganasan yang berkembang secara perlahan dengan 10 year survival
lebih dari 90%. Limfoma tiroid dan keganasan-keganasan non epitelial lain jarang ditemukan.

2.4 Etiologi
Etiologi yang pasti dari karsinoma ini belum diketahui. Dari beberapa penelitian, dijumpai
beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis karsinoma tiroid yaitu genetik dan
lingkungan.
Karsinoma papiler dipengaruhi oleh faktor lingkungan (iodine), genetik dan hormonal
serta interaksi diantara ketiga faktor tersebut. Sedangkan pada karsinoma folikular radiasi
merupakan faktor penyebab terjadinya karsinoma ini. Faktor yang berperan pada karsinoma
meduler adalah genetik dan sampai saat ini belum diketahui karsinogen yang menjadi
penyebab berkembangnya karsinoma meduler dan anaplastik. Diperkirakan karsinoma
anaplastik tiroid berasal dari perubahan karsinoma tiroid berdiferensiasi baik (papiler dan
folikular) dengan kemungkinan jenis folikular dua kali lebih besar.

2.5 Gambaran Klinis


Kebanyakan penderita datang disebabkan oleh karena pembesaran tiroid atau dijumpainya
nodul atau beberapa nodul. Untuk alasan yang tidak diketahui, kebanyakan penderita adalah
perempuan. Usia tidaklah begitu penting oleh karena lesi-lesi malignan dapat ditemukan pada
usia yang sangat muda hingga yang sangat tua. Meskipun demikian, hal yang penting
diketahui adalah telah berapa lama kelainan tersebut dijumpai dan apakah pertumbuhannya
lambat, cepat atau timbul secara tiba-tiba. Informasi ini merupakan diagnostik yang
signifikan karena nodul atau massa multipel yang tumbuh perlahan sedikit sekali yang
menjadi malignan dibandingkan dengan pembesaran nodul soliter yang berkembang dengan
cepat. Ukuran yang bertambah dengan tiba-tiba dapat diduga sebagai hemorrhage. Biasanya
nodul tiroid tidak disertai rasa nyeri, apabila ditemukan nyeri diagnosis banding yang harus
dipertimbangkan adalah tiroiditis akut, kista dengan acute hemorrhage, tiroiditis subakut atau

5
De Quervain, infark tumor sel Hűrtle (jarang) dan tiroiditis Hashimoto. Sebagian besar
keganasan pada tiroid tidak memberikan gejala yang berat, kecuali jenis anaplastik yang
sangat cepat membesar bahkan dalam hitungan minggu. Pada pasien dengan nodul tiroid
yang besar, kadang disertai dengan adanya gejala penekanan pada oesofagus dan trakea.

2.6 Pemeriksaan
2.6.1 Pemeriksaan Fisik
Nodul diidentifikasi berdasarkan konsistensinya keras atau lunak, ukurannya, terdapat
tidaknya nyeri, permukaan nodul rata atau berbenjol-benjol, berjumlah tunggal atau ganda,
memiliki batas yang tegas atau tidak, dan keadaan mobilitas nodul.

2.6.2 Pemeriksaan Laboratorium


Pemeriksaan laboratorium yang membedakan neoplasma jinak dan ganas tiroid belum ada
yang khusus. Kecuali karsinoma meduler, yaitu pemeriksaan kalsitonin (tumor marker) dalam
serum. Pemeriksaan T3 dan T4 kadang-kadang diperlukan karena pada karsinoma tiroid
dapat terjadi tirotoksikosis walaupun jarang. Human Thyroglobulin (HTG) Tera dapat
dipergunakan sebagai tumor marker terutama pada karsinoma berdiferensiasi baik. Walaupun
pemeriksaan ini tidak khas untuk karsinoma tiroid, namun peninggian HTG setelah
tiroidektomi total merupakan indikator tumor residif.

