You are on page 1of 15

HEADLINE

6 Fungsi Social Learning dalam Komunikasi Massa


10:39:12 am

Tuesday 29th, January 2019 /


2 June,2017

Go to...HomeDasar KomunikasiJenis-jenis KomunikasiTeori KomunikasiManajemen Komunikasi

Home » Dasar Komunikasi » Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi dalam Filsafat Ilmu

Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi


dalam Filsafat Ilmu
Sponsors Link

Ilmu komunikasi berhubungan dekat dengan filsafat. Filsafat merupakan salah satu cabang ilmu
pengetahuan yang luas cakupannya. Ia berusaha untuk memahami sesuatu atau understanding dan
memiliki kebijaksanaan atau wisdom.
ads

Ada tiga macam landasan ilmu komunikasi dalam filsafat. Yaitu :

1. Ethos yang merupakan komponen filsafat yang berisi tentang rambu-rambu normatif dalam proses
pengembangan ilmu. Hasil yang dicapai dari ethos ini akan menjadi kunci penting diantara hubungan
masyarakat dan ilmu pengetahuan. (Baca juga: Teori Komunikasi Antar Budaya)
2. Pathosyaitu komponen filsafat yang membahas tentang aspek emosi. Aspek ini amat berkaitan erat
dengan perasaan manusia. Dengan kedua komponen yaitu Ethos dan Pathos tersebut, manusia
memiliki peluang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan. (baca: Teori Komunikasi Politik)
3. Sementara logos sebagai komponen filsafat yang ketiga, bertugas membimbing para ilmuwan untuk
mengambil suatu keputusan. Hal ini tentu berdasarkan pemikiran yang logis dan rasional.

Selain ketiga di atas, komponen yang lain adalah komponen pikir, yang terdiri dari tiga hal, yaitu etika,
logika, dan estetika. Semua komponen ini saling bersinergi dengan aspek kajian ontologi atau
keapaan, epistemologi atau kebagaimanaan, dan aksiologi yang bermakna kegunaan.

Baca juga:

 Sistem Komunikasi Interpersonal


 Proses Komunikasi Interpersonal
 Komunikasi Pembangunan

Berikut penjelasan Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi sebagai bagian dari filsafat ilmu komunikasi.
Ontologi
Kata ontologi sendiri berakar dari bahasa Yunani. Onto berarti ada dan logos berarti ilmu. Dengan
demikian, ontologi dimaknai sebagai ilmu yang membahas tentang keberadaan. Atau dengan kata
lain, ontologi berarti cara untuk memahami hakikat dari jenis ilmu komunikasi. (baca: Teori
komunikasi Massa)

Ontologi sendiri merupakan cabang ilmu filsafat mengenai sifat (wujud) atau fenomena yang ingin
diketahui manusia. Dalam ilmu sosial ontologi berkaitan dengan sifat pada interaksi sosial atau
komunikasi sosial. Ontology merupakan mengerjakan terjadinya pengetahuan dari sebuah gagasan
kita tentang realitas. Bagi ilmu sosial ontologi memiliki keluasan eksistensi kemanusiaan (Stephen
Litle John).

Membahas ilmu ini tentunya tak lepas dari pertanyaan tentang apa sebenarnya ilmu komunikasi itu,
apa yang di bahas di dalamnya, objek apa yang masuk kajiannya dan lain sebagainya. Jawaban-
jawaban tersebut akan membantu kita untuk memahami apa sebenarnya objek kajian dalam hakikat
komunikasi. (Baca juga: Sejarah Televisi Indonesia)

Dalam aspek ontologi, ilmu komunikasi khususnya pada komunikasi massa seperti berita, berfokus
pada keberadaan berita yang mempengaruhi keingintahuan masyarakat. Pada abad 19, pernah
terjadi fenomena berita yang ingin mendapatkan audiens, para redaksi menitikberatkan pada berita
kriminalitas, seks, menegangkan yang mengundang sensasi. Sehingga telah munculnya istilah
‘Jurnalisme Kuning’ pada masa itu.

Dalam aspek ontologi, bahwa Ilmu komunikasi dapat dipelajari dengan mengkaji 2 obyek, yaitu objek
materi dan objek formal. Ilmu komunikasi sendiri dapat diartikan sebagai sesuatu yang monoteistik
pada tingkat yang paling abstrak dan paling tinggi dalam kesatuan dan kesamaannya sebagai makluk
hidup atau benda. Hakikat inilah yang dipandang sebagai obyek materi. Sementara jika dilihat dari
objek formal maka ini adalah salah satu sudut pandang yang mampu menentukan cakupan studi di
dalamnya. Sejarah ilmu komunikasi, teori komunikasi, tradisi ilmu komunikasi, dan komunikasi
manusia adalah contoh-contoh dari aspek ontologis tersebut. (Baca juga: Pengertian Media Menurut
Para Ahli)

Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, fenomena jurnalisme yang dulu hanya bisa didapatkan
melalui televise dan radio, kini bisa didapatkan melalui online seperti youtube yang bisa diputar
berulang kali. Dan kelemahan televise pun telah dimanfaatkan oleh pihak redaksi online. Karena di
televisi telah membatasi berita yang terekspos seperti membatasi kata, gambar, dan sebagainya.
sedangkan di online, masyarakat bisa bebas mendapatkan berita yang akurat. (baca: Teori Public
Relations)

Seperti pada zaman orde baru, Harmoko yang merupakan Menteri Penerangan pada masa itu,
terdapat banyak surat kabar kuning muncul yang diwarnai dengan antuias publik. Bahkan Arswendo
Atmowiloto pun telah menerbitkan Monitor “Jurnalisme Kuning di Indonesia.”

