You are on page 1of 11

SIMULASI PERBANDINGAN KINERJA PROTOKOL AD HOC ON-DEMAND

DISTANCE VECTOR (AODV) DAN TEMPORALLY ORDERED ROUTING


ALGORITHM (TORA) PADA MOBILE IP

Zulfadli, Titi Ardianti R.

Teknik Telekomunikasi dan Informasi, Jurusan Elektro Fakultas Teknik

Universitas Hasanuddin

Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar, Sulawesi Selatan

email : justcallfadli@gmail.com, titiardiantirakhmat@gmail.com

ABSTRAK

Mobile Ad hoc Network (MANET) merupakan sebuah jaringan nirkabel yang


terdiri dari beberapa mobile node yang dapat berperan sebagai source atau destination.
Node-node atau user pada jaringan ini bersifat mobile dengan memanfaatkan teknologi
mobile IP. Proses transmisi data menggunakan routing protocol. Terdapat beberapa
masalah yang dapat ditemui dalam jaringan ad hoc ini, yaitu adanya kinerja protokol
routing yang tidak menentu yang disebabkan oleh bermacam-macam faktor. Faktor
tersebut antara lain, jenis routing protocol, jumlah node dan mobilitas node dalam
jaringan. Pada Tugas Akhir ini, telah dimodelkan dan dianalisis perbandingan kinerja
protokol Ad hoc On-demand Distance Vector (AODV) dan Temporally Ordered
Routing Algorithm (TORA) pada MANET yang memiliki beberapa pemodelan simulasi
berdasarkan jumlah node dan mobilitas node menggunakan perangkat lunak Network
Simulator (NS-2).
Hasil analisis terhadap throughput, delay, dan packet drop menunjukkan bahwa
protokol AODV memberikan performansi yang lebih baik dari segi delay dan packet
drop pada kondisi mobilitas rendah dan mobilitas tinggi dengan jumlah node 14. Dalam
hal delay, detik ke – 45, protokol AODV mengalami delay sebesar 0,44 detik,
sedangkan protokol TORA sebesar 0,78 detik. Dalam hal packet drop, detik ke – 90,
pada protokol AODV tidak ada packet drop, sedangkan protokol TORA packet drop
sebesar 10 paket. Protokol TORA memberikan performansi yang lebih baik dari segi
throughput dan delay pada kondisi mobilitas rendah dan mobilitas tinggi dengan jumlah
node 9. Dalam hal throughput, detik ke – 25, pada protokol AODV diperoleh 80 paket
sedangkan protokol TORA diperoleh 114 paket. Dalam hal delay, pada detik ke – 85,
pada protokol AODV diperoleh delay 0,7 detik, sedangkan protokol TORA diperoleh
delay 0,42 detik.
Kata kunci : MANET, Routing Protocol AODV & TORA, Network Simulator 2
I. PENDAHULUAN bertindak sebagai terminal dan router.
Router berfungsi mengalirkan paket
I.1 Latar Belakang data dari suatu sumber (source node) ke
Seiring dengan munculnya tujuan (destination node) melalui
peralatan mobile seperti handphone, proses Routing. Untuk proses Routing
personal digital assistant (PDA), smart diperlukan suatu protokol yang
phone, dan laptop. Jaringan nirkabel mengatur proses pengiriman data pada
menjadi media komunikasi yang jaringan IP, dalam hal ini komunikasi
memungkinkan pengguna untuk antara node.
melakukan hubungan telekomunikasi
I.2 Perumusan Masalah
dari mana saja dan kapan saja serta
tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Bagaimana membuat simulasi
jaringan MANET pada teknologi mobile
Teknologi mobile IP merupakan suatu IP menggunakan perangkat lunak
solusi yang mulai dikembangkan untuk Network Simulator 2 untuk pengujian
memenuhi kebutuhan user akan Routing protokol AODV dan protokol
mobilitas layanan dan kehandalan TORA serta membandingkan kinerja
dalam mengakses internet secara dari kedua metode Routing yang
mobile. Teknologi ini dapat melakukan digunakan?
fungsi untuk tidak merubah alamat IP
meskipun berpindah dari suatu jaringan
I.3 Tujuan Penelitian
ke jaringan lainnya.
Untuk mengetahui bagaimana
Untuk menangani masalah mobilitas prinsip dasar metode Routing pada
host pada jaringan mobile IP, maka jaringan mobile ad hoc dalam hal ini
dibutuhkan suatu Mobile Adhoc protokol AODV dan TORA dan
Network (MANET) yang bertindak mengetahui bagaimana perbandingan
sebagai suatu topologi jaringan kinerja dari keduanya.
(kumpulan dari beberapa wireless
node) yang dapat diatur secara dinamis
I.4 Batasan Masalah
dimana saja dan kapan saja serta dapat
beroperasi tanpa menggunakan Ada beberapa poin yang dibatasi
infrastruktur yang ada namun bersifat dalam penelitian ini, secara umum
sementara. Tiap mobile node dapat adalah jenis protokol routing yang diuji
berkomunikasi dengan mobile node (AODV dan TORA), jumlah node (9
lainnya dalam jangkauan transmisi dan 12 node), penempatan dan
tertentu. Untuk komunikasi diluar perpindahan node (acak), jenis trafik
jangkauan transmisi, suatu node (TCP), model antrian (Droptail) dan
membutuhkan bantuan node yang lain maksimum paket antrian (50 paket),
yang bertindak sebagai bridge, kondisi simulasi (ideal/LOS) serta
sehingga node dalam MANET dapat

