You are on page 1of 35

KATA PENGANTAR

Guru profesional memiliki 4 kompetensi yaitu kompetensi Pedagogik, kompetensi


Kepribadian, kompetensi Sosial dan kompetensi Profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi. Sebelum mengikuti pendidikan profesi calon Guru menempuh
pendidikan di Perguruan tinggi baik pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
(LPTK) atau non LPTK. Mahasiswa Pendidikan Kimia merupakan calon Guru yang dididik
di LPTK.
Lulusan program studi pendidikan kimia pada strata1 diwajibkan memenuhi capaian
pembelajaran setara Kerangka kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) level 6. Pada level 6
Capaian pembelajaran pada aspek sikap untuk lulusan sarjana Pendidikan Kimia diantaranya
1. menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan, serta
pendapat atau temuan orisinal orang lain; 2. mempunyai ketulusan, komitmen, kesungguhan
hati untuk mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan peserta didik dengan dilandasi oleh
nilai-nilai kearifan lokal dan ahlak mulia serta memiliki motivasi untuk berbuat bagi
kemaslahatan peserta didik dan masyarakat pada umumnya. Aspek pengetahuan memiliki
kata kunci menguasai konsep teoritis diantaranya 1. menguasai konsep teoretis tentang
struktur, dinamika, dan energi bahan kimia, serta prinsip dasar pemisahan, analisis, sintesis
dan karakterisasinya; 2. menguasai konsep teoretis tentang teori pendidikan, perkembangan
peserta didik, pengetahuan pedagogik kimia, metodologi pembelajaran, kurikulum, dan
evaluasi pembelajaran. Aspek keterampilan khusus salah satunya mampu merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran kimia di sekolah secara terbimbing sesuai dengan karakteristik
bahan kajian dan peserta didik melalui pendekatan saintifik dengan memanfaatkan berbagai
sumber belajar dan media pembelajaran berbasis IPTEKS, dan potensi lingkungan setempat,
sesuai standar isi, proses dan penilaian; sehingga peserta didik memiliki keterampilan proses
sains, berpikir kritis, kreatif dan penyelesaikan masalah. Beberapa keterampilan umum 1.
mampu bertanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok dan melakukan supervisi
serta evaluasi terhadap penyelesaian pekerjaan yang ditugaskan kepada pekerja yang berada
di bawah tanggungjawabnya; 2.mampu melakukan proses evaluasi diri terhadap kelompok
kerja yang berada dibawah tanggung jawabnya, dan mampu mengelola pembelajaran secara
mandiri.

i|ETNOKIM IA
Berdasarkan hal di atas diperlukan sarana yang dapat membekalkan keterampilan
berpikir tingkat tinggi, mendorong pemahaman konsep kimia sekaligus sarana evaluasi bagi
calon Guru Kimia serta pengenalan budaya daerah. Berdasarkan hal di atas perlu dibuat
modul pembelajaran berbasis budaya setempat yaitu Banten yang dalam hal ini kearifan
lingkungan setempat masyarakat Baduy dan membekalkan keterampilan berpikir reflektif
yang merupakan “core” dari keterampilan berpikir tingkat tinggi sekaligus sebagai sarana
evaluasi bagi calon Guru Kimia.
Semoga modul ini dapat mewujudkan tujuan yang akan dicapai pada uraian di atas.

ii | E T N O K I M I A
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii
TOPIK 1. ILMU KIMIA ................................................................................................................ 1
TOPIK 2. ETNOKIMIA ................................................................................................................ 9
TOPIK 3. MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS BUDAYA
BADUY.......................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 30

iii | E T N O K I M I A
TOPIK 1. ILMU KIMIA
Dua kali pertemuan

Mempelajari Etnokimia sebagai kajian kimia dari sudut pandang budaya bukan
sekedar mengkaji budaya dengan kimia melainkan Etnokimia diharapkan dapat menggali
konsep-konsep kimia dari kearifan lokal yang memuat kearifan lingkungan. Pengkajian juga
diharapkan mampu menghubungkan budaya setempat dari pembelajar dengan konsep yang
ada pada pembelajar sebagai upaya pelestarian budaya dan sebagai upaya menjadikan
pembelajaran bemakna. Penting juga untuk mengembangkan pembelajaran inovatif berbasis
kearifan lingkungan sekitar siswa untuk memudahkan mempelajari kimia pada pembelajaran
di kelas dan memupuk rasa bangga terhadap budaya Indonesia. Upaya tersebut akan berhasl
jika memahami karakteristik kimia.

Capaian Pembelajaran
1. Menguasai konsep teoritis tentang kimia
2. Bertanggung jawab terhadap penyelesaian tugas individu dan kelompok
Indikator
1. Menjelaskanlah karakteristik ilmu kimia
2. Menjelaskan bagaimana ilmuwan bekerja untuk mengembangkan kimia
3. Menjelaskan sumber ilmuwan untuk mengembangkan kimia? jelaskanlah
jawabanmu
4. Menjelaskan bagaimana ilmu kimia bisa berkembang
5. Menunjukkan hasil kerja individu dan kelompok

1|ETNOK IM IA
Langkah Kegiatan

• membaca materi yang diberikan


Membaca materi
• membuat pembagian tema dalam kelompok
Pembelajaran dengan memprioritaskan pertimbangan bersama

