You are on page 1of 15

Sifat-Sifat Alkana, Alkena, Alkuna

Sifat Fisika Alkuna

 Alkuna-alkuna suku rendah pada suhu kamar berwujud gas, sedangkan yang mengandung lima
atau lebih atom karbon berwujud gas.
 Memiliki massa jenis lebih kecil dari air.
 Tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut-pelarut organik yang non polar seperti eter,
benzena, dan karbon tetraklorida.
 Titik didih alkuna makin tinggi seiring bertambahnya jumlah atom karbon, tetapi makin rendah
apabila terdapat rantai samping atau makin banyak percabangan. Titik didih alkuna sedikit lebih
tinggi dari alkana dan alkuna yang berat molekulnya hampir sama.

Sifat-Sifat Alkena
 Sifat Fisika

Alkena merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air dan memiliki massa jenis lebih kecil
dari air. Alkena dapat larut dalam alkena lain, pelarut-pelarut nonpolar dan etanol. Pada temperatur
kamar alkena yang memiliki dua, tiga dan empat atom karbon berwujud gas. Sedangkan Alkena dengan
dengan berat molekul lebih tinggi dapat berupa cair dan padatan pada suhu kamar.

 Sifat kimia

Ikatan rangkap yang dimiliki alkena merupakan ciri khas dari alkena yang disebut gugus fungsi. Reaksi
terjadi pada alkena dapat terjadi pada ikatan rangkap dapat pula terjadi diluar ikatan rangkap. Reaksi
yang terjadi pada ikatan rangkap disebut reaksi adisi yang ditandai dengan putusnya ikatan rangkap
(ikatan π) membentuk ikatan tunggal (ikatan α) dengan atom atau gugus tertentu.
Selain sifat-sifat tersebut dapat mengalami reaksi polimerisasi dan alkena juga dapat bereaksi dengan
oksigen membentuk korbondioksida dan uap air apabila jumlah oksigen melimpah, apabila jumlah
oksigen tidak mencukupi maka terbentuk karbonmonooksida dan uap air.

Sifat Alkana
Alkana yang memiliki berat molekul rendah yaitu metana, etana, propana dan butana pada suhu kamar
dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang memiliki 5-17 atom karbon berwujud cair dan
selebihnya berwujud padat.

Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi cenderung larut pada
pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter. Jika alkana ditambahkan pada air alkana akan berada pada
lapisan atas, hal ini disebabkan adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar
alkana memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air. Karena alkana merupakan senyawa nonpolar
sehingga alkana yang berwujud cair pada suhu kamar merupakan pelarut yang baik untuk senyawa-
senyawa kovalen.
Untuk alkana-alkana yang berantai lurus titik leleh dan titik didih makin tinggi seiring bertambahnya
massa molekul molekul. Pada molekul-molekul alkana terjadi gaya van der Wals. Oleh karena itu alkana
memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih rendah dibanding senyawa semipolar atau senyawa polar
dengan berat molekul yang hampir sama.

Sifat kimia Alkana


Alkana merupakan senyawa nonpolar yang tidak bereaksi dengan sebagian besar pereaksi. Hal ini
disebabkan alkana memiliki ikatan sigma yang kuat antar atom karbon. Pada kondisi tertentu alkana
dapat bereaksi dengan oksigen dan unsur-unsur halogen.
Apabila jumlah oksigen tersedia cukup memadai alkana akan teroksidasi sempurna menjadi karbon
dioksida dan uap air serta pelepasan sejumlah energi panas. Apabila jumlah oksigen yang tersedia tidak
mencukupi, hasil reaksi yang diperoleh berupa karbon monooksida dan uap air.
Alkana dapat bereaksi dengan halogen dikatalisis oleh panas atau sinar ultraviolet. Dari reaksi tersebut
terjadi pergantian 1 atom H dari alkana terkait. Namun apabila halogen yang tersedia cukup memadai
atau berlebih, maka terjadi pergantian lebih dari satu atom bahkan semua atom H digantikan oleh
halogen. Berdasarkan penelitian laju pergantian atom H sebagai berikut H3 > H2 > H1. Reaksi pergantian
atom dalam suatu senyawa disebut reaksi substitusi.

