You are on page 1of 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem endokrin adalah suatu sistem yang bekerja dengan perantara zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin
merupakan kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirimkan hasil sekresinya
langsung ke dalam darah dan cairan limfe yang beredar dalam jaringan kelenjar
tanpa melewati duktus atau saluran dan hasil sekresinya disebut hormon.
Hormon merupakan bahan yang dihasilkan tubuh oleh organ yang memiliki
efek regulatorik spesifik, terhadap aktivitas organ tertentu, yang disekresi oleh
kelenjar endokrin, diangkat oleh darah ke jaringan sasaran untuk
mempengaruhi atau mengubah kegiatan jaringan sasaran.
Secara umum sistem endokrin adalah sistem yang berfungsi untuk
memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar
tiroid, kelenjar hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar
suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal)
disamping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau
hormon ganda misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di
dalam darah bisa menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi
tubuh. Untuk mengendalikan fungsi endokrin, maka pelepasan setiap hormon
harus diatur dalam batas-batas yang tepat. Tubuh perlu merasakan dari waktu
ke waktu apakah diperlukan lebih banyak atau lebih sedikit hormon.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan sistem endokrin ?

1.2.2 Apa saja fungsi dari sistem endokrin ?

1.2.3 Kelenjar apa saja yang termasuk ke dalam kelenjar endokrin?

1
1.2.4 Hormon apa saja yang dihasilkan dari kelenjar – kelenjar endokrin
dan bagaimana fungsinya di dalam tubuh ?

1.2.5 Apa saja gangguan yang menyerang sistem endokrin ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Menjelaskan pengertian sistem endokrin.

1.3.2 Menjelaskan fungsi dari sistem endokrin.

1.3.3 Menjelaskan kelenjar – kelenjar yang termasuk ke dalam kelenjar


endokrin.

1.3.4 Menjelaskan hormon – hormon yang dihasilkan oleh kelenjar


endokrin beserta fungsinya bagi tubuh.

1.3.5 Menjelaskan gangguan – gangguan yang terjadi pada sistem


endokrin.

1.4 Manfaat

1.4.1 Mengetahui pengertian sistem endokrin.

1.4.2 Mengetahui fungsi dari sistem endokrin.

1.4.3 Mengetahui kelenjar – kelenjar yang termasuk ke dalam kelenjar


endokrin.

1.4.4 Mengetahui hormon – hormon yang dihasilkan oleh kelenjar


endokrin beserta fungsinya bagi tubuh.

1.4.5 Mengetahui gangguan – gangguan yang terjadi pada sistem endokrin.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Sistem Endokrin

Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang


mengeluarkan sekret internal ( hormon) yang dilepaskan secara langsung ke
dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi metabolisme dan proses tubuh lainnya.
Kelenjar endokrin biasa di sebut kelenjar buntu. Kelenjar tanpa melewati
duktus atau saluran dan hasil sekresinya di sebut hormon. Beberapa dari organ
endokrin ada yang menghasilkan satu macam hormon (hormon tunggal). Di
samping itu juga ada yang menghasilkan lebih dari satu macam hormon atau
hormon ganda, misalnya kelenjar hipofise sebagai pengatur kelenjar yang lain.
Dalam keadaan fisiologis hormon mempunyai pengaturan sendiri sehingga
kadarnya selalu dalam keadaan optimum untuk menjaga keseimbangan dalam
organ yang berada di bawah pengaruhnnya, mekanisme pengaturan ini di sebut
sistem umpan balik negatif.

2.2 Fungsi Sistem Endokrin

Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum :


1. Membedakan sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang.
2. Menstimulasi urutan perkembangan.
3. Mengkoordinasi sistem reproduktif.