• menentukan yang bertanggung jawab terhadap


Pembagian tugas setiap kegiatan

Melaksanakan • menyelesaikan tugas dan mendiskusikan dalam


penyelesaian tugas kelompok

mengkomunikasikan • menyajikan hasil kerja kelompok secara lisan dan


hasil tulisan

• refleksi terhadap pengetahuan yang didapatkan


Refleksi
• refleksi terhadap kerja pribadi dan kelompok

2|ETNOK IM IA
Membaca materi

KIMIA DAN PERKEMBANGANNYA

Kimia merupakan bagian dari Ilmu pengetahuan Alam yang mempelajari tentang
materi yang berkaitan dengan sifat, struktur, komposisi, tata nama, reaksi dan energi yang
menyertainya. Materi yang dimaksud adalah segala sesuatu yang mempunyai massa dan
menempati ruang. Wujud materi dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu padat cair dan
gas.Materi dapat memiliki tiga wujud tersebut. Hal ini berkaitan dengan sifat fisika materi.
Sifat yang ada pada materi dapat berupa sifat fisika dan kimia.Sifat fisika contohnya warna,
titik didih dan titik leleh.Hal ini berkaitan dengan perubahan fisika yang merupakan
perubahan yang tidak membentuk zat baru. Seperti air tetaplah air saat diuapkan menjadi gas
dan saat dibekukan menjadi es.
Bertolak belakang dengan sifat kimia yaitu sifat yang berhubungan dengan
pembentukan zat baru. Contoh sifat ini adalah mudah terbakar, korosif dan reaktif. Seperti
alkohol yang mudah terbakar, Asam kuat yang korosif dan Natrium yang mudah bereaksi
dengan air.
Bahasan materi mengenai struktur dan komposisi adalah mempelajari bagaimana
susunan partikel-partikel materi dan bagaimana jumlah masing-masing komponen
partikelpenyusun materi. Tata nama materi mempelajari bagaimana suatu materi dinamakan
sesuai dengan kesepakatan bersama. Reaksi pada materi mempelajari bagaimana suatu
materi menjadi materi yang berbeda dan bagaimana tahapannya apakah dalam satu tahap
atau beberapa tahap. Reaksi ini juga dapat menimbulkan atau memerlukan energi untuk itu
dipelajari juga energi yang menyertai suatu reaksi.
Mempelajari kimia rentan terhadap kesalahan konsep karena sebagian besar konsep
kimia bersifat abstrak sehingga perlu pemodelan dalam mempelajari kimia. Kimia disajikan
dalam tiga dunia yang dikenal dengan makroskopik sub mikroskopik dan simbolik.
Makroskopik yaitu yang terlihat seperti air yang bening dan berwujud cair. Sementara dalam
level sub mikroskopik airterdiri dari dua atom Hidrogen dan satu atom Oksigen dengan
bentuk molekul seperti huruf V.Sedangkan untuk simbolik air disimbolkan dengan H 2O .
Contoh lain adalah asam kuat dan asam lemah. Secara makroskopik asam kuat dan lemah

3|ETNOK IM IA
dibedakan dengan kertas lakmus. Konsentrasi yang sama asam kuat lebih asam disbanding
asam lemah yang diperlihatkan dengan PH asam kuat lebih rendah disbanding asam lemah.
Pada level simbolik diperlihatkan dengan modeling asam kuat terurai sempurna sehingga H+
jumlahnya lebih banyak dbanding asam lemah pada konsentrasi yang sama ion H + lebih
sedikit karena terurai sebagian. Untuk simbolik persamaan reaksi asam kuat dan asam lemah
dibedakan dengan tanda panah searah untuk asam kuat yang terurai sempurna sedangkan
asam lemah dengan dua panah bolak balik untuk menggambarkan reaksi reversible. Untuk
jelasnya dapat dilihat pada Gambar.1.1

Gambar.1.1 Tiga Level representasi Asam kuat dan asam lemah Sumber Farida (2017)
Secara garis besar representasi dalam kimia digambarkan pada Gambar. 2

Gambar. 1.2. Hubungan antara tiga level representasi berdasarkan realitas dan representasi
(sumber: Davidowitz dan Chittleborough, 2009).

4|ETNOK IM IA
B. Bagaimana Kimia Berkembang?
Pengetahuan kimia berkembang dengan pesat, ribuan bahkan jutaan senyawa
ditemukan dan dikembangkan untuk kesejahteraan dan kemudahan hidup manusia. Buku-
buku tentang penemuan kimia sudah tak berhingga ditulis oleh para pakar kimia. Artikel
ilmiah tentang penemuan mudah kita temukan di perpustakaan apalagi dalam bentuk “on
line”. Pertanyaan yang penting adalah bagaimana ilmuwan dan ahli kimia mendapatkan ide
untuk temuan mereka?
Pengetahuan kimia ada yang bersifat deskriptif yaitu pengetahuan yang didapatkan
dari hasil pengamatan terhadap segala materi. Pengetahuan ini lahir dari upaya menjawab
pertanyaan apa terhadap fakta-fakta yang ada di alam. Misal dalam suatu reaksi muncul
pertanyaan apakah zat tertentu dapat bereaksi satu sama lain? Dilakukanlah pengamatan
terhadap zat yang dimaksud. Yang didapatkan adalah fakta-fakta yang bersifat pengetahuan
deskriptif. Fakta-fakta yag didapat dihimpun dan untuk memudahkan mengingat maka
fakta-fakta tadi dikelompokkan hal ini juga memudahkan untuk mempelajari kimia.
Pengetahuan kimia berikutnya pengetahuan teoritis yang lahir dari pertanyaan
mengapa. Perkaratan cepat terjadi jika pagar besi tidak dicat tetapi lebih awet jika
sebaliknya. Untuk menjawab pertanyaan mengapa maka ahli kimia merancang percobaan,
melakukan eksperimen, melakukan pengamatan, mencatat hasil pengamatan, menafsirkan
data-data dan menarik kesimpulan. Ilmuwan menemukan teori setelah mengumpulkan fakta-
fakta dan hukum-hukumalam. Teori dapat diartikan sebagai asas yang dapat digunakan
untuk menerangkan gejala. Misal mengapa perubahan kimia tidak merubah massa? Maka
dijelaskan dengan teori yang menyatakan bahwa reaksi kimia hanyalah penata ulangan
atom-atom penyusunnya. Teori yang muncul tidak selalu benar tetapi dapat gugur atau
disempurnakan seiring dengan munculnya peralatan yang lebih memudahkan pengamatan.
Kegiatan para ahli untuk mengembangkan kimia dapat digambarkan pada Gambar.
1.3