ALKANA, ALKENA, ALKUNA


Dari berbagai unsur-unsur kimia yang kita kenal….ada satu unsur yang cakupannya sangat luas dan
pembahasannya sangat mendalam yakni KARBON. Karbon mempunyai nomor atom 6 sehingga jumlah
elektronnya juga 6….dengan konfigurasi 6C = 2, 4. Dari konfigurasi elektron ini terlihat atom C
mempunyai 4 elektron valensi (elektron pada kulit terluar)…..Untuk memperoleh 8 elektron (oktet) pada
kulit terluarnya (elektron valensi) dibutuhkan 4 elektron sehingga masing-masing elektron valensi
mencari pasangan elektron dengan atom-atom lainnya. Kekhasan atom karbon adalah kemampuannya
untuk berikatan dengan atom karbon yang lain membentuk rantai karbon. Bentuk rantai2 karbon yang
paling sederhana adalah Hidrokarbon.

Hidrokarbon hanya tersusun dari dua unsur yaitu Hidrogen dan Karbon.

Berdasarkan jumlah atom C lain yang terikat pada satu atom C dalam rantai karbon, maka atom C
dibedakan menjadi :

a. Atom C primer, yaitu atom C yang mengikat satu atom C yang lain.

b. Atom C sekunder, yaitu atom C yang mengikat dua atom C yang lain.

c. Atom C tersier, yaitu atom C yang mengikat tiga atom C yang lain.

d. Atom C kwarterner, yaitu atom C yang mengikat empat atom C yang lain.
• atom C primer, atom C nomor 1, 7, 8, 9 dan 10 (warna hijau)

• atom C sekunder, atom C nomor 2, 4 dan 6 (warna biru)

• atom C tersier, atom C nomor 3 (warna kuning)

• atom C kwarterner, atom C nomor 5 (warna merah)

Berdasarkan bentuk rantai karbonnya :

• Hidrokarbon alifatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai lurus/terbuka yang jenuh (ikatan
tunggal/alkana) maupun tidak jenuh (ikatan rangkap/alkena atau alkuna).

• Hidrokarbon alisiklik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar / tertutup (cincin).

• Hidrokarbon aromatik = senyawa hidrokarbon dengan rantai melingkar (cincin) yang mempunyai
ikatan antar atom C tunggal dan rangkap secara selang-seling / bergantian (konjugasi)

Selanjutnya dalam artikel ini saya batasi membahas hidrokarbon rantai terbuka (alifatik) saja….

Berdasarkan ikatan yang ada dalam rantai C-nya, senyawa hidrokarbon alifatik dibedakan atas :

1. Alkana (CnH2n+2)

2. Alkena (CnH2n)

3. Alkuna (CnH2n-2)

Keterangan : n = 1, 2, 3, 4, …….dst

Alkana (Parafin)

adalah hidrokarbon yang rantai C nya hanya terdiri dari ikatan kovalen tunggal saja. sering disebut
sebagai hidrokarbon jenuh….karena jumlah atom Hidrogen dalam tiap2 molekulnya maksimal.
Memahami tata nama Alkana sangat vital, karena menjadi dasar penamaan senyawa2 karbon lainnya.

