You are on page 1of 9

Lampiran 1 Surat Sekretaris Daerah

Nomor 143/961/XII/2018/Pemer
Tanggal 17 Desember 2018

PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN


RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG APBDESA TAHUN 2018
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
Peraturan Menteri Desa dan PDTT Nomor 16 Tahun 2018

1. LATAR BELAKANG
Pemerintah Desa menyusun rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa dengan berpedoman
pada RPJMDesa dan berdasarkan RKPDesa tahun berkenaan. APBDesa disusun sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa dan penanggulangan bencana, keadaan
darurat dan mendesak Desa dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan Desa.

Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa disampaikan oleh Kepala Desa kepada Badan
Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama untuk selanjutnya ditetapkan
menjadi Peraturan Desa paling lambat tanggal 31 Desember tahun 2018 dan setelah Peraturan
Daerah tentang APBD Kabupaten Wonosobo Tahun 2019 ditetapkan.

Dalam rangka mempercepat penyusunan rancangan APBDesa, sambil menunggu proses penetapan
Peraturan Daerah tentang APBD Kabupaten Wonosobo Tahun 2019, maka disusun pedoman teknis
penyusunan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa Tahun 2019.

2. DASAR HUKUM
1) Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
2) Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang APBN Tahun 2019;
3) Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara Tahun Anggaran 2019;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 47 Tahun 2015;
5) Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016;
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Desa;
7) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 121/PMK.07/2018;
8) Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun
2018 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2019.

3. PRINSIP
Keuangan Desa dikelola berdasarkan prinsip transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan
dengan tertib dan disiplin anggaran.
1) Transparan
Memudahkan masyarakat mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-luasnya
tentang APBDesa.
2) Akuntabel
Dalam penyusunan anggaran mempertimbangkan bahwa anggaran tersebut, dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
3) Partisipatif
Proses perencanaan dan pelaksanaan APBDesa melibatkan masyarakat.
4) Tertib dan disiplin anggaran
Disusun sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan.
5) Kepatutan, dan kemanfaatan untuk masyarakat.
Disusun dengan memperhatikan batas kewajaran serta manfaat yang lebih luas bagi
masyarakat.

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 1


Untuk mendukung pelaksanaan prinsip transparan, maka Pemerintah desa harus menyampaikan
rincian kegiatan yang didanai oleh APBDesa dan Laporan Pelaksanaan APBDesa tahun berjalan
dalam bentuk media visual atau infografis yang dipasang pada lokasi strategis yang dapat
diakses oleh masyarakat luas di setiap dusun. Selain itu pemerintah desa harus melaksanakan
integrasi data keuangan desa melalui portal open data keuangan desa yang ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Wonosobo.

4. ISU PRIORITAS
Sebagaimana ditegaskan dalam penyusunan RKP Desa Tahun 2019, maka penyusunan APBDesa
Tahun 2019 agar memprioritaskan pada upaya percepatan penanggulangan kemiskinan, melalui
8 (delapan) area kemiskinan mikro, sebagai berikut :
a. Peningkatan kualitas hidup melalui “Gerakan 100-0-100” melalui penyediaan air minum layak,
pengentasan rumah tidak layak huni dan masalah sampah serta penyediaan sanitasi dasar;
b. Fasilitasi jaringan listrik tempat tinggal bagi masyarakat miskin;
c. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan keterampilan bagi warga usia
produktif dan disabilitas;
d. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat melalui gerakan masyarakat hidup sehat,
revitalisasi posyandu dan posbindu, upaya pencegahan dan penanganan stunting;
e. Peningkatan kualitas keluarga melalui pengembangan program “Kampung Keluarga
Berencana”;
f. Revitalisasi program wajardikdas dengan “Gerakan Kembali ke Sekolah” melalui pendidikan
formal maupun non formal;
g. Peningkatan literasi untuk kesejahteraan melalui “Gerakan Perpustakaan Seru”;
h. Peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan aset dan potensi desa sesuai
dengan kearifan lokal;

Selain itu, penyusunan kegiatan agar mempertimbangkan prioritas tujuan sebagai berikut:
a. meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan desa dalam memberikan pelayanan
publik di bidang pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan dan kemasyarakatan;
b. meningkatkan kualitas penyelenggaraan layanan dasar sesuai dengan kewenangan desa;
c. meningkatkan partisipasi masyarakat desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;
d. meningkatkan pengamalan nilai-nilai sosial budaya dalam rangka menguatkan modal sosial
demi terwujudnya keharmonisan, ketentraman dan ketertiban masyarakat;
e. mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat menuju kemandirian
desa;
f. mendorong pengembangan aset dan potensi desa demi peningkatan pendapatan masyarakat
desa;
g. menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan hidup.

