You are on page 1of 9

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress

dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih
tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin ,
pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk
mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil
penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan
mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus
menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak
coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam
waktu singkat dengan adanya stress dingin.Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan
lemak coklat bayi.

Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan
berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBlL

A. Latar Belakang
Pada saat bayi, lahir terdapat berbagai macam perubahan fisiologis atau adaptasi fisiologis yang
bertujuan untuk memfasilitasi peyesuaian pada kehidupan ekstrauterin (diluar uterus). Pada masa
transisi dari intrauterin (dalam uterus) ke ekstrauterin (luar uterus) tersebut perlu pernafasan
spontan dan perubahan kardiovaskuler berserta perunbahan lain menjadi organ degan fungsi
independen (tidak lagi tergantung pada ibunya). Untuk itu, diperlukan pengetahuan dan
keterampilan yang baik untuk dapat menangani bayi yang mengalami kesulitan masa transisi ini.
Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar ( lingkungan ) yang lebih dingin, maka dapat
menyebabkan air ketuban menguap melalui kulit yang dapat mendinginkan darah bayi.pada saat
lingkungan dingin, terjadi pembentukan suhu tanpa melalui mekanisme menggigil yang merupakan cara
untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya serta hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi
panas. Adanya timbunan lemak tersebut menyebabkan panas tubuh meningkat, sehingga terjadilah
proses adaptasi. Dalam pembakaran lemak, agar menjadi panas, bayi menggunakan kadar gluksa.
Selanjutnya cadangan lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi kedinginan
akan mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis.

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta;
Salemba Medika
2. Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta; Trans Info Media
3. Rukiyah, Ai Yeyeh & Lia Yulianti.Asuhan neonatus, bayi dan anak balita.2010. Jakarta; Trans Info
Media

4. Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.Jakarta; Salemba Medika
Sebagai seorang bidan harus mampu memahami tentang beberapa adaptasi atau perubahan fisiologi
bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam memberikan asuhan kebidanan yang tepat. Setelah
lahir, BBL harus mampu beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri
secara fisiologi. Setelah lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya
sendiri, mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit /infeksi.

Saat lahir, bayi baru lahir harus beraadaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadimandiri. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
internal ke lingkungan eksternal. saat ini bayi tersebut harus dapat oksigen melalui sistem sirkulasi
pernapasannya sendiri, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi ini disebut sebagai periode
transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai
1 bulan atau lebih. Transisi yang paling cepat terjadi adalah pada sistem pernapasan, sirkulasi darah,
termoregulasi, dan kemampuan dalam mengambil dan menggunakan glukosa.

PENGERTIAN

Perubahan fisiologi pada bayi baru lahir merupakan suatu proses adaptasi dengan lingkungan luar
atau dikenal dengan kehidupan ekstrauteri. Sebelumnya bayi cukup hanya beradaptasi dengan
kehidupan intrauteri. (Aziz Alimul , 2008)

Saat lahir, bayi mengalami perubahan fisiologi yang cepat dan hebat. Kelangsungan hidup
bergantungan pada pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang cepat dan teratur.agar pertukaran
efisien, alveolus paru yang semula berisi cairan harus terisi oleh udara. (Kenneth J , 2009 )

Adaptasi neonatal (bayi baru lahir) adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari
kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar uterus . Apabila terjadi gangguan adaptasi maka bayi akan
sakit.Terutama pada bayi yang kurang bulan, biasanya terdapat berbagai gangguan mekanisme
adaptasi.Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi,
pencernaan , metabolisme, dan pengaturan suhu).

Adaptasi sistem pengaturan suhu tubuh

Ketika bayi lahir dan langsung berhubungan dunia luar (lingkungan) yang lebih dingin, maka dapat
menyebabkan air ketuban menguap melalau kulit yang dapat mendinginkan darah bayi. Suplai lemak
subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar dibandingkan dengan berat badan
menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas pada lingkungan. Adanya timbunan lemak tersebut
menyebabkan panas tubuh meningkat, sehingga berlangsungnya proses adaptasi
( Aziz alimul,2008)

Dalam pembakaran lemak, agar menjadi panas, bayi menggunakan kadar glukosa. Selanjutnya
candangan lemak tersebut akan habis dengan adanya stres dingin dan bila bayi kedinginan akan
mengalami proses hipoglikemia, hipoksia, dan asidosis (Barbara,2001)

Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir ke lingkungannnya
:

a) Konduksi

Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung. Contoh: menimbang bayi
tanpa alas timbangan,menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.

b) Konveksi

Jumlah panas yang hilang tergantung kepada kecepatan dan suhu udara. Contoh : membiarkan bayi
baru lahir di ruang yang terpasang kipas angin.

c) Radiasi

Pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda.

