Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006,
hal. 123.
1
pemerintahan berasal dari peraturan perundang-undangan, artinya sumber
Dasar dan pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar 1945 Presiden adalah
2
Ibid, hal. 103.
2
dan pembubaran kementerian negara diatur dalam Undang-Undang. Lebih
Kementerian Negara.
jabatan yang bersifat politis. Dengan kata lain, menteri diangkat dan
Menteri melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan visi dan misi
3
Sedangkan kementerian negara non-departemen memiliki Sekretaris,
senior utama atau kedua dalam kantor kementerian, yang ditunjuk dan
wakil menteri Dalam Negeri Harmani dan wakil menteri Penerangan Ali
Sastroamidjojo. Setelah itu, wakil menteri hanya ada pada Kabinet Sjahrir
I, Sjahrir III, dan Kerja III. Pada kabinet-kabinet lainnya, beberapa kali
juga terdapat jabatan menteri muda yang dari beberapa sisi memiliki
3
Wayu Eko Yudiatmaja, Jabatan Wakil Menteri Quo Vadis Reformasi Birokrasi di
Indonesia, makalah, hal. 3.
4
Ibid.
5
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas, dikunjungi pada tanggal 17 Oktober 2012
pukul 15. 40 WIB.
4
Pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono,
bahwa “Yang dimaksud wakil Menteri adalah pejabat karier dan bukan
karir dan bukan merupakan anggota kabinet. Dalam aturan lebih lanjut
kontra. Dikalangan para ahli hukum tata negara, selain ahli hukum tata
pemerintah ini, ada pula para ahli yang mendukung sikap yang diambil
5
Wakil Menteri ini. Pakar Hukum Administrasi Negara Philipus M. Hadjon
ada persoalan konflikasi aturan jabatan Wamen keliru, tetapi ini persoalan
6
Kompas. com, konstitusionalitas jabatan wakil menteri, artikel
6
wakil menteri penerangan. Jabatan wakil menteri sekarang ini bukanlah
apakah dia berasal partai politik, Pegawai Negeri Sipil , pengusaha, atau
anggaran negara, posisi wamen juga dinilai tidak efektif, tumpang tindih
Pertama, apabila kita melihat kewenangan secara filosofis, Tak satu pun
ayat dari 4 ayat dalam Pasal 17 UUD 1945 yang mengatur jabatan wakil
Landasan hukum kementerian ini dimana Ayat (1) Pasal 17 dibuat dan
7
Ibid,
8
Margito kamis, konstitusionalitas jabatan wakil menteri, artikel, Koran Seputar
Indonesia tanggal, 27 Januari 2012.
7
diperdebatkan oleh BPUPKI secara luas pada tanggal 15 dan 16 Juli 1945,
begitu juga ayat (2) dan ayat (3). Tapi ayat (2) ayat (3) ini telah diubah
pertama kalinya pada tahun 1999. Frase “diperhentikan” pada ayat (2)
Sementara ayat (3) diubah seluruhnya sehingga ketentuan ayat (3) yang
pemerintahan.9
Pasal 17 Ayat (4) diubah pada perubahan UUD 1945 yang ketiga
kalinya oleh MPR pada 2012. Tapi itu tidak berarti bahwa MPR tidak
Jabatan wakil menteri juga tidak diatur secara rinci baik ditingkat
9
Ibid.
10
Ibid.
11
Ibid.
8
yang mengatur wakil menteri ditingkat Undang-Undang. Begitupun
Peraturan Presiden, hanya ada tiga pasal yang menjelaskan wakil menteri.
9
kedudukan wakil menteri dalam sistem ketatanegaraan serta
Menteri dan Wamen dan antara Wamen dengan jajaran pembantu menteri
umum struktur kementerian negara terdiri dari Sekjen, Irjen dan Dirjen.
Dalam menjalankan tugasnya menteri juga dibantu oleh staf ahli. Sejak
jabatan struktural yang berada satu tingkat di bawah menteri, tetapi berada
satu level di atas staf ahli. hal ini akan berdampak kepada struktur
fasilitas serta sarana dan prasarana. Jelas ini menjadi beban bagi
yang sangat urgent maka tidak akan ada persoalan. Namun, jika unit
10
peranan maka akan menjadi beban yang akan menyedot anggaran
organisasi.12
menteri dan tidak punya hak mengambil keputusan serta hak suara dalam
beban keuangan negara, tetapi tidak memiliki fungsi dan peranan yang
signifikan.13
12
Wayu Eko Yudiatmaja, Jabatan Wakil Menteri Quo Vadis Reformasi Birokrasi di
Indonesia, makalah, hal. 7.
13
Ibid, hal. 8.
11
Indonesia, sehingga judul yang diangkat oleh penulis dalam penelitian ini
adalah:
INDONESIA”
B. Masalah Pokok
IX/2011?
sebagai berikut :
IX/2011.
12
2. Untuk mengetahui implikasi yang ditimbulkan oleh pengangkatan
Nomor 79/PUU-IX/2011.
berikut:
perkuliahan.
D. Kerangka Teori
13
a. Teori Konstitusi
memuat baik peraturan yang tertulis maupun peraturan yang tidak tertulis.
termasuk Indonesia.
14
Sobirin Malian, Gagasan Perlunya Konstitusi Baru Pengganti UUD 1945, UII Press,
Yogyakarta, 2001, hal. 13.
15
Sri Soemantri, prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Disertasi, Alumni,
Bandung, 1987, hal. 1. dalam Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum
Konstitusi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006, hal. 8.