5|ETNOK IM IA
mengamati

menggolongkan

para ahli kimia


menafsirkan data

menarik pengetahuan
kesimpulan umum kimia
merancang
eksperimen
melakukan
eksperimen
menghasilkan
teori

Gambar. 1.3 Kegiatan para Ahli Kimia (diadaptasi dari Liliasari,1993)

Kegiatan para ahli untuk mengembangkan kimia tidak akan berhenti karena masih
banyak bagian dari sekitar kita yang belum diteliti. Sumber ilmu kimia masih banyak salah
satunya adalah pengetahuan tradisional yang dapat digali dari kebudayaan daerah yang
memuat pengetahuan tradisional. Indonesia yang kaya akan Sumber Daya termasuk
budaya merupakan ladang emas bagi pengembangan kimia berbasis kearifan masyarakat
adat.

6|ETNOK IM IA
LEMBAR KERJA MAHASISWA 1.1

Setelah membaca materi dan dan diskusi dengan temanmu


1. Jelaskanlahh karakteristik dari ilmu kimia

2. Buatlah peta pikiran tentang bagaimana ilmu kimia berkembang, bagaimana ilmuwan
bekerja serta sumber pengembangan Menjelaskan bagaimana ilmuwan bekerja untuk
mengembanMenjelaskan sumber ilmuwan untuk mengembangkan kimia? jelaskanlah
jawabanmu

7|ETNOK IM IA
3. Buatlah garis besar kerja kelompok, presentasikanlah hasil kerja kelompok secara
keseluruhan dan berikanlah penilaian terhadap anggota kelompok dalam bekerja
Tulislah Kerangka laporan kelompok (laporan di presentasikan)

Penilaian terhadap kerja anggota kelompok

8|ETNOK IM IA
TOPIK 2. ETNOKIMIA
Empat kali pertemuan

Etnokimia merupakan kajian konsep kimia dari budaya yang ada di tengah
masyarakat. Kajian ini menjadi penting karena proses pendidikan merupakan proses
pewarisan pengetahuan, keterampilan, nilai dan moral serta budaya. Pewarisan
pengetahuan,keterampilan serta nilai dan moral sudah dilakukan dalam pembelajaran selama
ini mengingat dalam pembelajaran kimia hasil belajar bukan saja aspek kognitif tetapi juga
afektif dan keterampilan. Tiga aspek ini distimulus dalam pembelajaran kimia melalui
materi,metoda dan model pembelajaran yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
Pengkajian budaya dalam perspektif kimia dapat dilakukan pada pembelajaran etnokimia.
Untuk itu pada materi ini akan dipelajari tentang etnokimia.

Capaian Pembelajaran
1) Menguasai konsep teoritis tentang etnokimia
2) Membuat keputusan terhadap pilihan yang diberikan
3) Melakukan kajian teori mengenai aspek etnokimia
4) Melakukan observasi terhadap aspek etnokimia
5) Melakukan pertimbangan terhadap keputusan
6) Bekerjasama dalam kelompok
7) Mengkomunikasikan hasil kerja kelompok

Indikator

1) Menjelaskan tentang etnokimia


2) Menentukan topik yang akan didalami dalam kelompok
3) Menemukan literatur pendukung topik yang dipilih
4) Melakukan observasi langsung atau dengan bantuan internet untuk pendalaman
materi
5) Mempunyai alasan dalam pemilihan topik
6) Melakukan pembagian tanggung jawab yang jelas dalam kelompok
7) Melaporkan hasil kerja kelompok secara tertulis dan lisan

9|ETNOK IM IA
Langkah Kegiatan

Apa yang •membaca materi yang diberikan


•membuat pembagian tema dalam kelompok dengan
menarik? memprioritaskan pertimbangan bersama

Apa •penentuan rencana kegiatan (waktu dan jenis kegiatan)


•menentukan yang bertanggung jawab terhadap setiap
rencanamu? kegiatan

Apakah dapat •rencana dilaporkan pada dosen


dilaksanakan? •dapat meyakinkan bahwa rencana dapat dilakukan

Melaksanakan •melakukan observasi ke perkampungan Baduy sebagai


alternatif melalui video diinternet
rencana
Apa yang kamu •menyajikan hasil kerja kelompok secara lisan dan tulisan
dapatkan?
Apa •refleksi terhadap pengetahuan yang didapatkan
pendapatmu ? •refleksi terhadap kerja pribadi dan kelompok