2
parameter yang dianalisis (throughput, Saat jalur ke tujuan tidak diketahui,
delay, dan packet drop). AODV membuat paket permintaan jalur
dan menyiarkannya (broadcast) ke
tetangganya. Pesan permintaan jalur
berisi identitas sumber (source ID),
I.5 Metodologi Penelitian identitas tujuan (destination ID), urutan
nomor sumber (source sequence
number), urutan nomor tujuan
(destination sequence number),
penghitung hop (hop count), dan
identitas penyiaran (broadcast ID).[11]

TORA memiliki empat operasi :


(i) pembuatan rute, (ii) pemeliharaan
rute, (iii) penghapusan rute, dan (iv)
optimasi rute. Operasi pembuatan rute
bertanggung jawab untuk memilih
ketinggian yang tepat untuk Router dan
membentuk sebuah urutan arah
(directed sequence) dari sebuah link
menuju destination. Prosedur
mempertahankan rute merupakan
operasi untuk merespon pada saat
terjadi perubahan topologi jaringan.
TORA menggunakan fungsi optimasi
rute untuk memperbaiki proses routing.
Empat paket digunakan untuk
melakukan operasi ini : query (QRY),
update (UPD), clear (CLR), dan
optimization (OPT).

III. SIMULASI DAN PEMODELAN


SISTEM

III.1 Network Simulator

Network Simulator 2 adalah


suatu interpreter yang object-oriented
dan discrete event-driven. NS menjadi
II. LANDASAN TEORI salah satu perangkat lunak yang sangat
berguna untuk menunjukkan simulasi
AODV menggunakan mekanisme jaringan melibatkan Local Area
permintaan-balasan (Request-reply) Network (LAN), Wide Area Network
sederhana untuk menemukan jalurnya.

3
(WAN), dan Wireless Ad hoc Network. r 4.552822757_0_ AGT --1437 ack
[12] 60 [13a 0 2 800]---[15:0 0:0 29 0]
[25 0] 4
NS sebagai perangkat lunak simulasi,
membantu analisis dalam riset karena trace ini menunjukkan bahwa
dilengkapi dengan tool validasi yang paket telah diterima (event : r)
digunakan untuk menguji kebenaran pada waktu 4.552822757 pada
pemodelan yang ada pada NS. Secara node 0 dengan level trace AGT.
umum, semua pemodelan NS akan 1437 merupakan event ID
dapat melewati proses validasi ini. (receive sequence number), tipe
Pemodelan media, protokol dan paket ack denganbesar paket 60
komponen jaringan yang lengkap bytes. Level informasi MAC
dengan perilaku trafiknya sudah berdurasi 0x13a, alamat
disediakan pada library NS. destination ethernet adalah 0
dan source ethernet 2 dengan
Pada simulasi ini, pemodelan sistem tipe 0x800. Level informasi
dibuat menggunakan bahasa paket IP terdiri dari, source
pemrograman tool command languange address (port) 15:0, destination
(TCL) untuk memperoleh data output address (port) 0:0 dengan TTL
simulasi yaitu file trace dan network 29 detik dan hop selanjutnya
animator. Berikut skema kerja NS : adalah node 0, sequence number
25 dan di forward selama 4
kali.[13]
NAM Animasi