14
Secara umum konstitusi diartikan sebagai aturan dasar
adalah melindungi hak asasi warganya melalui proses yang demokratis dan
lembaga itu.18
16
Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Studi tentang Interaksi Politik
Kehidupan Ketatanegaraan, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2000, hal. 144.
17
Ibid.
18
Kunthi Dyah Wardani, Impeachment dalam Ketatanegaraan Indonesia, UII Press,
Yogyakarta, 2007, hal. 28.
15
Secara yuridis Sri Soemantri dan Dahlan Thaib, mengatakan
konstitusi adalah suatu naskah yang memuat suatu bangunan negara dan
kita pakai maka tidak dapat tidak, artinya menyamakan konstitusi dengan
Ilmu Politik istilah Constitusion merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu
19
Dahlan Thaib, Kedaulatan Rakyat, Negara Hukum dan Konstitusi, Liberty, Yogyakarta:
2000, hal.14-15. Dalam Sobirin Malian, Gagasan Perlunya Konstitusi Baru Pengganti UUD 1945,
Yogyakarta, 2001, hal.13.
20
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum Konstitusi, Edisi Revisi,
cetakan.2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta: 1983, hal.3, dalam Mexsasai Indra, Komisi
Konstitusi Indonesia: Proses Pembentukan dan Pelaksanaan Kewenangannya, UIR PRESS,
Pekanbaru, 2007, hal. 15.
16
Menurut Soehino, konstitusi adalah dokumen yang memuat aturan-
Ilmu Politik istilah Constitusion merupakan sesuatu yang lebih luas, yaitu
21
Soehino, Hukum Tata Negara, Sumber-sumber Hukum Tata Negara Indonesia,
Liberty, Yogyakarta, 1985, hal. 182.
22
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum Konstitusi, Edisi Revisi,
cetakan.2, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1983, hal.3, dalam Mexsasai Indra, Komisi
Konstitusi Indonesia: Proses Pembentukan dan Pelaksanaan Kewenangannya, UIR PRESS,
Pekanbaru, 2007, hal. 15.
17
Sementra Sri Soemantri, dalam disertasinya mengartikan konstitusi sama
termasuk di Indonesia.
itu adalah resultante dari keadaan politik, ekonomi, sosial, dan budaya
kebutuhan dan jawaban atas persoalan yang dihadapi ketika itu. Mengingat
lebih lama berlakunya dan lebih sulit cara mengubahnya, maka ada dua hal
bersifat umum dan memuat hal-hal yang prinsip saja sehingga ia lebih bisa
23
Sri Soemantri, Prosedur dan Sistem Perubahan Konstitusi, Disertasi, Alumni, Bandung:
1987, hal.1. dalam Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, op.cit., hal.8.
24
Istilah konstitusi sering digunakan dalam maksud yang sama dengan UUD meski secara
teoritis cakupan arti konstitusi lebih luas daripada arti UUD, dalam Mahfud, op.cit., hal. 20.
25
Seorang tokoh mazhab sejarah tentang hubungan hukum dan masyarakat, Von Savigny,
mengatakan bahwa hukum berubah jika perkembangan masyarakatnya berubah. Satjipto Rahardjo
mengatakan bahwa hukum tidak berada dalam vacuum melainkan harus melayani masyarakat
tertentu. Meskipun mazhab sejarah lebih cenderung ditfsirkan sebagai alat pembenar untuk
mempertahankan hukum adat yang berkembang dan hidup bersama masyarakat sebagai living law,
pendapat ini bisa juga dipergunakan untuk menjelaskan bahwa hukum (termasuk konstitusi
sebagai hukum yang tertinggi) dapat berubah sesuai dengan perubahan yang terjadi di dalam
masyarakat, dalam Ibid.
18
dalam kurun waktu yang lama. Kedua, memuat ketentuan tentang cara
itu sendiri dengan prosedur dan syarat-syarat yang lebih sulit daripada
terdapat pada hampir semua konstitusi yang ada di belahan dunia ini
negaranya;
fundamental.
berisi:28
ketentuan-ketentuan mengenai:29
26
Ibid., hal. 20-21.
27
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, op.cit., hal. 16.
28
Ibid, hal. 15.
19
1) organisasi negara, misalnya pembagian kekuasaan antara badan
Undang-undang dasar;
29
Miriam Budiardjo, Dasar- Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1991, hal. 101.
20
1) jaminan terhadap hak-hk asasi manusia;
2) susunan (struktur) ketatanegaraan suatu negara yang bersifat
mendasar; dan
3) pembagian dan pembatasan tugas dan wewenang ala-alat
perlengkapan negara (lembaga negara) yang juga bersifat
mendasar.30
satu pihak yang memerintah dan ada pihak lain yang diperintah (the ruler
yang tidak berkaitan dengan hukum yang oleh Henc Van Marseveen
hukum yang oleh Max Weber disebut sebagai wewenang rasional atau
legal, yakni wewenang yang berdasarkan suatu sistem hukum yang dapat
negara dalam keadaan bergerak (de staat in beweging), sehingga negara itu
warganya, oleh karena itu negara harus diberi kekuasaan. Menurut Miriam
30
Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstiusi dan Implikasinya dalam Sistem
Ketatanegaraan Republik Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 82-83.
31
Ibid, Hal. 207-208.
21
kelompok lain sedemikan rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai
negara menjadi sangat penting artinya untuk melihat bagaimana posisi atau
lembaga negara; Ketiga, seleksi pejabat publik yang berarti oleh rakyat;
rakyat.34
1) John Locke
32
Ibid.