Sifat-sifat Alkana

1. Hidrokarbon jenuh (tidak ada ikatan atom C rangkap sehingga jumlah atom H nya maksimal)
2. Disebut golongan parafin karena affinitas kecil (sedikit gaya gabung)
3. Sukar bereaksi
4. Bentuk Alkana dengan rantai C1 – C4 pada suhu kamar adalah gas, C4 – C17 pada suhu adalah
cair dan > C18 pada suhu kamar adalah padat
5. Titik didih makin tinggi bila unsur C nya bertambah…dan bila jumlah atom C sama maka yang
bercabang mempunyai titik didih yang lebih rendah
6. Sifat kelarutan : mudah larut dalam pelarut non polar
7. Massa jenisnya naik seiring dengan penambahan jumlah unsur C
8. Merupakan sumber utama gas alam dan petrolium (minyak bumi)

Rumus umumnya CnH2n+2


Deret homolog alkana

Deret homolog adalah suatu golongan/kelompok senyawa karbon dengan rumus umum yang sama,
mempunyai sifat yang mirip dan antar suku-suku berturutannya mempunyai beda CH2 atau dengan kata
lain merupakan rantai terbuka tanpa cabang atau dengan cabang yang nomor cabangnya sama.

Sifat-sifat deret homolog alkana :

o Mempunyai sifat kimia yang mirip

o Mempunyai rumus umum yang sama

o Perbedaan Mr antara 2 suku berturutannya sebesar 14

o Makin panjang rantai karbon, makin tinggi titik didihnya

n Rumus Nama

1. CH4 = metana

2 . C2H6 = etana

3. C3H8 = propana

4. C4H10 = butana

5. C5H12 = pentana

6. C6H14 = heksana

7. C7H16 = heptana

8. C8H18 = oktana

9. C9H20 = nonana

10. C10H22 = dekana

11. C11H24 = undekana


12. C12H26 = dodekana

TATA NAMA ALKANA

1. Nama alkana didasarkan pada rantai C terpanjang sebagai rantai utama. Apabila ada dua atau lebih
rantai yang terpanjang maka dipilih yang jumlah cabangnya terbanyak

2. Cabang merupakan rantai C yang terikat pada rantai utama. di depan nama alkananya ditulis nomor
dan nama cabang. Nama cabang sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran ana dengan
akhiran il (alkil).

3. Jika terdapat beberapa cabang yang sama, maka nama cabang yang jumlah C nya sama disebutkan
sekali tetapi dilengkapi dengan awalan yang menyatakan jumlah seluruh cabang tersebut. Nomor atom
C tempat cabang terikat harus dituliskan sebanyak cabang yang ada (jumlah nomor yang dituliskan =
awalan yang digunakan), yaitu di = 2, tri = 3, tetra =4, penta = 5 dan seterusnya.

4. Untuk cabang yang jumlah C nya berbeda diurutkan sesuai dengan urutan abjad ( etil lebih dulu dari
metil ).

5. Nomor cabang dihitung dari ujung rantai utama yang terdekat dengan cabang. Apabila letak cabang
yang terdekat dengan kedua sama dimulai dari :

• Cabang yang urutan abjadnya lebih dulu ( etil lebih dulu dari metil )

• Cabang yang jumlahnya lebih banyak ( dua cabang dulu dari satu cabang )

Contoh :

Apakah nama idrokarbon di bawah ini ?

pertama kali kita tentukan rantai utamanya…..Rantai utama adalah rantai terpanjang :

rantai utamanya adalah yang di kotak merah…… Kenapa?? coba kalian perhatikan sisi sebelah kiri, bila
rantai utamanya yang lurus (garis putus2) maka sama2 akan bertambah 2 atom C tapi hanya akan
menimbulkan satu cabang (bagian yang belok ke bawah)….sedangkan bila kita belokkan ke bawah akan
timbul 2 cabang (Aturan no 1). Sekarang coba kalian perhatikan bagian kanan, penjelasannya lebih
mudah….bila rantai utamanya yang lurus (garis putus2) hanya bertambah satu atom C sedangkan bila
belok ke bawah maka akan bertambah 2 atom C. Jadi rangkaian rantai utama itu boleh belak-belok dan
gak harus lurus……asal masih dalam satu rangkaian yang bersambungan tanpa cabang.

rantai karbon yang tersisa dari rantai utama adalah cabangnya…..

terlihat ada 3 cabang yakni 1 etil dan 2 metil…..penomoran cabang kita pilih yang angkanya terkecil :

• bila dari ujung rantai utama sebelah kiri maka etil terletak di atom C rantai utama nomor 3 dan metil
terletak di atom C rantai utama nomor 2 dan 6

• bila dari ujung rantai utama sebelah kanan maka etil terletak di atom C rantai utama nomor 6 dan
metil di atom C rantai utama nomor 3 dan 7

kesimpulannya kira urutkan dari ujung sebelah kiri…..

