Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Kebutuhan listrik semakin meningkat di Pulau Jawa-Bali harus diimbangi dengan
ketersediaan pasokan tenaga listrik yang mencukupi. Pengembangan sumber daya air bisa
dilakukan dengan memanfaatkan bangunan air yang dibangun untuk dikembangkan
menjadi unit pembangkit listrik (PLTA). Studi ini diperlukan untuk mengidentifikasi
potensi dan keuntungan dari sebuah unit pembangkit.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya energi paling efektif yang dapat
dilakukan berdasarkan kelayakan teknis maupun ekonomi. Studi berlokasi di bendung
gerak Kesamben Blitar dengan memanfaatkan aliran air dari Sungai Brantas yang
merupakan sungai besar di Pulau Jawa. PLTA Kesamben direncanakan untuk menambah
pasokan energi untuk sistem di Pulau Jawa-Bali. Studi ini menggunakan alternatif debit
untuk mendapatkan hasil yang optimum.
Hasil kajian menunjukan debit 110,27 m3/dt (alternatif 2) dapat dibangkitkan energi
tahunan 114923,63 MWh dan mereduksi emisi gas karbon sekitar 77987 tCO2/tahun,
PLTA dibangun dengan komponen bangunan sipil (pintu pengambilan, penyaring, saluran
pembuang, dan rumah pembangkit) dan komponen peralatan mekanik elektrik seperti
turbin, governor dan generator. Total biaya pembangunan sebesar 354,90 milyar rupiah
dengan nilai BCR 3,67, NPV 709,77 milyar rupiah, IRR 46 % dan pay back period 5,19
tahun, sehingga pembangunan PLTA layak secara ekonomi.
Kata kunci: PLTA, debit, energi, emisi, kelayakan ekonomi
ABSTRACT
Increasing electricity needs in Java-Bali must be balanced with the availability of
sufficient electricity supply. Development of water resources can be done by utilizing the
water building built to be developed into a electric generating units (Hydropower). This
study is required to identify the potential and advantages of a generating unit.
This study was conducted to determine the most effective energy that can be done
based on the technical and economic feasibility. Studies located in Kesamben barrage
Blitar by utilizing the flow of water from the Brantas River is a major river in Java.
Kesamben hydropower is planned to increase the supply of energy to the system in Java-
Bali. This study uses an alternatives discharge to obtain optimum results.
The results of the study showed the discharge of 110.27 m3/sec (alternative 2) can
be produced 114923.63 MWh of annual energy and reduce carbon emissions around
77987 tCO2/year, hydropower is constructed including: civil structure (power intake,
trashrack, tailrace channel, and power house) and electrical and mechanical equipment
such as turbines, governors and generator. The total construction cost of 354.90 billion
rupiah to the value of BCR: 3.67, NPV: 709.77 billion rupiah, IRR: 46% and paid back
period: 5.19 years, so the hydropower development is economically viable.
Keywords: hydropower, discharge, energy, emissions, economic feasibility
PENDAHULUAN ini bukan lagi hanya untuk irigasi dan air
Kebutuhan tenaga listrik sudah baku saja, tetapi bisa dimanfaatkan untuk
merupakan hal yang tidak bisa PLTA juga. Selain memiliki tinggi jatuh
dihindarkan lagi baik untuk memenuhi yang sangat besar bendungan pula
kebutuhan masyarakat sehari-hari. memiliki potensi debit yang sangat
Seiring pesatnya pertumbuhan di bidang mencukupi untuk operasi PLTA.
perekonomian, teknologi, industri, dan Pembangkit listrik tenaga air dapat
informasi maka kebutuhan energi listrik membantu kebutuhan energi yang sedang
di Indonesia semakin meningkat. Hal ini meningkat.
tentu harus diimbangi dengan Studi ini bertujuan untuk meng-
ketersediaan pasokan tenaga listrik yang analisa kelayakan dari perencanaan
mencukupi. PLTA dengan memanfaatkan debit air
Pulau Jawa-Bali merupakan pulau sungai yang tersimpan pada bendungan
dengan kepadatan penduduk tertinggi di yang dirasa dapat meningkatkan produksi
Indonesia, sehingga merupakan pulau energi listrik untuk memenuhi kebutuhan
pemakai listrik terbesar di Indonesia. Di energi listrik yang meningkat.
tahun 2012, total kebutuhan listrik Pulau
Jawa-Bali mencapai 35.000 megawatt METODOLOGI PENELITIAN
(MW), di mana ketersediaan pasokan Klasifikasi pembangkit listrik tenaga
listrik hanya 22.900 megawatt (MW). air
Pertumbuhan kebutuhan listrik di kedua Klasifikasi pembangkit listrik
pulau ini cukup besar. Di mana, pada tenaga air dapat dibedakan menjadi lima
tahun 2012, pertumbuhan mencapai lebih jenis berdasarkan masing-masing
dari 10%. Untuk periode 2013-2023, parameter, antara lain (Patty, 1995) :
kebutuhan listrik di Pulau Jawa-Bali 1. Pembagian secara teknis
diperkirakan akan tumbuh sekitar 7,6 PLTA dilihat secara teknis dapat
persen per tahun (Hargen, 2014). dibagi atas :
Berdasarkan data Rencana Usaha a. PLTA yang menggunakan air
Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sungai atau air waduk.