33
Bambang Sutiyoso, Sri Hastuti Puspitasari, Aspek-Aspek Perkembangan Kekuasaan
Kehakiman di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 17
34
Abdul Rasyid Thalib, op.cit., hal.34.
22
organ-organ yang berbeda. Menurut John Locke, agar pemerintah
undang);
35
Bambang Sutiyoso dan Sri Hastuti Puspitasari, op. cit., hal. 18.
36
Sobirin Malian, op.cit., hal. 32.
37
Ibid., hal.33.
23
menyangkut keharmonisan dan kebaikan lembaga antarnegara.
2) Montesquieu
38
Ibid.
39
Rahimullah, Hubungan Antar Lembaganegara Versi Amandemen UUD 1945, PT.
Gramedia, Jakarta, 2007, hal. 3.
24
3) kekuasaan yudikatif/ peradilan atau kehakiman untuk
pengadilan bawahannya).
tidak lebih tinggi daripada yang lain.40 Hal ini berbeda dengan John
40
Sobirin Malian, op.cit., hal. 18.
41
C.S.T Kansil dan Christine S.T. Kansil, Hukum Tata Negara Di Indonesia Untuk
Perguruan Tinggi, Sinar Grafika, Jakarta: 2009, hal: 110.
42
Ibid. hal. 111.
25
segala pelanggaran atas Undang-Undang yang dibuat dan dijalankan
dalam semboyan Raja Louis XIV L” Etat Cest Moi. Kekusaan mana
tertumpuk ditangan Raja menjadi lenyap. Dan ketika itu pula timbul
43
Ibid.
44
Ibid.
26
diserahkan kepada suatu badan lain. Kekuasaan untuk melaksanakan
27
Kekuasaan merupakan adanya suatu hubungan dalam arti
bahwa ada satu pihak yang memerintah dan ada pihak lain yang
kekuasaan, misalnya:46
45
Ibid, Hal. 207-208.
46
Andi Mustari Pide, Pengantar Hukum Tata Negara, cetakan 2. (Jakarta: Griya Media
Pratama, 1999), 59 bandingkan Soehino, Asas-Asas Hukum Tata Pemerintahan (Yogyakart:
Liberty. 1984) 8-9, dalam Didit Hariadi Estiko, (Eds.), Mahkamah Konstitusi: Lembaga Negara
Baru Pengawal Konstitusi, Sekretariat Jenderal DPR-RI Pusat Pengkajian dan Pelayanan
Informasi (P3I), Jakarta, 2003, hal. 125.
28
4) tugas mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan hukum
secara preventif maupun represif, menyelesaikan pertikaian
dalam perkara pidana, memelihara ketentraman dan
keamanan merupakan tugas Polisionil oleh Badan Kepolisian.
b) Teori Panca Praja47 dari W.L.G Lemaire yang membedakan
kekuasaan dalam negara menjadi lima (5) yaitu:
1) bestuurzorg (penyelenggara kesejahteraan umum);
2) bestuur (pemerintahan dalam arti sempit);
3) perundang-undangan;
4) pengadilan; dan
5) kepolisian.
c) Teori Panca Praja48 yang lain dari Logeman membagi
kekuasaan negara menjadi lima (5) bagian yaitu:
1) fungsi Perundang-undangan (wetgeving);
a. fungsi pelaksana (eksekutif);
2) fungsi pemerintahan (dalam arti khusus, misalnya tindakan
Pemerintahan dalam keadaan darurat);
3) fungsi Peradilan; dan
4) fungsi Kepolisian.
d) Teori Dwi Praja49 dari A.M. Donner yang membagi
Pemerintahan negara menjadi dua (2) tungkatan yaitu:
1) kekuasan menentukan politik negara, menentukan tugas-
tugas alat-alat perlengkapan negara;
2) kekuasaan menyelenggarakan tugas-tugas tersebut di atas.
Teori dari A.M. Donner ini di dukung oleh Utrecth dan Hans
Kelsen dalam bukunya Allgemeine Staatslehre dengan istilah
Politik als Ethik dan Politik als Technik.50 Selain itu, di Amerika
47
Ibid., hal. 126.
48
Ibid.
49
Ibid., hal. 127.
50
Ibid.
29
Serikat Teori Dwi Praja tersebut dikenal dengan nama Dichotomy
Goodnow.51 Yang menurut teori yang diperkenalkan oleh
Goodnow tersebut membagi tugas negara menjadi dua yaitu:
1) politics atau policy making yang menentukan tugas dan
tujuan negara; dan
2) administration yaitu task-executing yang melaksanakan tugas
dan merealisasi tujuan negara yang telah ditetapkan.
Perkembangan doktrin Trias Poitica diawal abad ke-20 bagi
terhadap hak asasi warganya yang pada masa itu menjadi korban
51
Ibid.
52
Ibid., hal. 51.
30
dengan istilah Government (Pemerintah) yang merupakan alat-alat
perlengkapan negara.53
manusia.
c. Teori kewenangan
53
A. Ahsin Thohari, op. cit., hal. 45.
54
Ibid., hal. 46.
31
kewenangan, demikian pula sebaliknya. Bahkan kewenangan sering
hubungan dalam arti bahwa “ada satu pihak yang memerintah dan
55
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1998), hal. 35-36.
56
Suwoto Mulyosudarmo, Kekuasaan dan Tanggung Jawab Presiden Republik
Indonesia, Suatu Penelitian Segi-Segi Teoritik dan Yuridis Pertanggungjawaban Kekuasaan,
Surabaya: Universitas Airlangga, 1990, hal. 30.