Baca juga:

 Media Komunikasi Modern


 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
 Teknik Dasar Fotografi

Epistemologi
Epistemologi adalah salah satu cabang filsafat yang mempelajari tentang asal, sifat, metode, dan
batasan pengetahuan manusia. Epistemologi sendiri dinamakan sebagai teori pengetahuan. Kata
epistemologi berakar dari bahasa Yunani. Kata ini terdiri dari dua gabungan kata yaitu episteme yang
artinya cara dan logos yang artinya ilmu. Jika diartikan secara keseluruhan, epistemologi adalah ilmu
tentang bagaimana seorang ilmuwan membangun ilmunya. (baca: Teori Komunikasi Kelompok)

Di dalam kajian epistemologi, ilmu komunikasi dititikberatkan pada berita yang sesuai dengan bukti
dan fakta untuk menjadi berita yang bernilai tinggi. Sehingga pesan yang disampaikan cenderung
bersifat netral tanpa memihak siapapun dengan sifat yang obyektif. Kunci standar penulisan yang
menggunakan pendekatan ketepatan pelaporan faktualisasi peristiwa, yaitu akurat, seimbang,
obyektif, jelas dan singkat serta mengandung waktu kekinian (Charnley, 1965: 22;30). (Baca
juga: Etnografi Komunikasi)

Dengan adanya aspek epistemologi, maka dapat membuat para wartawan lebih mendekati kejadian
yang akurat. Cara memperoleh faktanya pun menjadi landasan filosofis dalam sebuah berita yang
disampaikan yang disusun sesuai rencana yang matang, mapan, sistematis, dan logika. (baca: Teori
Fenomenologi)

Persoalan-persoalan yang dibahas dalam epistemologi antara lain tentang apa sebenarnya yang
dimaksud dengan pengetahuan, bagaimana cara manusia mengetahui sesuatu, darimana
pengetahuan dapat diperoleh, bagaimanakah cara menilai validitas, apa perbedaan antara
pengetahuan apriori dengan pengetahuan aposteriori. Selain itu dibahas juga apa perbedaan antara
kepercayaan, pengetahuan, pendapat, fakta, kenyataan, kesalahan, bayangan, gagasan, kebenaran,
kebolehjadian dan kepastian. Proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu
beserta prosedurnya juga menjadi pembicaraan penting yang akan mengarahkan kita ke cabang
fisafat metodologi. (Baca juga: Strategi Komunikasi Pemasaran)

Dengan adanya perkembangan komunikasi sesuai era teknologi, iklan di televise pun mulai turun
peminatnya, setelah terjadinya kebebasan pers. Walaupun kebebasan pers tersebut masih ada yang
masih mengabaikan kualitas berita. Semua berita yang tersebar dapat didapatkan di mana saja
seperti komputer bahkan telepon genggam. Fenomena berita online ini mulai tidak terhindarkan lagi
di dunia jurnalisme. Bahkan masyarakat pun mulai menilai berita dari rating suatu berita.

Ilmu epistemologi mencakup tentang kemampuan untuk berpikir deduktif dan induktif. Berpikir
deduktif artinya mampu bersikap rasional kepada pengetahuan ilmiah dan konsisten dengan
pengetahuan yang telah dikurnpulkan sebelumnya. Ranah ini menuntut kita untuk berpikir secara
sistematik dan kumulatif. Pengetahuan ilmiah disusun setahap demi setahap dengan menyertakan
argumen-argumen yang logis. Ilmu ini berusaha menjelaskan objek yang berada dalam fokus
penelaahan secara konsisten dan koheren dan rasional. (Baca juga: Prospek Kerja Ilmu Komunikasi)

Aksiologi
Aksiologi berasal dari bahasa Yunani. Istilah ini terdiri dari dua gabungan kata
yaitu axios dan logos. Axios berarti nilai, sedangkan logos bermakna ilmu atau teori. Jika diartikan
keseluruhan maka artinya adalah “teori tentang nilai”. Aksiologi adalah teori nilai yang berhubungan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang didapatkan. Ilmu ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
pertama, moral conduct, yaitu tindakan moral yang melahirkan etika. Kedua, esthetic expression, atau
ekspresi keindahan, Ketiga, sosio-political life, atau kehidupan sosial politik. Dari bahasan ketiga
inilah lahir filsafat sosio-politik. Aksiologi merubakan cabang filsafat yang berkaitan dengan etika,
estetika, dan agama. Aksiologis merupakan bidang kajian filosofis yang membahas value (Litle John).