3
4. Memelihara lingkungan internal optimal.
5. Melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

2.3 Kelenjar yang Dihasilkan


Ada dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam saluran, misalnya kelenjar eksokrin pada hati,
pankreas (sebagian kelenjar endokrin), dan kelenjar mamae dan kelenjar
lakrimalis. Kelenjar endokrin mensekresikan hormonnya langsung menuju
darah. Kelenjar endokrin meliputi : pulau - pulau langerhan, gonad (ovarii dan
testis), adrenal, pituetary, tiroid, paratiroid.
Meskipun masing-masing kelenjar endokrin unik, namun mempunyai
fungsi independent. Berbagai macam kelenjar juga melakukan fungsi
interdependent. Pelepasan hormon dari satu kelenjar sering juga mempengaruhi
pelepasan hormon-hormon dari kelenjar yang lain. Fungsi
interdependent akan membantu untuk mempertahankan kadar hormonal secara
optimal dan homestasis.

2.4 Hormon
2.4.1 Penggolongan Hormon
Secara kimiawi hormon merupakan kelompok zat yang dapat di
klasifikasikan seperti dibawah ini :
1. Biogenic amines( epinefrine, norepinefrine )
2. Amino acid ( tyroxine )
3. Peptida ( vaso presin )
4. Protein ( pituetary, GH, H. Paratiroid , insulin, glukagon )
5. Steroid( aldosterone, cortisol, H. Androgen )
Beberapa hormon dapat dianggap sebagai hormon lokal karena bekerja
dekat tempat dengan sekresinya. Contohnya adalah hormon-hormon
pencernaan, seperti sekresin, gastrine. Hormon umumnya diangkut keseluruh
tubuh dan bekerja di organ yang letaknya jauh dari tempat asalnya(asal
sekresinya). Ada yang bekerja di hampir semua sel tubuh (tiroksin/ T4/ T3)
dan ada yang bekerja hanya pada sel khusus ( ACTH ).

4
2.4.2 Fungsi Umum Hormon
Fungsi hormon secara umum mencakup semua aspek fungsi tubuh antara
lain :
1. Metabolisme, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi.
2. Berperan dalan homeostasis yaitu mempertahankan lingkungan dalam
tetap.
3. Mengendalikan metabolisme karbohidrat dan protein.
4. Mengendalikan keseimbangan air dan elektrolit
5. Mengendalikan kadar gula darah.
6. Bekerja sama dengan sistem saraf : hormon mengintegrasikan jawaban
organ dan jaringan tubuh yang berbeda-beda terhadap rangsang
internal dan eksternal.

2.4.3 Karakteristik Hormon


Meskipun masing-masing hormon unik dalam strukrtur dan fungsi yang
dimiliki, semua hormon secara umum mempunyai karakteristik seperti
dibawah ini :
1. Hormon disekresikan secara siklus dan sebagai respon terhadap tubuh dan
irama lingkungan. Misalnya, kadar dari hormon adrenocortical lebih rendah
pada malam hari dan meningkat pada pagi hari. Kemudian turun kembali
pada kadar yang lebbih rendah pada sore hari. Pola sekresi ini disebut pola
diurnal. Kadar estrogen meningkat dan turun selama siklus menstruasi pola
ini disebut pola silkus dan pulsatil.
2. Hormon mengontrol kecepatan aktifitas sel.
3. Hormon disekresikan dalam konsentrasi yang kecil. Bagaimanapun dalam
jumlah kecil dapat lebih besar pengaruhnya terhadap struktur dan fungsi
tubuh.
4. Hormon mempengaruhi setiap sel yang memiliki receptor yang sesuai.
5. Hormon secara konstan dinon aktifkan oleh hepar dan dikeluarkan oleh
ginjal.

5
2.4.4 Pengaturan Hormon

Pelepasan hormon dari kelenjar induknya dikontrol oleh faktor kimia dan
saraf.

1. Kontrol kimia

Kadar hormonal darah dikontrol melalui sistem negative feedback. Suatu


hormon cukup dihasilkan untuk efek fisiologi normal, peningkatan lebih lanjut
dalam sekresi dari hormon ini dapat dicegah melalui negative feedback.
Misalnya peningkatan hormon ACTH dari kelenjar pituitary anterior akan
merangsang peningkatan pelepasan hormon kortisol dari kortek adrenal, hal
ini akan menyebabkan penurunan dari ACTH dan seterusnya. Penambahan
kadar darah oleh substansi lain dari hormon akan mempengaruhi sekresi
hormon. Misalnya pengaturan kadar kalsium darah diatur oleh parathormone
yang di hasilkan oleh kelenjar para thyroid. Juga pelepasan insulin dari pulau-
pula- langerhans di pankreas tergantung pada kadar glukosa darah.