Sasaran kegiatan pada APBDesa Tahun 2019 diutamakan adalah kelompok masyarakat miskin
yang masuk dalam Basis Data Terpadu. Kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dirumuskan
pada APBDesa Tahun 2019 diprioritaskan berpihak pada para buruh tani, petani gurem, buruh
bangunan, buruh industri rumah tangga, buruh angkut, pekerja serabutan dan kelompok
rentan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa.

5. MATERI
Penyusunan rancangan peraturan desa tentang APBDesa Tahun 2019 menggunakan dokumen dan
data informasi sebagai berikut :
1) Basis Data Terpadu (data kemiskinan);
2) RPJM Desa ;
3) RKP Desa Tahun 2019;
4) Pagu Indikatif Sementara Dana Transfer ke Desa Tahun 2019;
5) Data Anak dan Remaja;
6) Data Lansia;
7) Data Penyandang Disabilitas;
8) Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM Smart);
9) Data Profil Desa;
10) Data Rumah Tidak Layak Huni.

Mengingat pagu dana transfer ke desa tahun 2019 ditetapkan setelah Peraturan Daerah tentang
APBD Kabupaten Wonosobo Tahun 2019 ditetapkan, maka penyusunan rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa dapat menggunakan pagu indikatif Dana Transfer ke Desa Tahun 2019
sebagaimana terlampir.

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 2


6. KEBIJAKAN PENYUSUNAN
Kebijakan yang harus diperhatikan dalam penyusunan rancangan peraturan desa tentang APBDesa
Tahun 2019 terkait dengan pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan diatur sebagai berikut:
1) Pendapatan Desa
Pendapatan desa merupakan perkiraan minimal mengenai penerimaan uang yang merupakan
hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran. Rencana pendapatan desa yang akan dituangkan
dalam APBDesa merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar
hukum penerimaannya. Setiap pendapatan desa wajib masuk ke dalam transaksi pada rekening
kas desa.
(1) Pendapatan Asli Desa
Penganggaran pendapatan desa yang bersumber dari Pendapatan Asli Desa memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
- Realisasi penerimaan Pendapatan Asli Desa tahun sebelumnya dan ketentuan peraturan
perundang-undangan terkait.
- Dalam APBDesa, Pendapatan Asli Desa agar dirinci dan dijelaskan pencantumannya
berdasarkan jenisnya yaitu berasal dari hasil usaha desa, hasil aset desa, swadaya,
partisipasi dan gotong royong serta lain-lain pendapatan asli desa.
- Swadaya, partisipasi dan gotong royong masyarakat yang dicatat dalam pendapatan asli
desa hanya yang berwujud uang. Swadaya, partisipasi dan gotong royong masyarakat
yang tidak berwujud uang akan tetapi dapat dinilai dalam bentuk uang, tetap
dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan, selanjutnya akan dicatat pada
laporan keuangan desa akhir tahun.
- Pendapatan yang berasal dari tanah bengkok tidak dicatat sebagai pendapatan asli desa,
selanjutnya akan dicatat pada laporan keuangan desa akhir tahun.