Ilmu komunikasi khususnya berita, dalam kajian aksiologis bahwa fungsi berita dilihat dan
dititikberatkan pada suatu hiburan masyarakat. Sehingga para redaksi berita harus mampu menarik
audiens dengan menampilkan sesuatu yang ringan seperti halnya artike feature.

Baca juga:

 Teori Jarum Hipodermik


 Teori Komunikasi Persuasif
 Teori Interaksi Simbolik
Sehingga, para redaksi media pun mulai menargetkan untuk menaikan rating beritanya agar semakin
banyak peluang mendapatkan iklan. Dengan kata lain, berita akan bersifat ringan tanpa
mengutamakan kepentingan masyarakat karena iklan merupakan sumber utama pada suatu berita.
Sehingga berita ringan dan hoax pun tetap tersebar demi menaikan rating dan menghasilkan iklan
sebanyak-banyaknya. (baca: Teori Difusi Inovasi)

Kesimpulan dan Hubungan


Semua bahasan di atas merupakan cabang ilmu yang dipelajari dalam ilmu komunikasi. Ilmu ini
sangat penting untuk dikuasai karena berkaitan dengan bagaimana cara menggunakan ilmu
pengetahuan tersebut yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah moral di masyarakat. Ilmu ini
juga berkaitan erat dengan operasionalisasi metode ilmiah dalam menciptakan teori dan aplikasi ilmu
komunikasi. Tentu dengan mempertimbangkan norma moral dan profesional yang berlaku di
masyarakat. (Baca juga: Macam-Macam Komposisi Fotografi)

Jika disimpulkan bahwa epistemologis adalah perkembangan, ontologi adalah eksistensinya, dan
aksiologi adalah nilainya pada suatu berita. Dalam hal ini, kebutuhan untuk mempengaruhi,
kemampuan berbicara di ranah publik, penyebaran informasi, propaganda, adalah merupakan
beberapa manfaat yang didapatkan dari pengaplikasian Ilmu Komunikasi. Secara pragmatis, aspek
aksiologisnya mampu menjawab kebutuhan manusia.

Dari bahasan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa aksiologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang
nilai-nilai etika yang harus dimiliki seorang ilmuwan. Mempelajari bidang ilmu ini akan menjawab
pertanyaan apa sebenarnya manfaat dari ilmu pengetahuan. Selain itu apa hubungan ilmu
pengetahuan dengan kaidah-kaidah moral dan profesional jika dihubungkan dengan metode ilmiah.
Semua jawaban ini akan mengarahkan kita pada cabang ilmu filsafat yang sedang berkembang.
(Baca juga: Teori Semiotika Charles Sander Peirce)

Di dalam buku Encyclopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi adalah nama lain
dari value dan valuation. Terdapat tiga macam value dan valuation. Yaitu yang pertama, nilai
digunakan untuk menunjukkan suatu kata benda abstrak. Kedua, nilai dilambangkan sebagai kata
benda konkret. Sementara yang ketiga adalah kemampuan nilai untuk digunakan sebagai kata kerja
dalam menunjukkan ekspresi menilai. (baca: Teori Uses and Gratifications)

Pada akhirnya aksiologi dianggap sebagai teori nilai. Dan dalam perkembangannya mampu
melahirkan sebuah masalah yang berkaitan dengan kebebasan pengetahuan pada nilai. Inilah yang
disebut sebagai netralitas pengetahuan atau value free. Sementara itu ada jenis pengetahuan yang
didasarkan pada keterikatan nilai atau disebut value bound. Dengan begitu kita dapat memilih mana
yang lebih baik antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang berkaitan dengan nilai.
Demikian pembahasan ini membuat kita sadar betapa pentingnya ilmu komunikasi dalam menunjang
kehidupan manusia.(baca: Teori Interaksi Simbolik)

Demikian penjelasan terkait apa itu arti dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi sebagai bagian dari
dalam Filsafat Ilmu Komunikasi. semoga penjelasan ini memberikan pemahaman lebih terkait kajian
yang ada di dalam ilmu komunikasi.

Artikel Komunikasi Lainnya

Sponsors Link

FBTwitterWALinePinterestG+LinkedIn

filsafat komunikasi, Ilmu Komunikasi, metode penelitian, Teori,Teori Komunikasi

RELATED POSTS
 4 Pendekatan AIDA dalam Menyusun Pesan Persuasif
 2 Pendekatan Konvergensi Dalam Komunikasi Dialogis