2. Pengontrolan saraf
Sistem saraf otonom dan saraf pusat bereaksi terhadap rangsangan dari
semua tipe, baik itu dari lingkungan internal maupun eksternal. Reaksi ini
dikirimkan menuju hipothalamus suatu bagian vital dari sisten saraf pusat yang
kemudian segera mengisyaratkan pada kelenjar pituetary. Rangsangan terhadap
hipothalamus akan merangsang pelepasan hormon-hormon pituetary.

2.5 Kelenjar Endokrin


2.5.1 Fungsi Kelenjar Endokrin
1. Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang
diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2. Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh.
3. Merangsang aktivitas kelenjar tubuh.
4. Merangsang pertumbuhan jaringan.

6
5. Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada
usus halus.
6. Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin,
mineral, dan air.

2.5.2 Kelenjar Endokrin dan Hormon yang Dihasilkan


1. Kelenjar Hipofise

Kelenjar Hipofisis (pituitary) disebut juga master of gland atau kelenjar


pengendali karena menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur
kegiatan kelenjar lainnya. Besarnya kira – kira 10 × 13 × 6 mm dan berat ± 0,5
gram. Kelenjar ini adalah penonjolan dari bagian bawah hipotalamus di dasar
otak, terletak di dasar tengkorak (sela tursika) fossa pituitaria os sfenoid yang
memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua semua organ-
organ endokrin.
 Hipofisis Anterior

Macam-macam fungsi hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis lobus


anterior dan gangguannya.
a. Hormon Somatotropik (Growth Hormone), adalah hormon pertumbuhan
yang menyebabkan pertumbuhan seluruh jaringan tubuh, menambah

7
ukuran sel, dan meningkatkan proses mitosis diikiti dengan
bertambahnya jumlah sel, meningkatkan kecepatan sintesis protein, dan
meningkatkan metabolisme asam lemak.
Kekurangan hormon ini pada anak - anak menyebabkan
pertumbuhannya terhambat / kerdil (kretinisme), jika kelebihan akan
menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme). Jika kelebihan terjadi
pada saat dewasa, akan menyebabkan pertumbuhan tidak seimbang
pada tulang jari tangan, kaki, rahang, ataupun tulang hidung yang
disebut akromegali.
b. Hormon Tirotropin, Thyroid Stimulating Hormone (TSH),
mengendalikan kelenjar tiroid dalam menghasilkan hormon tiroksin.
Fungsinya menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium,
dan menambah sintesis trigloblunin.
c. Hormon Adrenokortikotropik (ACTH), mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan aktivitas kulit ginjal dan merangsang kelenjar adrenal
untuk mensekresikan glukokortikoid (hormon yang dihasilkan untuk
metabolisme karbohidrat).
d. Hormon Gonadotropin, menghasilkan :
 Folicle Stimulating Hormone (FSH), merangsang perkembangan
folikel de Graaf dalam ovarium, membentuk spermatozoa pada
testis, merangsang gametogenesis laki – laki.
 Luteinizing Hormone (LH), mengendalikan sekresi estrogen dan
progesteron dalam ovarium, mempengaruhi luitenasi pada wanita
dan laki – laki disebut sebagai Interstisial Cell Stimulating Hormone
(ICSH) yang mempengaruhi produksi testosteron dalam testis.
e. Prolaktin (PRL) atau Hormon Leutotropik (LTH) memulai dan
mempertahankan laktasi dengan mempengaruhi langsung kelenjar –
kelenjar susu di mamae. Fungsinya merangsang pertumbuhan payudara
dan merangsang produksi air susu.
 Hipofisis Pars Intermedius
Hormon yang dihasilkan oleh hipofisis pars intermedius adalah
Melanocyte Stimulating Hormone (MSH) yang didapat pada saat manusia