57
A. Gunawan Setiardja, Dialektika Hukum dan Moral dalam Pembangunan Masyarakat
Indonesia, Yogyakarta: Kanisius, 1990, hal. 52.
58
Philipus M. Hadjon, Tentang Wewenang, Makalah, Universitas Airlangga,
Surabaya,hal. 1.
32
1) hukum;
2) kewenangan (wewenang);
3) keadilan;
4) kejujuran;
5) kebijakbestarian; dan
6) kebajikan.59
59
Rusadi Kantaprawira, Hukum dan Kekuasaan, Makalah, (Yogyakarta:Universitas Islam
Indonesia, 1998), hal. 37-38.
60
Miriam Budiardjo, Op Cit, hal. 35.
61
Rusadi Kantaprawira, Op Cit, hal. 39.
33
Dengan demikian kekuasaan mempunyai dua aspek, yaitu
62
Phillipus M. Hadjon, Op Cit, hal. 20.
63
Ateng Syafrudin, Menuju Penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang Bersih dan
Bertanggung Jawab, Jurnal Pro Justisia Edisi IV,( Bandung, Universitas Parahyangan, 2000), hal.
22.
34
undang-undang, sedangkan wewenang hanya mengenai suatu
perundang-undangan”.
64
Indroharto, Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, dalam Paulus Efendie
Lotulung, Himpunan Makalah Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 1994), hal. 65.
65
Stout HD, de Betekenissen van de wet, dalam Irfan Fachruddin, Pengawasan Peradilan
Administrasi terhadap Tindakan Pemerintah, Bandung: Alumni, 2004, hal. 4.
35
Dari berbagai pengertian kewenangan sebagaimana tersebut
yang lain. Pada mandat tidak terjadi pelimpahan apapun dalam arti
36
Dalam kaitan dengan konsep atribusi, delegasi, ataupun
them to an authority.
delegate (the body that the acquired the power) can exercise
66
Ibid.
37
Delegasi adalah kewenangan yang dialihkan dari
dilimpahkan itu;
67
Philipus M. Hadjon, Op Cit, hal. 5
38
ada ketentuan yang memungkinkan untuk itu dalam
peraturan perundang-undangan;
wewenang tersebut.
68
F.A.M. Stroink dalam Abdul Rasyid Thalib, Wewenang Mahkamah Konstitusi dan
Aplikasinya dalam Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,
2006, hal. 219.
39
Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian
69
Ridwan HR, op. cit, hal. 101.
70
Ibid, hal. 102.
40
kekuasaan untuk menyelenggarakan pemerintahan sebagaimana
R.J.H.M. Huisman:
peraturan perundang-undangan.72
71
Ibid, hal. 103
72
Ibid.
41
Secara teoritik, kewenangan yang bersumber dari peraturan
yang lainnya.\
namanya.73
organ lain; jadi dalam hal delegasi secara logis selalu didahului
73
Ibid, hal. 105.
42
“Pada mandat tidak dibicarakan mngenai penyerahan
74
Ibid, hal. 106.
43
dengan tanggung jawab sendiri. Artinya dalam penyerahan
tanggung jawab hukum atau dari tuntutan pihak ketiga jika dalam
lain.75
75
Ibid, hal. 107.
76
Ibid, hal. 108.
44
akhir keputusan yang diambil mandataris tetap berada pada
wewenang itu diperoleh dan apa isi dan sifat wewenang tersebut,
E. Konsep Operasional
77
Ibid, hal. 109.
78
Ibid, hal. 112.
45
a. Tinjauan yuridis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa hukum
F. Metode Penelitian
79
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta: 2003, hal. 1198.
80
Ibid.
81
www.wikipediaindonesia.co.id, dikunjungi 20 agustus 2012 pukul 20.00 wib
82
Kamus Besar Bahasa Indonesia, op.cit.,, hal. 950.
83
Opcit, www.wikipedia.co.id
84
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat,
PT. Raja Grafindo Jakarta, 2003, hal. 23.
46
hukum yang bertitik tolak dari bidang-bidang tata hukum tertentu, dengan
ataupun norma yang telah terwujud sebagai perintah yang eksplisit dan
yang secara positif telah terumus jelas (ius constitutum) untuk menjamin
para pihak yang berperkara.87 Sedangkan dilihat dari sifatnya penelitian ini
2. Objek Penelitian
85
Ibid. hal. 15.
86
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1982, hlm.33
87
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996, hal. 33.
47
3. Data dan Sumber Data
bagian, yaitu :
Negara.
penjelasan atau membahas lebih hal-hal yang telah diteliti pada bahan-
48
1) Buku mengenai Undang-undang Dasar, pendapat-pendapat yang
relevan dengan masalah yang diteliti serta data tertulis yang terkait
dengan penelitian.
hal-hal yang bersifat umum kepada hal-hal yang bersifat khusus. Dimana
faktor yang nyata dan diakhiri dengan penarikan suatu kesimpulan yang
juga merupakan fakta dimana kedua fakta tersebut dijembatani oleh teori-
teori.89
88
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UII Press, Jakarta:1983, hlm 32.
89
Aslim Rasyad, Metode Ilmiah; Persiapan Bagi Peneliti, UNRI Press, Pekanbaru, 2005,
hal. 20.
49
BAB II
PEMERINTAHAN
A. Penyelenggaraan pemerintah
Pemerintah dalam arti luas adalah suatu pemerintah yang berdaulat sebagai
dan yudikatif.90
90
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_pemerintahan, Wikipedia Ensiklopedia bebas,
Sistem Pemerintahan.