 Objektivitas dalam Teori Komunikasi

 6 Poin Perbedaan Model dan Teori dalam Ilmu Komunikasi

 13 Fungsi Teori Komunikasi Dalam Suatu Penelitian

 Metode Pendekatan Objektif Dalam Teori Komunikasi

 Teori Pengembangan Hubungan Dalam Komunikasi Antar Pribadi

 Teori Citra Dalam Komunikasi Perusahaan

 Teori Reputasi Dalam Komunikasi Perusahaan

 Teori Kognitif Dalam Komunikasi Visual Serta Pendekatannya

 Previous
 Next

Oleh : Heru

Kategori : Dasar Komunikasi

RECENT POSTS
RECENT

 10 Fungsi Musik sebagai Kritik Sosial dalam Masyarakat

28 January, 2019

 10 Peran Media Relation dalam Menangani Krisis

28 January, 2019

 6 Strategi Pendekatan Komunikasi Dengan Media

28 January, 2019

 12 Peran Public Relation dalam Pembentukan Opini Publik

28 January, 2019
 12 Pengaruh Terpaan Iklan Terhadap Brand Awareness

28 January, 2019

Tentang Kami | Hubungi Kami


Informasi di web ini hanya bersifat informasi dan tidak untuk menggantikan pendapat ahli atau profesional.
© Copyright PakarKomunikasi.com. All Right Reserve World Wide

Ketentuan Layanan | Kebijakan Privasi | Disclaimer | Cookies Term Of Use | Adchoices

TO TOP ↑

Nuansa-nuansa Komunikasi
Senin, 03 Desember 2012

Fenomena Media Online dalam Perspektif Ontologi,


Epistemologi, dan Aksiologi

Teknologi informasi telah membuka mata dunia akan sebuah dunia baru, interaksi baru,
market place baru, dan sebuah jaringan bisnis dunia tanpa batas. Nah menyadari bahwa
perkembangan teknologi yang disebut Internet telah perubahan pola interaksi masyarakat, yaitu;
interaksi bisnis, ekonomi, sosial, dan budaya. Internet telah diberikan seperti kontribusi besar bagi
masyarakat, perusahaan / industri dan pemerintah. Kehadiran internet telah mendukung efektivitas
dan efisiensi operasi, terutama perannya sebagai sarana komunikasi, publikasi, dan sarana untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh sebuah badan usaha dan bentuk perusahaan atau
lembaga lainnya. Di seluruh daerah Internet masih relatif baru untuk katakan adalah dikenal oleh
Indonesia dan frekuensi menjadi lebih berani untuk digunakan dikembangkan, sehingga pengguna
internet telah menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pengembangan juga telah menimbulkan
peningkatan jumlah penyedia layanan internet (ISP). Untuk memberikan pelayanan yang baik
diperlukan JSA opini publik sebagai pengguna internet, sehingga semua kelemahan dan kekurangan
yang dihadapi saat ini dapat lebih ditingkatkan.
Media Online telah merebut perhatian masyarakat sekarang ini karena hampir semua orang
yang memilikimobilephone yang disebut ‘handphone’ telah menyediakan fasilitas internet akses. Hal
ini telah menjadi fenomena tersendiri dalam proses komunikasi massa bahkan ketergantungan
manusia pada media Online yang disebut internet.

Pesatnya penggunaan internet berpengaruh secara meluas tidak hanya pada bidang
teknologi, tetapi juga pada aspek sosial, politik, ekonomi-budaya, termasuk media massa. Dengan
adanya internet, terjadi pemekaran (konvergensi) dari jenis-jenis media yang sudah ada sebelumnya.
Perkembangan teknologi media yang cepat dengan kemampuan konvergensinya, secara perlahan tapi
pasti akan berdampak pada sistem kerja media massa, terutama praktik jurnalistik. Meskipun prinsip-
prinsip yang berkaitan dengan etika dasar tetap dipertahankan sesuai nilai universal jurnalisme:
akurat, objektif, fair, seimbang, dan tidak memihak, namun dalam praktiknya, kehadiran
jurnalisme online yang difasilitasi internet sedikit banyak mereduksi teknik-teknik jurnalisme
konvensional yang selama ini berlaku. Perubahan itu tampak dari peran jurnalis,
fungsi gatekeeper, karakteristik medium, hingga perilaku audiensnya.

Beberapa formula dalam pemberitaan media online yang berbeda dengan media
konvensional antara lain: Pertama, berita cepat tayang dan bahkan real time karena internet mampu
memperpendek jarak antara peristiwa dan berita. Pada saat peristiwa berlangsung, beritanya bisa
dipublikasikan secara luas. Kedua, berita ditayangkan kapan saja, dari mana saja, tanpa
memperhitungkan luas halaman dan durasi, karena internet memang tidak memiliki problem ruang
dan waktu dalam mempublikasikan informasi. Ketiga, berita diformat dalam bentuk singkat dan padat
karena informasi terus mengalir dan berubah sewaktu-waktu. Namun kelengkapan informasi tetap
terjaga karena antara berita yang satu dengan berita yang lain bisa dikaitkan (linkage) hanya dengan
satu klik.Keempat, untuk menjaga kepercayaan pembaca, ralat, update, dan koreksi dilakukan secara
periodik dan konsisten. Ini sekaligus memanfaatkan kekuatan interaktif internet (Supriyanto dan
Yusuf, 2007: 104-105).