8
dalam fase kehidupan fetus. Fungsinya mempengaruhi warna kulit
individu, dengan cara menyebarkan butir melanin, apabila hormon ini
banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
 Hipofisis Posterior

Jenis hormon serta fungsi dari hipofisis posterior :


a. Hormon Antidiuretik (ADH), mekanisme kerja ADH adalah
meningkatkan permeabilitas duktus dan mereabsorbsi sebagian besar air
yang disimpan dalam tubuh.
b. Hormon Oksitosin, merangsang kontraksi uterus pada wanita saat proses
melahirkan dan juga merangsang pengeluaran air susu.
Fungsi kelenjar hipofise dapat diatur oleh susunan sarah pusat melalui
hipotalamus. Pengaturan dilakukan oleh sejumlah hormon yang dihasilkan oleh
hipotalamus akibat rangsangan susunan saraf pusat. Pengaturan sekresi
hipotalamus diatur oleh hormon dan sinyal saraf yang berasal dari hipotalamus.

2. Kelenjar Tiroid

Kelenjar Tiroid terdiri atas dua lobus yang terletak di sebelah kanan
trakea, diikat bersama oleh jaringan tiroid dan yang melintasi trakea di sebelah

9
depan. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat di dalam leher bagian
depan bawah, melekat pada dinding laring. Struktur mikroskopisnya terdiri dari
folikel, berdinding selapis sel, bila aktif berbentuk kuboid bila istirahat
berbentuk pipih.
Fungsi kelenjar tiroid sangat erat dengan kegiatan metabolik, adapun
fungsi kelenjar tiroid yaitu sebagai berikut :
1) Bekerja sebagai perangsang proses oksidasi
2) Mengatur penggunan oksidasi
3) Mengatur pengeluaran karbon dioksida
4) Metabolik dalam hati pengaturan susunan kimia dalam jaringan
5) Pada anak memengaruhi perkembangan fisik dan mental
Kelenjar tiroid tidak esensial bagi tubuh, namun ketiadaannya
menyebabkan perlambatan perkembangan mental dan fisik, berkurangnya daya
tahan terhadap dingin pada anak menimbulkan reterdasi mental dan kecebolan
(dwarfism). Sebaliknya sekresi tiroid yang berlebihan meyebabkan badan
menjadi kurus, kegelisahan, takikardi, tremor dan kelebihan pembentukan
panas.
Hormon - hormon yang dihasilkan dari kelenjar Tiroid beserta fungsinya :
Hormon Fungsi
Tiroksin (T4) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan, dan kegiatan system saraf
Triiodontironin (T3) Mengatur metabolisme, pertumbuhan,
perkembangan dan kegiatan sistem saraf
Kalsitonin Menurunkan kadar kalsium dalam darah
dengan cara mempercepat absorpsi kalsium
oleh tulang

10
3. Kelenjar Paratiroid

Berjumlah empat buah terletak di belakang kelenjar tiroid. Kelenjar ini


menghasilkan parathormon (PTH) yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi
ion kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan cara mengatur : absorpsi
kalsium dari usus, ekskresi kalsium oleh ginjal, dan pelepasan kalsium dari
tulang. PTH mempunyai fungsi yang berlawanan dengan kalsitonin, dimana
kalsitonin berfungsi menurunkan kalsium darah.
Fungsi kelenjar Pratiroid :
a. Memelihara konsentrasi ion kalsium yang teteap dalam plasma.
b. Mengontrol ekskresi kalsium dan fosfat melalui ginjal.
c. Mempercepat absorbsi kalsium di intestin.
d. Kalsium berkurang, hormon paratiroid menstimulasi resorpsi tulang
sehingga menambah kalsium dalam darah.
e. Menstimulasi dan mentraspor kalsium dan fosfat melalui membran sel.
Jika kelebihan hormon ini akan berakibat berakibat kadar kalsium dalam
darah meningkat, hal ini akan mengakibatkan terjadinya endapan kapur pada
ginjal. Jika kekurangan maka menyebabkan kekejangan disebut tetanus.

