Professional Documents
Culture Documents
Karena tidak ada yang harus dikerjakan di rumah, Abu Nawas keluar untuk mencari
angin.
Jalan-jalan.
Abu Nawas bertanya kepada seorang kawan yang kebetulan berjumpa di tengah jalan.
"Pertunjukan keliling yang melinatkan gajah ajaib." jawab kawan Abu Nawas tersebut.
"Gajah yang bisa mengerti bahasa manusia dan yang lebih menkjubkan lagi adalah gajah
itu hanya mau tunduk kepada pemiliknya saja." jawab kawan Abu Nawas.
Ia tidak tahan untuk menyaksikan kecerdikan dan keajaiban binatang raksasa itu.
Karena begitu banyak penonton yang menyaksikan pertunjukan itu, sang pemilik gajah
dengan bangga menawarkan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang sanggup
membuat gajah itu mengangguk-angguk.
Tidak heran bila banyak diantara para penonton yang mencoba untuk maju satu persatu.
Mereka berupaya dengan beragam cara untuk membuat gajah ituk mengangguk-
angguk, tetapi usaha mereka sia-sia.
Melihat kegigihan gajah itu, Abu Nawas semakin penasaran hingga ia maju untuk
mencoba.
Gajah menggeleng.
Bukan main marahnya pemilik gajah itu hingga memukuli binatang yang malang itu.
Bahkan ia mengancam akan menghukum berat gajahnya apabila sampai bisa dipancing
penonton mengangguk-angguk terutama oleh ABu Nawas.
Kini para penonton ingin mencoba, harus sanggup membuat gajah itu menggeleng-
gelengkan kepala.
Maka seperti hari sebelumnya, banyak para penonton tidak sanggup memaksa gajah itu
menggeleng-gelengkan kepala.
Setelah tidak ada lagi yang ingin mencobanya, Abu Nawas maju lagi.
Gajah itu mengangguk karena binatang itu lebih takut terhadap ancaman tuannya
daripada Abu Nawas.
Tentu saja gajah itu merasa agak kepanasan dan mulai agak panik.
"Maukah engkau bila balsam ini aku habiskan untuk menggosok selangkangmu?" ancam
Abu Nawas.
Dan rupanya ia lupa ancaman tuannya sehingga terpaksa gajah itu menggeleng-
gelengkan kepala sambil mundur beberapa langkah.
Abu Nawas dengan kecerdikan dan akalnya yang licin mampu memenangkan sayembara
itu.
Abu Nawas telah meruntuhkan kegigihan gajah yang dianggap cerdik itu.
Pemilik gajah itu marah bukan main dan tidak tahu lagi harus bagaimana mengalahkan
Abu Nawas.