Berdasarkan fenomena ini kami berpendapat bahwa sudah menimbulkan ‘satu’ permasalahan
di dalam nilai-nilai ”filosofis” komunikasi. Dengan hadirnya internet sebagai alat komunikasi di
Indonesia yang berkembang begitu cepat, sehingga suka atau tidak suka kita akan menghadapi
dilematis keterbukaan informasi yang sesungguhnya belum tentu menguntungkan masyarakat kita.
Cepat atau lambat akan memperlihatkan efek positif dan negatif kepada masyarakat.

Fenomena ini menjadi menarik karena jika dirunut dari akar permasalahannya, problematika
yang dihadapi oleh situs berita pada prinsipnya adalah bagaimana mengelola isi (content) situs
bersangkutan, bukan hanya membangun web portal, lalu tinggal mengembangkannya saja. Untuk bisa
tetap survive sebuah media online seperti situs berita membutuhkan perencanaan dan pengelolaan
yang matang. Sejumlah kekhasan yang dimiliki media ini membuat para pengelolanya harus
memperhatikan aspek-aspek pengelolaan informasi yang berbeda dengan media lain.

Banyaknya peristiwa yang terjadi dalam waktu bersamaan, pengutamaan kecepatan waktu
penyampaian informasi, ruang media online yang terbatas, keterbatasan SDM yang dimiliki, serta
karakter teknologi media yang kompleks, membuat format media dan produksinya pun akan berubah.
Kenyataan ini seharusnya dapat diantisipasi oleh para pengelola media online. Sebagai contoh, sebuah
studi yang dilakukan oleh Singer (2001) mengindikasikan bahwa ketika suratkabar
menjadi online, peran penjaga gerbang (gatekeeper) mereka “menghilang” digantikan oleh tirani
kecepatan (updating).
Perkembangan Internet di Indonesia semakin hari semakin memperlihatkan kecenderungan
yang mencampuradukan berita dan hiburan melalui format jejaring sosial bahkan melalui TV kabel
yang bisa menyuguhkan tayangan tanpa batas atau sejenis ”infotainment”. Pergeseran nilai atas
fungsi komunikasi data menjadi bukti betapa pentingnya pemahaman bagi pakar Ilmu Komunikasi
untuk meneliti dan meletakkan acuan layanannya secara dinamis tetapi bertanggungjawab.

Awalnya banyak yang meragukan kemampuan internet menyingkirkan media cetak, apalagi
radio dan televisi karena sifat internet yang tidak praktis dan mahal. Kenyataannya, asumsi bahwa
internet tidak praktis hanya bertahan beberapa tahun. Internet dahulu dinilai tidak praktis karena
dalam mengoperasikan dibutuhkan komputer, ruang khusus untuk komputer, serta jaringan
telekomunikasi yang handal. Kini perkembangan perangkat keras teknologi komputer sudah
menciptakan komputer jinjing-portable (laptop) yang bisa dibawa ke mana-mana sebagaimana orang
menenteng koran. Teknologi Wi-Fi juga memungkinkan akses internet secara mudah di berbagai
tempat yang menyediakan titik-titik hotspot untuk menikmati fasilitas tersebut. Munculnya teknologi
broadband bahkan memudahkan orang mengakses internet di mana saja dengan
teknologimobile. Bila teknologi AMPS (generasi pertama/1G) yang muncul pada awal 1990-an sekadar
melampaui keterbatasan fungsi telepon yang statis menjadi dinamis, serta hanya menampilkan suara,
maka pada teknologi GSM (generasi kedua/2G) yang bergerak pada pertengahan dekade 1990-an,
teknologi seluler tidak hanya mampu menjadi wahana tukar informasi dalam bentuk suara tetapi juga
data, berupa teks dan gambar (SMS dan MMS). Karena murah, akses teknologi mobile generasi kedua
ini berkembang pesat di Indonesia, sehingga memasuki 2000-an, handphone menjadi perangkat
hidup (gadget) sehari-hari.

Sejak tahun 2006, masyarakat di Indonesia sudah bisa menikmati layanan audio-visual yang
lebih canggih dengan teknologi generasi ketiga (3G). Ada juga pilihan koneksi internet ke aplikasi
seluler dengan sistem UMTS, WiFi, dan WiMax. Berkaitan dengan kecepatan akses, beberapa jaringan
operator seluler sudah memiliki jaringan paling cepat yang dikenal denganhigh-speed downlik packet
access (HSDPA) atau yang sering disebut dengan 3,5G, yaitu generasi yang merupakan
penyempurnaan dari 3G. Terakhir, vendor maupun operator seluler sudah mulai menggunakan
teknologi next generation network (NGN) atau 4G (Subarkah, Kompas, 29 Juni 2007).

Perspektif Ontologi
Media online adalah sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis
telekomunikasi dan multimedia (baca-komputer dan internet). Didalamnya terdapat portal, website
(situs web), radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dll, dengan karakteristik masing-masing
sesuai dengan fasilitas yang memungkinkan user memanfaatkannya”.

