You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta, serta

selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti

sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2013).

Nyeri luka perineum adalah nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum pada

bagian perineum disebabkan oleh luka jahitan pada waktu melahirkan karena

adanya jaringan yang terputus. Respon nyeri pada setiap individu adalah unik dan

relative berbeda. Hal ini dipengaruhi antar lain oleh pengalaman, persepsi,

maupun social kultural individu. Setiap ibu nifas memiliki persepsi dan dugaan

yang unik tentang nyeri pada masa nifas, Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas

akan berpengaruh terhadap mobilisasi yang dilakukan oleh ibu, pola istirahat,

pola makan, pola tidur, suasana hati ibu, kemampuan untuk buang air besar

(BAB) atau buang air kecil (BAK), aktivitas sehari-hari, antara lain dalam hal

mengurus bayi, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sosialisasi dengan

lingkungan dan masyarakat, dan menghambat ketika ibu akan mulai bekerja

(Judha, 2013).

Derajat kesehatan suatu Negara ditentukan oleh beberapa indicator salah

satunya adalah angka kematian ibu (AKI). Menurut survey demografi kesehatan

Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi

1
2

sebesar 359/1.000.000 kelahiran hidup sedangkan target MDG’s tahun 2015, AKI

dapat diturunkan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Data SDKI 2007

penyebab langsung kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan (28%), eklamsia

(24%), infeksi (11%), partus lama (5%), Abortus (5%) (Dinkes, 2014) di Amerika

26 juta ibu bersalin mengalami rupture perineum, 40% diantaranya mengalami

rupture perineum karena kelalaian bidannya dan ini akan membuat beban biaya

kira kira 10 juta dollar pertahun.

Menurut Steven, seseorang tokoh WHO dalam bidang obgyn, diseluruh dunia

pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin angka

ini diperkirakan menjadi 6,3 juta pada tahun 2050, seiring makin tingginya bidan

yang tidak mengetahui asuhan kebidanan dengan baik (Ulestari, 2017).

Di Asia rupture perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam

masyarakat, 50% kejadian rupture perineum di dunia terjadi di Asia Dengan

prefelensi ibu bersalin di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24%

sedang pada ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62% (Manuaba 2013).

Dalam persalinan akan tBrjadi perlukaan pada perineum baik itu karena

robekan spontan maupun episiotomi. Di Indonesia luka perineum dialami oleh

75% ibu melahirkan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28%

karena episiotomi dan 29% karena robekan spontan) (Depkes, 2014).

Kompres dingin merupakan suatu prosedur menempatkan suatu benda dingin

pada tubuh bagian luar. Dampak fisilogisnya adalah vasokontriksi pada pembuluh

darah, mengurangi rasa nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
3

Dari hasil penelitian Rahmawati (2013), bahwa setelah diberikan kompres dingin

pada bagian perineum sebagian besar ibu nifas mengalami tingkt nyeri ringan.

Penggunaan kompres dingin terbukti dapat menghilangkan nyeri, terapi dingin

menimbulkan efek analgetik dengan memperlambat kecepatan hantaran saraf

sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit (Rahmawati, 2013).

Kompres dingin akan menyebabkan ibu post partum merasa nyaman, karena

efek analgetik dari kompres dingin yang menurunkan kecepatan hantaran saraf

sehingg impuls nyeri yang sampai ke otak lebih sedikit sehingga menurunkan

sensasi nyeri yang dirasakan (Potter & Perry, 2005).

Berdasarkan survey awal yang di lakukan peneliti di RSKDIA Fatimah

Makassar tahun 2016, bulan Januar-Desember di dapatkan jumlah ibu nifas

sekitar 1977 orang yang mengalami rupture perineum 1,085 orang (54,3%) dan

yang tidak mengalami rupture 892 orang(45,7%) tahun 2017, bulan Januari-

Desember jumlah ibu nifas sekitar 1554 orang yang mengalami rupture perineum

975 orang (62,1%) dan yang tidak mengalami rupture 579 orang (37,9%) dan

Tahun 2018, bulan Januari-Desember jumlah ibu nifas sekitar 1593 orang yang

mengalami rupture perineum 729 orang (45,4%) dan yang tidak mengalami

rupture 439 orang (27,1%) (Rekam Medik, RSKDIA Fatimah Makassar).

Berdasarkan data yang diperoleh dari survey yang dilakukan di RSKDIA

Pertiwi Makassar manajemen nyeri yang dilakukan bidan yaitu dengan

mengajarkan ibu adaptasi terhadap nyerinya dengan tehnik relaksasi dengan

menarik nafas panjang menghirup dan hidung dan mengeluarkannya melalui


4

mulut secara perlahan-lahan. Selain dengan metode farmakologis, metode non

farmakologis juga merupakan salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri

yaitu dengan memberikan kompres dingin dan dianggap efektif dalam

menurunkan kasus-kasus nyeri luka perineum pada ibu nifas.

Terkait uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui manfaat

pemberian kompres dingin terhadap intensitas nyeri luka perineum pada ibu nifas,

sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan asuhan kebidanan dengan keluhan

nyeri luka perineum sebagai salah satu gerakan sayang ibu.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas maka dapat dirumuskan

permasalahannya sebagai berikut : Apakah ada pengaruh kompres dingin terhadap

pengurangan nyeri luka perineum pada nifas di RSKDIA Fatimah Makassar 2019.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya pengaruh kompres dingin terhadap penurunan nyeri

luka perineum pada ibu postpartum.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat nyeri luka perineum pada ibu postpartum

sebelum dilakukan kompres dingin

b. Untuk mengetahui tingkat nyeri luka perineum pada ibu postpartum

setelah dilakukan kompres dingin.


5

c. Pengaruh pemberian kompres dingin terhadap pengurangan nyeri luka

perineum pada ibu post partum

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mengenai

metode pengurangan nyeri non farmakologis pada pasien postpartum dengan

nyeri luka perineum.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti

Peneliti ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang

penelitian serta menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh

pendidikan.

b. Institusi Pendidikan

Penelitian ini diaharapkan dapat memberikan manfaat bagi lembaga

pendidikan dalam konteks asuhan kebidanan secara menyeluruh,

khususnya mengenai metode pemberian kompres dingin dalam

pengurangan nyeri luka perineum sehingga lulusan Prodi Diploma IV

Kebidanan diharapkan mampu memberikan konstribusinya dalam

pelayanan kebidanan kesehatan ibu dan anak.


6

c. Tenaga Kesehatan

Proposal penelitian ini dapat digunakan sebagai masuka bagi para tenaga

kesehatan khususnya bidan dalam rangka gerakan saying ibu dalam

mengatasi nyeri luka perineum pada ibu nifas.

You might also like