You are on page 1of 6

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMAKOLOGI II
ANASTESI LOKAL

Disusun oleh :

1. Ameiliza Gustin Rahma ( PO.71.39.0.16.002)


2. Annisa Fijriah ( PO.71.39.0.16.004)
3. Bella Aldama ( PO.71.39.0.16.006)
4. Cindy Gumara Putri ( PO.71.39.0.16.008)
5. Diah Dwi Fitriani ( PO.71.39.0.16.010)

Kelompok :
Genap

Kelas :
Reguler II A

Dosen Pembimbing :
Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt., M.Kes

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya pulalah kami dapat menyelesaikan laporan resmi Praktikum Farmakologi II
mengenai Anastesi Lokal yang telah dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2018 lalu.

Pada kesempatan ini kami dari kelompok I mengucapkan banyak terima kasih pada
Bapak Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt., M.Kes yang telah membimbing dan memberi
pengajaran kepada kami dalam rangka menyusun laporan ini.

Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima
kasih.

Palembang, Mei 2018

Penulis
I. PENGANTAR
Anastesi Lokal adalah obat yang bekerja reversible pada tempat dimana terdapat
reseptor spesifik sehingga dapat menghambat hantaran saraf yang dikenakan secara
lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Melalui reseptor ion chanel pada sel
saraf obat ini bekerja melalui blokade pergerakan ion pada tiap bagian susunan saraf.
Sebagai contoh, bila anastesi lokal dikenakan pada korteks motoris, impuls-impuls
yang dialirkan dari derah tersebut tertentu, bila disuntikkan dibawah kulit maka
transmisi sensorik dihambat. Pemberian anastesi lokal pada batang saraf
menyebabkan paralis sensorik dan motorik di daerah yang dipersarafinya. Paralisis
saraf oleh anastesi lokal bersifat reversible tanpa merusak serabut atau sel saraf.
Anastetik lokal pertama yang ditemukan adalah kokain, suatu alkoloid yang terdapat
dalam daun Erythroxilon Coca.

II. TUJUAN
Memahami, mengukur, dan membandingkan efek anastesi lokal yang terjadi pada
kulit yang diberi Lidokain HCl dan yang diolesi Benzokain Salep (probandus).

III. BAHAN DAN ALAT


 Obat dan Bahan
 Lidocaine injeksi
 Benzokain/Anastesi salep 2%
 Alkohol 70%
 Ballpoint
 Alat
 Penggaris (jangka sorong)
 Jarum pentul
 Kapas
 Pipet Tetes

IV. PROBANDUS
Masing-masing kelompok menunjuk 2 orang, probandus pertama menggunakan salep
Benzokain dan probandus kedua menggunakan Lidokain HCl.

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Tiap kelompok mahasiswa memilih 2 (dua) orang probandus. Seorang untuk
percobaan Lidokain injeksi dan seorang lagi percobaan Benzokain salep.
2. Buat lingkaran dengan diameter 2 cm pada telapak tangan dan punggung tangan
sebagai tempat yang akan diuji.
3. Tempat yang akan diuji (telapak tangan dan punggung tangan) masing-masing
disterilisasi terlebih dahulu dengan kapas yang telah dibasahi alkohol.
4. Berikan 2 tetes Lidokain injeksi pada telapak dan punggung tangan probandus 1 ,
dan olesi salep Benzokain pada telapak dan punggung tangan probandus 2 ,
kemudian masing-masing ditandai dengan ballpoint daerah yang terkena obat
anastesi lokal.
5. Setelah ditetesi/diolesi, segera dilakukan test kekebalan (anastesi) dengan jalan
menusuk-nusuk daerah yang ditandai dengan jarum pentul tadi, hitung waktu
mulai terjadinya anastesi.
6. Teruskan test kekebalan sampai diluar batas tanda, ukur berapa mm kekebalan
terasa diluar batas tanda titik.
7. Selanjutnya test kekebalan diteruskan dengan interval waktu test setiap 5 menit,
sampai kekebalan hilang.
8. Catat waktu yang didapatkan untuk setiap kejadian dalam sebuah tabel kemudian
gambarkan lingkaran tempat anastesi lokal dibuat sebagai berikut :

A : Daerah yang terkena obat lokal anastesi


B : Batas luar anastesi yang masih terasa tebal
A

9. Buat kesimpulan hasil percobaan di dalam jurnal praktikum

VI. HASIL
 Tabel
Telapak Tangan Punggung Tangan
Efek Waktu
Lidokain Benzokain Lidokain Benzokain
Normal 14.00 - - - -
14.05 - - - -
14.10 - - - -
14.15 - - - -
14.20 - - - -
14.25 - - - -
14.30 - - + -
14.35 - - + +
14.40 - - + +
14.45 - + + -
14.50 - - + -
14.55 + - + -
15.00 - - - -
 Photo dokumentasi
VII. KESIMPULAN AKHIR
Anastesi Lokal yang terjadi pada percobaan ini hanya terjadi sebentar sekali. Pada
percobaan dengan salep Benzokain, pada telapak tangan terjadi efek anastesi hanya
kurang dari waktu 5 menit, begitupun dengan Lidokain injeksi. Lingkaran biusnya
pun hanya melebar 1 mm dari lingkaran berdiameter 2 cm. Namun pada punggung
tangan yang diolesi dengan salep Benzokain terjadi efek anastesi dalam waktu sekitar
10 menit, sedangkan pada Lidokain injeksi terjadi dalam waktu sekitar 30 menit.
Lingkarannya pun melebar hingga 2 mm dari lingkaran berdiameter 2 cm. Perbedaan
hal ini diperkirakan karena struktur kulit yang berbeda sehingga mempengaruhi
efektifitas anastesi lokal yang terjadi.

You might also like