91
Ibid.
50
Negara Inggris dianggap sebagai tipe ideal dari negara yang menganut
92
Ibid.
93
Ibid.
51
republik di mana kekuasan eksekutif dipilih melalui pemilu dan
unsur yaitu:94
94
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_presidensial, Wikipedia Ensiklopedia bebas, sistem
presidensil.
52
pemerintahan parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara
sistem parlementer.
parlemen.
95
Ibid.
96
Ibid.
53
1) Badan eksekutif lebih stabil kedudukannya karena tidak
tahun.
yang lama.
97
Ibid. Hal. 58
54
dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Negara seperti Amerika
Senat.98
98
http://ocemadril.wordpress.com/2011/10/21/ihwal-wakil-menteri/, artikel.
99
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_parlementer, Wikipedia bahasa Indonesia, sistem
pemerintahan parlementer, ensiklopedia bebas.
55
langsung cabang legislatif, atau parlemen, sering dikemukakan
100
Ibid.
101
Ibid.
56
1) Badan legislatif atau parlemen adalah satu-satunya badan
parlemen.
57
raja/sultan dalam negara monarki. Kepala negara tidak
menjalankan pemerintahan.
102
Ibid.
103
Ibid.
58
2) Kelangsungan kedudukan badan eksekutif atau kabinet
mengusai parlemen.
59
Sekretaris Parlemen. Kemudian untuk Kementerian Hukum, Wakil
Menteri terkait.104
itu, wakil menteri hanya ada pada Kabinet Sjahrir I, Sjahrir III, dan
104
http://ocemadril.wordpress.com/2011/10/21/ihwal-wakil-menteri/, artikel.
105
http://id.wikipedia.org/wiki/Wakil_menteri, Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas.
60
baktinya pada tanggal 6 Juni 1968, hingga Kabinet Pembangunan
VII yang berakhir pada tanggal 21 Mei 1998. Pada masa Orde Baru
Wahid.107
106
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281966-1998%29, Wikipedia
Indonesia, ensiklopedia bebas.
107
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabinet_Indonesia, Wikipedia Indonesia,
ensiklopedia bebas.
61
terbanyak (sekitar 35%). Tetapi karena jabatan presiden masih
dipilih oleh MPR saat itu, Megawati tidak secara langsung menjadi
108
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_%281998-sekarang%29,
Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas.
62
Baik pada masa Pemerintahan Presiden BJ. Habibie,
63
BAB III
KETATANEGARAAN INDONESIA
yang bertindak sebagai pejabat senior utama atau kedua dalam kantor
negara.109
itu terdiri atas 12 menteri, 5 menteri negara dan 2 wakil menteri. Wakil
menteri yang ada pada waktu itu hanyalah Wakil Menteri Dalam Negeri
dan Wakil Menteri Penerangan. Kedudukan dua wakil menteri itu jelas,
109
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, wakil menteri, (dikunjungi pada
tanggal 26 Desember 2012 pukul 17.09 WIB).
64
Di era Pemerintahan Presidensial Soekarno setelah Dekrit Presiden (1959-
1966), jabatan Wakil Menteri tidak ada. Demikian pula dalam seluruh
tertentu. Semua menteri muda itu adalah anggota kabinet. Mereka diangkat
itu.110
pemerintahan.
110
Yusril Ihza Mahendra, Ketidakjelasan posisi wakil menteri, artikel, Koran Seputar
Indonesia tanggal 31 Oktober dan 1 November 2011.
65
4. Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian
fungsi Menteri dapat kita lihat dalam ketentuan Pasal 7, dan Pasal 8
66
yang menjadi tanggung jawabnya; c. pengawasan atas pelaksanaan tugas
bidangnya.
67
Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Tahun 2009, disebutkan pula bahwa yang dimaksud pejabat karier adalah
Indonesia Bersatu (KIB) II, satu hal yang menjadi perbincangan ialah
banyaknya wakil menteri yang diangkat dalam kabinet hasil resuffle ini.
kini bertambah dari 6 menjadi menjadi 19 orang. Ini berarti jumlah Wakil
111
forum.detik.com/kabinet-indonesia-prihatin-jilid-ii-revisi-b-yang-sangat-
memprihatinkan-t299742.html, dikunjungi pada tanggal 3 januari 2013.
68
4. Wakil Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Nirwandar
bawah ini:
Dinarsyah Tuwo
69
6. Wakil Menteri Pekerjaan Umum: Hermanto Dardak.
kementerian, serta terkait efektifitas dari wakil menteri itu sendiri (ditinjau
Pasal 17 ayat (1) dan (2) UUD 1945 mengatakan bahwa Presiden dibantu
bahwa “Yang dimaksud wakil Menteri adalah pejabat karier dan bukan
Didalam Undang-Undang Dasar 1945 tak satu pun ayat dari 4 ayat
dalam Pasal 17 UUD 1945 yang mengatur jabatan wakil menteri. Inilah
112
70
kenyataan konstitusionalnya dan inilah yang memicu munculnya
Jabatan wakil menteri juga tidak diatur secara rinci baik ditingkat
Presiden, hanya ada tiga pasal yang menjelaskan wakil menteri. Aturan
wakil menteri.
wakil menteri. Menurut Yusril Ihza Mahendra jabatan wakil menteri tidak
gubernur, wakil bupati dan wakil wali kota yang juga tidak diatur dalam
113
71
Undang-Undang Dasar. Didalam prakteknya wakil gubernur, wakil bupati
1945 tidak menyebutkan adanya wakil menteri. Yang ada yakni dalam
overlaping dan konflik internal. Karena beliau menilai bahwa jabatn wakil
pasal tersebut mengatakan bahwa Wakil Menteri itu adalah pejabat karir
114
Yusril ihza mahendra, Tak diatur didalam konstitusi wakil menteri kemungkinan di
PHK masal, artikel, rimanews, dikunjungi pada tanggal 3 januari 2013 pukul 13.42 WIB.