(2) Dana Transfer


- Pemberian Dana Desa kepada desa dari APBN berpedoman pada Peraturan Menteri
Keuangan, dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Rincian Dana Desa setiap Desa, dialokasikan secara merata dan berkeadilan
berdasarkan:
a. alokasi dasar;
b. alokasi afirmasi; dan
c. alokasi formula yang dihitung dengan memperhatikan jumlah penduduk, angka
kemiskinan, luas wilayah, dan indeks kesulitan geografis setiap desa.
(2) Alokasi dasar setiap desa, dihitung berdasarkan alokasi dasar per kabupaten dibagi
jumlah desa sebagaimana telah ditetapkan dalam lampiran Peraturan Presiden
Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2019.
(3) Alokasi Afirmasi setiap Desa, diberikan kepada Desa Tertinggal dan Desa Sangat
Tertinggal yang memiliki jumlah penduduk miskin tinggi.
(4) Besaran Alokasi Afirmasi setiap Desa dihitung berdasarkan ketentuan dalam
Peraturan Menteri Keuangan mengenai Tata Cara Pengalokasian Dana Desa.
(5) Alokasi formula dihitung berdasarkan data jumlah penduduk (bobot 10%), angka
kemiskinan (bobot 50%), luas wilayah (bobot 15%), dan indeks kesulitan geografis
(bobot 25%) yang bersumber dari kementerian yang berwenang dan/atau lembaga
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang statistik.
- Pemberian Alokasi Dana Desa kepada desa dari APBD berpedoman pada Peraturan
Bupati, dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Pengalokasian ADD mempertimbangkan kebutuhan penghasilan tetap Kepala Desa
dan Perangkat Desa serta tunjangan kepala desa dan perangkat desa.
(2) Nilai ADD setelah dikurangi total penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa
serta tunjangan kepala desa dan perangkat desa se Kabupaten Wonosobo, dibagi
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. 50% (lima puluh perseratus) dibagi secara merata ke Desa; dan
b. 50% (lima puluh perseratus) dibagi secara proporsional ke Desa dengan
perhitungan formula jumlah penduduk (bobot 20%), angka kemiskinan (bobot
25%), luas wilayah (bobot 20%), indeks kesulitan geografis (bobot 10%) dan
jumlah aparat pemerintah desa (bobot 25%).
- Pemberian Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah kepada desa dari APBD
berpedoman pada Peraturan Bupati
(1) Pengalokasian Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dilakukan
berdasarkan ketentuan :

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 3


a. 60% (enam puluh perseratus) dibagi secara merata kepada seluruh desa; dan
b. 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional.
(2) Proporsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b adalah bagian dari Hasil
Pajak dan Retribusi Daerah yang diterima Desa berdasarkan :
a. pokok Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan sebesar 60% (lima
puluh perseratus); dan
b. prosentase realisasi setoran Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan sebesar 40% (lima puluh perseratus).
- Pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa yang bersifat umum dan khusus
yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Tengah berpedoman pada Peraturan
Gubernur, sedangkan pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa yang
bersifat umum dan khusus yang bersumber dari APBD Kabupaten Wonosobo
berpedoman pada Peraturan Bupati. Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada Rakor P3MD tanggal 2-5 Desember 2018 di Hotel
Harris Semarang, pada tahun 2019 desa akan menerima bantuan keuangan dari APBD
Provinsi Jawa Tengah sebagai berikut :
(1) Operasional KPMD sebesar Rp 5.000.000,-
(2) Peningkatan ketahanan masyarakat sebesar Rp 50.000.000,-
- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni sebesar Rp 30.000.000,-
- Kegiatan ketahanan masyarakat lainnya sebesar Rp 20.000.000,- (penggunaan
sesuai ketentuan perundangan)

(3) Lain-lain Pendapatan Desa yang Sah


- Pendapatan bunga bank pada rekening kas desa diperkirakan berdasarkan realisasi
penerimaan bunga tahun sebelumnya dan dicatat sebagai pendapatan setelah dikurangi
dengan biaya administrasi bulanan

2) Belanja Desa
Belanja desa disusun secara berimbang antara penerimaan dan pengeluaran dengan
pendekatan kerja yang berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan.

Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan ketentuan:
a. paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan
untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa; dan
b. paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa digunakan
untuk:
(1) penghasilan tetap dan tunjangan kepala Desa dan perangkat Desa;
(2) operasional Pemerintah Desa;
(3) tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
(4) insentif rukun tetangga dan rukun warga.

Belanja desa terdiri dari 5 (lima) bidang, yaitu :


(1) Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa
(2) Bidang pelaksanaan pembangunan desa
(3) Bidang pembinaan kemasyarakatan desa
(4) Bidang pemberdayaan masyarakat desa
(5) Bidang penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak desa

