You are on page 1of 5

Judul : How valid are the common concerns raised against water birth?

A focused review of
the literature

Penulis : Kate Young, Sue Kruske

Jurnal : Jurnal Women and Birth

Tahun : 2013

Volume : 26

Halaman : 105 -109

Water Birth telah menjadi alternatif metode persalinan yang terbukti bermanfaat
bagi ibu dan janin. Namun, dibalik banyak manfaat dari metode persalinan water birth, ada
beberapa keraguan diantara petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan ini sehingga
metode ini sulit untuk diterapkan. Dari 20% wanita yang menginginkan persalinan dengan
metode water birth di Australia, hanya 3% yang berhasil melahirkan dengan metode ini.

Hambatan / keraguan ini diantaranya :

1. Aspirasi Air
Sekitar 24-48 jam sebelum bayi lahir, gerakan pernafasan janin melambat
atau bahkan berhenti seiring dengan terjadi peningkatan kadar Prostaglandin E2.
Hal ini menyebabkan bayi mengalami hipoksia ringan saat lahir, dan terjadi respon
refleks seperti megap-megap. Dive Reflex atau refleks menyelam juga
mememungkinkan chemoreceptor menutupi laring untuk memulai penutupan glotis
akibat adanya rangsangan asing (misalnya., air, amonia) sehingga menyebabkan
tertelannya air. Meskipun hal ini sudah banyak dijelaskan dalam literatur tentang
water birth, masih banyak petugas kesehatan yang khawatir untuk menerapkan
metode ini. Namun perbandingan beberapa penelitian tidak menemukan adanya
perbedaan kejadian aspirasi air tertelannya air antara bayi yang dilahirkan dalam air
atau di darat. Laporan studi kasus juga telah mengidentifikasi bahwa sangat sedikit
bayi yang lahir dengan water birth yang mengalami aspirasi air dan tidak
ditemukan hubungan sebab akibat antara kejadian tersebut dengan water birth.

2. Infeksi neonatal dan ibu


Kekhawatiran umum dalam penerapan water birth adalah Infeksi pada
neonatus karena kontaminasi oleh air dan ibu (misalnya karena kotoran atau pipa air
yang tidak bersih). Sedangkan infeksi pada ibu dapat terjadi karena adanya
kemungkinan masuknya air ke uterus dan peredaran darah sehingga terjadi
embolisme air, namun hingga kini hal ini masih menjadi pertentangan. Namun,
beberapa penelitian yang membandingkan kejadian infeksi maternal neonatal antara
water birth dan persalinan di daratan menujukkan tidak adanya perbedaan angka
kejadian infeksi maternal dan tidak menemukan kasus infeksi pada persalinan
dengan water birth. Studi lainnya melaporkan bahwa insiden infeksi maternal dan
neonatal sangat sedikit terjadi pada persalinan dengan water birth dan tidak ada
yang bisa secara langsung menghubungkan gejala infeksi yang terjadi dengan
proses persalinan dengan water birth. Penelitian Thoeni et al menunjukkan bahwa
air yang digunakan dalam persalinan dalam air sudah terkontaminasi baik sebelum
maupun sesudah persalinan, namun hal tersebut tidak berarti menyebabkan infeksi
ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan kejadian infeksi antara persalinan di air
maupun di darat.

3. Termo-regulasi ibu dan neonatal


Pengaruh suhu air pada ibu dan bayi telah menimbulkan kekhawatiran
lainnya dalam pelaksanaan water birth, karena janin masing bergantung pada ibu
untuk termo-regulasi dimana suhu bayi kira-kira 1 derajat celcius di atas suhu ibu.
Kekhawatiran terjadinya hipotermia / hipertermia pada bayi karena suhu air dalam
kolam yang digunakan dalam proses kelahiran mungkin secara signifikan lebih
tinggi atau lebih rendah dari suhu ibu. Kekhawatiran akan termo-regulasi ibu dan
neonatal selama proses persalinan dengan water birth juga tidak sejalan dengan
bukti yang ada. Penelitian menunjukkan hanya sedikit atau tidak ada perbedaan
sama sekali antara mereka yang lahir di air dan di darat. Hal ini dikarenakan ketika
ibu tidak memiliki pedoman suhu air yang ketat diberlakukan pada mereka maka
mereka akan mampu untuk mengatur suhu tubuh mereka, beserta janin dalam
rentang fisiologis normal. Selain itu, penelitian lain menemukan bahwa hanya
beberapa wanita mengalami suhu yang meningkat namun akan kembali ke kisaran
normal setelah penambahan air dingin ke dalam kolam atau ketika wanita tersebut
yang keluar dari kolam.