Urutan penamaan : nomor cabang – nana cabang – nama rantai induk

jadi namanya : 3 etil 2,6 dimetil oktana

cabang etil disebut lebih dahulu daripada metil karena abjad nama depannya dahulu (abjad “e” lebih
dahulu dari “m”). karena cabang metil ada dua buah maka cukup disebut sekali ditambah awalan “di”
yang artinya “dua”. karena rantai utamanya terdiri dari 8 atom C maka rantai utamanya bernama :
oktana.

bentuk struktur kerangka Alkana kadangkala mengalami penyingkatan…..misalnya :

CH3 (warna hijau) merupakan ujung rantai

CH2 (warna biru) merupakan bagian tenganh rantai lurus

CH (warna oranye) percabangan tiga

C (warna merah) percabangan empat


Kegunaan alkana, sebagai :

• Bahan bakar

• Pelarut

• Sumber hidrogen

• Pelumas

• Bahan baku untuk senyawa organik lain

• Bahan baku industri

Alkena (Olefin)

merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 2 (-C=C-)

Sifat-sifat Alkena

 Hidrokarbon tak jenuh ikatan rangkap dua


 Alkena disebut juga olefin (pembentuk minyak)
 Sifat fisiologis lebih aktif (sbg obat tidur –> 2-metil-2-butena)
 Sifat sama dengan Alkana, tapi lebih reaktif
 Sifat-sifat : gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam udara (pada
konsentrasi 3 – 34 %)
 Terdapat dalam gas batu bara biasa pada proses “cracking”

Rumus umumnya CnH2n


TATA NAMA ALKENA

hampir sama dengan penamaan pada Alkana dengan perbedaan :

 Rantai utama harus mengandung ikatan rangkap dan dipilih yang terpanjang. Nama rantai
utama juga mirip dengan alkana dengan mengganti akhiran -ana dengan -ena. Sehingga
pemilihan rantai atom C terpanjang dimulai dari C rangkap ke sebelah kanan dan kirinya dan
dipilih sebelah kanan dan kiri yang terpanjang.
 Nomor posisi ikatan rangkap ditulis di depan nama rantai utama dan dihitung dari ujung sampai
letak ikatan rangkap yang nomor urut C nya terkecil.
 Urutan nomor posisi rantai cabang sama seperti urutan penomoran ikatan cabang rantai utama.

Contoh :
menpunyai rantai utama……

penghitungan atom C pada rantai utama dimulai dari ikatan rangkap….sebelah kiri ikatan rangkap hanya
ada satu pilihan sedangkan sebelah kanan ikatan rangkap ada dua pilihan yaitu lurus dan belokan
pertama ke bawah….kedua2nya sama2 menambah 4 atom C namun bila belokan pertama kebawah
hanya menghasilkan satu cabang sedangkan bila lurus menimbulkan dua cabang.

Jadi namanya : 3 etil 4 metil 1 pentena

1 pentena dapat diganti dengan n-pentena atau khusus ikatan rangkap di nomor satu boleh tidak
ditulis….sehingga namanya cukup : pentena. Nomor cabang diurutkan sama dengan urutan nomor
ikatan rangkapnya. Pada soal di atas dari ujung sebelah kanan….

Kegunaan Alkena sebagai :

 Dapat digunakan sebagai obat bius (dicampur dengan O2)


 Untuk memasakkan buah-buahan
 bahan baku industri plastik, karet sintetik, dan alkohol.

Alkuna
merupakan senyawa hidrokarbon tak jenuh yang memiliki 1 ikatan rangkap 3 (–C≡C–). Sifat-nya sama
dengan Alkena namun lebih reaktif.