Alokasi belanja memperhatikan ketentuan prioritas penggunaan Dana Transfer ke Desa sebagai
berikut :
1) Prioritas Penggunaan Dana Desa
- Penggunaan Dana Desa diprioritaskan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan di
bidang pelaksanaan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa.
- Prioritas penggunaan Dana Desa diutamakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan
yang bersifat lintas bidang.
- Pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat sebesar-
besarnya bagi masyarakat Desa berupa peningkatan kualitas hidup melalui pelayanan
sosial dasar, peningkatan kesejahteraan, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan
pelayanan publik di tingkat Desa.
- Penyelenggaraan pelayanan sosial dasar meliputi :
a. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana
dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
1. lingkungan pemukiman;
Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 4
2. transportasi;
3. energi; dan
4. informasi dan komunikasi.
b. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana prasarana
pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebutuhan:
 kesehatan masyarakat; dan
 pendidikan dan kebudayaan.
c. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana
ekonomi masyarakat desa meliputi:
 usaha pertanian untuk ketahanan pangan;
 usaha ekonomi pertanian berskala produktif meliputi aspek produksi, distribusi
dan pemasaran dan pengembangan produk unggulan desa dan/atau produk
unggulan kawasan perdesaan; dan
 usaha ekonomi non pertanian meliputi aspek produksi, distribusi dan pemasaran
yang difokuskan pada kepada pembentukan dan pengembangan produk
unggulan desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan.
d. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana prasarana
lingkungan untuk pemenuhan kebutuhan:
1. kesiapsiagaan menghadapi bencana alam;
2. penanganan bencana alam; dan
3. pelestarian lingkungan hidup.
e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur dan
sarana prasarana lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa dan ditetapkan
dalam Musyawarah Desa.
- Penyelenggaraan peningkatan kesejahteraan masyarakat Desa diutamakan membiayai
pelaksanaan kegiatan yang bersifat lintas bidang diwujudkan untuk menciptakan
lapangan kerja yang berkelanjutan, meningkatkan pendapatan ekonomi bagi keluarga
miskin dan meningkatkan pendapatan asli Desa, antara lain meliputi :
a. Kegiatan produk unggulan Desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan,
BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama, embung/ penampungan air kecil lainnya,
serta sarana olahraga Desa sesuai dengan kewenangan Desa.
b. Pembangunan sarana olahraga Desa sebagaimana huruf a merupakan unit usaha
yang dikelola oleh BUMDesa atau BUMDesa Bersama.
c. Kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan melalui musyawarah Desa.
- Penyelenggaraan penanggulangan kemiskinan diutamakan membiayai pelaksanaan
kegiatan padat karya tunai untuk menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat desa
yang menganggur, setengah menganggur, keluarga miskin, dan keluarga dengan
masalah stunting.
- Penyelenggaraan pelayanan publik di tingkat Desa diwujudkan dalam upaya
peningkatan gizi masyarakat serta pencegahan dan penanganan stunting meliputi:
a. peningkatan pemberian ASI ekslusif;
b. penyediaan air bersih dan sanitasi;
c. pemberian makanan tambahan dan bergizi untuk balita;
d. pelatihan pemantauan perkembangan kesehatan ibu hamil atau ibu menyusui;
e. bantuan posyandu untuk mendukung kegiatan pemeriksaan berkala kesehatan ibu
hamil atau ibu menyusui;
f. pengembangan apotek hidup desa dan produk hotikultura untuk memenuhi
kebutuhan gizi ibu hamil atau ibu menyusui;
g. pengembangan ketahanan pangan di Desa; dan
h. kegiatan penanganan kualitas hidup lainnya yang sesuai dengan kewenangan Desa
dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
- Prioritas penggunaan Dana Desa di bidang pemberdayaan masyarakat desa digunakan
untuk membiayai program dan kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa dalam
penerapan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi tepat guna,
dan temuan baru untuk kemajuan ekonomi dan pertanian masyarakat Desa, antara
lain:
a. peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan Desa;
b. pengembangan kapasitas masyarakat Desa yang dilaksanakan di Desa setempat;
c. pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
d. pengembangan ketahanan keluarga;

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 5


e. pengelolaan dan pengembangan sistem informasi Desa melalui pengembangan
kapasitas dan pengadaan aplikasi perangkat lunak (software) dan perangkat keras
(hardware) komputer untuk pendataan dan penyebaran informasi pembangunan
dan pemberdayaan masyarakat Desa yang dikelola secara terpadu;
f. dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial dasar di bidang pendidikan,
kesehatan, pemberdayaan warga miskin, pemberdayaan perempuan dan anak, serta
pemberdayaan masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa penyandang
disabilitas;
g. dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian lingkungan hidup;
h. dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam dan konflik sosial serta
penanganannya;
i. dukungan permodalan dan pengelolaan usaha ekonomi produktif yang dikelola oleh
BUMDesa dan/atau BUMDesa Bersama;
j. dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok masyarakat, koperasi
dan/atau lembaga ekonomi masyarakat Desa lainnya;
k. pendayagunaan sumber daya alam untuk kemandirian Desa dan peningkatan
kesejahteran masyarakat;
l. penerapan teknologi tepat guna untuk pendayagunaan sumber daya alam dan
peningkatan usaha ekonomi pertanian berskala produktif;
m. pengembangan kerja sama antar Desa dan kerja sama Desa dengan pihak ketiga;
dan
n. kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa dan diputuskan melalui musyawarah Desa.

