Professional Documents
Culture Documents
YENI ANGRAENI
NIP. 198004042007012017
Puji syukur yang sebesar-besarnya kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan kasih, rahmat dan karuniaNya sehingga makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Sindrom Nefrotik” ini dapat selesai dengan baik dan tepat
pada waktunya.
Melalui makalah ini, penulis ingin mencoba menyajikan informasi mengenai “ Asuhan
Keperawatan Sindrom Nefrotik” bagi para pembaca, khususnya kalangan medis dan
perawat, dengan harapan agar menambah pengetahuan mengenai hal tersebut.
Sebagai persyaratan melengkapi kenaikan pangkat Jabatan funsional Perawat, di
Lingkungan Rumah sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Pada kesempatan ini, tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-
dalamnya kepada Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah ikut membantu sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul
Lembar Pengesahan
Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
a) Latar belakang
b) Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
c) Batasan masalah
A. Konsep medis
i. Difinisi
ii. Etiologi
iii. Manifestasi klinik
iv. Patofisiologi
v. Pemeriksaan diagnostik
vi. Penatalaksanaan medik
vii. Komplikasi
B. Konsep keperawatan
a. Pengkajian
b. Penyimpangan KDM
c. Diagnosa keperawatan
d. Intervensi keperawatan
A. Kesimpulan
B. Kritik dan saran
Daftar pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada pasien dengan kasus sindrom nefrotik (Nefrosis), gejala paling mencolok
adalah albuminuria (>3,5 g/hari). Akibatnya terjadi hipoalbuminemia, yang
berakibat terjadinya edema generalisata (anasarka). Hilangnya protein akibat
meningkatnya permeabilitas membran basal glomerulus. Nefrosis dapat
menyebabkan glomerulonefritis, namun kebanyakan tidak diketahui
penyebabnya.
Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis
ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif ≥3,5% g/hari,
hipoalbuminemia <3,5% g/dl, hiperkolesterolemia, dan lipiduria. Pada proses
awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala tersebut
harus ditemukan. Proteinuria masif merupakan tanda khas SN, tetapi pada SN
berat yang disertai kadar albumin serum rendah ekskresi protein dalam urine
juga berkurang. Proteinuria juga berkontribusi terhadap berbagai komplikasi
yang terjadi pada SN. Hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan lipiduria, gangguan
keseimbangan nitrogen, hiperkoagulabilitas, gangguan metabolisme kalsium
dan tulang, serta hormon tiroid sering dijumpai pada SN. Umumnya pada SN
fungsi ginjal normal kecuali sebagian kasus yang berkembang menjadi Penyakit
Ginjal Tahap akhir (PGTA). Pada beberapa episode SN dapat sembuh sendiri dan
menunjukkan respons yang baik terhadap terapi steroid, tetapi sebagian lain
dapat berkembang menjadi kronik.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan umum
4
Tujuan khusus
C. BATASAN MASALAH
a. Tinjauan teoritis penyakit sindrom nefrotik berdasarkan konsep medis
meliputi definisi,etiologi, manifestasi klinik, patofisiologi, pemeriksaan
diagnostik, penatalaksanaan medik, dan komplikasi.
b. Tinjauan teoritis penyakit sindrom nefrotik berdasarkan konsep
keperawatan meliputi pengkajian, penyimpangan KDM, diagnosa
keperawatan, dan intervensi keperawatan.
5
BAB II
TINJAUAN TEORITIS PENYAKIT/KASUS
SINDROM NEFROTIK
I. KONSEP MEDIS
A. DIFINISI
dan (4) serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah
6
B. ETIOLOGI
7
histopatologik yang sering ditemuka. Dari 387 biopsi ginjal pasien SN
DM.
C. MANIFESTASI KLINIK
tangan), dan pada abdomen (asites). Gejala lain seperti malese, sakit
D. PATOFISIOLOGI
8
3. Penurunan volume sirkulasi dan penurunan aktivitas sistem renin-
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Uji urine
2. Uji darah
perorangan
3. Diagnostik
F. PENATALAKSANAAN MEDIK
9
a) Menjaga pasien dalam keadaan tirah baring selama beberapa hari
mengurangi edema.
tubuh.
proteinuria.
G. KOMPLIKASI
1. Hipovolemia.
plasma protein.
10
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
hipovolemia.
11
B. PENYIMPANGAN KDM
SINDROM NEFROTIK
Kompensasi hilangnnya
Proteinuria protein, lemak akan
Tekanan onkontik
plasma menurun
12
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosis Keperawatan 1
13
5) Bedrest selama beberapa hari untuk membantu mobilisasi edema;
komplikasi tromboembolik.
Diagnosis Keperawatan 2
neutropenia.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis tidak semua gejala tersebut
harus ditemukan. Proteinuria masif merupakan tanda khas SN, tetapi pada SN
berat yang disertai kadar albumin serum rendah ekskresi protein dalam urine
juga berkurang. Pada pasien dengan kasus sindrom nefrotik (Nefrosis), gejala
Kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
apa tanda dan gejala serta yang menyebabkan seseorang menderita penyakit
sindrom nefrotik.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmukeperawatanku.com
16