§ Tracegraph
Pola Skrip Hasil
ns-2
trafik OTCL simulasi Tracegraph adalah salah satu
perangkat lunak dari matlab
Data
Trace analisa yang dapat mensimulasikan
statistik
suatu data (file trace) menjadi
Gambar 3.1 Skema Kerja NS sebuah grafik, kemudian
digunakan untuk menganalisa
§ Network Animator (NAM) kinerja masing-masing protokol
merupakan tampilan animasi yang disimulasikan dan
dari simulasi jaringan yang membandingkan QoS dari
memperlihatkan konfigurasi keduanya.
mobile node selama proses III.2 Pemodelan Sistem
transmisi paket data.
§ File Trace merupakan record Pemodelan sistem dilakukan dengan
data statistik dari seluruh event menentukan parameter-parameter yang
kejadian selama proses simulasi akan dideklarasi serta perintha-perintah
berlangsung. yang digunakan dalam membangun
Contoh file trace record : tahapan simulasi pada program tcl.

4
III.4 Pemodelan Simulasi bergerak : 3 hop dan
destination)
Ø Pemodelan 9 Node – Mobilitas • Protokol routing AODV :
Rute 1 : 0–1–4–7–
Rendah
8 (awal simulasi)
Rute 2 : 0 – 3 – 6 – 8
(setelah node 1,4,dan 7 serta
destination bergerak : 3 hop
dari rute pertama bergerak)
Rute 3 : 0 – 3 – 5 – 8
(karena jarak antar hop
semakin jauh pada saat
Gambar 3.5 NAM 9 Node – Mobilitas Rendah sesaat sebelum node yang
bergerak berhenti)
• Mobilitas node rendah • Protokol Routing TORA :
(hanya 1 hop yang bergerak
pada rute pertama) Rute :0–3–6–8
• Protokol routing AODV :
Ø Pemodelan 14 Node – Mobilitas
Rute 1 : 0–1–4–7–
8 (awal simulasi) Rendah
Rute 2 : 0 – 3 – 6 – 8
(setelah node 7 / salah satu
hop dari rute pertama
bergerak)
• Protokol Routing TORA :
Rute : 0 – 3 – 6 – 8

Ø Pemodelan 9 Node – Mobilitas

Tinggi Gambar 3.9 NAM 14 Node – Mobilitas rendah

• Mobilitas node rendah


(terdapat 2 hop yang
bergerak yaitu node 6 dan
node 5)
• Protokol routing AODV :
Rute 1 : 0–2 –5–8
(awal simulasi)
Rute 2 : 0 – 13 – 9 – 8
Gambar 3.7 NAM 9 Node – Mobilitas tinggi
(setelah node 5 : 1 hop dari
• Mobilitas node tinggi rute pertama bergerak pada
(terdapat 4 node yang detik ke - 30)
• Protokol Routing TORA :

5
Rute 1 : 0 – 6 – 8 (awal IV. ANALISA KINERJA AODV &
simulasi) TORA
Rute 2 : 0 – 1 – 6 – 8
(setelah node 6 : satu- IV.1 Sending Throughput, Delay, &
satunya hop dari rute Packet Drop pada pemodelan 9 Node
pertama bergerak pada detik Mobillitas Rendah dan Mobilitas
ke - 20) Tinggi

Ø Pemodelan 14 Node – Mobilitas

Tinggi

Gambar 3.11 NAM 14 Node – Mobilitas tinggi

• Mobilitas node tinggi


(terdapat 10 node yang
bergerak yaitu node 1, 4, 2,
3, 6, 12, 13 11, 7, dan 9)
• Protokol routing AODV : Dari grafik perbandingan di atas,
Rute 1 : 0–2–6–5– terlihat bahwa baik pada kondisi
8 (awal simulasi) mobilitas rendah dan mobilitas tinggi
Rute 2 : 0 – 13 – 9 – 8 (2 TORA memiliki sending throughput
hop dari rute pertama yang unggul dibandingkan AODV. Hal
bergerak pada detik ke – 20 ini disebabkan perbedaan rute yang
yaitu node 2 dan node 6 dan dipilih oleh kedua metode routing yang
1 hop dari rute kedua berasal dari jenis algoritma yang
bergerak pada detik ke – 50 berbeda.
yaitu node 9)
Protokol Routing TORA :
Rute 1 : 0 – 6 – 8 (awal
simulasi)
Rute 2 : 0 – 9 – 8 (setelah 1
hop dari rute pertama
bergerak yaitu node 6)