2.6.3 Pemeriksaan Isotop scan dan Ultrasonographic


Metode Isotop scan (IS), ultrasonograhic (USG) dan sitologi saat ini digunakan untuk
mengevaluasi nodul-nodul pada tiroid. IS memiliki spesifisitas tinggi dalam mendiagnosis
neoplasma malignan apabila akumulasi ekstratiroid 99mTc pertechnetate atau I 3IJ pada
nodul metastasis servikal atau demarcated nodul tiroid ”cold” kabur dipertimbangkan positif.
Karsinoma tiroid terlihat sebagai nodul hipoechogenik pada pemeriksaan USG, meskipun
demikian beberapa lesi benign juga mirip dengan gambaran echographic seperti pada lesi
malignan.

2.6.4 Biopsi Aspirasi Jarum Halus


Biopsi aspirasi jarum halus tiroid telah berusia lebih dari 50 tahun dan merupakan metode
utama yang digunakan untuk diagnosis preoperatif pada anakanak dan dewasa. Biopsi
aspirasi jarum halus memegang peranan yang penting dalam mendeteksi neoplasma tiroid

6
dan membantu dalam penanganan reseksi pembedahan selanjutnya serta mengidentifikasi
lesi-lesi non neoplastik yang dapat ditangani secara konservatif.
Biopsi aspirasi jarum halus merupakan test yang sensitif dan spesifik untuk diagnosis lesi
tiroid dan telah banyak publikasi yang mengkonfirmasi keunggulan dari biopsi aspirasi jarum
halus ini. Akan tetapi, walaupun merupakan test yang akurat dengan biaya yang murah dan
sering tanpa komplikasi, biopsi aspirasi jarum halus juga memiliki keterbatasan-keterbatasan
yaitu :
 Ketidakmampuan biopsi aspirasi jarum halus untuk memberikan diagnosis banding nodul
pada hypercellular goitre dan neoplasma folikular benign dan malignan. Keterbatasan ini
menyebabkan ahli sitologi sering mendiagnosisnya sebagai suspect (4-24%) dan
mengharuskan penderita untuk melakukan lobectomy untuk diagnosis yang lebih
obyektif.
 Keterbatasan yang berkaitan dengan jumlah negatif palsu (1,3-17%) yang akhirnya akan
menyebabkan kegagalan penanganan neoplasma malignan.
 Sejumlah kasus dimana tidak mungkin merumuskan satu diagnosis disebabkan karena
material inadekuat (2-31%) sehingga menurunkan akurasi metode ini dan jumlah
penderita yang menjalani lobectomy meningkat untuk mendapatkan hasil diagnosis yang
lebih akurat. Sitologi biopsi jarum halus terutama diindikasikan pada nodul tiroid soliter
atau nodul dominan pada multinodul goiter. Empat sampai tujuh persen orang dewasa
memiliki nodul tiroid yang dapat diraba dan angka ini meningkat dengan ultrasonografi
atau pada pemeriksaan otopsi (>60%).

Klasifikasi Sitologi Biopsi Jarum Halus


Klasifikasi sitologi biopsi jarum halus dikatakan :
1. Jinak
Sel-sel epitel tersebar dan sebagian membentuk kelompokan atau mikrofolikular. Inti sel
bulat atau oval dengan kromatin yang padat dan homogen. Sitoplasma sedikit dan agak
eosinofilik, tetapi terkadang ditemukan sel-sel onkositik. Sejumlah koloid dapat ditemukan.
2. Curiga
Sel-sel epitel membentuk kelompokan atau susunan folikular. Inti sel membesar, bulat atau
oval dengan kromatin yang bergranul dan anak inti yang menonjol. Sitoplasma eosinofilik,
bergranul, dikarakteristikkan dengan perubahan sel-sel onkositik. Koloid sedikit atau tidak
dijumpai.

