Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi,plasenta, serta
Nyeri luka perineum adalah nyeri yang dirasakan oleh ibu post partum pada
bagian perineum disebabkan oleh luka jahitan pada waktu melahirkan karena
adanya jaringan yang terputus. Respon nyeri pada setiap individu adalah unik dan
relative berbeda. Hal ini dipengaruhi antar lain oleh pengalaman, persepsi,
maupun social kultural individu. Setiap ibu nifas memiliki persepsi dan dugaan
yang unik tentang nyeri pada masa nifas, Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas
akan berpengaruh terhadap mobilisasi yang dilakukan oleh ibu, pola istirahat,
pola makan, pola tidur, suasana hati ibu, kemampuan untuk buang air besar
(BAB) atau buang air kecil (BAK), aktivitas sehari-hari, antara lain dalam hal
lingkungan dan masyarakat, dan menghambat ketika ibu akan mulai bekerja
(Judha, 2013).
satunya adalah angka kematian ibu (AKI). Menurut survey demografi kesehatan
Indonesia (SDKI) pada tahun 2012 angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi
1
2
sebesar 359/1.000.000 kelahiran hidup sedangkan target MDG’s tahun 2015, AKI
(24%), infeksi (11%), partus lama (5%), Abortus (5%) (Dinkes, 2014) di Amerika
rupture perineum karena kelalaian bidannya dan ini akan membuat beban biaya
Menurut Steven, seseorang tokoh WHO dalam bidang obgyn, diseluruh dunia
pada tahun 2009 terjadi 2,7 juta kasus rupture perineum pada ibu bersalin angka
ini diperkirakan menjadi 6,3 juta pada tahun 2050, seiring makin tingginya bidan
Di Asia rupture perineum juga merupakan masalah yang cukup banyak dalam
prefelensi ibu bersalin di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24%
sedang pada ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62% (Manuaba 2013).
Dalam persalinan akan tBrjadi perlukaan pada perineum baik itu karena
75% ibu melahirkan pervaginam, 57% ibu mendapat jahitan perineum (28%
pada tubuh bagian luar. Dampak fisilogisnya adalah vasokontriksi pada pembuluh
darah, mengurangi rasa nyeri, dan menurunkan aktivitas ujung saraf pada otot.
3
Dari hasil penelitian Rahmawati (2013), bahwa setelah diberikan kompres dingin
pada bagian perineum sebagian besar ibu nifas mengalami tingkt nyeri ringan.
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih sedikit (Rahmawati, 2013).
Kompres dingin akan menyebabkan ibu post partum merasa nyaman, karena
efek analgetik dari kompres dingin yang menurunkan kecepatan hantaran saraf
sehingg impuls nyeri yang sampai ke otak lebih sedikit sehingga menurunkan
sekitar 1977 orang yang mengalami rupture perineum 1,085 orang (54,3%) dan
yang tidak mengalami rupture 892 orang(45,7%) tahun 2017, bulan Januari-
Desember jumlah ibu nifas sekitar 1554 orang yang mengalami rupture perineum
975 orang (62,1%) dan yang tidak mengalami rupture 579 orang (37,9%) dan
Tahun 2018, bulan Januari-Desember jumlah ibu nifas sekitar 1593 orang yang
mengalami rupture perineum 729 orang (45,4%) dan yang tidak mengalami
farmakologis juga merupakan salah satu metode untuk mengurangi rasa nyeri
Terkait uraian di atas maka peneliti merasa tertarik untuk mengetahui manfaat
pemberian kompres dingin terhadap intensitas nyeri luka perineum pada ibu nifas,
sehingga hasil penelitian ini dapat memberikan asuhan kebidanan dengan keluhan
B. RUMUSAN MASALAH
pengurangan nyeri luka perineum pada nifas di RSKDIA Fatimah Makassar 2019.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Peneliti
pendidikan.
b. Institusi Pendidikan
c. Tenaga Kesehatan
Proposal penelitian ini dapat digunakan sebagai masuka bagi para tenaga