6
Dari grafik perbandingan diatas,baik
pada kondisi mobilitas rendah dan
mobilitas tinggi terlihat bahwa TORA
IV.2 Sending Throughput, Delay, &
memiliki delay yang lebih kecil dari
Packet Drop pada pemodelan 14
AODV, hal ini disebabkan oleh AODV
Node Mobillitas Rendah dan
melakukan satu kali pergantian rute
Mobilitas Tinggi
ketika terjadi mobilitas node.

Dari grafik perbandingan diatas,


terlihat bahwa pada kondisi mobilitas
rendah AODV memiliki packet drop
yang lebih kecil dibandingkan TORA.
Sedangkan pada kondisi mobilitas
tinggi, TORA memiliki packet drop
yang lebih sedikit, hal ini disebabkan
AODV melakukan dua kali pergantian
rute. Berbeda pada kondisi mobilitas
rendah, AODV hanya melakukan satu
kali pergantian rute.
Dari grafik perbandingan diatas, terlihat
bahwa pada kondisi mobilitas rendah
TORA memiliki sending throughput
yang unggul dibandingkan dengan
AODV, namun ketika mobilitas tinggi
AODV memiliki sending throughput

7
yang unggul. Hal ini disebabkan, ketika
jumlah node bertambah dan terjadi
mobilitas node, TORA melakukan
pergantian rute. Pergantian rute TORA
lebih kompleks dibandingkan dengan
AODV, sehingga sending throughput
TORA menjadi menurun drastis.

Dari grafik perbandingan diatas, terlihat


bahwa baik pada kondisi mobilitas
rendah dan mobilitas tinggi TORA
memiliki jumlah packet drop yang lebih
besar dibandingkan dengan AODV. Hal
ini disebabkan oleh delay yang terjadi
pada TORA juga sangat besar. Sehingga
jumlah paket yang terbuang pada saat
Dari grafik perbandingan diatas, terlihat terjadi waktu tunda yang lama juga
bahwa baik pada kondisi mobilitas sangat besar.
rendah dan mobilitas tinggi, AODV
memiliki delay yang lebih kecil V. PENUTUP
dibandingkan dengan TORA. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh jumlah node V.1 Kesimpulan
yang bertambah, dan ketika terjadi 1. TORA memberikan performansi
mobilitas, masing-masing protokol yang lebih baik dari segi
routing harus melakukan pergantian throughput dan end-to-end delay
rute. Pergantian rute pada TORA dibandingkan dengan AODV
membutuhkan waktu yang lebih lama baik pada mobilitas rendah
dibandingkan dengan AODV sehingga maupun mobilitas tinggi untuk
delay pada TORA lebih besar. jumlah node yang lebih sedikit

8
(9 node) sedangkan dari segi
packet drop TORA memberikan
performansi yang lebih baik
pada kondisi mobilitas tinggi
dan AODV memberikan
performansi yang lebih baik
pada kondisi mobilitas rendah.
2. AODV memberikan performansi
yang lebih baik dari segi packet
drop dan end-to-end delay
dibandingkan dengan TORA
baik pada kondisi mobilitas
rendah maupun mobilitas tinggi
untuk jumlah node yang lebih
banyak (14 node), sedangkan
dari segi throughput TORA
memberikan performansi yang
lebih baik pada kondisi
mobilitas rendah dan AODV
memberikan performansi yang
lebih baik pada kondisi
mobilitas tinggi.

V.1 Saran
Teknologi mobile IP dapat
dikembangkan lagi dengan
menganalisis kinerja jenis
protokol hybrid routing ad hoc
network lainnya seperti OLSR
dan ZRP.

