You are on page 1of 16

REFERAT JANUARI 2019

KOLIK ABDOMEN

Nama : Abdul Qadir


No. Stambuk : 13 17 777 271
Pembimbing : dr. Amsyar Praja, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA
PALU
2019
HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Abdul Qadir


No. Stambuk : 13 17 777 14 271
Fakultas : Kedokteran
Program Studi : PendidikanDokter
Universitas : Alkhairaat
Judul Refleksi kasus : Pemeriksaan Skrining Pada Bayi Baru Lahir
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak

Bagian Ilmu Kesehatan Anak


RSUD Undata Palu
Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu,

Pembimbing Mahasiswa

dr.Amsyar Praja, Sp.A Abdul Qadir


BAB I

PENDAHULUAN

Kegawatan traktus gastrointestinal merupakan kasus yang sering ditemukan


dalam praktek klinis. Nyeri abdomen akut pada anak merupakan masalah yang umum
terjadi. Istilah gawat abdomen menggambarkan keadaan klinis akibat kegawatan di
rongga perut yang biasanya timbul mendadak dan nyeri sebagai keluhan utama.
Terminology abdomen akut digunakan untuk menggambarkan sindrom klnis berupa
gejala dan tanda penyakit intra abdomen yang seringkali membutuhkan terapi
operatif. Nyeri perut hebat yang berlangsung lebih dari 6 jam merupakan salah satu
dasar diagnosis abdomen akut.1
Infeksi, obstruksi atau strangulasi saluran cerna dapat menyebabkan perforasi
yang mengakibatkan kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga
terjadilah peritonitits. Peritonitis merupakan komplikasi berbahaya yang sering terjadi
akibat penyebaran infeksi dari organ-organ obdomen. Keputusan untuk melakukan
tindakan bedah harus segera diambil karena setiap keterlambatan akan menimbulkan
penyulit yang berakibat meningkatnya morbiditas dan mortalitas.1,2
Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya bergantung pada kemampuan
melakukan analisis melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pengetahuan anatomi dan fisiologi abdomen dan orgn-orgn didalamnya
merupakan hal yang sangat penting untuk menyingkirkan satu demi satu dari
kemungkinan penyebab nyeri abdomen akut.2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI ABDOMEN 3,4,5

Abdomen merupakan ruang yang terdapat antara thoraks dan pelvis.


Cavitas abdominis berisi peritoneum, organ cerna seperti gaster, intestinum,
hepar, vesica billiaris, dan pancreas, serta terdapat pula kedua ren, glandula
suprarenalis, dan ureter. Untuk memberi gambaran tentang lokasi suatu organ
abdominal atua penyebaran rasa nyeri, cavitas abdominis biasa dibedakan
menjadi 9 regio maupun 4 kuadran yang dibatasi oleh 2 bidang, yaitu satu
horisontal (transumbilikal) dan satu vertikal (median).
 Pembagian berdasarkan 9 regio:
a) Regio hipokondriak kanan
b) Regio epigastrika
c) Regio hipokondriak kiri
d) Regio lumbal kanan
e) Regio umbilicus
f) Regio lumbal kiri
g) Regio iliaka kanan
h) Regio hipogastrika
i) Regio iliaka kiri
 Pembagian berdasarkan 4 kuadran:
a) Kuadran kanan atas
b) Kuadran kiri atas
c) Kuadran kanan bawah
d) Kuadran kiri bawah