115
Ibid.
72
kerancuan terhadap kedudukan wakil menteri di era Presiden Susilo
Undang-Undang Dasar.
116
73
Berikut ini adalah Ringkasan Putusan MK Nomor 79/PUU-
IX/2011:117
LEGAL STANDING118
Tindak Pidana Korupsi (GN-PK) yang diwakili Adi Warman dan H. TB.
kerugian konstitusionalnya.
adalah hak-hak yang diatur dalam UUD 1945”) dirugikan oleh berlakunya
117
http://idehukum.blogspot.com/2012/06/ringkasan-putusan-mk-tentang-wakil.html,
Ringkasan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 79/PUU-IX/2011.
118
Pemerintah memandang pemohon tidak memiliki legal standing karena tidak terbukti
bahwa pemohon menderita kerugian konstitusional akibat Wakil Menteri.
74
dan/atau kewenangan konstitusional yang dianggap dirugikan tersebut
Konstitusi).
Dasar Permohonan119
Kementerian tertentu”.
di samping hal tersebut di atas dalam Pasal 10 ini ada penekanan pada kata
"secara khusus", yang artinya tidak umum dan atau selektif tapi faktanya
119
Dasar permohonan yang disampaikan oleh pemohon untuk perkara no 79/PUU-
IX/20011. Lihat revisi Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan
Organisasi Kementerian Negara pada tanggal 13 Oktober 2011 menjadi Peraturan Presiden Nomor
76 Tahun 2011, dengan tujuan agar orang dekat dengan Presiden yang tidak memenuhi
persyaratan dapat diangkat menjadi wakil menteri;
75
dapat dikatakan fakta (pengangkatan 20 wakil menteri) yang dilakukan
dijamin dalam Konstitusi yaitu dalam Pasal 28D ayat (3) UUD 1945;
pemerintahan“ juncto Pasal 27 ayat (1) UUD 1945; Segala warga negara
76
1.848.198.800.000,- yang dibebankan dari pajak. Sementara pemohon
Kementerian Negara terhadap Pasal 17 dan Pasal 28D ayat (3) UUD
1945;
Kementerian Negara;
120
Perihal yang dimohonkan oleh pemohon untuk perkara no 79/PUU-IX/20011..
77
6) Mempertimbangkan pengangkatan wakil menteri ini juga akan
presiden.
(3) UUD 1945. Maka patut pasal tersebut dinyatakan tidak memiliki
Pasal 17 ayat (1) UUD 1945 tidak ada norma yang menyebutkan
keberadaan wakil menteri, bahkan di draf RUU nya pun pada 2007 yang
diserahkan ke presiden tidak ada. Wakil menteri baru muncul pada Pasal
Hal ini sama keadaannya dengan Pasal 18 ayat (4) UUD 1945 yang
121
Keterangan tertulis Yusril Ihza Mahendra sebagai saksi ahli dari pihak pemohon untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
78
demokratis”. Norma ini tidak menyebutkan adanya jabatan wakil
norma dalam UUD 1945 tidak menyebutkan adanya wakil kepala daerah
formil. Karena menambahkan sebuah norma baru yang sama sekali tidak
(2), dan ayat (3) UUD 1945. Wakil menteri tidak mempunyai tugas yang
jelas sehingga adanya jabatan wakil menteri adalah tindakan yang mubazir
79
juga permasalahan terkait aplikasi atau pelaksanaan dari wakil menteri itu
menteri, yang dinilai hanya akan menambah beban keuangan negara tanpa
negara lain, seperti AS dan Jepang terdapat posisi Wamen karena jumlah
kementerian yang tidak terlalu banyak dan memiliki ruang lingkup kerja
yang luas. Jika melihat jumlah kementerian di Indonesia yang saat ini
dan dari sisi bidang kerja sudah lebih spesifik, sehingga penambahan
Margarito Kamis122
122
Keterangan tertulis Margarito Kamis sebagai saksi ahli dari pihak pemohon untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/201.
80
Rumusan Pasal 10 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
1945.
adalah merupakan hak yang melekat kepada Presiden dalam hal Presiden
jabatan tertsebut terbuka bagi siapa saja. Pemerintah bersedia bila norma
123
Keterangan tertulis dari pihak pemerintah untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
81
Tahun 2008 tentang Kementerian Negara dibatalkan, terlebih norma
tersebut tidak jelas, tidak dalam. Dalil jabatan wakil menteri memboroskan
bahwa tidak semua jabatan publik disebut atau diatur dalam Undang-
Undang Dasar 1945. Bahkan, hanya sebagian kecil dari banyak jabatan
1945 sajalah yang sah dan sesuai dengan konstitusi adalah argumen yang
Pimpinan KPK, dan lain-lain. Masih banyak lagi jabatan atau posisi yang
tidak disebutkan di dalam konstitusi, namun tentu saja tetap sah dan sesuai
dengan UUD 1945. Lagi pula dalam sejarah Indonesia pernah wakil
82
menteri diterapkan yaitu pada Periode 2 September - 14 November 1945,
Presiden dapat mengangkat pejabat karier, baik yang berasal dari dalam
standing);
ontvankelijk verklaard);
Tahun 1945.