10 | E T N O K I M I A
Membaca materi

ETNOKIMIA DAN POTENSI KEARIFAN LINGKUNGAN MASYARAKAT


BADUY

A. Indigenous Knowledge
Indigenous knowledge dikenal juga dengan local knowledge, indigenous technical
knowledge dan traditional knowledge. Dimaknai secara bahasa Indonesia menjadi
pengetahuan asli, pengetahuan lokal, pengetahuan teknik asli dan pengetahuan tradisional.
Semua merujuk kepada definisi pengetahuan masyarakat di sebuah komunitas tertentu yang
telah berkembang dari waktu ke waktu dan terus berkembang.pengetahuan ini berdasarkan
pengalaman, sering diuji penggunaannya selama berabad-abad, disesuaikan dengan budaya
dan lingkungan, dinamis dan berubah.
Perbedaan pengetahuan asli dengan pengetahuan saintifik (Barat) atau pengetahuan
modern adalaah pengetahuan modern dikembangkan oleh universitas atau badan penelitian
melalui penelitian dengan pendekatan ilmiah. Sementara pengetahua tradisional
berkembang dan teruji berdasarkan pengalaman dan penggunaannya dalam waktu yang
panjang.
Pengetahuan asli karena sifatnya yang berkembang akan sulit untuk menentukan
apakah pengetahuan tersebut benar-benar asli, sudah mengalami adaptasi atau tercampur
dengan sains modern. Kajian difokuskan pada teknologi atau pengetahuan apa yang bisa
kita pelajari pada suatu komunitas dan melihat mana yang lebih efektif untuk
penggunaannya atau dikombinasikan dengan yang di luar komunitas.
Perlu dipahami bahwa pengetahuan asli bukan saja praktek dan teknologi yang ada
pada suatu masyarakat. Ada beberapa tipe pengetahuan asli yang ada di tengah masyarakat,
yaitu
1. Informasi. Seperti tanaman apa saja yang dapat hidup dan berkembang bersama-
sama tanpa mengganngu satu sama lain. Informasi tanaman yang dapat menentukan
keasaman tanah dan tanaman yang bisa menunjukkan awal musim hujan.
2. Praktek dan teknologi. Seperti bagaimana penyimpanan bahan makanan supaya
awet dan penanganan hama tanaman

11 | E T N O K I M I A
3. Kepercayaan. Pada kelompok masyarakat tertentu ada yang dinamakan hutan
larangan yang berkaitan dengan ritual tertentu. Kegiatan yang berhubungan dengan
kepercayaan masyarakat dan ada sungai yang dilarang untuk memancing
berdasarkan keyakinan masyarakat sekitar
4. Peralatan. Peralatan yang dikembangkan di komunitas tertentu seperti alat
pertanian, alat memasak dan alat penyimpanan makanan.
5. Material. Material yang digunakan untuk untuk bangunan rumah, material untuk
pembuatan keranjang dan material yang digunakan untuk kerajinan tangan.
6. Pengalaman. Pengalaman petani dalam bercocok tanam dan pengalaman dalam
memindahkan tanaman baru dari hutan ke lahan pertanian. Di komunitas tertentu
terdapat ahli tanaman yang dapat menentukan mana yang dapat digunakan sebagai
tanaman obat baru.
7. Sumber daya biologi. Hewan dan tumbuhan lokal yang memiliki keunggulan
8. Sumber daya manusia. Keahlian tertentu yang ada di komunitas seperti ahli
tanaman obat, organisasi tradisional seperti tetua adat yang dapat mengatur sistem
pemerintahan pada komunitas tersebut.
9. Pendidikan. Pada komunitas tertentu ada cara tradisional dalam memberikan
pembelajaran pada generasi mudanya dalam rangka mewariskan kebudayaan dan
keterampilan tertentu. Komunitas yang tidak memiliki sekolah formal lebih
menekankan pembelajaran langsung melalui observasi dan praktek.
10. Komunikasi. Cerita rakyat atau pesan-pesan yang ditulis pada daun lontar atau
prasasti, media rakyat dan mekanisme pertukaran informasi-informasi secara
tradisional

B. Tipe Pengetahuan dan Anggota Masyarakat


Pengetahuan yang ada pada anggota masyarakat akan berbeda sesuai dengan
individu masing-masing. Antara individu yang tua dan muda akan berbeda, yang terdidik
dengan tidak juga tidak sama.. tipe pengetahuan masyarakat dalam komunitas akan berbeda
yang dipengaruhi oleh: umur, jenis kelamin, keluarga dengan kedudukan tertentu di tengah
masyarakat, pekerjaan, lingkungan, status sosial dan ekonomi, pengalaman, sejarah dan
faktor lainnya.

12 | E T N O K I M I A
Tipe pengetahuan yang ada di tengah masyarakat akan berbeda sesuai dengan faktor
di atas. Tipe pengetahuan dalam suatu komunitas dapat dibagi menjadi:
1. Pengetahuan umum.
Pengetahuan ini dimiliki oleh semua anggota komunitas atau pengetahuan yang
dibutuhkan oleh semua anggota. Contoh tata cara khusus pada komunitas dalam
memasak bahan makanan tertentu.
2. Pengetahuan tertentu.
Jenis pengetahuan ini hanya dibagikan pada sekelompok anggota komunitas bukan
semua anggota masayarakat. Seperti anggota masyarakat yang tahu tata cara dasar
dalam berternak.
3. Pengetahuan khusus.
Pengetahuan jenis ini merupakan pengetahuan yang hanya dimiliki sebagian kecil
anggota masyarakat seperti pengetahuan yang dimiliki dukun, paraji dan ahli obat-
obatan tradisional.
Dengan mengetahui tipe masyarakat dan tipe pengetahuannya akan memudahkan kita
mendapatkan nara sumber untuk mencari informasi yang tepat sehingga dalam pelaksanaan
menjadi lebih efektif.
Adapun tipe pengetahuan pada masyarakat dapat digambarkan seperti Gambar 1

pengetahuan
khusus
pengetahuan
tertentu

pengetahuan umum

Gambar 1. Tipe Pengetahuan pada Komunitas Masyarakat.

Karakteristik dari sistem lokal adalah bersifat general, holistik, terintegrasi dengan
budaya dan kepercayaan serta minimal resiko dibanding mendapatkan profit yang maksimal.