Rumus umumnya CnH2n-2

Tata namanya juga sama dengan Alkena….namun akhiran -ena diganti -una

Kegunaan Alkuna sebagai :

 etuna (asetilena = C2H2) digunakan untuk mengelas besi dan baja.


 untuk penerangan
 Sintesis senyawa lain.

Alkil Halida (Haloalkana)


Senyawa alkil halida merupakan senyawa hidrokarbon baik jenuh maupun tak jenuh yang satu unsur H-
nya atau lebih digantikan oleh unsur halogen (X = Br, Cl. I)

Sifat fisika Alkil Halida :

 Mempunyai titik lebih tinggi dari pada titik didih Alkana dengan jumlah unsur C yang sama.
 Tidak larut dalam air, tapi larut dalam pelarut organik tertentu.
 Senyawa-senyawa bromo, iodo dan polikloro lebih berat dari pada air.

Struktur Alkil Halida : R-X


Keterangan :

R = senyawa hidrokarbon

X = Br (bromo), Cl (kloro) dan I (Iodo)

Berdasarkan letak alkil dalam hidrokarbon di bagi menjadi :

 Alkil halida primer, bila diikat atom C primer


 Alkil halida sekunder, bila diikat atom C sekunder
 Alkil halida tersier, bila diikat atom C tersier

CH3-CH2-CH2-CH2-Cl (CH3)2CH-Br (CH3)3C-Br


Primer sekunder tersier

Pembuatan Alkil Halida

1. Dari alkohol
2. Halogenasi
3. Adisi hidrogen halida dari alkena
4. Adisi halogen dari alkena dan alkuna

reaksi adisi dapat dilihat dalam TAUTAN artikel berikut dengan Judul: “REAKSI-REAKSI
SENYAWA KARBON“

Penggunaan Alkil Halida :

 Kloroform (CHCl3) : pelarut untuk lemak, obat bius (dibubuhi etanol, disimpan dalam botol
coklat, diisi sampai penuh).
 Tetraklorometana = karbontetraklorida (CCl4) : pelarut untuk lemak, alat pemadam kebakaran
(Pyrene).
 Freon (Freon 12 = CCl2F2, Freon 22 = CHCl2F) : pendingin lemari es, alat “air conditioner”,
sebagai propellant (penyebar) kosmetik, insektisida, dsb.

Kegunaan Alkana

Secara umum, alkana berguna sebagai bahan bakar dan bahan baku dalam industri petrokimia.

1. Metana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak, dan bahan baku pembuatanzat
kimia seperti H2 dan NH3.
2. Etana; berguna sebagai bahan bakar untuk memasak dan sebagai refrigerant dalam sistem
pendinginan dua tahap untuk suhu rendah.
3. Propana; merupakan komponen utama gas elpiji untuk memasak dan bahan baku
senyawa organik.
4. Butana; berguna sebagai bahan bakar kendaraan dan bahan baku karet sintesis.
5. Oktana; merupakan komponen utama bahan bakar kendaraan bermotor, yaitu bensin.

b. Kegunaan Alkena

1. Etena; digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik polietena (PE).


2. Propena, digunakan untuk membuat plastik Beberapa kegunaan monomer dan polimer,
yaitu polimer untuk membuat serat sintesis dan peralatan memasak.

c. Kegunaan Alkuna

Etuna (asetilena) yang sehari-hari dikenal sebagai gas karbit dihasilkan dari batu karbit yang
direaksikan dengan air:

CaC2 + 2H2O → Ca(OH)2 + C2H2

Gas karbit jika dibakar akan menghasilkan suhu yang tinggi, sehingga dapat digunakan untuk
mengelas dan memotong logam. Gas karbit sering pun digunakan untuk mempercepat
pematangan buah.

Anda sekarang sudah mengetahui Kegunaan Alkana, Alkena, Alkuna. Terima kasih anda sudah
berkunjung ke Perpustakaan Cyber.