Salah satu pendekatan dalam memahami media online juga dipaparkan oleh Ashadi Siregar,
Ia melihat media online, melalui kacamata pendefinisian suratkabar digital, yakni sebuah entitas yang
merupakan integrasi media massa konvensional dengan internet. Identifikasinya terhadap ciri-ciri
yang melekat pada surat kabar digital ditulisnya sebagai berikut :

1. adanya kecepatan (aktualitas) informasi

2. bersifat interaktif, melayani keperluan khalayak secara lebih personal

3. memberi peluang bagi setiap pengguna hanya mengambil informasi yang relevan bagi
dirinya/dibutuhkan

4. kapasitas muatan dapat di perbesar

5. informasi yang pernah disediakan tetap tersimpan (tidak terbuang), dapat ditambah kapan saja, dan
pengguna dapat mencarinya dengan menggunakan mesin pencari

6. tidak ada waktu yang diistimewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa
putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengakses.

Salah satu desain media online yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik
modern dewasa ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai dengan
namanya merupakan pintu gerbang informasi yang memungkinkan pengakses informasi memperoleh
aneka fitur fasilitas teknologi online dan berita didalamnya. Content-nya merupakan perpaduan
layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung, misalnya tanggapan langsung, pencarian
artikel, forum diskusi, dll; dan atau yang tidak berhubungan sama sekali dengannya, misalnya games,
chat, kuis, dll (Iswara, 2001).

Lebih lanjut tentang media online berupa portal informasi ini, Iswara (2001) menjelaskan
karakteristik umum yang dimiliki media jenis ini, yaitu:

1. Kecepatan (aktualitas) informasi

Kejadian atau peristiwa yang terjadi di lapangan dapat langsung di upload ke dalam situs web media
online ini, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media
elektronik atau media cetak. Dengan demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar
(pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan .dan
umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.

2. Adanya pembaruan (updating) informasi

Informasi disampaikan secara terus menerus, karena adanya pembaruan (updating) informasi.
Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diiistemewakan (prime
time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau
mengaksesnya.
3. Interaktivitas

Salah satu keunggulan media online ini yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah
fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah
(linear) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down). Sedangkan media online
bersifat dua arah dan egaliter. Berbagai features yang ada seperti chatroom, e-mail, online
polling/survey, games, merupakan contoh interactive options yang terdapat di media online. Pembaca
pun dapat menyampaikan keluhan, saran, atau tanggapan ke bagian redaksi dan bisa langsung dibalas.

4. Personalisasi

Pembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan.
Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan
bagi dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor
berada di tangan pengguna (self control).

5. Kapasitas muatan dapat diperbesar

Informasi yang termuat bisa dikatakan tanpa batas karena didukung media penyimpanan data yang
ada di server komputer dan sistem global. Informasi yang pernah disediakan akan tetap tersimpan,
dan dapat ditambah kapan saja, dan pembaca dapat mencarinya dengan mesin pencari (search
engine).

6. Terhubung dengan sumber lain (hyperlink)

Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan
dengan informasi tersebut, atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari
sumber-sumber luar. Karakter hyperlink ini juga membuat para pengakses bisa berhubungan dengan
pengakses lainnya ketika masuk ke sebuah situs media online dan menggunakan fasilitas yang sama
dalam media tersebut, misalnya dalam chatroom, lewat e-mail atau games.

Perspektif Aksiologi
Internet adalah habitat paling sesuai untuk teori Uses and gratification, Teori ini
mempertimbangkan apa yang dilakukan orang pada media, yaitu menggunakan media untuk pemuas
kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini bahwa individu sebagai mahluk supra-rasional dan sangat
selektif. Disini khalayak bersifat Aktif, selektif memilih apa yang ia butuhkan.

Menurut Elihu Katz et. al, kebutuhan individual (individual’s need) dikategorisasikan sebagai
cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs dan escapist
needs. Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Cognitive needs (Kebutuhan Kognitif)


Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman
mengenai lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai
lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita.

2. Affective needs (Kebutuhan afektif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis,


menyenangkan dan emosional.

3. Personal integrative needs (Kebutuhan personal secara integratif)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas dan status
individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga.

4. Social integrative needs (kebutuhan Pribadi secara sosial)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal
tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi.

5. Escapist needs (Kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan
keanekaragaman.

Sejak beberapa tahun silam media online sudah tersebar dan melingkupi bumi yang satu
adanya ini. Bahkan di dunia Barat telah dipakai untuk keperluan pendidikan dan pengajaran siswa di
sekolah maupun universitas.

Lantas apa manfaat media online? Banyak sekali, Salah satunya ialah guru atau dosen bisa
menyebarkan pengetahuan dan pengalamannya secara leluasa alias lintas batas, ruang dan waktu.
Tadinya hanya mampu dikonsumsi 40-50-an murid atau mahasiswa di sebuah ruang kelas, tapi kini
sembari duduk di selasar kampus, materi pengajaran tadi bisa disebar ke seluruh dunia dengan
metodeteleconference.