13 | E T N O K I M I A
Karakteristik tersebut dapat karena sebagian masyarakat lokal mempunyai pengetahuan
yang sedikit tentang apa saja yang bertolak belakang dengan masyarakat akademis yang
mengetahui banyak tentang sedikit hal, sistem pengetahuan tradisional bersifat holistik,
dimana masyarakat tradisional menyelesaikan masalah atau tantangan dalam kehidupan
dengan menggunakan pengetahuan yang ada pada mereka secara menyeluruh yang mungkin
tidak mudah diterapkan pada komunitas lain. Pengetahuan tradisional terintegrasi dengan
budaya dan kepercayaan masyarakat setempat. Merubah pemahaman masyarakat akan
membutuhkan upaya yang besar karena pengetahuan tersebut tertanam dan berakar pada
keyakinan dan dalam beberapa aspek terkait dengan kebudayaan masyarakat. Sistem
pengetahuan tradisional akan menghindari resiko dibanding pendapatan yang besar.
Masyarakat akan menghindari memelihara ternak untuk mengurangi pengeluaran pakan dan
tenaga dibanding memproduksi susu atau daging untuk menambah pendapatan.
Pengetahuan tradisional penting dan bermanfaat bagi masyarakat secara keseluruhan
karena
1. Masyarakat memahami dan mengenal baik teknologi dan praktek tradisional. Mereka
memahami dengan baik, menggunakan serta merawat hal-hal yang berkaitan dengan
praktek tradisional. Ini lebih baik daripada mengenalkan praktek dan teknologi baru
yang tentu mengenalkan dan melatih masyarakat untuk menggunakannya akan
menghabiskan waktu, tenaga dan dana yang tidak sedikit.
2. Pengetahuan tradisional sekaligus menggambarkan sumberdaya lokal. Menggunakan
praktek dan teknologi masyarakat tradisional akan membuat masyarakat mandiri
menggunakan produk dan sumber daya mereka serta tidak tergantung pada
masyarakat luar dalam penyediaan sumber daya. Hal ini akan membuat kehidupan
lebih ekonomis dan mudah.
Pengetahuan tradisional sering diabaikan karena terlihat tidak efektif seperti
penggunaan bambu untuk pengairan cendrung membuat orang lain berpikiran untuk
menggantinya dengan pipa dan bendungan dari semen. Pada kenyataannya sistem ini lebih
efektif untuk lahan mereka dan lebih menjaga ketersediaan air.

14 | E T N O K I M I A
C. Etnokimia
Kimia merupakan hal yang tidak terpisahkan dari manusia termasuk kebudayaan
manusia. Dalam sejarah peradaban manusia tidak terlepas dari penggunaan dan praktek
kimia secara tradisional dan turun temurun. Seperti zaman mesir kuno telah dikenal
pengolahan dan penggunaan emas, pengolahan besi dan perunggu yang pada dasarnya
adalah alloy atau perpaduan logam tembaga dan timah. Masyarakat Mesir dan Mesopotamia
sudah memproduksi keramik dan gelas. Dikenal juga gelas berwarna biru yang
menggunakan kobalt. Masyarakat Mesir kuno juga memproduksi zat warna biru indigo dari
tumbuhan . semua bahan yang digunakan berasal dari tambang dan tumbuhan yang berada
di sekitar penemuan tersebut. Ini mengindikasikan mereka menggunakan pengetahuan
tradisional yang menggunakan sumberdaya daerah setempat.
Begitu juga dengan peradaban Yunani yang dibuktikan melalui penggalian puing-
puing Istana Minoan ditemukan perhiasan dari emas, perhiasan dan peralatan dari perak.
Para arkiolog juga menemukan patung dari gading dan emas. Masyarakat mereka dikenal
sudah menggunakan zat warna untuk mewarnai kain.
Pemahaman tradisional masyarakat Mesir, Yunani dan Babilonia ternyata memuat
konsep kimia seperti masyarakat Mesir yang memahami emas adalah logam stabil dan
termasuk logam mulia. Masyarakat Yunani memahami suatu logam dapat menjadi lebih baik
atau sempurna melalui pengerjaan tertentu. Nama kimia secara sejarahnyapun muncul
diduga pada masa Yunani yang berasal dari kata Chemia dan ditambahkan dengan bahasa
Arab Al.
Berdasarkan hal di atas kajian kimia memang dapat digali dari kebudayaan
masyarakat. Kebudayaan merupakan warisan turun temurun diantaranya ada yang memuat
mitos tetapi tidak dapat dipungkiri ada pengetahuan tradisional di dalamnya. Kimia yang
mengkaji berdasarkan kebudayaan yang memuat pengetahuan kimia dikenal dengan
etnokimia yaitu segala sesuatu bahan atau materi kimia yang berhubungan dengan budaya
atau komunitas tertentu. Ini termasuk praktek kimia yang ditemukan pada kebudayaan atau
masyarakat tertentu serta dapat menjadi bahan inovasi bagi perkembangan kimia secara
keseluruhan.
Permasalahannya adalah bagaimana cara menggali pengetahuan kimia dari
pengetahuan tradisional? Secara garis besar menggali pengetahuan tersebut harus dipahami

15 | E T N O K I M I A
dulu permasalahan apa yang kita hadapi, apakah pengetahuan tradisional tersebut
berhubungan dengan permasalahan? Apakah pengetahuan tradisional efektif untuk
permasalahan tersebut? Apakah pengetahuan tradisional tersebut dapat ditingkatkan? Untuk
lebih lengkap dapat dibaca bagian selanjutnya.