Sifat Fisik Alkana


1) Semua hidrokarbon merupakan senyawa nonpolar sehingga tidak larut dalam air. Jika suatu
hidrokarbon bercampur dengan air, maka lapisan hidrokarbon selalu di atas sebab massa jenisnya
lebih kecil daripada 1. Pelarut yang baik untuk hidrokarbon adalah pelarut nonpolar,
seperti CCl4 atau atau sedikit polar (dietil eter atau benzena).
2) Alkana mudah larut dalam pelarut organik.
Semakin bertambah jumlah atom C maka Mr ikut bertambah akibatnya titik didih dan titik leleh
semakin tinggi. Alkana rantai lurus mempunyai titik didih lebih tinggi dibanding alkana rantai
bercabang dengan jumlah atom C sama. Semakin banyak cabang, titik didih makin rendah. [1]
3) Pada suhu dan tekanan biasa, empat alkana yang pertama (CH4 sampai C4H10 berwujud gas.
Pentana (C5H12) sampai heptadekana (C17H36) berwujud cair, sedangkan oktadekana (C18H38)
dan seterusnya berwujud padat.

Alkana lebih ringan dari air.


b. Sifat Kimia Alkana
1) Alkana dan sikloalkana tidak reaktif, cukup stabil apabila dibandingkan dengan senyawa
organik lainnya. Oleh karena kurang reaktif, alkana kadang disebut paraffin (berasal dari bahasa
Latin: parum affins, yang artinya "afinitas kecil sekali"). [2]

2) Pembakaran/oksidasi alkana bersifat eksotermik (menghasilkan kalor). Pembakaran alkana


berlangsung sempurna dan tidak sempurna. Pembakaran sempurna menghasilkan
gas CO2 sedang pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO. [1] Itulah sebabnya alkana
digunakan sebagai bahan bakar. Secara rata-rata, oksidasi 1 gram alkana menghasilkan energi
sebesar 50.000 joule
Reaksi pembakaran sempurna :

CH4(g) + 2 O2(g) → CO2(g) + 2 H2O(g) + Energi

Reaksi pembakaran tak sempurna:

2 CH4(g) + 3 O2(g) → 2 CO(g) + 4 H2O(g) + Energi

3) Jika direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2), maka atom-atom H pada
alkana mudah mengalami substitusi (penukaran) oleh atom-atom halogen.

CH4 + Cl2 → CH3Cl (metilklorida (klorometana)) + HCl

CH3Cl + Cl2 → CH2Cl2 (diklorometana) + HCl

CH2Cl2 + Cl2→ CHCl3 (kloroform (triklorometana)) + HCl

CHCl3 + Cl2 → CCl4 (karbon tetraklorida) + HCl

4)Senyawa alkana rantai panjang dapat mengalami reaksi eliminasi. Reaksi eliminasi adalah
reaksi penghilangan atom/gugus atom untuk memperoleh senyawa karbon lebih sederhana. [1]
Contoh pada reaksi eliminasi termal minyak bumi dan gas alam.

800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 → CH3 - CH = CH2 + H2
propana propena

800 - 900 oC
CH3 - CH2 - CH3 → CH2 = CH2 + CH4
propana etena metana

2. Sifat Senyawa Alkena

a. Sifat Fisik Alkena

1) Alkena memiliki sifat fisika yang sama dengan alkana. Perbedaannya yaitu, alkena sedikit
larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya ikatan rangkap yang membentuk ikatan π. Ikatan
π tersebut akan ditarik oleh hidrogen dari air yang bermuatan positif sebagian.

2) Titik leleh dan titik didih alkena hampir sama dengan alkana yang sesuai, makin bertambah
jumlah atom C, harga Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

b. Sifat Kimia Alkena

Alkena jauh lebih reaktif daripada alkana karena adanya ikatan rangkap. Reaksi alkena terutama
terjadi pada ikatan rangkap tersebut
Reaksi-reaksi alkena sebagai berikut.

a) Reaksi Adisi (penambahan atau penjenuhan)

Reaksi adisi, yaitu pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal dengan cara mengikat
atom lain.