7
3. Ganas
 Bentuk papiler : sel-sel epitel tersusun dalam gambaran papiler. Inti bulat atau oval
dengan adanya pseudoinklusi nuklear, nuclear grooves dan/atau bentuk palisading.
 Bentuk meduler : sel-sel yang hiperselular. Bentuk bervariasi dengan inti bentuk bulat,
oval atau lonjong. Inti terletak eksentrik dengan gambaran plasmasitoid. Struktur amiloid
jarang terlihat.
 Bentuk anaplastik : terdiri dari sel-sel yang kecil, adanya multinucleated giant cell dan
sel-sel bentuk lonjong. Inti besar, bizarre, satu atau banyak, dan kromatin kasar dan anak
inti yang menonjol. Kadang dijumpai mitosis atipik.

2.7 Tipe Sitologi Lesi Neoplastik Tiroid


2.7.1 Karsinoma Folikular
Umumnya aspirat karsinoma folikular adalah selular dan memiliki populasi selsel yang
banyak dengan sedikit atau tidak adanya koloid. Sel-sel tersusun di dalam kelompokan-
kelompokan dan strukturnya berupa folikel. Adakalanya, sel-sel ini mirip dengan sitologi
adenoma folikular. Pada well-differentiated follicular carcinoma, sel atipik minimal, di mana
kesannya secara umum diduga benign.

Karsinoma Folikular.

Nukleus atipik dapat dijumpai dengan ukuran bervariasi dan hiperkromatin. Nukleus yang
pucat dan intracytoplasmic inclusion kecil jarang ditemukan. Dikarakteristikkan dengan
dijumpainya nukleolus besar dan prominen di dalam sel sel folikular.

8
Secara garis besar kriteria diagnosis karsinoma folikular adalah sebagai berikut:
 Selular, biasanya smear banyak darah
 Banyak kelompokan sel-sel epitelial berukuran sama yang tersebar pada smear
 Agregat sel syncitial, nukleus banyak dan overlapping
 Mikrofolikel dan rosette
 Sedikit atau tidak ada koloid
Sel-selnya multilayered ukuran bervariasi, populasi sel uniform, kelompokan mikroasinar
dengan lumen sentral mengandung tetesan koloid mempresentasikan mikrofolikel.
Mikrofolikel adalah karakteristik neoplasma folikular tetapi dapat juga ditemukan secara
fokal pada goiter multinodular. Pola trabekular ditunjukkan dengan adanya agregat-agregat
berbaris dan elongated dari sel-sel epitelial yang melekat pada stroma vaskular dan
menyerupai struktur papiler. Pembuluh darah kecil dengan sel-sel epitelial yang berdekatan
dapat ditemukan pada beberapa tipe neoplasma folikular.

2.7.2 Karsinoma Papiler dan Varian


Aspirat dari karsinoma papiler biasanya kaya akan sel, dapat berupa sebaran, tersusun dalam
beberapa struktur seperti anastomosing papillary fragment, struktur folikular atau dalam
monolayered sheet, umumnya tidak dijumpai koloid. Diagnosis dari karsinoma ini
berdasarkan dengan dijumpainya kelompokan papiler kompleks yang dapat dilihat di bawah
mikroskop dengan pembesaran kecil. Calsified psammoma bodies dapat ditemukan. Harus
diingat bahwa struktur kalsifikasi yang menyerupai psammoma bodies juga terkadang
ditemukan pada tiroid normal, tiroiditis kronis dan terkadang pada beberapa tipe tumor. Sel-
sel tumor mirip dengan sel-sel folikular normal tetapi ukurannya lebih besar. Sitoplasma
basofilik dan opaque, biasanya ditemukan vakuola. Abnormalitas nukleus merupakan tanda
yang penting dari karsinoma papiler. Nukleus sel-sel kanker lebih besar daripada sel-sel
folikular. Gambaran nukleus berupa opaque ground glass dengan kromatin nukleus terdorong
ke pinggir dan nukleoli kecil berada di tengah. Karakteristik dan juga memiliki nilai
diagnostik adalah ditemukannya intracytoplasmic nuclear inclusion berbatas tegas yang dapat
dilihat dengan pewarnaan Diff-Quik atau Papanicolaou merupakan patognomonik untuk
karsinoma papiler meskipun tidak ditemukan struktur papiler. Gambaran nukleus lain yaitu
adanya lipatan dan celah berisi granul-granul halus. Multinucleated giant cell dari tipe foreign
body sangat sering ditemukan di dalam smear karsinoma papiler. Giant cell berdampingan
dengan fragmen monolayer atau papiler sel-sel tumor.