D. Potensi Kearifan Lingkungan Masyarakat Baduy


Baduy merupakan salah satu suku di Indonesia tepatnya Banten. Suku ini
mempunyai ciri khas masih mempertahankan nilai-nilai budaya dasar yang dimiliki dan
diyakininya walaupun peradaban di sekitar mereka mengalami perubahan dan kemajuan.
Pemukiman suku ini berada di kaki pegunungan Kendeng di desa Kanekes, Kecamatan
Leuwidamar, Kabupaten Lebak-Rangkasbitung, Banten. Kehidupan masyarakat modern
dengan fasilitas serba listrik dan mesin tidak mempengaruhi pola kehidupan mereka yang
sederhana. Masyarakat masih menggunakan penerangan lilin atau lampu minyak serta
memilih memanfaatkan produk sendiri, seperti makanan, pakaian dan alat-alat pertanian.
Interaksi masyarakat Baduy dengan lingkungannya merupakan wujud kepatuhan
mereka kepada amanat buyut yang dapat dilihat pada Gambar. 2.

Gambar 2. Amanat Buyut Suku Baduy (Foto: Dokumen Penelitian)

Amanat tersebut memuat aturan-aturan yang harus ditaati dalam menjalani


kehidupan di tengah masyarakat Baduy. Hal ini mempengaruhi pada berbagai aspek
kehidupan. Aspek kehidupan tersebut meliputi
1. Informasi. Tentang penggunaan tanaman sebagai obat-obatan, pangan, bangunan,
asesoris dan untuk kebersihan.

16 | E T N O K I M I A
2. Praktek dan teknologi. Praktek pertanian yang memanfaatkan bahan alami,
pengawetan padi dan pengolahan hasil perkebunan/hutan.
3. Kepercayaan Kepercayaan berkaitan dengan upacara dan ritual tertentu yang
dilakukan oleh kelompok tertentu. Larangan untuk berbuat atau bertindak termasuk
pada bagian kepercayaan suatu masyarakat.
4. Peralatan. Masyarakat pada Baduy Dalam dan Baduy Luar menggunakan peralatan
yang dibuat oleh mereka sendiri. Keterampilan membuat peralatan untuk sendiri ini
diwariskan dan bagi warga yang berumur 15 tahun sudah mampu membuatnya.
5. Material. Masyarakat Baduy memiliki keterampilan membuat kerajinan dari bahan-
bahan yang diambil dari alam yaitu Rotan, Rumput-rumputan, Bambu dan Pelepah
kayu. Hasil hutan juga dimanfaatkan untuk kebersihan seperti: Batang honje, Jeruk
nipis, dan daun kicaang.
6. Pengalaman Masyarakat Baduy memiliki pengalaman mengenai penentuan
tanaman obat dan bagaimana waktu untuk bercocok tanam
7. Sumber daya biologi. Masyarakat Baduy Luar dan Baduy Dalam pada
lingkungannya lebih didominasi potensi sumber daya tumbuhan yang dimanfaatkan
dan dibudidayakan mereka untuk mengikuti aturan adat tetapi aturan ini
menguntungkan pada lingkungan. Hewan tertentu tidak dipelihara oleh masyarakat
Baduy karena merusak lingkungan.
8. Sumber daya manusia. Masyarakat Baduy memiliki keahlian tertentu yang terkait
adat, kesehatan dan pekerjaan mereka sehari-hari.
9. Pendidikan Anak-anak Baduy tidak diperbolehkan sekolah formal. Walaupun
Baduy Luar tidak seperti Baduy dalam yang sangat taat adat tetapi mereka tetap tidak
menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah formal. Tetapi ada yang sekolah
dengan sembunyi-sembunyi dan data mengenai ini tidak didapatkan secara detil di
lapangan.Masyarakat Baduy yang bisa membaca, menulis dan berhitung didapatkan
dari interaksi mereka dengan pengunjung.Ada kelompok belajar anak-anak di
kampung Balimbing yang memiliki umur berbeda. yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan, anak-anak lebih banyak belajar melalui pengamatan pada kegiatan orang
tuanya kemudian mencoba dan mempraktekkan langsung.

17 | E T N O K I M I A
10. Komunikasi. Berkaitan dengan cara bertutur kata di tengah masyarakat dan
bagaimana cara mendidik untuk bertutur kata. Tidak ada aturan tertentu dalam
berkomunikasi yang diutamakan adalah bertutur secara sopan dan santun terutama
kepada yang lebih tua. Pesan ini didapatkan dari keluarga dan kerabat terdekat dari
anggota masyarakat.
Berdasarkan pengetahuan yang berkembang di tengah masyarakat, pengetahuan masyarakat
baduy dapat digambarkan sebagai berikut

Pengetahuan yang dimiliki sebagian kecil


pengetahuan masyarakat
khusus
(pemimpin, paraji)
Pengetahuan yang dimiliki
pengetahuan tertentu sebagian besar masyarakat
(menyangkut bidang
pekerjaan)
pengetahuan umum Pengetahuan yang dimiliki
semua anggota masyarakat
(pengetahuan tentang adat dan
keterampilan dasar) masyarakat

Gambar 2 Pengetahuan Masyarakat Baduy

18 | E T N O K I M I A
LEMBAR KERJA MAHASISWA 2.1

Pemahaman dan Pandangan mengenai Etnokimia dan Suku Baduy

Setelah membaca uraian di atas

1. Apakah yang dimaksud dengan etnokimia? Mengapa penting mempelajari etnokimia


bagi calon Guru Kimia?

2. Buatlah pemetaan mengenai potensi kearifan masyarakat Baduy untuk pembelajaran


Kimia

19 | E T N O K I M I A
3. Berdasarkan pengetahuan masyarakat Baduy buatlah pembagian topik yang akan
dibahas untuk setiap anggota kelompokmu
No Nama Topik Alasan pemilihan topic

4. Berdasarkan topik yang dipilih, temukan dan analisislah artikel pada jurnal nasional
atau internasional yang bersesuaian.