Contoh : bayi baru lahir dibiarkan telanjang atau dibiarkan tidur di ruangan yang menggunakan AC tanpa
diberikan penghangat ruangan.

d) Evaporasi

Perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadi uap. Evaporasi dipengaruhi oleh jumlah panas
yang dipakai,tingkat kelembaban udara,aliran udara yang dilewati.

Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir,antara lain : mengeringkan bayi,menyelimuti
bayi dengan selimut,menutup kepala bayi dan menganjurkan memeluk bayi saaat menyusui (Muslihatun
Wafi Nur , 2008)

Termoregulasi dan adaptasi fisiologi sistem metabolisme


Bayi baru lahir memiliki kecenderungan menjadi cepat stress karena perubahan suhu lingkungan.
Karena suhu di dalam uterus berfluktuasi sedikit, janin tidak perlu mengatur suhu. Suhu janin
biasanya lebih tinggi 0,60C dari pada suhu ibu. Pada saat lahir, faktor yang berperan dalam
kehilangan panas pada bayi baru lahir meliputi area permukaan tubuh bayi baru lahir yang luas,
berbagai tingkat insulsi lemak subkutan, dan derajat fleksi otot. Kemampuan bayi baru lahir
tidak stabil dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir.
Pasca lahir, neonatus harus menyesuaikan terhadap lingkungan dengan suhu yang lebih rendah.
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap hipotermi karena :
a. Memiliki area permukaan tubuh yang relatif besar dibandingkan massanya, sehingga
terdapat ketidakseimbangan antara pembentukan panas (yang berhubungan dengan massa),
dengan kehilangan panas (yang berhubungan dengan luas permukaan tubuh)
b. Memiliki kulit yang tipis dan permeabel terhadap panas
c. Memiliki lemak subkutan yang sedikit untuk insulasi (penahan panas)
d. Memiliki kapasitas yang masih terbatas untuk membentuk panas, karena bergantung pada
thermogenesis tanpa menggigil dengan menggunakan jaringan adiposa (lemak) bentuk khusus
yaitu lemak coklat (the brown fat), yang terdistribusi di area leher, di antara scapula, dan di
sekitar ginjal dan adrenal.
e. Kemampuannya untuk menghasilkan panas dan respons simpatis yang sangat buruk,
menggigil hanya terjadi pada suhu kurang dari 160C pada bayi aterm dan tidak terjadi pada bayi
prematur sampai usia 2 minggu.
f. Bayi prematur tidak dapat meringkuk untuk mengurangi terpajannya kulit.
Bahaya yang dapat ditimbulkan dari hipotermi adalah peningktana konsumsi oksigen dan energi
sehingga menyebabkan hipoksia, asidosis metabolik, dan hipoglikemia, apnea, cedera dingin
pada neonatus, berkurangnya koagulabilitas darah, kegagalan untuk menambah berat badan, dan
meningkatkan kematian bayi baru lahir.
Kehilangan panas pada neonatus dapat melalui beberapa mekanisme, yaitu : (1) radiasi, (2)
konveksi, (3) konduksi, dan (4) evaporasi melalui kulit. Hal ini bisa dikurangi bilamana bayi
dikondisikan agar berada dalam lingkungan yang hangat (21-240C).
a. Kehilangan panas melalui konveksi ditentukan oleh perbedaan antara suhu kulit dan udara,
area kulit yang terpajan udara, dan pergerakan udara sekitar. Konveksi merupakan penyebab
penting kehilangan panas pada bayi baru lahir dan dapat diminimalkan dengan : 1) memakaikan
baju bayi, 2) meningkatkan suhu udara, 3) menghindari aliran udara.
b. Kehilangan panas melalui konduksi adalah kehilangan panas dengan cara perpindahan
panas dari kulit bayi ke permukaan padat dimana bayi berkontak langsung
c. Kehilangan panas melalui radiasi bergantung pada perbedaan suhu antara kulit dan
permukaan di sekelilingnya, yaitu dinding isolator (incubator), atau jika di bawah pengaruh
penghangat radian, jendela dan dinding ruangan. Bayi kehilangan panas melalui gelombang
elektromagnetik dari kulit ke permukaan sekitar
d. Kehilangan panas melalui evaporasi terjadi pada saat lahir, ketika kulit basah bayi harus
dikeringkan dan dibungkus dengan handuk hangat. Panas hilang ketika air menguap dari kulit
atau pernapasan
Persalinan membutuhkan energi terutama pada bayi untuk usaha bernafas, aktifitas otot, dan lain
sebagainya sehingga bayi baru lahir harus mengambil cadangan makanan untuk
mempertahankan kadar glukosa darah sehingga tidak terjadi hipoglikemia. Disebut hipoglikemia
jika pada bayi baru lahir kadar glukosa serum kurang dari 45 mg% selama beberapa hari pertama
kehidupan.
Untuk mencegah kondisi hipoglikemia, terjadi respon adaptif dalam metabolisme yaitu yang
pertama terjadi pada bayi baru lahir adalah peningkatan glikogenolisisyang cepat dari hepar
dalam 24 jam (BBL memanfaatkan glukosa 2 kali lipat orang dewasa). Selain itu juga
berlangsung glukoneogenesis (pembentukan glukosa dari zat nonkarbohidrat misalnya lemak dan
protein) dan liposis dimulai saat lahir sehingga FFA (free fatty acid atau asam lemak bebas)
dalam plasma meningkat 3 kali lipat yang dapat meningkatkan risiko terjadinya asidosis
metabolik.