9
Karsinoma papiler tiroid.

2.7.3 Karsinoma Meduler


Smear biasanya selular dan sel-sel malignan tersebar. Mengandung sel-sel epitelial besar
dengan sitoplasma ireguler yang banyak, tetapi sering kali berbentuk triangular dan besar,
hiperkromatik, nukleus eksentrik disertai dengan nukleoli yang prominen. Pada beberapa
kasus, sel-sel mirip dengan sel plasma (sel plasmasitoid) tetapi ukurannya lebih besar. Smear
juga mengandung sebaran giant cell dengan nukleus besar dan hiperkromatik. Sitoplasma dari
sel malignan bergranul pudar di dalam material yang difiksasi, sedangkan di dalam air-dried
May Grűnwald Giemsa berwarna merah terang. Granul merefleksikan aktifitas endokrin,
sering berupa sekresi calcitonin yang dapat dilihat dengan mikroskop elektron atau
imunositokimia. Varian dari tumor mengandung sel-sel spindel, elongated atau sel-sel
malignan kecil mirip dengan sel-sel carcinoid. Pola sel-sel yang kecil sering disalah
diagnosiskan dengan limfoma malignan, sedangkan sel-sel spindel disalah diagnosiskan
dengan sarkoma atau metastasis karsinoma renal. Substansi amorf (amiloid) merupakan
komponen karakteristik karsinoma meduler tiroid.

10
Karsinoma meduler tiroid.

2.7.4 Karsinoma Anaplastik


Dijumpai dua bentuk karsinoma anaplastik yaitu karsinoma spindel dan giant cell dan small-
cell-type carcinoma. Smear aspirat dari anaplastic giant cell carcinoma biasanya mengandung
materi nekrotik, debris selular, sel inflamasi terutama granulosit dan polimorf besar, sering
dijumpai multinucleated cell dengan inti besar bizarre dan nukleoli yang sangat prominen.
Pada small-cel anaplastic carcinoma, aspirat mengandung sel-sel malignan dengan inti bulat
atau oval dan sitoplasma sedikit. Sangat sulit dibedakan dengan limfoma malignan meskipun
dilihat dengan pemeriksaan histopatologi. Untuk membedakan antara kedua tumor ini
digunakan flow cytometry atau imunositokimia.

Karsinoma anaplastik tiroid.

11
2.8 Klasifikasi Histologi Tumor Tiroid WHO 2003
 Thyroid carcinomas
o Papillary carcinoma
o Follicular carcinoma
o Poorly differentiated carcinoma
o Undifferentiated (anaplastic) carcinoma
o Squamous cell carcinoma
o Mucoepidermoid carcinoma
o Sclerosing mucoepidermoid carcinoma with eosinophilia
o Mucinous carcinoma
o Medullary carcinoma
o Mixed medullary and follicular cell carcinoma
o Spindle sel tumor with thymus-like differentiation
o Carcinoma showing thymus-like differentiation
 Thyroid adenoma and related tumors
o Follicular adenoma
o Hyalinizing trabecular tumor
 Other thyroid tumors
o Teratoma
o Primary lymphoma and plasmacytoma
o Ectopic thymoma
o Angiosarcoma
o Smooth muscle tumors
o Peripheral nerve sheath tumor
o Paraganglioma
o Solitary fibrous tumor
o Follicular dendritic cell tumor
o Langerhans cell histiocytosis
o Secondary tumor

2.9 Staging Karsinoma Tiroid


Stadium Klinik Berdasarkan Sistem TNM :
T (Tumor primer)