4. Kelenjar Timus

11
Terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, di dalam thorax
kira-kira setinggi bifurkasi trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas
2 lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya ± 10 gram. Ukurannya
bertambah besar pada masa remaja dari 30-40 gram dan setelah dewasa akan
mengerut.
Fungsi kelenjar timus :
a. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
b. Sumber hormon timus yang mempersiapkan poliferasi dan maturasi sel
– sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak
jaringan lain.
c. Mengaktifkan pertumbuhan badan sehingga pada bayi sampai remaja
akan meningkat dan pada dewasa akan berkurang.
d. Mengurangi aktivitas kelamin.

5. Kelenjar Adrenal

Kelenjar adrenal atau suprarenalis berbentuk ceper terdapat pada bagian


atas ginjal dengan berat ± 5 – 9 gram berjumlah dua buah. Kelenjar adrenal
terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (korteks) yang berasal dari sel –sel
mesodermal dan bagian dalam (medula) yang berasal dari sel – sel ektoderma.
Kortek adrenal mensekresikan 2 kelompok hormon yang diperlukan untuk
hidup yaitu glukokortikoid, dimana kortisol hormon utamanya, dan hormon
mineralocortikoid, dimana aldoterone hormon utamanya. Hormon kelompok
ketiga yaitu hormon seks : androgen dan estrogen. Medula adrenal
mensekresikan epinephrine dan norepinephrine, yang memperbanyak
neurotransmiter yang diproduksi oleh sistem saraf simpatis.

12
Hormon dari kelenjar anak ginjal dan prinsip kerjanya :
Hormon Fungsi
Bagian korteks adrenal
a. Mineralokortikoid Mengontol metabolisme ion anorganik

b. Glukokortikoid Mengontrol metabolisme glukosa


Bagian Medula Adrenal Kedua hormon tersebut bekerja sama
Adrenalin (epinefrin) dan dalam hal berikut :dilatasi bronkiolus,
noradrenalin vasokonstriksi pada arteri, vasodilatasi
pembuluh darah otak dan otot,
mengubah glikogen menjadi glukosa
dalam hati, gerak peristaltik, bersama
insulin mengatur kadar gula darah
Fungsi kelenjar adrenal bisa berhenti jika hipofise maupun hipotalamus
gagal membentuk hormon yang dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai.
Kekurangan atau kelebihan setiap hormon kelenjar adrenal bisa menyebabkan
penyakit yang serius yaitu Penyakit Addison.

6. Kelenjar Pankreas

Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas,


sehingga dikenal dengan pulau – pulau langerhans. Kelenjar pankreas
menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin mempermudah gerakan
glukosa dari darah menuju ke sel – sel tubuh menembus membrane sel.
Di dalam otot glukosa dimetabolisasi dan disimpan dalam bentuk
cadangan. Di sel hati, insulin mempercepat proses pembentukan glikogen
(glikogenesis) dan pembentukan lemak (lipogenesis).

13
Kadar glukosa yang tinggi dalam darah merupakan rangsangan untuk
mensekresikan insulin. Sebagai contoh, insulin akan meningkat setelah kita
makan. Setelah makan, maka kadar glukosa dalam darah akan naik karena
tubuh mendapatkan glukosa dari pemecahan makanan tersebut. Tubuh
mengambil kelebihan glukosa dengan cara mensekresikan insulin untuk
menyeimbangkannya pada kadar normal. Sebaliknya glukagon bekerja secara
berlawanan terhadap insulin. Glukagon berfungsi mengubah glikogen menjadi
glukosa sehingga kadar glukosa naik. Contohnya pada saat kita berpuasa.
Karena tubuh tidak mendapatkan asupan glukosa ketika berpuasa, maka tubuh
mensekresikan glukagon untuk menyeimbangkan kekurangan glukosa tersebut.
Kekurangan hormon insulin akan menyebabkan penyakit diabetes mellitus
(kencing manis). Hal ini dikarenakan insulin berperan mengubah glukosa
menjadi glikogen agar dapat menurunkan kadar gula darah. Jika seseorang
tidak dapat memproduksi insulin, maka glukosa dalam darah terus bertambah
karena glukosanya tidak bisa dirubah menjadi glikogen. Akibatnya urine yang
dikeluarkannyapun mengandung glukosa.