2.9 Perubahan Sistem Termogulasi


Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuh mereka, sehingga akan mengalami stress
dengan adanya perubahan-perubahan lingkungan. Pada saat bayi meninggalkan lingkungan
rahim ibu yang hangat, bayi tersebut kemudian masuk ke dalam lingkungan ruang bersalin yang
jauh lebih dingin. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, sehingga
mendinginkan darah bayi. Pada lingkungan yang dingin, pembentukan suhu tanpa mekanisme
menggigil merupakan usaha utama seorang bayi yang kedinginan untuk mendapatkan kembali
panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak
coklat terdapat di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100 %.
Untuk membakar lemak coklat, seorang bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan
energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang
oleh bayi baru lahir dan cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan
adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan, semakin banyak persediaan lemak coklat
bayi. Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan
asidosis. Oleh karena itu, upaya pencegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan
bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada bayi baru lahir. Disebut sebagai
hipotermia bila suhu tubuh turun dibawah 360C.Suhu normal pada neonatus adalah 36,5–
37,0 Bayi baru lahir mudah sekali terkena hipotermia yang disebabkan oleh:
a. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
b. Permukaan tubuh bayi yang relatife lebih luas.
c. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
d. Bayi belum mampu mengatur possisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia dapat terjadi setiap saat apabila suhu disekeliling bayi rendah dan upaya
mempertahankan suhu tubuh tidak diterapkan secara tepat, terutama pada masa stabilisasi yaitu 6
– 12 jam pertama setelah lahir. Misal: bayi baru lahir dibiarkan basah dan telanjang selama
menunggu plasenta lahir atau meskipun lingkungan disekitar bayi cukup hangat namun bayi
dibiarkan telanjang atau segera dimandikan.
Gejala hipotermi :
1. Sejalan dengan menurunnya suhu tubuh, bayi menjadi kurang aktif, letargis, hipotonus, tidak
kuat menghisap ASI dan menangis lemah.
2. Pernapasan megap-megap dan lambat, denyut jantung menurun.
3. Timbul sklerema : kulit mengeras berwarna kemerahan terutama dibagian punggung, tungkai
dan lengan.
4. Muka bayi berwarna merah terang
5. Hipotermia menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan
kegagalan fungsi jantung, perdarahan terutama pada paru-paru, ikterus dan kematian.
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir
kelingkunganya.
a. Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung
dengan tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain
melalui kontak langsung). Contoh hilangnya pans tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang
bayi tanpa alas timbangan, tangan dpenolong yang dingin memegang bayi baru
lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Konveksi
Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang
tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi,
ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir
diruangan yang terpasng kipas angin.
c. Radiasi
Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin
(Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai suhu berbeda). Contoh bayi mengalami
kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air
onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru lahir dibiarkan keadaan
telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat
tembok.
d. Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan
udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi
oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran udar yang melewati apabila
bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi,
radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya
satu persepuluhnya.
Untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir, antar lain mengeringkan bayi secara
seksama, menyelimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat, menutup bagian
kepala bayi, menganjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.
Termogenesis berarti produksi panas. Perawatan neonatus yang efektif didasarkan pada upaya
mempertahankan suhu optimum udara di ruangan. Suhu tubuh dipertahankan supaya tetap berada
pada batas sempit suhu tubuh normal dengan memproduksi panas sebagai respons terhadap
pengeluaran panas. Hipotermia akibat pengeluaran panas secara berlebihan adalah masalah yang
membahayakan hidup BBL. Kemampuan BBL untuk memproduksi panasa seringkali mendekati
kapasitas orang dewasa. Akan tetapi, kecenderungan pelepasan panas yang cepat pada lingkungan
yang dingin lebih besar dan sering menjadi suatu keadaan yang membahayakan bayi baru lahir.
à Produksi Panas
Mekanisme produksi panas dengan cara menggigil jarang terjadi pada bayi baru lahir. Termogenesis
tanpa menggigil dapat dicapai, terutama akibat adanya lemak coklat yang unik pada BBL dan
kemudian dibentuk akibat peningkatan aktivitas metabolisme di otak, di jantung, dan di hati. Lemak
coklat terdapat dalam cadangan permukaan, yeitu di daerah interskapula dan di aksila, serta di bagian
yang lebih dalam, yaitu di pintu masuk toraks, di sepanjang kolumna vertebralis dan di sekitar ginjal.
Lemak coklat memiliki vaskularisasi dan persarafan yang lebih kaya daripada lemak biasa. Panas yang
dihasilkan aktivitas metabolisme lipid di dalam lemak coklat dapat menghangatkan BBL dengan
meningkatkan produksi panas sebesar 100%. Cadangan lemak coklat ini biasanya bertahan lama
selama beberapa minggu setelah bayi lahir dan menurun dengan cepat jika terjadi stress dingin. Bayi
yang tidak matur memiliki cadangan lemak coklat yang lebih sedikit saat lahir.
à Pengaturan Suhu
Perbedaan anatomi dan fisiologis antara BBL dan orang dewasa ialah :
1. Insulasi suhu pada BBL kurang, jika dibandingkan insulasi pada orang dewasa. Pembuluh darah lebih
dekat ke permukaan kulit. Perubahan temperatur lingkungan akan mengubah temperatur darah,
sehingga mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus.
2. Rasio permukaan tubuh BBL lebih besar terhadap berat badan. Posisi fleksi BBL diduga berfungsi
sebagai sistem pengaman untuk mencegah pelepasan panas karena sikap ini mengurangi pemajanan
permukaan tubuh pada suhu lingkungan.
3. Kontrol vasomotor BBL belum berkembang dengan baik, kemampuan untuk mengonstriksi pembuluh
darah subkutan dan kulit sama baik pada bayi prematur dan pada orang dewasa.
4. BBL memproduksi panas terutama melalui upaya termogenesis tanpa menggigil.
5. Kelenjar keringat BBL hampir tidak berfungsi sampai minggu keempat setelah bayi lahir.

Bayi normal mungkin mencoba untuk meningkatkan suhu tubuh dengan menangis atau meningkatkan
aktivitas motorik dalam berespons terhadap ketidaknyaman karena suhu lingkungan lebih rendah.
Menangis meningkatkan beban kerja, dan penyerapan energi mungkin berlebihan, terutama pad bayi
yang mengalami gangguan.