9
DAFTAR PUSTAKA network, Wireless Networks,
vol. 8 no. 2/3, pp.153-167, Mar.
[1] Alhadi, Vebby Aprilyan. 2008. 2002
“Implementasi dan Unjuk Kerja [8] Ih-Chun Hu, Johnson David B,
Hybrid Wireless Mesh Network Perrig Adrian, SEAD: secure
dengan Menggunakan Routing efficient distance vector routing
Protocol AODV-UU dan for mobile wireless ad hoc
UOBWINAODV”. Skripsi: networks, Ad Hoc Networks
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Volume.1, Issue 1, July, 2003,
Teknik, Universitas Indonesia pp. 175-192.
Jakarta. [9] Jadied, Erwied M. 2011.
[2] Teknologi Mobile IP, hal. 1-2 “Perbandingan Performansi Ad
http://thesis.binus.ac.id/eColls/e Hoc Wireless Routing (AODV,
Thesisdoc/Bab2/2007-2-00519- DSR, OLSR, TORA, GRP)”.
SK%20bab2.pdf diakses pada 24 Skripsi: Sekolah Teknik Elektro
April 2012 dan Informatika, Institut
[3] 4Shared. 2010. Arsitektur Teknologi Bandung.
TCP/IP. [10] C. Perkins, E. Belding Royer, S.
http://www.4shared.com/Arsitek Das (juli 2003). “Ad Hoc On-
tur-TCP-IP.html. diakses pada Demand Distance Vector
18 Februari 2012. (AODV) Routing”. Request For
[4] Muhammad Bohio, Ali Miri, Comments (RFC) 3561. Diakses
Efficient identity-based security 26 Desember 2011 dari internet
schemes for ad hoc network Engineering Task Force
routing protocols, Ad Hoc (http://www.ieft.org/rfc3561.txt)
Networks 2 , 2004, pp. 309-317. di akses pada 23 Januari 2012
[5] izankboy. 2010. “Routing dan [11] Palaniappan Annamalai.
Protokol Routing”. Laporan. “Comparative Performance
(http://student.eepis- Study of Standadized Ad-Hoc
its.edu/~izankboy/laporan/Jaring Routing Protocols and OSPF-
an/ccna2-6.pdf) diakses pada 24 MCDS”. Thesis. Master of
Februari 2012. Science in Electrical
[6] P. Jacuet, P. Muhlethaler, T. Engineering Faculty of Virginia
Clausen, A. Laouiti, A. Qayyum, Polytechnic Institute and State
L. Viennot. Optimized Link State University, Blacksburg,
Routing Protocol for Ad Hoc Virginia, Oktober, 2005, hal.9-
Networks, IEEE INMIC 12.
Pakistan, pp. 62-68, Dec. 2001. [12] Wirawan, Andi Bayu dan
[7] Yu-Chee Tseng and Sze-Yao Ni Indarto, Eka. Mudah Memangun
and Yuh-Shyan Chen and Jang- Simulasi dengan Network
Ping Sheu. The broadcast storm Simulator-2, hal. 59-65, 97-110.
problem in a mobile ad hoc ANDI. 2004

10
[13] Yang Ning, “Congestion-Aware Teknik di Universitas Hasanuddin,
Cross-Layer Design for Wireless Makassar.
Ad Hoc Network”. Thesis.
Master of Science in Electrical
Engineering Faculty Department
of Electrical Engineering
Collage of Engineering
University of South Florida,
Oktober, 2005, hal.20-21.
[14] Haryatmi, Emy. & Mutiara, A.
Benny. Pengaruh Propagasi
Terhadap Komunikasi Data
Pada Jaringan Nirkabel. Jurnal.
Fakultas Teknologi Industri,
Universitas Gunadarma. 2005.
Hal.9
http://journal.uii.ac.id/index.php/
Snati/article/viewFile/1387/1167
diakses pada 25 April 2012

DATA PENULIS

Zulfadli lahir di
Makassar, 04 juli
1991. Sekarang
sedang menyelesaikan
Tugas Akhir
pendidikan strata satu
pada konsentrasi
Teknik Telekomunikasi dan Informasi
Jurusan Elektro Fakultas Teknik di
Universitas Hasanuddin, Makassar.

Titi Ardianti R. lahir


di Bandung, 18
desember 1989.
Sekarang sedang
menyelesaikan Tugas
Akhir pendidikan
strata satu pada
konsentrasi Teknik Telekomunikasi
dan Informasi Jurusan Elektro Fakultas

11

You might also like