Judul artikel, penulis, tahun, Judul:


nama jurnal

Penulis:

Jurnal:

Permasalahan pada artikel

Jenis penelitian, metode Jenis penelitian:


pengumpulan data, objek
penelitian
Jenis data dan metode pengumpulan data:

20 | E T N O K I M I A
Objek penelitian

Hasil penelitian

5. Telusurilah video di internet tentang kehidupan masyarakat Baduy yang bersesuaian


dengan topik dan analisislah video tersebut
Judul video

Sumber dan alamat

Hasil pengamatan

21 | E T N O K I M I A
Pendapat tentang video yang
diamati

6. Presentasikanlah hasil analisis jurnal dan video secara berkelompok


Nama kelompok Inti sari presentasi Tanggapan/saran
terhadap kelompok

22 | E T N O K I M I A
23 | E T N O K I M I A
LEMBARAN KEGIATAN MAHASISWA 2.2
Merencanakan Penelitian mengenai Etnokimia pada Suku Baduy

Berdasarkan analisis jurnal, analisis video, diskusi kelompok dan diskusi di kelas
1. Bagaimanakah desain penelitian etnokimia?
Jenis penelitian

Data dan sumber data Data Sumber data Instrumen

Cara pengolahan data

Cara penyajian hasil penelitian

Jenis hasil penelitian

24 | E T N O K I M I A
2. Buatlah proposal penelitian etnokimia pada masyarakat Baduy dengan terlebih dahulu
membuat kerangka proposal dengan format sebagai berikut

Latar belakang permasalahan

Rumusan masalah

Metodologi penelitian

Sumber data dan metode pengumpulan


data

Pengolahan dan penyajian data

Mintalah penilaian dan saran kepada dosen pengampu untuk perbaikan proposal

25 | E T N O K I M I A
TOPIK 3. MENGEMBANGKAN PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS
BUDAYA BADUY
Waktu: Empat kali pertemuan

Pembelajaran kimia perlu melakukan inovasi dalam pembelajaran agar lebih


bermakna. Pembelajaran bermakna apabila pembelajar mampu mengaitkan konsep baru
dengan skemata yang ada pada pikirannya. Tinjauan keterkaitan dalam konsep kimia dapat
ditinjau secara philosopis, kognisi dan akar sosiologikal. Sosiologikal konsep kimia dapat
digali melalui identitas budaya dari pembelajar yang menyebabkan pentingnya etnosains
sebagai dasar pengembangan bahan ajar ( Wink, 2010).

Capaian Pembelajaran
Menyusun pembelajaran yang inovatif
Indikator
Membuat pembelajaran berbasis kearifan lokal masyarakat Baduy

26 | E T N O K I M I A
Langkah Pembelajaran

Membaca materi

Menentukan
konsep pada
kearifan yang sesuai

Menyusun
Pembelajaran

Refleksi

27 | E T N O K I M I A
Membaca materi

PEMBELAJARAN BERBASIS KEARIFAN LINGKUNGAN


MASYARAKAT BADUY

Lingkungan dan masyarakat suku Baduy adalah salah satu sumber daya yang
dimiliki propinsi Banten. Berdasarkan hasil penelitian tahun pertama didapatkan kekhasan
suku Baduy dibanding suku lain. Suku Baduy mematuhi apa yang diajarkan tetua mereka
yang tertuang dalam “Amanat Buyut.” Amanat tersebut menyiratkan kearifan mereka dalam
mempelakukan lingkungan. Segala aspek kehidupan masyarakat Baduy diselaraskan dengan
amanat tersebut sehingga dalam pelaksanaannya menjadi suatu kearifan lingkungan yang
berdasarkan pada kebudayaan mereka. (Solfarina dkk, 2017)
Kearifan lingkungan masyarakat Baduy merupakan sumber inovasi yang tepat dalam
pembelajaran kimia. Pada kajian tahun pertama didapatkan pemetaan konservasi alam
dengan menerapkan konsep-konsep kimia dalam kehidupan masyarakat
setempat.Berdasarkan uraian diatas, perlu dilakukan identifikasi dan pemetaan sumber daya
alam dan kehidupan masyarakat baduy sebagai bahan sumber daya dan material dari
lingkungan masyarakat Baduy yang dapat dikembangkan menjadi pembelajaran kimia.
Pembelajaran yang dapat dikembangkan dimulai dari kimia dasar, kimia organik, kimia
fisika, filsafat, pengantar pendidikan, kimia organik bahan alam dan etnokimia.Etnokimia
merupakan kajian konsep kimia dari budaya yang ada di tengah masyarakat. Kajian ini
menjadi penting karena proses pendidikan merupakan proses pewarisan pengetahuan,
keterampilan, nilai dan moral serta budaya. Pewarisan pengetahuan,keterampilan serta nilai
dan moral sudah dilakukan dalam pembelajaran selama ini mengingat dalam pembelajaran
kimia hasil belajar bukan saja aspek kognitif tetapi juga afektif dan keterampilan. Tiga aspek
ini distimulus dalam pembelajaran kimia melalui materi,metoda dan model pembelajaran
yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Pengkajian budaya dalam perspektif kimia
dapat dilakukan pada pembelajaran etnokimia.

28 | E T N O K I M I A
Lembar Kegiatan Mahasiswa 3

1. Buatlah pemetaan kearifan lingkungan masyarakat Baduy

2. Buatlah RPP sesuai dengan format dengan konsep anda pilih


3. Bagaimana RPP kelompok dan teman-temanmu ? adakahkendala dalam penyusunan
RPP?

29 | E T N O K I M I A
DAFTAR PUSTAKA

Adi, Mara I D, dkk. 2014. Balutan Pikukuh Persalinan Baduy. Surabaya : Pusat
Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Arisetyawan, Andika., Suryadi, Didi., Herman, Tatang., Rahmat, Cece., 2014, Study of
Ethnomathematics : A lesson from the Baduy Culture, International Journal of
Education and Research, Vol. 2 No. 10.