7. Kelenjar Pienalis

Kelenjar pineal (epifise) terletak di dalam ventrikel otak, berbentuk kecil


dengan warna merah seperti sebuah cemara, ukurannya sekitar 5 – 8 mm.
kelenjarnya menonjol dari mesensefalon ke atas dan ke belakang kolikus
superior. Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar ini menghasilkan
sekresi interna dalam membantu pankreas dan kelenjar kelamin ysng berpersn
penting dslsm mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.

14
8. Kelenjar Kelamin (Gonad)

 Ovarium
Merupakan kelenjar kelamin wanita yang berfungsi menghasilkan sel telur,
hormone estrogen dan hormone progesterone.
 Sekresi estrogen dihasilkan oleh folikel de Graaf dan dirangsang oleh
FSH.
 Estrogen berfungsi menimbulkan dan mempertahankan tanda –tanda
kelamin sekunder pada wanita, misalnya perkembangan pinggul,
payudara, serta kulit menjadi halus.
 Progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dan dirangsang oleh LH,
yang berfungsi mempersiapkan dinding uterus agar dapat menerima sel
telur yang sudah dibuahi.

Gambar : Regulasi hormon di ovarium


Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus menstruasi adalah:
a. FSH-RH (follicle stimulating hormone releasing hormone) yang
dikeluarkan hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan
FSH.
b. LH-RH (luteinizing hormone releasing hormone) yang dikeluarkan
hipotalamus untuk merangsang hipofisis mengeluarkan LH.

15
c. PIH (prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk
mengeluarkan prolaktin.
Pada setiap siklus menstruasi, FSH yang dikeluarkan oleh hipofisis
merangsang perkembangan folikel-folikel di dalam ovarium (indung
telur).Pada umumnya hanya 1 folikel yang terangsang namun dapat
perkembangan dapat menjadi lebih dari 1, dan folikel tersebut berkembang
menjadi folikel de graaf yang membuat estrogen menekan produksi FSH,
sehingga hipofisis mengeluarkan hormon yang kedua yaitu LH. Produksi
hormon LH maupun FSH berada di bawah pengaruh Releasing Hormones yang
disalurkan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH dipengaruhi oleh
mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Produksi hormon
gonadotropin (FSH dan LH) yang baik akan menyebabkan pematangan dari
folikel de graaf yang mengandung estrogen. Estrogen mempengaruhi
pertumbuhan dari endometrium. Di bawah pengaruh LH, folikel de graaf
menjadi matang sampai terjadi ovulasi. Setelah ovulasi terjadi, dibentuklah
korpus rubrum yang akan menjadi korpus luteum, di bawah pengaruh hormon
LH dan LTH (luteotrophic hormones, suatu hormon gonadotropik). Korpus
luteum menghasilkan progesteron yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kelenjar endometrium. Bila tidak ada pembuahan maka korpus luteum
berdegenerasi dan mengakibatkan penurunan kadar estrogen dan progesteron.
Penurunan kadar hormon ini menyebabkan degenerasi, perdarahan, dan
pelepasan dari endometrium. Proses ini disebut haid atau menstruasi. Apabila
terdapat pembuahan dalam masa ovulasi, maka korpus luteum tersebut
dipertahankan.
Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:
a. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu
endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan
dan hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling rendah.
b. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14.
Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi
pertumbuhan dari desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim
untuk perlekatan janin.

16
c. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.
Hormon progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan
endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi
(perlekatan janin ke rahim).
 Testis Essentials
Testis (buah zakar) adalah sepasang organ yang memproduksi sperma
yang menjaga kesehatan sistem reproduksi laki-laki. Testis dikenal sebagai
gonad. Selain peran mereka dalam sistem reproduksi laki-laki, testis juga
memiliki perbedaan menjadi kelenjar endokrin karena mereka mengeluarkan
testosteron-hormon yang sangat penting untuk perkembangan normal
karakteristik fisik laki-laki.