PLN, kebutuhan energi di Indonesia pada b. PLTA yang menggunakan air yang
tahun 2014 mencapai 225,4 terawatt telah dipompa ke suatu reservoir
(Twh), terdiri dari Jawa-Bali 174,9 Twh yang diletakan lebih tinggi.
dan luar Jawa-Bali sebesar 50,5 Twh. c. PLTA yang menggunakan pasang
Sementara, pada tahun 2018 permintaan surut air laut.
listrik nasional diperkirakan mencapai d. PLTA yang menggunakan energi
352,2 Twh terdiri dari Jawa-Bali 250,9 ombak.
Twh dan luar Jawa-Bali 74,3 Tw. Ditinjau dari cara membendung
Pertumbuhan listrik nasional pada 2014 air, PLTA dapat dikategorikan menjadi
diperkirakan mencapai 9,8%. dua macam:
Sungai Brantas merupakan salah a. PLTA run of river yaitu air sungai
satu sungai besar di pulau Jawa yang di hulu dibelokkan dengan
memiliki potensi yang masih belum menggunakan dam yang dibangun
dimaksimalkan pasalnya sebagian besar memotong air sungai, air sungai
air dari sungai Brantas dipergunakan kemudian diarahkan ke bangunan
untuk kebutuhan irigasi, air baku, dan PLTA kemudian dikembalikan ke
PLTA. Dengan peningkatan kebutuhan aliran semula di hilir.
energi listrik maka sungai Brantas harus b. PLTA dengan Bendungan (DAM)
lebih dimaksimalkan lagi potensinya yaitu yaitu aliran air sungai
mengingat masih banyak potensi yang dibendung dengan menggunakan
tersimpan. Pemanfaatan bendungan saat bendungan yang besar agar
diperoleh jumlah air yang sangat dapat digunakan analisis statistika untuk
besar dalam kolam tandon mengetahui gambaran umum secara
kemudian baru air dialirkan ke kuantitatif besaran jumlah air. Beberapa
PLTA. Air di sini dapat diatur debit andalan untuk berbagai tujuan,
pemanfaatannya misalnya meng- antara lain: (C.D. Soemarto, 1987).
enai debit air yang digunakan 1. Penyediaan air minum 99%
dalam pembangkitan dapat diatur
besarnya. 2. Penyediaan air industri 95%-98%
2. Pembagian menurut kapasitas 3. Pusat Listrik Tenaga Air 85%-90%
a. PLTA mikro yaitu dengan daya 99 Perencanaan Bangunan PLTA
kW. PLTA Kesamben I & II
b. PLTA kapasitas rendah yaitu merupakan PLTA dengan kategori run of
dengan daya 100 sampai 999 kW. river. Komponen utama PLTA Kesamben
c. PLTA kapasitas sedang yaitu adalah sebagai berikut:
dengan daya 1000 sampai 9999 Sistem Pengelak (diversion system)
kW. Bendung Gerak (barrage)
d. PLTA kapasitas tinggi dengan
Pintu Pengambilan (intake)
daya diatas 10.000 kW.
Turbin
3. Pembagian menurut tinggi jatuh
a. PLTA dengan Tekanan rendah; H Rumah Pembangkit (power house)
< 15 m Switchyard
b. PLTA dengan tekanan sedang; H = Saluran Pembuang (tailrace)
15 hingga 50 m A. Bangunan Pengambilan
c. PLTA dengan tekanan tinggi; H = Bangunan pengambilan bisa
50 m. terdiri dari:
4. Pembagian berdasarkan ekonomi 1. Pintu pengambilan. Pintu pengambilan
a. PLTA yang bekerja sendiri. Jadi direncanakan untuk mengambil air dari
tidak dihubungkan dengan sentral- saluran atau sungai asli.
sentral listrik yang lain. 2. Bendung gerak. Bendung gerak adalah
b. PLTA yang bekerjasama dengan jenis bendung yang tinggi
sentral-sentral listrik yang lain pembendungannya dapat diubah sesuai
dalam pemberian listrik kepada dengan yang dikehendaki dengan
konsumen. Sehubungan dengan ini membuka pintu air (gate).
PLTA dapat dipakai untuk: 3. Penyaring (trashrack)
- Beban dasar; PLTA bekerja Trashrack digunakan untuk menyaring
terus-menerus muatan sampah dan sedimen yang
- Beban maksimum; PLTA masuk, umunya pernyaring direncanakan
bekerja pada jam-jam tertentu. dengan menggunakan jeruji besi.
