Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Saluran transmisi pada dasarnya didesain dan dibangun dengan batasan kapasitas
hantar arus tertentu, yang ditentukan oleh tipe konduktor yang digunakan. Selanjutnya,
menjadi permasalahan tersendiri bilamana batasan kapasitas hantar arus dari konduktor yang
digunakan dihubungkan dengan peningkatan daya beban listrik yang dari waktu ke waktu
terus meningkat.
Dikarenakan suatu saluran transmisi tidak dapat melampaui batasan kapasitas hantar
arus yang telah ditentukan (adanya thermal-limit), dengan adanya analisis penggantian
konduktor maka tentunya kita dapat mengetahui batasan kapasitas hantar arus suatu
konduktor. studi penggantian koduktor di PT PLN (Persero) dengan objek studi pada
transmisi 150 kV GI Bukit Asam - GI Lahat dengan cara mengganti koduktor ACSR dengan
konduktor ACCC/TW.
G2
G3
TRAFO PEMAKAIAN
TRAFO PEMAKAIAN SENDIRI
SENDIRI
Saluran Transmisi
PUSAT LISTRIK
GARDU INDUK
JARINGAN
DISTRIBUSI
1. Tiang Transmisi
2. Isolator
3. Kawat Penghantar
4. Kawat Tanah
1. Menara baja
untuk saluran transmisi dibagi
menurut bentuk dan sifat konstruksinya,
diantaranya menara persegi, menara
persegi panjang, menara korset, menara
gantry, menara rotasi, menara M.C. dan
menara bertali.
2.4 Konduktor
1. Konduktor ACSR
Untuk saluran transmisi tegangan Gambar 2.11 Perbandingan konduktor
tinggi, dimana jarak antara dua tiang jauh ACCC/TW dan ACSR
(ratusan meter), dibutuhkan kuat tarik yang lebih
tinggi.Untuk itu digunakan
kawatpenghantaraluminium yang diperkuat
dengan inti baja misalkam Aluminium Conductor III METODE PENINGKATAN DAYA SALURAN
Steel Reinforced (ACSR). Pada umumnya
konduktor konvensional (ACSR) mempunyai batas TRANSMISI DENGAN MENGGANTI
temperatur yang diijinkan tidak melebihi 75°C pada
pembebanan harian dan pada keadaan beban darurat KONDUKTOR ACSR DENGAN KONDUKTOR
boleh meningkat sampai 90°C.
ACCC.
3.1 Umum I : Arus penghantar (A)
Keterangan :
(W/m)
keterangan persamaan (3.4) dan (3.5) :
qr : Pelepasan kalor dalam bentuk
D : Diameter konduktor (mm)
radiasi kalor sebagai akibat
adanya perbedaan suhu
konduktor dengan lingkungan f : Kerapatan udara (kg/m³)
sekitar (W/m) qs : Kalor yang b
Vw : Kecepatan angin (W/m) tujuh sampai delapan meter. Untuk menghitung
tegangan tarik dan andongan pada kawat penghantar
dapat diperoleh rumus sebagai berikut :
f : Viskositas dinamik udara Pa-s
Besarnya nilai kalor pada konduktor yang Saluran transmisi pada prinsipnya
diradiasikan ke lingkungan sekitar (udara) dapat mempunyai 4 (empat) parameter utama, yaitu :
dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut ini: 1. Resistansi Seri (Series resistance)
2. Induktansi Seri (Series inductance)
3. Kapasitansi Paralel (Shunt capacitance)
4. Konduktansi Paralel (Shunt conductance)
3.4.1 Resistansi
dimana
suatu nilai suhu tertentu, yaitu : tahanan
: Emissivity (0.23 sampai 0.91) jenis (resistivity) konduktor, panjang dan luas
penampang konduktor.
3.3 Perhitungan Tegangan Tarik dan
Andongan
L : Induktansi (H/m)
Z : Impedansi (Ω)
XL : Reaktansi Induktansi(Ω)
Y : Admitansi (Ʊ)
Keterangan persamaan
(3.27),(3.28),(3.29),(3.30),(3.31), dan (3.32) :
3.4.7 Tegangan Pengirim dan Arus Pengirim
Ps : Daya pengirim (watt)
Untuk menghitung tegangan pengiriman
digunankan persamaan : 𝑃𝑅 : Daya penerima (watt)
𝞰 : Efisiensi (%)
4.2.1.1 Perhitungan Kalor yang Berasal dari 4.2.1.3 Perhitungan Pelepasan Kalor dalam
Sinar Matahari ( q s ) Bentuk Radiasi Kalor Sebagai Akibat Adanya
Perbedaan Suhu Konduktor dengan
Dengan menggunakan Lahat (Sumatera Lingkungan Sekitar (qr )
Selatan) sebagai lokasi tempat konduktor
terpasang, maka dapat diketahui bahwa latitude
(posisi terhadap garis lintang) dari saluran
transmisi Lahat – Bukit Asam adalah 03°45’
lintang selatan. Sehingga nilai altitude of sun
(Hc) adalah 89.6° dan azimuth of sun (Zc) adalah
180° pada pukul 12:00 siang, yaitu yang
diperkirakan konduktor paling banyak menerima
panas matahari. Selanjutnya, sesuai dengan Tabel
6 pada standar IEEE Std 738-2006, maka nilai
koreksi radiasi kalor sinar matahari (Qs ) adalah
Dengan menggunakan persamaan (3.2), dapat
1040 W/m².
dihitung nilai Kapasitas Hantar Arus (KHA)
untuk konduktor ACSR Hawk - 240/40 mm2
adalah:
4.2.2 Perhitungan Kapasitas Hantar Arus
Konduktor ACCC Lisbon - 310 mm2
qs 11.30 W/m²
3. Tegangan tarik yang dihasilkan dari Nama, Ahmad Fatahul Alim lahir di
Lumajang, pada tanggal 14
perhitungan berbanding terbalik November 1989, S-1 pada Jurusan
dengan andongan. Pada jarak antar Teknik Elektro Fakultas Teknik
tiang dan andongan yang sama, Universitas Hasanuddin Makassar.
tegangan tarik untuk ACCC Lisbon Pada tahun 2008.
lebih kecil dibanding tegangan tarik
untuk ACSR Hawk.
Nama, Muhammad Ali Hatala lahir
di Ambon pada tanggal 15 Juli
DAFTAR PUSTAKA 1990, S-1 pada Jurusan Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas
1. Afandi, AN.,”Operasi Sistem Tenaga Hasanuddin Makasar. Pada tahun
Listrik”, (Yogyakarta : Gava Media 2008
2010).