12
 Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
 T0 Tidak didapat tumor primer
 T1 Tumor dengan ukuran 2cm atau kurang, masih terbatas pada tiroid
 T2 Tumor dengan ukuran lebih dari 2cm namun tidak lebih dari 4cm, masih
 pppppp terbatas pada tiroid
 T3 Tumor dengan ukuran lebih dari 4 cm masih terbatas pada tiroid, atau tumor dengan
ukuran berapa saja dengan perluasan ekstratiroid minimal (misal perluasan ke sternohyoid
muscle atau perithyroid soft tissue)
 T4a Tumor dengan ukuran berapa saja yang telah meluas keluar kapsul tiroid hingga
menginvasi subcutaneous soft tissue, larynx, trachea, esophagus, atau recurrent laryngeal
nerve
 T4b Tumor menginvasi prevertebra fascia atau melapisi arteri karotid atau pembululuh
darah mediastinum. Seluruh tumor undifferentiated (anaplastic) dianggap T4
o T4a Karsinoma anaplastik intratiroid – surgically resectable
o T4b Karsinoma anaplastik ekstratiroid – surgically unresectable

N (Kelenjar getah bening regional)


 Nx Kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
 N0 Tidak didapat metastasis ke kelenjar getah bening regional
 N1 Terdapat metastasis ke kelenjar getah bening regional
 N1a Metastasis ke level VI kelenjar getah bening ( pretracheal, paratracheal, dan
relaryngeal/ Delphian)
 N1b Metastasis pada kelenjar getah bening unilateral atau kontralateral atau mediastinum
posterior

M (Metastasis jauh)
 Mx Metastasis jauh belum dapat dinilai
 M0 Tidak terdapat metastasis jauh
 M1 Terdapat metastasis jauh

2.10. Penatalaksanaan Kanker Tiroid


2.10.1 Pembedahan

13
Pertama-tama dilakukan pemeriksaan klinis untuk menentukan apakah nodul tersebut suspek
benigna atau maligna. Bila suspek maligna ditentukan pula apakah kasus tersebut operable
atau inoperable. Bila operable, operasi yang dilakukan adalah lobektomi sisi yang patologik,
atau lobektomi subtotal dengan resiko bila ganas ada kemungkinan sel-sel karsinoma yang
tertinggal.
Tindakan yang biasa dilakukan pada kanker kelenjar gondok atau kanker tiroid yang masih
operabel (masih dapat dioperasi) adalah tiroidektomi total. Tiroidektomi total adalah operasi
pengangkatan seluruh kelenjar tiroid (kelenjar gondok) tersebut kiri dan kanan beserta
isthmus tiroid. Bila kanker sudah menyebar ke kelenjar getah bening di daerah leher, maka
operasi ditambahkan dengan pembersihan seluruh kelenjar getah bening di daerah leher
tersebut, tindakan ini disebut radikal neck dissection.
Bila ada fasilitas pemeriksaan dengan sediaan beku dan ada persangkaan keganasan,
pemeriksaan prefarat sediaan beku dilakukan dengan potongan-potongan ke beberapa arah.
Bila hasilnya jinak, lobektomi saja sudah cukup memadai. Bila ganas, lobus kontralateral
diangkat seluruhnya (tiroidektomi totalis). Dapat pula dilakukan near total tiroidektomi. Jika
hasil pemeriksaan kelenjar getah bening di daerah leher ditemukan kanker sudah
menyebar3atau dicurigai adanya metastasis maka operasi ditambahkan dengan pembersihan
seluruh kelenjar getah bening di daerah leher tersebut3 pada sisi yang bersangkutan.
Tindakan ini disebut radikal neck dissection (diseksi radikal kelenjar getah bening).