Gambar : Kelenjar testis


Testosteron diperlukan untuk pembangunan fisik yang tepat dalam anak
laki-laki. Ini adalah androgen utama, yang merupakan istilah untuk zat yang
merangsang dan / atau mempertahankan pengembangan maskulin. Selama
pubertas, testosteron terlibat dalam banyak proses transisi seorang anak ke
kedewasaan, termasuk: pertumbuhan rambut wajah dan tubuh, menurunkan
suara, peningkatan tinggi, peningkatan massa otot, pertumbuhan jakun.
Pentingnya testosteron tidak terbatas pada pubertas. Sepanjang masa
dewasa, hormon merupakan bagian integral dalam berbagai fungsi, seperti:
menjaga libido, produksi sperma, mempertahankan kekuatan otot dan massa,
mempromosikan kepadatan tulang yang sehat.
Hipotalamus mengirim sinyal ke kelenjar pituitari untuk melepaskan zat
gonadotrophic (FSH dan LH). Luteinizing hormone (LH) merangsang produksi
testosteron. Jika terlalu banyak testosteron diproduksi, hipotalamus

17
memberitahu kelenjar pituitari untuk membuat sedikit LH, yang memberitahu
testis untuk mengurangi kadar testosteron.
Hipogonadisme adalah gangguan testis terkait dengan testosteron
rendah . Memiliki kadar testosteron yang terlalu rendah menyebabkan berbagai
masalah, termasuk : penurunan gairah seks, massa otot berkurang, jumlah
sperma rendah (mengurangi kesuburan), hilangnya rambut tubuh.

2.6 Patofisiologi Sistem Endokrin


Ada berbagai jenis gangguan pada sistem endokrin, antara lain :
1. Dwarfisme, gejala hiporsekresi (kekurangan) hormon pertumbuhan
pada masa anak-anak yang menyebabkan cebol.
2. Gigantisme (acromegaly), terjadi karena kelebihan growth hormone
sebelum pubertas. Jika kelenjar pituitary memproduksi hormon
pertumbuhan terlalu banyak, tulang anak dan bagian tubuh dapat
tumbuh tidak normal yakni perumbuhannya menjadi cepat.
3. Penyakit Cushing (Sindrom Cushing), disebabkan oleh berbagai
penyakit seperti obesitas, hipertensi, diabetes mellitus dan
disfungsi gonadal yang berakibat pada berlebihnya rasio serum hormon
kortisol. Penyakit Chusing yang ditandai dg kelebihan kortikotropin yg
diproduksi oleh kelejar hipofisis (80% kasus).
4. Goiter (gondok), yakni kelenjar tiroid yang membesar disertai
hipofungsi maupun hiperfungsi tiroid.
5. Hiperparatiroidisme, terjadi karena produksi (sekresi) berlebih hormon
paratiroid (PTH), hormon asam amino polipeptida. Perubahan patologis
yang terjadi akibat hiperparatiroidisme adalah: tulang mudah patah.
6. Hypothyroidisme, suatu efek hormon tiroid berkurang dimana kelenjar
tiroid tidak memproduksi hormon tiroid yang cukup, menyebabkan
kelelahan, sembelit, kulit kering, dan depresi. Kelenjar kurang aktif
dapat menyebabkan perkembangan melambat pada anak-anak. Kelainan
akibat hipotiroidisme adalah Kretinisme
7. Hipertiroidisme (tirotoksikosis), adalah suatu kelebihan sekresi
hormonal yang tidak seimbang pada metabolisme. Kelenjar tiroid