83
UUD 1945 cantelannya merupakan wewenang presiden dengan suatu
wakil menteri sangat tergantung presiden, apakah mau diisi oleh orang
politik atau dari PNS, pengusaha, dan mantan Jenderal tentara. Semua itu
Konstitusi.126
pemerintahan yang berdaya guna dan berhasil guna harus pula diberi
124
Keterangan tertulis Maruarar Siahaan sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
125
Keterangan tertulis Miftah Thoha sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
126
Keterangan tertulis Philipus M. Hardjon sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah
untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
127
Keterangan tertulis HM. Laica Marzuki, sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah
untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
128
Keterangan tertulis Arief Hidayat sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
84
Prijono Tjitoherijanto menyatakan, perpindahan Pegawai Negeri
129
Keterangan tertulis Prijono Tjitoherijanto sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah
untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
130
Keterangan tertulis Eko Sutrisno sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
131
Keterangan tertulis Zudan Arif Fakrulloh sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah
untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
132
Keterangan tertulis Anhar Gonggong sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah untuk
Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
133
Keterangan tertulis Adnan Buyung Nasution sebagai saksi ahli dari pihak pemerintah
untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
85
keuangan negara yang dianggarkan untuk satu departemen, apabila
Menteri.
yaitu jabatan karir dan jabatan negara untuk menghindari intervensi politik
134
Keterangan tertulis Agun Gunandjar Sudarsa sebagai saksi ahli yang diundang oleh
Mahkamah Konstitusi untuk Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
135
Pertimbangan hukum Makamah Konstitusi dalam perkara Perkara Nomor 79/PUU-
IX/2011.
86
memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan pengujian
memberi arti berlakunya asas umum di dalam hukum bahwa “sesuatu yang
UUD 1945. Menurut Mahkamah, baik diatur maupun tidak diatur di dalam
keuangan negara, tidak boleh dinilai sebagai kerugian semata, sebab selain
kerugian finansial ada juga keuntungan dan manfaatnya untuk bangsa dan
negara.
Presiden, terlepas dari soal diatur atau tidak diatur dalam Undang-Undang,
maka mengenai orang yang dapat diangkat sebagai wakil menteri menurut
87
Mahkamah, dapat berasal dari pegawai negeri sipil, anggota Tentara
wakil menteri.
hukum sekarang, yakni pembentukan yang tanpa job analysis dan job
specification yang jelas telah memberi kesan kuat bahwa jabatan wakil
hadiah politik. Hal ini nyata-nyata tidak sesuai dengan filosofi dan latar
88
Saat mengangkat wakil menteri Presiden tidak menentukan beban
kerja secara spesifik bagi setiap wakil menteri sehingga tak terhindarkan
negeri.
fungsional.
melalui seleksi, dan penilaian oleh Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai
bagi menteri, bukan prosedur yang berlaku bagi PNS yang menduduki
jabatan karier.
sampai dua kali menjelang dan sesudah pengangkatan wakil menteri bulan
89
Konklusi136
1945;
hukum mengikat;
136
Konklusi Makamah Konstitusi dalam perkara Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
137
Amar putusan Makamah Konstitusi dalam perkara Perkara Nomor 79/PUU-IX/2011.
90
4) Memerintahkan pemuatan putusan ini dalam Berita Negara
tersendiri yang tidak sejalan dengan norma yang disebutkan di dalam pasal
91
Nomor 79/PUU-IX/2011 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 60 Tahun
Tuwo
H Musliar Kasim
Wiendu Nuryanti
138
Kompas. com, susunan menteri dan wakil menteri terbaru, artikel, Selasa, tanggal 5
Februari 2013 pukul 11:51 WIB
92
16. Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Sapta Nirwandar
Wakil
menteri secara empiris (aplikatif). Wakil menteri versi baru pasca putusan
wakil menteri itu adalah pejabat karir dan bukan anggota kabinet. Kalau
itu bukan pejabat karir, tetapi anggota kabinet. Namun Perpres 60/2012
93
tetapi bukan pula anggota kabinet. Anehnya, wakil menteri itu diangkat
Menteri.139 Hal ini membuat kedudukan Wakil menteri itu dalam struktur
Pasal 3 Perpres Nomor 60 Tahun 2012 tersebut antara lain adalah: 140
Kementerian;
kontrak kinerja;
Kementerian.
139
Yusril Ihza Mahendra, Wamen versi baru nabrak Undang-Undang Kementerian
negara, Artikel di Koran Sindo 11 Juni 2012.
140
Ibid.
94
g) Mewakili Menteri pada acara tertentu dan/atau memimpin rapat
menjalankan tugasnya menteri juga dibantu oleh staf ahli. Jumlah Sekjen
dan Irjen pada setiap kementerian hanya satu unit, sedangkan besaran
141
Ibid.
95
Dirjen tergantung pada kompleksitas tugas dan fungsi masing-masing
staf ahli dipegang oleh para pakar yang menguasai bidang tertentu dan
Menteri
Staf Ahli
142
Wayu Eko Yudiatmaja, Jabatan Wakil Menteri Quo Vadis Reformasi Birokrasi di
Indonesia, makalah, hal. 5
143
Ibid, hal 6.
96
Sejak jabatan wakil menteri dibentuk, secara otomatis struktur
menteri, tetapi berada satu level di atas staf ahli. Berikut ini gambar
Menteri
Wakil Menteri
Staf Ahli
144
Ibid.