2.10.2 Radioterapi
Bila tumor sudah inoperable atau pasien menolak operasi lagi untuk lobus kontralateral, maka
dilakukan :
a. Radioterapi internal atau radioisotope therapy dengan menggunakan Iodine-131.
Radioterapi diberikan melalui cairan infus yang kemudian masuk ke pembuluh darah atau
dapat juga dengan cara menelannya. Contoh obat radioterapi melalui oral atau dengan cara
ditelan adalah Iodine-131 untuk mengobati kanker tiroid sedangkan yang melalui infus
adalah metaiodobenzylguanidine (MIBG) untuk mengobati neuroblastoma. Radioaktif iodine
adalah salah satu isotop radioaktif. Jenis isotop yang digunakan dalam bidang kedokteran
adalah I-123 dan I-131. Radioaktif ini berkonsentrasi dalam kelenjar tiroid sama seperti
iodium pada umumnya, sehingga dapat digunakan untk diagnosis maupun pengobatan. Untuk
diagnosa digunakan I-123, sedangkan untuk pengobatan yang bertujuan menghancurkan
kelenjar tiroid adalah I-131. Radioaktif iodine yang tidak berada di dalam tiroid akan segera
dikeluarkan dari tubuh melalui kelenjar keringat dan urine.

14
Hanya tumor-tumor berdifferensiasi baik yang mempunyai afinitas terhadap Iodine-131
terutama kanker tiroid tipe folikuler. Radiasi interna dilakukan dengan syarat jaringan tiroid
yang afinitasnya lebih besar harus dihilangkan dahulu dengan jalan operasi atau ablasio
dengan pemberian Iodine-131 dosis yang lebih tinggi sehingga jaringan tiroid normal rusak
semua, baru sisa Iodine-131 bisa merusak jaringan tumor.
Semua penderita kanker tiroid yang sudah dilakukan operasi, perlu menjalani follow up yang
reguler untuk mengetahui ada kanker tiroid yang tersisa atau tidak dan bersifat persisten atau
rekuren (kambuh), dan juga perlu dideteksi apakah ada penyebaran kanker ke tulang
belakang dan lainnya dengan menggunakan scanning radioaktif. Untuk tujuan
menghancurkan sisa sel kanker tiroid yang masih ada, maka penderita akan diberikan Iodine
131 (I-131) dosis besar dengan dosis 30-200 mCi. Pada pengobatan dengan cara ini pasien
akan diminta untuk tinggal di dalam ruang terisolasi selama 24 jam untuk menghindari
paparan dengan orang lain. Pada pelaksanaan pengobatan ini, I-131 ditelan dalam bentuk
dosis tunggal dengan bentuk kapsul atau cair dan dengan cepat masuk ke dalam pembuluh
darah saluran pencernaan, lalu masuk ke dalam kelenjar tiroid dan mulai menghancurkan
kelenjar tiroidnya. Efeknya baru akan terlihat dalam jangka waktu satu sampai tiga bulan
dengan efek maksimal tiga sampai enam bulan setelah pengobatan.
Efek samping dari terapi ini pada umumnya adalah timbulnya rasa nyeri setelah pengobatan
dan pembengkakan kelenjar ludah, yang dapat diobati dengan obat-obatan yang diberikan
oleh dokter yang menanganinya. Seseorang yang sedang dalam pengobatan dengan I-131 ini
sebenarnya diperbolehkan pulang ke rumah denngan catatan tidak boleh melakukan kontak
yang terlalu dekat dan lama dengan orang lain untuk beberapa hari terutama wanita hamil dan
anak-anak. I-131 akan keluar dari tubuh selama dua hari pertama pengobatan, terutama
melalui urin, juga melalui kelenjar liur, kelenjar keringat, kelenjar air mata, sekresi cairan
vagina dan feces. Akan lebih baik bila seseorang yang sedang menjalani terapi ini
bersistirahat selama beberapa hari, terutama yang pekerjaan sehari-harinya kontak dengan
anak-anak dan wanita hamil.
b. Radioterapi eksternal.
Radioterapi eksternal menggunakan mesin yang akan mengeluarkan sinar radiasi pada tempat
kanker yang diobati dan jaringan sekitarnya. Radioterapi eksternal memberikan hasil yang
cukup baik untuk tumor-tumor inoperable atau anaplastik yang tidak berafinitas dengan
Iodine-131. Sebaiknya dengan sinar elektron 15-20 MW dengan dosis 400 rad. Sumsum
tulang harus dilindungi. Radioterapi eksternal diberikan juga untuk terapi paliatif bagi tumor
yang telah bermetastasis.