Peritoneum merupakan selaput serosa yang tembus pandang dan


sinambung, terdiri dari 2 lembar, yakni :
a. Peritoneum parietale yang melapisi dinding abdomen
b. Peritoneum viscerale yang menutupi viscera.
Cavitas peritoneal, ruang antara kedua lembar peritoneum, ialah sebuah
rongga potensial karena organ-organ tersusun amat berdekatan. Dalam cavitas
peritonealis terdapat sedikit cairan sebagai lapisan tipis untuk melumas
permukaan peritoneum, sehingga memungkinkan viscera abdomen bergerak satu
terhadap yang lain tanpa terjadi gesekan.
Adanya peritoneum memisahkan organ dalam cavitas abdomen menjadi
organ intraperitoneal dan retroperitoneal. Intraperitoneal merupakan organ-organ
yang ditutupi oleh peritoneum viscerale contohnya gaster. Ekstraperitoneal
merupakan viscera yang terletak antara peritoneum parietale dengan dinding
abdomen dorsal mislanya ginjal, pakreas, colon ascendens, dan colon
descendens.
Pembagian perkembangan embriologi organ abdomen dibagi menjadi :
 Fore-Gut : Saluran cerna yang berasal dari usus depan (foregut) yaitu
lambung duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas menimbulkan nyeri
di epigastrium.
 Mid-Gut : Bagian saluran cerna yang berasal dari usus tengah, yaitu usus
halus dan usus besar sampai pertengahan kolon transversal menimbulkan
nyeri sekitar umbilikus.
 Hind-Gud : Bagian saluran cerna lainnya yaitu pertengahan kolon
transversus sampai kolon sigmoid yang berasal dari usus belakang
(hindgut) menimbulkan nyeri di perut bagian bawah. Karena tidak disertai
rangsang peritoneum, nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga
penderita biasanya dapat aktif bergerak.
Secara umum nyeri dapat dibedakan menjadi visera dan somatik. Nyeri
visera ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umum ditemukan pada otot,
peritoneum, mesenteri, periosteum dan viscera.
1. NYERI VISERAL
Nyeri visera ditransmisikan oleh serabut saraf C yang umum
ditemukan pada otot, peritoneum, mesenteri, periosteum dan viscera. Nyeri
viseral terjadi bila terdapat rangsangan pada organ atau struktur dalam rongga
perut, misalnya karena cedera atau peradangan. Nyeri viseral memperlihatkan
pola yang khas sesuai dengan persarafan embrional organ bersangkutan.
Nyeri viseral memperlihatkan pola yang khas sesuai dengan persarafan
embrionalorgan bersangkutan. Saluran cerna yang berasal dari usus depan
(foregut), yaitu lambung, duodenum, sistem hepatobilier dan pankreas
menimbulkan nyeri di ulu hati atau epigastrium. Bagiansaluran cerna yang
berasal dariusus tengah (midgut), yaitu usus halus dan usus besar sampai
pertengahankolon transversum menyebabkan nyeri di sekitar umbilikus.
Bagian saluran cerna lainnyayaitu pertengahan kolon transversum sampai
dengan kolon sigmoidyang berasal dari usus belakang (hindgut) menimbulkan
nyeri di perut bagian bawah. Karena tidak disertai rangsangan peritoneum,
nyeri ini tidak dipengaruhi oleh gerakan sehingga penderita biasanya dapat
aktif bergerak.
2. NYERI SOMATIK
Nyeri somatik terjadi karena rangsangan pada bagian yang dipersarafi
oleh saraf tepi, misalnya renggangan pada peritoneum parietalis dan luka pada
dinding perut. Nyeri di rasakan seperti di tusuk atau di sayat dan pasien dapat
menunjukkan letak nyeri dengan jari seccara tepat. Rangsang yang
menimbulkan nyeri dapat berupa rabaan, tekanan, rangsangan kimiawi, atau
proses radang.
Gesekan antara visera yang meradang akan menimbulkan rangsangan
peritoneum dan menyebabkan nyeri. Peradangannya sendiri ataupun gesekan
antara kedua peritoneum dapat menyebabkan perubahan intensitas nyeri.
Gesekan inilah yang menimbulkan nyeri kontralateral pada appendisitis akut.

2.1 DEFINISI1,6

Abdomen akut didefinisikan secara umum sebagai tanda dan gejala yang
digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis berupa penyakit intra
abdomen dengan keluhan utama yang menonjol adalah nyeri perut yang hebat
dan mendadak dan cepat memburuk dan dapat mengancam nyawa serta
seringkali membutuhkan terapi operatif.1