4. Keterampilan dan pendidikan dari Petugas Kesehatan yang menolong Persalinan


Kualifikasi mengenai keterampilan serta pengetahuan apa saja yang
dibutuhkan oleh profesional kesehatan untuk membantu wanita dalam persalinan
dan kelahiran dalam air juga sangat diperlukan mengingat bahwa persalinan water
birth pada umumnya didampingi oleh bidan dan dokter spesialis kandungan
memberikan perawatan kepada wanita dengan resiko. Di Australia, bidan diminta
untuk mengikuti pelatihan tingkat fasilitas tambahan untuk membantu perempuan
dalam persalinan dan kelahiran dalam air. Kurang dari separuh dari semua bidan
melaporkan mengikuti pelatihan water birth, namun lebih sedikit lagi yang benar-
benar menyaksikan persalinan dengan water birth. Selain itu, proses pelatihan yang
tidak berstandar dapat mengarah kepraktik yang tidak konsisten, sehingga
diperlukan adanya proses pendidikan yang lebih sederhana dan terstandarisasi
dalam praktik water birth.

5. Prosedur darurat jika terjadi komplikasi pada ibu


Kekhawatiran lainnya yaitu mengenai implikasi jika terjadi komplikasi
dalam proses persalinan dengan metode water birth yang membutuhkan prosedur
darurat serta pemindahan cepat ibu dari kolam persalinan, sedangkan air menjadi
penghalang fisik untuk memberikan pertolongan kepada ibu dan bayi. Kurang dari
setengah dari semua fasilitas melahirkan di Queensland Australia yang memiliki
uraian yang memadai tentang prosedur darurat jika terjadi komplikasi ibu atau bayi,
walaupun faktanya belum ditemukan literatur mengenai komplikasi selama proses
persalinan dalam air. Meskipun demikian, kemungkinan terjadinya komplikasi
masih ada dan sangat penting bahwa penyedia pelayanan water birth memiliki
prosedur darurat yang efektif.

Kesimpulan:
Pada dasarnya,, beberapa kekhawatiran dalam segi klini seputar persalinan dalam
air tidak terbukti secara ilmiah, namun memang tidak dapat dipungkiri bahwa
persalinan dalam air atau water birth ini tidak dapat dengan mudah dilaksanakan di
seluruh Negara, mengingat keterbatasan alat, tempat, sumber daya manusia, regulasi
serta prosedur darurat.

No Judul / P I C O T
Pengarang
1. How valid Wanita Persalina Persalinan Tidak ada 2012
are the bersalin n di air di darat perbedaan
common dengan (Water (Persalinan Hasil dalam
concerns metode Birth) Normal) angka
raised against water birth kejadian
water birth? dan bersalin aspirasi air
A focused normal pada bayi,
review of the serta kejadian
literature / infeksi
Kate Young, maternal dan
Sue Kruske neonatal.
2 a Wanita Persalina Persalinan tidak ada 2013
comparative bersalin n pervagina perbedaan
study dengan waterbirth konvensio antara
between the metode nal perdarahan
pioneer waterbirth postpartum,
cohort of dan wanita apgar score,
waterbirths yang komplikasi
and bersalin maternal dan
conventional pervagina lama
vaginal konvensiona persalinan.
deliveries in l di National Ada
an University perbedaan
obstretrician- Hospital antara
led unit in intervensi
Singapore persalinan,
luka
perineum
3 Neonatal 14 bayi observasi 24 bayi data 2000
respiratory dengan gambaran dengan menunjukan -
consequence persalinan klinis persalinan bahwa 2006
s from water dengan pada bayi normal persalinan
birth water birth dengan water
oleh : Lee birth
Carpenter mengalami
dan Phil asidosis dan
Wilson morbiditas
(2011) lebih tinggi
dibandingkan
persalinan
biasa,
APGAR skor
juga lebih
rendah dan
membutuhka
n waktu
perawatan
lebih lama di
NICU
dibandingkan
persalinan
biasa.

You might also like