BRC Cibaduyut. 2013. Manfaat dan Khasiat Jahe. http://brc-cibaduyut.com/manfaat-


dan-khasiat-jahe/ (diakses pada tanggal 7 Juni 2017 pukul 05.30 WIB).

Damayanti R, M. 2005. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih: Obat Mujarab dari Masa ke
Masa. Jakarta: Media Pustaka.

Daun Saga. Khasiat Daun Saga dan Manfaat Daun Saga untuk Kesehatan Tubuh.
http://daunsaga.org/ (diakses pada tanggal 8 Juni 2017 pukul 22.00 WIB).

Gall, M.D., Borg, W.R., Gall, and Joyce P. (2003). Educational research: An introduction
(6th ed.).: Longman Publishing. White Plains, NY, England.

Ghosh S, Besra SE, Roy K, Gupta JK, and Vedasiromoni JR. 2009. Pharmacological
Effects of Methanolic Extract of Swetenia Mahagoni Jacq (Meliaceae) Seeds.
Inter J of Green Pharm.

Gouri, K.D dan Narasimha, M. 2011. Wound Healing Effect of Ageratum conyzoides
Linn. J Pharmacology IJPBS.

Hu, C. Q. dan Zhou B. N. 1982. Isolation and Structure of Two New Diterpenoid
Glucosides from Andrographis paniculata Nees. China: Yao Xue Xue Bao.

Iskandar, Johan., Ellen, R.F., 2000, The Contribution of Paraserianthes (Albizia) falcataria
to Sustainable Swidden Management Practices among The Baduy of West Java,
Human Ecology, Vol. 28, No. 1.

Iskandar, Johan., Iskandar, Budiawati S., 2015, Studi etnobotani keanekaragaman tanaman
pangan pada “Sistem Huma” dalam menunjang keamanan pangan Orang Baduy,
Prosiding Seminar Nasional Masyarakat Biodiversitas Indonesia,Volume 1, No. 6.

Khusniati, Miranita., 2014, Model Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan lingkungan dalam
Menumbuhkan Karakter Konservasi, Indonesian.Journal of Conservation, Vol. 3 No.
1 Hlm. 67—74
Isnendes, R. 2016. upacara seba baduy: sebuah perjalanan politik

30 | E T N O K I M I A
masyarakat adat sunda wiwitan. Bandung : UPI

Info Herbalis. 2016. Khasiat Daun Kapuk Randu untuk Perawatan Tubuh dan
Kesehatan. http://infoherbalis.com/2016/10/khasiat-daun-kapuk-randu-untuk-
perawatan-tubuh-dan-kesehatan.html (diakses pada tanggal 9 Juni 22.40 WIB).

Kecibeling. https://id.wikipedia.org/wiki/Kecibeling (diakses pada tanggal 8 Juni 2017


pukul 06.00 WIB).

Kurniawan, Pitra. 2013. Daun Saga Ampuh Atasi Sariawan.


http://www.tabloidcempaka.com/index.php/read/kesehatan/detail/224/Daun-
Saga-Ampuh-Atasi-Sariawan#.WTwtEZKGNH0 (diakses tanggal 8 Juni 2017
pukul 20.30 WIB

Khusniati, Miranita., 2014, Model Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan lingkungan dalam
Menumbuhkan Karakter Konservasi, Indonesian.Journal of Conservation, Vol. 3 No.
1 Hlm. 67—74

Kusmadi., S. K dan Triana, E.E. 2007. Efek Imunolodulator Ekstrak Daun Ketepeng Cina
(Cassia alata) terhadap Aktifitas dan Kapasitas Fagositosis Makrofag. Depok:
Jurnal Universitas Indonesia.Mahasiswa Institut Pertanian Bogor.
https://sman2sidikalang.wordpress.com/institute- profiles/ (diakses pada tanggal 9
Juni 22.20 WIB).

Masruroh, dan Anggraeni J W. 2016. Khasiat Jahe (Zingiber officinale) sebagai Anti
Mual dan Muntah pada Wanita Hamil. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas
Negeri Lampung.

Mengkudu. Khasiat dan Manfaat Mengkudu. http://mengkudu.org/ (diakses pada tanggal


8 Juni 2017 pukul 05.30 WIB).

Permana, R. C. E., 2009, Masyarakat Baduy dan pengobatan tradisional berbasis tanaman,
Wacana, Vol. 11 No. 1 : 81—94, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas
Indonesia

Prapanza, E. Dan Marianto, L.M. 2003. Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit
Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Suastra, I.W.. 2005, Merekonstruksi Sains Asli (Indigenous Science) dalam Upaya
Mengembangkan Pendidikan Sains Berbasis Budaya Lokal di Sekolah,Jurnal
Pendidikan dan Pengajaran, 38 (3): 377-396.

Suparmini., Setyawati, Sriadi., Sumunar, Dyah Respati Suryo., 2013,Pelestarian


Lingkungan Masyarakat Baduy Berbasis Kearifan lingkungan, Jurnal Penelitian
Humaniora, Vol. 18, No.1: 8-22

31 | E T N O K I M I A
Wink, J.D., 2010, Philosophical, Cognition, and Sociologycal Roots for Connection in
Chemistry Teaching and Learning dalam Making Chemistry Relevant. John Wiley &
Sons: New Jersey.

Hasil wawancara dan obervasi serta FGD dengan subjek penelitan

32 | E T N O K I M I A

You might also like