2.2 EPIDEMIOLOGI 6
Abdomen akut dilaporkan 5-10% kunjungan pasien di unit gawat darurat.
Sakit perut biasanya terjadi pada anak usia 5-14 tahun dengan frekuensi tertinggi
pada usia 5-10 tahun. Insidensi pada anak perempuan lebih tinggi dibanding anak
laki-laki. Sakit perut jarang terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun dan di atas 15
tahun.2,7
Sebuah penelitian menemukan penyebab umum nyeri abdomen pada
bagian gawat darurat adalah nyeri abdomen non spesifik (35%), appendisitis
(17%), obstruksi usus (15%), penyebab urologi (6%), gangguan bilier (5%),
penyakit divertikulum (4%), dan pakreatitis (2%).7
2.3 ETIOLOGI 1,2,6
Etiologi nyeri abdomen akut berdasarkan gejalanya dapat dibedakan sebagai
berikut :
Tabel 1. Etiologi nyeri akut abdomen
Neonatus Bayi < 2 tahun
Necrotizing enterocolitis (NEC) Kolik (usia < 3 bulan)
Perforasi lambung spontan GEA
Pnyakit Hirchsprung Intususepsi
Ileus mekonium Hernia inkarserata
Atresia/stenosis intestinal Volvulus (malrotasi)
Perforasi traumatik (kesulitan Intoleransi susu sapi
kelahiran) Diverticulum meckel
Usia sekolah (2-13 tahun) Remaja
GEA GEA
ISK ISK
Appendisitis Appendisitis
Trauma Trauma
Konstipasi Konstipasi
Pneumonia Pneumonia
Pankreatitis Pankreatitis
Torsio ovari Pelvic inflamatory disease
Batu empedu Kolesistitis
Kolesistitis Purpura Henoch-schonlein
Purpura Henoch-schonlein
1. Kolik infantil
Kejadian kolik infantil berkisar 10-20% bayi pada awal kehidupannya.
Secara khas, bayi akan menggambarkan nyeri koliknya dengan memfleksikan
panggul ke arah atas (arah abdomen).
2. GEA
Kondisi ini merupakan penyebab paling umum dari nyeri abdomen anak.
Penyebabnya bisa karena bakteri, virus, atau parasit.
3. Appendisitis
Appendisitis merupakan kondisi bedah yang umum terjadi pada anak dengan
nyeri abdomen. Terjadinya obstruksi appendiks oleh fekalit atau pembesaran
jaringan limfoid menyebabkan appendiks distensi yang dapat berlanjut
menjadi iskemik dan nekrosis. Nyeri periumbilikal kadang dirasakan di awal
infeksi dan kemudian menetap di fossa illiaca kanan.
4. Konstipasi
Konstipasi akut biasanya disebabkan oleh kausa organik (gastreoenteritis atau
appendisitis) sedangkan konstipasi kronik umumnya dikarenakan penyebab
fungsional. Nyeri yang dirasakan utamanya di sebelah kiri atau suprapubik.
5. Trauma abdomen
Nyeri abdomen karena trauma tumpul lebih sering dibanding trauma tajam.
Trauma abdomen dapat menyebabkan cedera muskulokutaneus, perforasi
usus, hematom intramural, laserasi atau hematom pada hepar atau spleen.
6. Obstruksi intestinal
Obstruksi intestinal menghasilkan nyeri kramp. Penyebabnya termasuk
volvulus, intususepsi, hernia inkarserata.
7. Pelvic inflamatory disease
Biasanya disebabkan oleh Chlamydia trochomatis atau Neisseria ghonorrhea.
Faktor resiko termasuk gonta-ganti pasangan seksual, penggunaan alat dalam
uterin, dan ada riwayat PID sebelumnya.
2.4 DIAGNOSIS2,6,7,8
Secara umum terdapat 3 klasifikasi diagnosis abdomen akut yaitu:1
a. Penyakit yang patologi primer terhadap pada traktus gastrointestinal.
b. Penyakit abdomen akut sekunder akibat penyakit kritis yang diderita
anak.
c. Abdomen akut sebagai menifestasi penyakit sistemik.
Mengevaluasi anak dengan nyeri abdomen dibutuhkan anamnesis pasien untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya. Evaluasi riwayat diikuti dengan
pemeriksaan fisik untuk menilai kembali poin dari anamnesis.
Anamnesis
1. Onset usia : dilihat berdasarkan tabel 1
2. Riwayat nyeri : anak-anak tidak mengatakan atau menunjukkan secara
langsung. Anak-anak sampai usia remaja masih sulit menentukan atau
melokalisasi nyeri dengan baik. Sebagai tambahan nyeri abdomen, adanya
beberapa keluhan dapat ditandai. Misalnya nausea, vomitus, anoreksia, BAB
cair atau konstipasi. Anoreksia baisanya ditemukan pada hampir semua kasus
abdomen akut, utamanya appendisitis dan kolesistitis akut, tetapi jarang
ditemukan pada kasus uroogi atau ginekologi.
Vomitus merupakan keluhan utama nyeri abdomen. Kondisi ini menandakan
adanya stimulasi rangsangan ke pusat saraf muntah di medula spinalis. Pada
awal kasus abdomen akut refleks vomitus terjadi tidak progresif. Tetapi pada
obstruksi usus amati terdapat muntah progresif dan terus menerus disertai
nyeri abdomen berat.
Nyeri abdomen biasanya di sertai adanya distensi yang mengarah pada adanya
gas berlebih yang dijadikan sebagai penanda obstruksi ileus. Jika nyeri perut
disertai dengan BAB cair berdarah, kemungkinan adalah IBD dengan
diagnosis bandingnya disentri, iskemik mesenterika.
3. Trauma : apakah anak mendapat trauma beberapa waktu belakangan dapat
mengindikasikan adanya nyeri.
4. Faktor yang memperburuk nyeri : pada nyeri somatik, nyeri bertambah buruk
dengan gerakan.
5. Gejala yang berkaitan : pada kasus bedah, umumnya ada gejala muntah.
Beberapa anak yang memuntahkan isi empedu diasumsikan adanya obstruksi
usus. Diare biasanya berhubungan dengan GEA atau keracunan makanan.
Diare berdarah ditemukan pada kondisi IBD atau infectious enterocollitis.
Tanda klasik “current-jelly stool” sering ditemukan pada pasien intususepsi.
Kegagalah flatus atau feses dicuriggai adanya obstruksi usus.
Gejala urinari seperti frekuensi, disuria, urgensi menggambarkan ISK. Adanya
batuk, sesak, dan nyeri dada menggambarkan sumber nyeri dari area
thorakalis. Poliuruia dan polidipsi menandakan gejala diabetes mellitus. Nyeri
sendi, kemerahan, dan urin berwarna asap (smoke colored) mengarah pada
Henock-schonlein purpura.
6. Riwayat ginekologi : pada remaja perempuan yang memiliki riwayat
ginekologi seperti menstruasi, riwayat aktivitas seksual, dan kontrasepsi
7. Penggunaan obat : riwayat obat yang dikonsumsi karena beberapa obat dapat
menyebabkan nyeri abdomen seperti eritromisin dan salisilat.
8. Riwayat penyakti keluarga : yang penting seperti anemia sickle sel, atau sistik
fibrosa.
Pemeriksaan fisik
1. Tampakan umum : secara umum, anak dengan nyeri viseral akan menggeliat
selama gelombang peristaltik. Sedangkan anak dengan nyeri somatik
umumnya tenang dan menghindari pergerakan.
2. Tanda vital : demam mengindiasikan adanya infeksi, adanya takikardia dan
hipotensi dicurigai hipovolemia. Pada peremuan yang sudah menstruasi
mengalami syok dicurigai kehamilan ektopik. Hipertensi dapat dihubungkan
dengan Henoch-sconlein purputa atau sindrom hemolisis uremik.
3. Pemeriksaan abdomen : perhatikan perut ada distensi atau datar. Minta anak
menunjukkan dengan satu jari area letak sakitnya dan pemeriksa memberikan
nyeri tekan utnuk emenmukan nyeri tekan maksimalnya. Palpasi diperlukan
untuk menentukan adanya pembesaran massa atau tidak
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
Rendahnya Hemoglobin mengindikasikan hilangnya sel darah merah atau
kondisi perdarahan abdormal. Leukositosis mengindikasikan suatu infeksi.
2. Urinalisis
Dapat membantu mengidentifikasi penyebab di traktus urinarius seperti
infeksi atau batu dan kehamilan.
3. Foto polos abdomen
Membantu penegakan diagnosis obstruksi atau adanya perforasi.
4. Ultrasonografi
Penting pada kasus emergensi di abdomen yang berhubungan dengan
ginekologi.
5. CT scan
CT lebih baik di bandingkan USG, akan tetapi pembacaan yang tepat
tergantung dari pengalaman operator dalam mengambil gambar dan
menginterpretasikan.
2.5 DIAGNOSIS BANDING7,8