18
menghasilkan hormon tiroid terlalu banyak, menyebabkan penurunan
berat badan, denyut jantung yang cepat, berkeringat, dan gugup.
Penyebab paling umum untuk tiroid yang terlalu aktif adalah suatu
gangguan autoimun yang disebut penyakit Grave.
8. Hiperpituitarisme, merupakan suatu sekresi yang berlebihan hormon
hipofisis anterior yang terjadi akibat adanya tumor.
9. Hypopituitarisme, adalah hilangnya fungsi lobus anterior kelenjar
hipofise. Kelenjar pituitari melepaskan hormon sedikit atau tidak ada.
Ini mungkin disebabkan oleh sejumlah penyakit yang berbeda. Wanita
dengan kondisi ini mungkin berhenti mendapatkan menstruasi.
10. Adrenal insufisiensi, kelenjar adrenal melepaskan terlalu sedikit
hormon kortisol dan kadang-kadang, aldosteron. Gejala termasuk
kelelahan, sakit perut, dehidrasi, dan perubahan kulit. Penyakit Addison
adalah jenis insufisiensi adrenal.
11. Tiroiditis, adalah sutu peradangan pada kelenjar tiroid yang disebabkan
infeksi viral seperti HFV dan virus beguk pada tiroiditis subakut.
12. Tumor tiroid, adalah neoplasma unik pada kelenjar tiroid yang sangat
kerap disertai dengan metastasis pada organ yang jauh dari lokasi
primer.
14. Hipoparatiroid, adalah penurunan produksi hormon oleh kelenjar
paratiroid menyebabkan kadar kalsium dalam darah rendah.
20. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS), kelebihan produksi androgen
mengganggu perkembangan telur dan pembebasannya dari indung telur
perempuan. PCOS adalah penyebab utama infertilitas. Dewasa sebelum
waktunya pubertas. Abnormal pubertas dini yang terjadi ketika kelenjar
memerintahkan tubuh untuk mengeluarkan hormon seks terlalu cepat
dalam hidup.
21. Diabetes Insipidus, adalah suatu keadaan yang di tandai rasa haus di
akibatkan karena kurangnya hormon antidiuretik (hormon vasopresin).
22. Diabetes Militus (DM), gangguan metabolik yang ditandai oleh
hiperglikemia (meningkatnya kadar gula dalam darah) akibat kurangnya
hormon insulin, menurunnya efek insulin atau keduanya.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1 Sistem endokrin adalah sistem kelenjar dan struktur lain yang
mengeluarkan sekret internal ( hormon) yang dilepaskan secara
langsung ke dalam sistem sirkulasi, mempengaruhi metabolisme dan
proses tubuh lainnya.

3.2 Sistem endokrin mempunyai lima fungsi umum, yakni : membedakan


sistem saraf dan sistem reproduktif pada janin yang sedang
berkembang, menstimulasi urutan perkembangan, mengkoordinasi
sistem reproduktif, memelihara lingkungan internal optimal,
melakukan respons korektif dan adaptif ketika terjadi situasi darurat.

3.3 Ada dua tipe kelenjar yaitu eksokrin dan endokrin. Kelenjar eksokrin
melepaskan sekresinya ke dalam saluran, misalnya kelenjar eksokrin
pada hati, pankreas (sebagian kelenjar endokrin), dan kelenjar mamae
dan kelenjar lakrimalis. Kelenjar endokrin mensekresikan hormonnya
langsung menuju darah. Kelenjar endokrin meliputi : pulau - pulau
langerhan, gonad (ovarii dan testis), adrenal, pituetary, tiroid,
paratiroid.

20
DAFTAR PUSTAKA

Arifin & Herlyana. “Makalah Anatomi Fisiologi Manusia : Sistem Endokrin”.


https://mulyanipharmaco.files.wordpress.com/2013/04/makalah-sistem-
endokrin.pdf, diakses pada 2 Februari 2017.

Kemp, StephenAnatomi Sistem Endokrin.


http://www.emedicinehealth.com/anatomy_of_the_endocrine_system/pa
ge2_em.htm#hypothalamus, diakses pada 2 Februari 2017.

Syaifuddin. (2014). Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk


Keperawatan & Kebidanan, Ed.4. Jakarta : EGC.

W.F.Ganong. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

21

You might also like