15
Secara ringkas, penderita kanker tiroid yang telah dilakukan operasi tiroidektomi total harus
dilanjutkan dengan pengobatan :
1. 4-6 minggu setelah tiroidektomi total, dilakukan sidik seluruh tubuh untuk mencari sisa
jaringan tiroid atau adanya metastasis di tempat lain.
 Bila tidak ditemukan sisa jaringan tiroid atau metastasis ,langsung diberikan hormon
tiroid.
 Bila masih ada sisa jaringan tiroid atau metastasis, maka diberikan yodium 131
terlebih dahulu, baru satu minggu kemudian diberikan hormon tiroid.
2. Enam bulan kemudian dilakukan sidik tiroid / seluruh tubuh ulangan. Bila hasilnya tidak
ditemukan metastasis ,maka hormon tiroid diberikan kembali. Namun bila ada metastasis,
diberikan yodium 131 dulu baru kemudian diberikan hormon tiroid satu minggu
sesudahnya.
3. Prosedur tersebut diulangi sampai tidak ditemukan lagi adanya metastasis, dan setelah itu
sidik seluruh tubuh diulangi :3
 Setiap 6 bulan selama 2 tahun pertama.
 Setiap tahun selama tiga tahun berikutnya.
 Selanjutnya setiap 2-3 tahun sekali.

2.10.3 Kemoterapi
Pada kanker tiroid yang bermetastasis regional yang inoperable juga pada tumor yang
bermetastasis jauh yang berdifferensiasi buruk.

2.10.4 Follow-Up
Enam minggu setelah tindakan tiroidektomi total dilakukan pemeriksaan sidik terhadap sisa
jaringan tiroid normal. Bila ada dilakukan ablasio dengan I131, kemudian dilanjutkan dengan
terapi supresi dengan sampai kadar TSHs < 0,1. Bila tidak ada sisa jaringan tiroid langsung
diterapi supresi sampai 6 bulan. Setelah 6 bulan dilakukan kembali sidik tiroid dengan
menghentikan terapi supresi dahulu 4 minggu sebelum pemeriksaan.
Bila terdapat metastasis jauh, dilakukan radiasi interna dengan I131 kemudian terapi
dilanjutkan. Bila tidak ada metastasis terapi supresi dilanjutkan dan selama 2-3 tahun diulang
pemeriksaan sidik seluruh tubuh. Pada follow karsinoma tiroid berdifferensiasi baik diperiksa
kadar human tiroglobulin. Dan pada karsinoma tiroid medullare diperiksa kadar kalsitonin.

16
2.11 Prognosis
Prognosis karsinoma papiler baik, 10-year survival lebih dari 90% dan untuk pasien muda
lebih dari 98%. Perbandingan relatif area-area papiler dan folikular tidak berhubungan
dengan prognosis, tetapi invasi vaskular dan nuklear atypia mungkin merupakan tanda-tanda
prognostik yang berlawanan. Sedangkan pada tall-cell variant dan columnar cell variant
prognostiknya sangat jelek oleh karena memiliki behavior yang sangat agresif. Karsinoma
folikular lebih agresif daripada karsinoma papiler. Prognosis bergantung pada invasi jauh dan
staging. Secara langsung berhubungan dengan ukuran tumor (<1,0cm mempunyai prognosis
yang baik). Lebih dari setengah penderita meninggal dunia dalam 10 tahun tetapi hal ini
bervariasi tergantung pada derajat invasi tumor ke dalam pembuluh darah, kapsul tumor, atau
jaringan sekitarnya.Gambaran klinis umum berhubungan dengan prognosis bergantung pada
usia, ukuran tumor, perluasan keluar dari tiroid, pembedahan yang komplet dan metastasis
jauh. Efek prognostik yang berlawanan pada usia tua ditekankan terhadap ukuran tumor yang
besar dan perluasan ekstraglandular dari tumor.

17

You might also like