Kajian hidrologi dalam perencanaan B. Bangunan Pembuang
PLTA Bangunan pembuang digunakan
Debit andalan adalah Debit untuk mengalirkan debit setelah melalui
andalan didefinisikan sebagai debit yang turbin meuju ke sungai, bangunan
tersedia guna keperluan tertentu misalnya pembauang sendiri bisa direncanakan
untuk keperluan irigasi, PLTA, air baku sesuai dengan kondisi lapangan, umunya
dan lain-lain sepanjang tahun, dengan bangunan pembuang direncanakan
resiko kegagalan yang telah dengan tipe saluran terbuka (saluran
diperhitungkan. Setelah itu baru tailrace).
ditetapkan frekuensi kejadian yang Tinggi Jatuh Efektif
didalamnya terdapat paling sedikit satu Tinggi jatuh efektif adalah selisih
kegagalan. Dengan data cukup panjang antara elevasi muka air pada bangunan
pengambilan atau waduk (EMAW) den- ξ : keofisien berdasarkan jenis kontraksi
gan tail water level (TWL) dikurangi Perencanaan Peralatan Mekanik Dan
dengan total kehilangan tinggi tekan Elektrik
(Ramos, 2000). Persamaan tinggi jatuh Perencanaan peralatan mekanik
efektif adalah: dan elektrik meliputi:
Heff = EMAW – TWL – hl A. Turbin Hidraulik
dimana: Turbin dapat diklasifikasikan berdasarkan
Heff : tinggi jatuh efektif (m) tabel berikut (Ramos,2000):
EMAW: elevasi muka air waduk atau Tabel 1. Klasifikasi Jenis Turbin
hulu bangunan pengambilan (m)
TWL : tail water level (m)
hl : total kehilangan tingi tekan (m)
1. Bangunan Pengambilan
Bangunan pengambilan direnca-
nakan berupa pintu pengambilan (intake)
dan dilengkapi dengan trashrack, pintu Gambar 6. Desain Bendung Gerak
pengambilan didesain menggunakan tipe Kesamben
pintu gate butterfly dengan data teknis 2. Bangunan Pembuang (tailrace
sebagai berikut: cannal)
Elevasi dasar : +162,50 Saluran tailrace direncanakan
Debit desain : 55,13 m3/dt sistem pengaturan / regulasi pada bagian
Diameter pipa : 3 meter akhir dari draft tube berupa pintu atau
Luas penampang pip : 7,07 m2 katup kemudian debit air akan dialirkan
Lebar tiap pintu : 5 meter melalui saluran terbuka dimana diujung
Jumlah Pintu : 2 pintu saluran akan direncanakan ambang lebar
Sedangkan desain penyaring sebagai kontrol elevasi muka air (TWL).
(trashrack) adalah sebagai berikut : Dalam perencanan saluran pembuang
Bentuk jeruji : bulat memanjang digunakan data teknis rencana sebagai
Kemiringan trashrack : 45o berikut:
Tebal jeruji (s) : 10 mm Debit rencana : 55,13 m3/dt
Elv dasar saluran : + 163,00
Lebar saluran : 48 meter Perencanaan Peralatan Hidromekanikal
Bentuk saluran : persegi Dan Elektrikal
Jenis pasangan : beton Peralatan hidromekanikal dan
Koefisien manning : 0,020 elektrikal yang direncanakan dalam studi
Aliran air dari saluran pembuang ini meliputi: turbin hidraulik, peralatan
akan dialirkan melaui ambang (weir) elect-rik dan rumah pembangkit.
pada ujung saluran dengan data Turbin hidraulik
perencanaan: Berdasarkan besarnya debit
Bentuk ambang : ogee tipe I desain dan tinggi jatuh effektif dapat
Lebar ambang : 48 meter dipilih tipe turbin yang digunakan.
Tinggi ambang : 0,5 meter Debit desain per turbin : 55,13 m3/dt
Elevasi ambang : +163,50 Tinggi jatuh effektif : 87,02 m
Elevasi dasar : +163,00 Daya teoritis : 50 MW atau
Dengan menggunakan persamaan 43012,39HP
Q = C B H1,5 dengan nilai koefisien debit
untuk pengaliran tenggelam (C = 1,7)
maka akan didapatkan lengkung kap-
asitas debit (rating curve) berdasarkan
de-bit operasional pada ambang tailrace
seb-agai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2006. Guidelines for
National Greenhouse Gas
Inventories. Switzerland: IPCC
(International Panel In Climate
Change).
2. Anonim. 2005. RETScreen®
Engineering & Cases Textbook.
Kanada: RETScreen International.
3. Anonim, 1976. Engineering
Monograph No. 20 Selecting
Reaction Turbines. Amerika: United
States Bureau Of Reclamation.