Di negara seperti Inggris dan Amerika, media online mampu merambah ke pelosok (sub urban
area) dan daerah terpencil lainnya, sehingga penduduk di sana tak terisolir dan tetap bisa memamah
beragam informasi mutakhir yang berguna bagi aktivitas keseharian penghidupan mereka. Misalnya,
perihal teknik pertanian organik, itu bisa diakses secara mudah
lewat http://www.google.com/ ataupun kamus online wikipedia. Selain itu dengan hadirnya media
online tersebut, anak-anak dapat mengakses gambar, musik dan film yang berguna bagi pemekaran
jiwa. Tapi tentu perlu pendampingan khusus.

Bagi masyarakat Indonesia media online niscaya bermanfaat pula. Kenapa? Karena hanya
dengan bermodal perangkat komputer sederhana dan koneksi internet yang ke depan niscaya lebih
murah, orang bisa mengakses informasi lowongan kerja, berita bisnis sains, filsafat dan perkembangan
situasi terkini di pelbagai belahan dunia. Semuanya itu merupakan makanan bagi jiwa dan pikiran kita.
Misalnya, seputar aktivitas men-copas (copy-paste) gambar-gambar, men-download lagu-lagu dari
multiply, berkomunikasi via facebook maupun twitterdengan sahabat dari Tionghoa, Jepang, Arab,
Eropa, Afrika dan lain-lain, niscaya dapat memperdalam pemahaman lintas budaya (cross cultural
undersatanding) sekaligus membuka cakrawala pandang anak bangsa sehingga tak terjebak dalam
fanatisme berbau primordial dan sektarian.

Tapi selain memfasilitasi kita untuk menyebarkan informasi dan kesadaran, media online juga
mengandung bahaya laten bila disalahgunakan oleh pihak yang tak bertanggungjawab. Misalnya,
dengan menyebarkan black campaign bernuansa SARA di milist-milist, film-film katarsis seksual via
situs youtube, ancaman ataupun intimidasi lewat e-mail yang mendeskreditkan kelompok minoritas
tertentu, dan sebagainya. Oleh sebab itu, praktisi media online senantiasa mensortir dan memantau
sajian berita sehingga perkakas tersebut tidak kontraproduktif dan justru merugikan kepentingan
umum.

Banyak Manfaat Yang Bisa Di Dapat Dengan Menggunakan Internet,yaitu :

1. Setiap Orang Yang Ingin Membuka Usaha Seperti Menjual Buku,pakaian,atau Mempromosikan
Perusahaan Mereka Bisa Membuat Toko Online.

2. Seperti Yang Lagi Tren Sekarang ini,Orang-Orang Bisa Mendapatkan Banyak Teman baru,Kenalan Baru
Dengan Adanya Situs Jejaring (Sosial Networking) Seperti friendster,Facebook,Plurk,Twitter,Dan
Masih Banyak Lagi Lainnya.

3. Orang Yang Tinggal Di Tempat Yang Berbeda/Berjauhan Dengan keluarga Bisa Bertukar
Informasi/Kabar Dengan menggunakan Email.

Namun Internet Tidak Selalu Berdampak Baik Bagi Masyarakat Karena Internet Juga
Membawa Dampak Buruk Bagi Masyarakat Seperti :

1. Masyarakat Menjadi Malas,Karena Mereka Beranggapan Dengan Adanya Internet Semua Pekerjaan
Bisa Dengan Mudah Di Kerjaan (mau Informasi Ini Tinggal Cari Di Google) jadi Otak ATau Pikiran
Mereka TIdak Di Gunakan Lagi untuk Mengerjakan Pekerjaan Mereka.

2. Bagi Masyarakat Muda Khususnya Banyak Menyalahgunakan internet untuk Mencari Informasi Yang
Seharusnya Tidak Mereka Cari Seperti Membuka Situs" Dewasa,mencari Gambar-Gambar Fulgar,Dan
Semacamnya.

3. Banyak Orang Memanfaatkan Internet untuk Melakukan Berbagai Macam Kejahatan Seperti Menipu.

Meskipun banyak diwarnai kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki oleh media lain, media
online tetap memiliki kelemahan. Salah satu kelemahan dari media online adalah kebebasan
berkomunikasi dan berpendapat di dalamnya. Dan salah satu faktor yang membuat seseorang
bersembunyi di balik struktur kebebasan berkomunikasi dan berpendapat adalah globalisasi.
Globalisasi ini mengakibatkan penyebaran nilai-nilai kebudayaan yang salah, norma-norma dan
praktek kapitalisme, serta adanya pencampuran budaya luar. Salah satu jalan untuk mengatasi hal
tersebut adalah studi etika, atau disebut dengan etika online.

Etika online akan mempelajari filosofi moral, menerangkan bagaimana beersistematis,


mengetahui tentang apa yang baik dan salah sesuai dengan yang diberikan oleh konteks kebudayaan.
etika online sendiri didefinisikan : "suatu bentuk etika yang mengkhususkan tentang bagaimana kita
mengkomunikasikan online". Pada intinya, media online tidak boleh hanya mengedepankan inovasi-
inovasi terbarunya saja untuk menarik pengguna; namun juga harus mengedepankan kode etik online
dalam setiap pengembangan sarananya.