Mekanisme Kehilangan Panas pada BBL

Definisi Implikasi Keperawatan


 Konveksi Pertahankan suhu udara di ruang
Aliran panas dari permukaan tubuh ke rawat sekitar 24 C. Bungkus bayi
o

untuk melindunginya dari dingin.


udara yang lebih dingin
 Radiasi Letakkan tempat tidur bayi dan meja
Kehilangan pnas dari permukaan periksa jauh dari jendela
tubuh ke permukaan padat lain yang
lebih dingin tanpa kontak langsung
satu sama lain, tetapi dalam kontak
yang relatif dekat.
 Evaporasi Keringkan bayi setelah lahir. Mandi dan
Kehilangan panas yang terjadi ketika keringkan dengan cepat dalam
lingkungan udara yang hangat
cairan berubah menjadi gas.
Penguapan yang tidak terlihat disebut
juga IWL
 Konduksi Begitu lahir, bungkus bayi dengan
Kehilangan panas dari permukaan selimut hangat. Tempatkan di tempat
tidur yang hangat.
tubuh ke permukaan yang lebih dingin
melalui kontak langsung satu sama
lain.
KARAKTERISTIK PERILAKU
Karakteristik perilaku membentuk dasar kemampuan social bayi baru lahir. Pada penelitian saat ini,
bayi baru lahir telah dilengkapi dengan kemampuan untuk memulai interaksi social dengan
orangtuanya segera setelah lahir.
Karakteristik perilaku, misalnya, karakteristik fisik berubah selama periode transisi. Periode ini terdiri
dari fase-fase stabil yang dilalui bayi dalam 6-8 jam pertama setelah lahir. Pengetahuan tentang fase-
fase ini membantu meningkatkan ikatan dan keberhasilan dalam pemberian makan. Bayi baru lahir
dapat berada dalam beberapa periode, diantaranya :
 Periode pertama reaktivitas, bayi baru lahir berada dalam keadaan waspada-tenang. Mata terbuka dan
awas. Bayi baru lahir dapat memfokuskan perhatian pada wajah orangtuanya dan menyimak suara,
terutama ibu. Fase ini berlangsung sekitar 15 menit.
 Fase kesadaran aktif. Selama periode awas yang aktif ini, bayi baru lahir sering melakukan gerakan
mendadak aktif dan dapat juga menangis. Bayi memiliki refleks mengisap yang kuat dan dapat
terlihat lapar. Ini adalah waktu yang baik untuk memulai pemberian ASI. Periode ini tersedia waktu
untuk melakukan kontak mata agar bayi dapat berinteraksi dengan orangtuanya.
 Periode tidak aktif ini bisa berlangsung selama 2-4 jam. Setelah 30 menit pertama, bayi akan
mengatuk dan tertidur. Bayi baru lahir ini terlihat rileks dan tidak memberi respon dan sulit
dibangunkan pada periode ini.
 Periode aktivitas kedua. Sekali lagi, bayi baru lahir terjaga dan waspada serta menunjukan keadaan
sadar dan tenang, aktif dan menangis. Periode ini dapat berlangsung selama 4-6 jam pada bayi
normal. Bayi baru lahir menghisap, rooting, dan menelan serta menjadi tertarik untuk makan.
 Intervensi :
 1. Kurangi atau hilangkan sumber-sumber kehilangan panas pada bayi
 a. Evaporasi
 – Saat mandi, siapkan lingkungan yang hangat.
 – Basuh dan keringkan setiap bagian untuk mengurangi evaporasi
 – Batasi waktu kontak dengan pakaian atau selimut basah
 b. Konveksi
 – Hindari aliran udara (pendingin udara, kipas angin, lubang angin terbuka)
 c. Konduksi
 – Hangatkan seluruh barang-barang untuk perawatan (stetoskop, timbangan, tangan
pemberi perawatan, baju, sprei)
 d. Radiasi
 – Kurangi benda-benda yang menyerap panas (logam)
 – Tempatkan ayunan bayi tempat tidur jauh dari tembok (diluar) atau jendela jika
mungkin.
 2. Pantau suhu tubuh bayi
 a. Jika suhu dibawah normal
 – Selimuti dengan dua selimut
 – Pasang tutup kepala
 – Kaji sumber-sumber lingkungan untuk kehilangan panas
 – Jika hipotermia menetap lebih dari 1 jam, rujuk kepada yang lebih ahli.
 – Kaji terhadap komplikasi stres dingin, hipoksia, asidosis respiratorik, hipoglikemi,
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan berat badan
 b. Jika suhu diatas normal
 – Lepaskan selimut
 – Lepaskan tutup kepala, jika dikenakan
 – Kaji suhu lingkungan sekali lagi
 – Jika suhu hipertermia menetap lebih dari 1 jam, laporkan dokter.

You might also like