Contoh kegiatan di bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang


dapat didanai oleh Dana Desa, sebagaimana terlampir.

2) Prioritas Penggunaan Alokasi Dana Desa


Penggunaan ADD diprioritaskan untuk :
a. penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;
Jabatan Penghasilan tetap (Rp) Tunjangan (Rp)
Kepala Desa 2.450.000 500.000
Sekretaris Desa 1.750.000 300.000
Perangkat Desa 1.250.000 200.000

b. operasional Pemerintah Desa;


Digunakan untuk tunjangan PTPKD, honorarium petugas register desa, honorarium
petugas admin sistem informasi desa, belanja barang dan jasa perkantoran serta
belanja modal perkantoran.
Besaran Tunjangan PTPKD disusun sebagai berikut :
Jabatan Besaran (Rp) Volume
Pemegang Kekuasaan 300.000 12 bulan
Koordinator 250.000 12 bulan
Kaur Keuangan 225.000 12 bulan
Kasi/ Kaur Selaku 200.000 12 bulan
Pelaksana Kegiatan Anggaran
Pengurus Barang 175.000 12 bulan
Petugas register desa adalah perangkat desa yang diberi tugas dan tanggung jawab
memberikan pelayanan pelaporan peristiwa kependudukan dan peristiwa penting serta
pengelolaan dan penyajian data kependudukan di desa. Petugas register desa diberikan
honorarium sebesar Rp 150.000,- per bulan.
Petugas admin sistem informasi desa adalah perangkat desa atau tenaga pembantu
di luar perangkat desa yang bertugas mengoperasionalkan, memelihara, memantau
pengelolaan seluruh sistem informasi desa yang dikelola oleh desa. Petugas admin
sistem informasi desa diberikan honorarium sebesar Rp 150.000,- per bulan.

c. tunjangan kedudukan BPD;


Besaran Tunjangan BPD disusun sebagai berikut :
Jabatan Besaran (Rp) Volume
Ketua 500.000 12 bulan
Wakil Ketua 350.000 12 bulan
Sekretaris 300.000 12 bulan
Anggota 200.000 12 bulan

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 6


d. operasional BPD;
Besaran operasional BPD antara lain digunakan untuk uang representasi/ sidang
sebesar Rp 30.000,- per sidang.

e. penghasilan Tenaga Pembantu di luar Perangkat Desa;


Besaran penghasilan tenaga pembantu di luar perangkat desa maksimal 80% dari
penghasilan perangkat desa.
f. insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga;
Besaran Insentif RT/RW disusun sebagai berikut :
Jabatan Besaran (Rp) Volume
Ketua RW 90.000 12 bulan
Ketua RT 80.000 12 bulan
g. dukungan jaminan sosial bagi Kades dan Perangkat Desa; dan
Jaminan sosial bagi Kades dan Perangkat Desa yang tidak berstatus PNS, diatur sebagai
berikut :
 Jaminan Kesehatan
Iuran jaminan kesehatan dihitung berdasarkan gaji (penghasilan tetap dan
tunjangan). Dalam hal gaji yang diterima oleh Kepala Desa atau Perangkat Desa
dibawah besaran UMK, maka besaran iuran jaminan kesehatan dihitung
berdasarkan UMK.
Besaran iuran jaminan kesehatan bagi Kades dan Perangkat Desa, sebagai berikut:
Gaji pada Besaran Iuran Per Bulan (Rp) Sifat
Jabatan APBDesa Potongan Jumlah
Siltap
Kades (Rp 2.950.000,-) 88.500 (3%) 59.000 (2%) 147.500 Wajib
Sekdes (Rp 2.050.000,-) 61.500 (3%) 41.000 (2%) 102.500 Wajib
Perades (Rp 1.450.000,-) 51.375 (3%)* 34.250 (2%)* 85.625 Wajib
*) berdasarkan UMK Wonosobo Rp 1.712.500,-
 Jaminan Ketenagakerjaan.
Iuran jaminan ketenagakerjaan dihitung minimal berdasarkan UMK. Dalam hal
gaji di atas UMK, iuran jaminan ketenagakerjaan dapat dihitung berdasarkan gaji
(penghasilan tetap dan tunjangan)
Jabatan Besaran Iuran Per Bulan (Rp) Sifat
APBDesa Potongan Jumlah
Siltap
Jaminan kecelakaan kerja 4.110 (0.24%)* - 4.110 Wajib
Jaminan kematian 5.138 (0.3%)* - 5.138 Wajib
Jaminan hari tua 63.363 (3.7%)* 34.250 (2%)* 97.613 Wajib
Jaminan pensiun 34.250 (2%)* 17.125 (1%)* 51.375 Wajib
*) berdasarkan UMK Wonosobo Rp 1.712.500,-

h. kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan


masyarakat, pembinaan kemasyarakatan desa dan penanggulangan bencana, keadaan
darurat dan mendesak Desa.

3) Prioritas Penggunaan Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah


Dana Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pemberdayaan masyarakat, pembinaan
kemasyarakatan desa dan penanggulangan bencana, keadaan darurat dan mendesak Desa.

7. TEKNIS PENYUSUNAN
1) Penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
a. Sekretaris Desa menyusun Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berdasarkan
RKPDesa tahun berkenaan.
b. Sekretaris Desa menyampaikan rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Kepala
Desa.
c. Kepala Desa menyampaikan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa kepada Badan
Permusyawaratan Desa untuk dibahas dan disepakati bersama
2) Persetujuan atas Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
a. Rancangan peraturan Desa tentang APBDesa disepakati bersama oleh Kepala Desa dan
Badan Permusyawaratan Desa.
b. Kesepakatan Bersama dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah BPD tentang
Persetujuan Atas Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.
Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 7
c. Dalam hal BPD tidak menyepakati rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa, Camat
dapat melakukan mediasi antara BPD dan Pemerintah Desa untuk melakukan kesepakatan
rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa.
d. Dalam hal BPD tidak menyepakati rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang
disampaikan Kepala Desa, Pemerintah Desa hanya dapat melakukan kegiatan yang
berkenaan dengan pengeluaran operasional penyelenggaraan pemerintahan Desa dengan
menggunakan pagu tahun sebelumnya.
e. Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa sebagai dasar pelaksanaan kegiatan pada
huruf d.
3) Evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa disampaikan Kepala Desa kepada Camat
paling lambat 3 (tiga) hari sejak disepakati untuk dievaluasi.
b. C a m a t dalam melakukan evaluasi berpedoman dengan panduan Evaluasi Rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa.
c. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa dilengkapi dengan
dokumen paling sedikit meliputi:
a. surat pengantar;
b. rancangan peraturan kepala Desa mengenai penjabaran APB Desa;
c. peraturan Desa mengenai RKP Desa;
d. peraturan Desa mengenai kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan
lokal berskala Desa;
e. peraturan Desa mengenai pembentukan dana cadangan, jika tersedia;
f. peraturan Desa mengenai penyertaan modal, jika tersedia; dan
g. berita acara hasil musyawarah BPD.
d. Penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa di atas, disertai dengan berita
acara serah terima yang memuat kelengkapan sebagaimana dimaksud pada huruf c.
e. Camat dapat mengundang kepala Desa dan/atau aparat Desa terkait dalam pelaksanaan
evaluasi.
f. Hasil evaluasi dituangkan dalam Keputusan Camat dan disampaikan kepada Kepala Desa
paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya rancangan dimaksud.
g. Dalam hal Camat tidak memberikan hasil evaluasi dalam batas waktu, rancangan
peraturan Desa dimaksud berlaku dengan sendirinya.
h. Dalam hal hasil evaluasi telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP Desa, selanjutnya kepala Desa menetapkan
menjadi Peraturan Desa.
i. Dalam hal hasil evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi, kepentingan umum, dan RKP Desa, kepala Desa bersama BPD melakukan
penyempurnaan paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil
evaluasi.
j. Apabila hasil evaluasi tidak ditindaklanjuti oleh Kepala Desa dan Kepala Desa tetap
menetapkan Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa menjadi Peraturan Desa dan
Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang Penjabaran APB Desa manjadi Peraturan
Kepala Desa, Camat membatalkan peraturan dimaksud dengan Keputusan Camat.
k. Kepala Desa memberhentikan pelaksanaan Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa
paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan dan selanjutnya Kepala Desa
bersama BPD mencabut Peraturan Desa dan Peraturan Kepala Desa dimaksud.
l. Dalam hal pembatalan t e r s e b u t , Kepala Desa hanya dapat melakukan pengeluaran
terhadap operasional penyelenggaraan pemerintahan Desa dengan menggunakan pagu
tahun sebelumnya sampai penyempurnaan Rancangan Peraturan Desa tentang APB
Desa disampaikan dan mendapat persetujuan Camat.
4) Pengundangan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa
a. Rancangan Peraturan Desa tentang APB Desa yang telah dievaluasi ditetapkan oleh
Kepala Desa menjadi Peraturan Desa tentang APB Desa.
b. Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan paling lambat tanggal 31 Desember tahun
anggaran sebelumnya.
c. Kepala Desa menetapkan Rancangan Peraturan Kepala Desa tentang penjabaran APB
Desa sebagai peraturan pelaksana dari Peraturan Desa tentang APB Desa.
d. Kepala Desa menyampaikan Peraturan Desa tentang APB Desa kepada Camat paling lama
7 (tujuh) hari kerja setelah diundangkan.
e. Camat melakukan klarifikasi Peraturan Desa paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterima.