Perspektif Epistemologis
Internet telah mengalami perubahan drastis di dunia komputer dan komunikasi dewasa ini.
Penemuan telegraf, telepon, radio dan komputer merupakan serangkaian tahapan perkembangan
bidang komunikasi yang dalam perkembangannya dapat terintegrasi dalam sebuah jaringan internet.

Untuk menetukan kapan munculnya Internet (media online), kita perlu melihat apa yang terjadi
pada tahun 1957 yang saat itu dikenal sebagai tahun geophysicalinternasional, yaitu tahun yang
dikenang untuk pengumpulan informasi tentang atmosfer lapis atas selama periode kegisatan
matahari. Eisenhower mengumumkan bahwa sebagai bagian dari kegiatannya, pada tahun 1955 AS
berharap dapat meluncurkan sebuah satelit kecil yang mengorbit pada bumi.

Kemudian pada tahun 1957 Uni Soviet meluncurkan Sputnik I ke dalam orbit bumi. Tidak ingin
ketinggalan Amerika Serikat berusaha mengimbangi kemempuan Uni Soviet tersebut. Salah satu
reaksi Amerika Serikat ditekankan pada munculnya lembaga riset canggih yang dikenal
sebagai Advanced Research Project Agency (ARPA) di bawah kendali Departemen Pertahanan Amerika
Serikat yang didukung oleh ratusan ilmuwan terkemuka dan anggaran yang cukup memadai.

Pada tahun 1962, ARPA membuka program riset komputer yang bekerjasama dengan seorang
ilmuwan MIT, John Licklider. John pertama kali memublikasikan memorandum pada Jaringan Galaktik
(Galaktic Network) yang menjelaskan bahwa nantinya komputer akan menjadi suatu jaringan yang
dapat diakses oleh siapa saja.

Seiring perkembangan riset-riset yang dilakukan, selanjutnya pada tahun 1984 telah
diperkenalkan Domain Name Server (DNS) yang mengelompokkan nama domain yang sesuai dengan
jenis kegiatannya. Sistem baru yang diperkenalkan di Amerika Serikat seperti nama
domain edu (educational),
com(commercial), gov (govermental), mil(military), net (network), tv (television),
danorg (organizational). Sedangkan untuk nama domain di Indonesia
yaitu edu, com,go, net, tv dan org.

Berikut ini akan diketengahkan beberapa definisi internet, (Purwanto, 427:2010).


1. Menurut Webopaedia, internet adalah suatu jaringan yang menghubungkan jutaan
komputer.

2. Menurut Barners Lee, Internet adalah suatu jaringan dari beberapa jaringan.

3. Menurut Ned Snell, internet adalah sebuah koridor bagi berbagai jenis sumber daya yang
ada padanya, dan setiap sumberdaya tersebut diakses melalui peranti yang berbeda-
beda.

4. Internet Society (ISOC), internet didefinisikan sebagai kemampuan menyampaikan


informasi dan media kolaborasi dan interaksi antara individu dan komputer mereka tanpa
melihat lokasi secara geografis.

5. Menurut Martin, dkk, internet adalah suatu jaringan dari berbagai jaringan yang
menggunakan protokol TCP/IP, dengan pintu gerbang koneksi ke banyak jaringan yang
tidak menggunakan protokol TCP/IP.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikemukakan beberapa poin penting tentang
internet, di antaranya adalah:

1. Internet sebagai sistem informasi dan komunikasi global

2. Internet dipahami sebagai suatu jaringan dari berbagai jarigan komputer yang ada

3. Memiliki mekanisme penyampaian informasi kepada pihak lain

4. Internet menggunakan protokol standar biasanya TCP/IP atau standar IP kompatibel

5. Internet memiliki berbagai sumber daya yang dapat diakses melalui perangkat yang
berbeda.

Kesimpulan
Teknologi informasi dan komunikasi akan selalu dinamis, bergerak menuju perbaikan-
perbaikan yang memberikan kemudahan atau manfaat bagi para penggunanya. Begitu juga media
online dengan jaringan internet juga akan mengalami perubahan yang memberi manfaat besar bagi
penggunanya seperti dapat berkomunikasi secara global, membuka wawasan berpikir, berkreasi,
menjalin persahabatan dan tak kalah pentingnya adalah biaya yang murah dalam penyampaian pesan
komunikasi.

Disamping itu tentu tetap ada kekhawatiran yang dapat ditimbulkan dari media online atau
internet. Menyebarnya berbagai paham ideologi atau pandangan yang tidak sesuai dengan paham
atau ideologi yang dianut oleh suatu negara lewat media online, penggunaan yang masih di bawah
umur dapat dengan mudah mengakses situs yang tidak layak diakses oleh mereka, dan banyak
kekhawatiran lainnya.

ahmad muhaimin di 09.01


Berbagi

Tidak ada komentar:


Posting Komentar



Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya

ahmad muhaimin
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

You might also like