97
dan bertanggung jawab kepada Menteri”. Tugasnya adalah “membantu
menteri dalam Perpres Nomor 60 Tahun 2012 ini amatlah luas, yakni
keberadaan Wakil menteri itu hanya untuk melaksanakan beban kerja yang
Kementerian Negara.145
haruslah dirujuk pada Pasal 8, yakni apa sajakah tugas pokok kementerian
penanganan secara khusus pada kementerian itu dan mana yang tidak.146
145
Yusril Ihza Mahendra, Wamen versi baru nabrak Undang-Undang Kementerian
negara, Artikel di Koran Sindo 11 Juni 2012
146
Ibid.
98
mengharmonisasikan rancangan peraturan perundang-undangan, serta
UU Kementerian Negara.147
dan Olah Raga. Tugas Gafur hanya menangani pemuda dan olahraga saja.
147
Ibid.
99
Menteri Muda, baik Kabinet Amir maupun Kabinet Soeharto adalah
hak keuangan dan fasilitas lainnya bagi wakil menteri hanya mengatur hak
keuangan dan fasilitas bagi Wakil menteri, yang disebutkan dibawah hak
Menteri, tetapi diatas jabatan struktural Ia. Tapi Ini hanya soal teknis
Selain itu masalah lain seperti tugas dari wakil menteri yang tidak
148
Ibid.
149
Ibid.
100
signifikan. Pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudoyono sebaiknya
pemerintah.
anggaran negara, posisi wakil menteri juga dinilai tidak efektif, tumpang
kementerian terutama antara Menteri dan wakil menteri dan antara Wakil
101
manakala Menteri dan wakil menteri memiliki pandangan politik yang
berbeda.
wakil menteri tersebut. Keberadaan wakil menteri adalah sah dan sesuai
wakil menteri itu adalah pejabat karir dan bukan anggota kabinet. Kalau
itu bukan pejabat karir, tetapi anggota kabinet. Namun Peraturan Presiden
wakil menteri itu diangkat oleh Presiden tanpa usul Menteri, tetapi
102
Negara terkait struktur organisasi kementerian, hanya diatur posisi
menteri juga dibantu oleh staff ahli. Pertambahan struktur organisasi ini
anggaran dan fasilitas serta sarana dan prasarana. Jelas ini menjadi beban
Kabinet Indonesia Bersatu II. GNPK adalah pihak yang melakukan uji
1A itu jumlahnya sebanyak Rp 4,1 juta per bulan. Ini belum termasuk
jabatan, dan kinerja. Dengan potongan pajak, honor bersih setiap wakil
150
Okezone. com, Pengangkatan Wamen Rugikan Negara Rp 1,84 Triliun, artikel,
tanggal 26 Januari 2013.
103
36 bulan. Angka ini belum memperhitungkan tunjangan remunerasi yang
wakil menteri. Bila mengacu pada APBN Tahun 2010, anggaran setiap
tahun. Estimasi pemakaian uang negara untuk seorang wakil menteri itu
sebesar Rp 15 miliar per tahun atau Rp 300 miliar per tahun bagi 20 wakil
sehingga total APBN terkuras Rp 900 miliar. Beban keuangan negara ini,
Presiden (PP) Nomor 76 Tahun 2011 Pasal 70 tentang Hak Keuangan dan
Fasilitas wakil menteri yang dianggap setingkat pejabat eselon IA. Dimana
10 miliar dari uang APBN. Belum lagi ada anggaran untuk jamuan tamu
151
Ibid.
104
miliar per tiga tahun. Sehingga, total biaya yang menambah beban defisit
kenapa di negara lain, seperti AS dan Jepang terdapat posisi wakil menteri
karena jumlah kementerian yang tidak terlalu banyak dan memiliki ruang
sebenarnya sudah sangat banyak dan dari sisi bidang kerja sudah lebih
152
Ibid.
153
Ibid.
105
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
jabatan wakil menteri. Namun wakil menteri versi baru pasca putusan
dibatalkan itu mengatakan wakil menteri itu adalah pejabat karir dan
contrario, maka wakil menteri itu bukan pejabat karir, tetapi anggota
Hal ini membuat kedudukan wakil menteri itu dalam struktur organisasi
wakil menteri yang tidak jelas didalam organisasi kementerian, selain itu
tugas dari wakil menteri yang menjadi terlalu luas berakibat pada
106
2. Fenomena pengangkatan jabatan wakil menteri menimbulkan implikasi
sebenarnya sudah sangat banyak dan dari sisi bidang kerja sudah lebih
B. Saran
107
1. Ditujukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan
108
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
2004.
2005.
2003.
Burhan Ashshofa, Metode Penelitian Hukum, PT. Rineka Cipta, Jakarta, 1996.
Dahlan Thaib, Jazim Hamidi, Ni’matul Huda, Teori dan Hukum Konstitusi, PT.
2004.
Press,Jakarta.
109
Kunthi Dyah Wardani, Impeachment dalam Ketatanegaraan Indonesia, UIIPress,
Yogyakarta, 2007.
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, 2006.
Sobirin Malian, Gagasan Perlunya Konstitusi Baru Pengganti UUD 1945, UII
110
Makalah Jurnal:
Surabaya.
Wayu Eko Yudiatmaja, Jabatan Wakil Menteri Quo Vadis Reformasi Birokrasi di
Indonesia, makalah.
Artikel:
Kamus:
Pustaka, Jakarta.
Peraturan Perundang-Undangan:
111
Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara.
Kementerian Negara.
Kementerian Negara.
Internet:
www.wikipediaindonesia.co.id.
www.kompas. com.
www.okezone.com.
www.forum.detik.com.
112