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 8


f. Hasil klarifikasi dapat berupa:
- hasil klarifikasi yang sudah sesuai dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi; dan
- hasil klarifikasi yang bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
g. Dalam hal hasil klarifikasi Peraturan Desa tidak bertentangan dengan kepentingan umum,
dan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Camat menerbitkan
surat hasil klarifikasi yang berisi hasil klarifikasi yang telah sesuai.
h. Dalam hal hasil klarifikasi bertentangan dengan kepentingan umum, dan/atau ketentuan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, Camat membatalkan Peraturan Desa
tersebut dengan Keputusan Camat.
5) Penyusunan Rancangan APBDesa dengan menggunakan Sistem Informasi
Bentuk dan format rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa berpedoman pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 dan disusun dengan menggunakan Sistem
Informasi Desa Mitra Desa.

8. HAL – HAL KHUSUS


Pemerintah desa dalam menyusun rancangan APBDesa Tahun 2019, selain memperhatikan
kebijakan penyusunan APBDesa, juga memperhatikan hal-hal khusus, antara lain sebagai berikut
:
1. Bagi desa yang terdapat SiLPA Tahun 2018 wajib dianggarkan kembali dan digunakan pada
tahun anggaran 2019 dengan mempertimbangkan ketentuan penggunaan per sumber dana.
2. Pemerintah desa agar menganggarkan kegiatan rutin penyelenggaraan pemerintahan desa
dalam APBDesa, sebagai berikut :
a. Pemilihan Kepala Desa (40 desa);
b. Pengisian Perangkat Desa (bagi desa yang akan melakukan pengisian perangkat desa);
c. Penyusunan RKP Desa Tahun 2020 (seluruh desa);
d. Penyusunan RPJM Desa Tahun 2019 – 2024 (166 desa yang memiliki Kades baru);
e. Jaminan sosial perangkat desa;
f. Fasilitasi pengamanan Pemilihan Presiden dan Anggota Legislatif Tahun 2019.
3. Kegiatan update profil desa tidak dianggarkan secara khusus, update profil desa agar dapat
memanfaatkan secara optimal fungsi petugas register desa dan petugas admin sistem informasi
desa.
4. Untuk terciptanya pengelolaan keuangan desa yang baik, pemerintah desa melakukan upaya
peningkatan kapasitas pengelolaan administrasi keuangan desa baik pada tatanan
perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan.

9. PENUTUP
Bagi desa yang telah atau sedang melaksanakan proses penyusunan rancangan APBDesa sebelum
pedoman teknis ini dikeluarkan, tetap berjalan dan untuk selanjutnya disesuaikan dengan
ketentuan pada pedoman teknis ini.

---- 000 ----

Pedoman Teknis Penyusunan Rancangan APB Desa Tahun 2019 9

You might also like