Zat-zat yang dapat mengadisi alkena adalah :

(1) Gas hidrogen (H2)

Reaksi adisi merupakan reaksi pemutusan ikatan rangkap. Pada adisi alkena, ikatan rangkap
berubah menjadi ikatan tunggal. [2]

a) CH2 = CH2 (etena) + H2 → CH3 – CH3 (etana)

b) CH2 = CH – CH3 (propena) + H2 → CH3 – CH2 – CH3 (propana)

(2) Halogen (F2, Cl2, Br2, dan I2)

Reaksi adisi oleh halogen akan memutus rantai rangkap alkena membentuk alkana. Selanjutnya
halogen tersebut akan menjadi cabang/substituen dari alkana yang terbentuk.
a)

b)

(3) Asam halida (HCl, HBr, HF, dan HI)

Jika alkena menangkap asam halida berlaku aturan Markovnikov, yaitu atom H dari asam halida
akan terikat
pada atom C berikatan rangkap yang telah memiliki atom H lebih banyak.

Jika atom C yang berikatan rangkap memiliki jumlah H yang sama, halida akan terikat pada
atom C yang paling panjang. [2]

a)

b.

Pada gambar di atas ikatan rangkap membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
simetris.

Pada gambar di atas ikatan rangkap tidak membagi sama banyak atom C dan atom H, sehingga
tidak simetris.

Keterangan: H terikat pada atom C1 karena C1 mengikat 2 atom H dan C2 mengikat hanya 1 atom
H. Sedangkan Br terikat pada atomC2.

b) Reaksi Pembakaran (oksidasi dengan oksigen)

1) Pembakaran sempurna alkena menghasilkan CO2 dan H2O.

C2H4 + 3 O2 → 2 CO2 + 2 H2O

2) Pembakaran tidak sempurna alkena menghasilkan CO dan H2O.

C2H4 + 2 O2 → 2 CO + 2 H2O

c) Reaksi Polimerisasi

Reaksi polimerisasi adalah reaksi penggabungan molekul-molekul sederhana (monomer)


menjadi molekul besar (polimer).

Contoh :

Polimerisasi etena menjadi polietena

n CH2 = CH2 → – CH2 – CH2– → [– CH2 – CH2 –]n

3. Sifat Senyawa Alkuna

a. Sifat Fisik Alkuna


1) Sifat fisika alkuna sama dengan alkana dan alkena. Alkuna juga sedikit larut dalam air.
2) Titik didih alkuna mirip dengan alkana dan alkena. Semakin bertambah jumlah atom C harga
Mr makin besar maka titik didihnya makin tinggi.

b. Sifat Kimia Alkuna

Reaksi- reaksi pada alkuna mirip dengan alkena, hanya berbeda pada kebutuhan jumlah pereaksi
untuk penjenuhan ikatan rangkap.

Alkuna membutuhkan jumlah pereaksi dua kali kebutuhan pereaksi pada alkena untuk jumlah
ikatan rangkap yang sama.
Contoh :

Reaksi penjenuhan etena oleh gas hidrogen

CH2 = CH2 (etena) + H2→ CH3 – CH3 (etana)

a) Oksidasi [2]

Sebagaimana hidrokarbon pada umumnya, alkuna jika dibakar sempurna akan menghasilkan
CO2 dan H2O.

C3H4 + 4O2 → 3CO2 + 2H2O

b) Adisi H2 [2]
Alkuna mengalami dua kali adisi oleh H2 untuk menghasilkan alkana.

Contoh :

HC ≡ C – CH3 + H2 → H2C = CH – CH3 + H2 → H3C – CH2 – CH3


propuna propena propana

c) Adisi Halogen [2]

d)Adisi Asam halida

Adisi alkuna oleh asam halida mengikuti aturan Markovnikov sebagaimana pada alkena.

You might also like