PTI I that reflects all molecular species appears to represenl the chronic stale of parathyroid function

and is most useful in the diagnosis of parathyroid abnormalities. The level of the glandular (mol wt
9,500) species represents acute changes in parathyroid activity, such as those that occur alter calcium in•
fusion. Although it has been suggested that the level of the C-terminal fragment provides the best differ•
entiation between normal persons and patients with hyperparathyroidism, th is seems paradoxical in view
of the fact that the C-terminal is biologically inactive. It should be emphasized that radioimmunoassays
that measure the C-terminal fragments do not provide a reliable estimate of parathyroid function in pa•
tients with renal tnsufficiency This is because the clearance of C-term inal fragments is delayed in renal
failure. Thus, with renal failure, the radioimmunoassay of N-Lerminal species of PTH or of the intact hor•
mone molecule provides a better indication of parathyroid function. The intact PTH assay employs two
antibodies, one binding the N-terminal and the second binding the C-terminal. One antibody is fixed on
beads that are then exposed lo serum. After incubation with the tested serum, the beads are separated and
exposed to radiolabeled antibodies binding the opposite terminal.
Recently, it has been realized that current two-site assays designed to detect, both an N-terminal and
C-terminal epuopes of PTH, may not be reliable. PTH molecules that are reactive in these assays are con•
sidered intact but some have no bioactiviry For example, a loss of only six amino acids to yield PTH
(7-84) eliminates all bioacriviiy but docs not affect the imrnunoreactivity measured in most of these as•
says. In fact about 50% of PTH detected in these assays in the serum of patients with chronic renal
failure is not only biologically inactive but also exhibits an antagonistic effect on the biological activity
of l-84PTll. The newer immunodet ection of PTJ. l by whole PTll two-site assay that recognizes the first
6 amino acids appears t.o be more reliable in measuring only biologically active PTH.
PTI I yang mencerminkan semua spesies molekuler tampaknya mewakili basi kronis fungsi
paratiroid dan paling berguna dalam diagnosis kelainan paratiroid. Tingkat kelenjar (mol wt
9.500) spesies mewakili perubahan akut dalam aktivitas paratiroid, seperti yang terjadi
mengubah kalsium dalam fusi. Meskipun telah disarankan bahwa tingkat fragmen terminal-C
memberikan perbedaan • terbaik antara orang normal dan pasien dengan hiperparatiroidisme,
ini tampaknya paradoks mengingat fakta bahwa terminal-C tidak aktif secara biologis. Harus
ditekankan bahwa radioimmunoassay yang mengukur fragmen terminal-C tidak memberikan
estimasi yang dapat diandalkan dari fungsi paratiroid pada pasien dengan defisiensi ginjal.
Hal ini karena pembersihan fragmen inal term C tertunda pada gagal ginjal. Dengan demikian,
dengan gagal ginjal, radioimmunoassay dari spesies N-Lerminal PTH atau molekul mone utuh
memberikan indikasi fungsi paratiroid yang lebih baik. Pengujian PTH utuh menggunakan
dua antibodi, satu mengikat terminal N dan yang kedua mengikat terminal C. Satu antibodi
dipasang pada manik-manik yang kemudian terpapar pada serum. Setelah inkubasi dengan
serum yang diuji, manik-manik dipisahkan dan terkena antibodi radiolabeled yang mengikat
terminal yang berlawanan.
Baru-baru ini, telah disadari bahwa pengujian dua-lokasi saat ini dirancang untuk mendeteksi,
baik terminal-N dan
Episode C-terminal PTH, mungkin tidak dapat diandalkan. Molekul PTH yang reaktif dalam
uji ini dianggap tidak utuh tetapi beberapa tidak memiliki bioaktiviri. Sebagai contoh,
hilangnya hanya enam asam amino untuk menghasilkan PTH (7-84) menghilangkan semua
bioacrivii tetapi dokumen tidak mempengaruhi imrnunoreaktivitas yang diukur dalam
sebagian besar seperti • dikatakan. Faktanya sekitar 50% PTH yang terdeteksi dalam tes ini
dalam serum pasien dengan gagal ginjal kronis tidak hanya tidak aktif secara biologis tetapi
juga menunjukkan efek antagonis pada aktivitas biologis l-84PTll. Ection imunodet yang
lebih baru dari PTJ. l dengan seluruh uji dua situs PTll yang mengenali yang pertama
6 asam amino nampaknya lebih dapat diandalkan dalam mengukur hanya PTH yang aktif
secara biologis.