Tabel 2. Nyeri Abdomen Berdasarkan Lokasi


Kuadran Atas Kanan Epigastrik Kuadran Atas Kiri

Kolesistitis Ulkus peptikum Infark Limpa


Kolangitis Gastritis Ruptur Limpa
Pankreatitis GERD Abses Limpa
Pneumonia/ Empiema Pankreatitis Gastritis
Pleurisy/ Pleurodynia Infark Miokard Ulkus Gaster
Abses Subdiaphragmatik Perikarditis Pankreatitis
Hepatitis R Ruptur Aneurisma Aorta Abses Subdiaphragmatik
Budd-Chiari syndrome Esofagitis
Kuadran Bawah Kanan Periumbilikus Kuadran bawah Kiri

Apendisitis Apendisitis Awal Divertikulitis


Salpingitis Gastroenteritis Salpingitis
Hernia Inguinalis Bowel obstruction Hernia Inguinalis
Kehamilan Ektopik Ruptur Aneurisma Aorta Kehamilan Ektopik
Nefrolitiasis Nefrolitiasis
Inflammatory bowel disease Iritable bowel syndrome
Mesenteric lymphadenitis Inflammatory bowel disease
Typhlitis
Nyeri Non-Lokalis yang Difus
Gastroenteritis Diabetes
Iskemia Mesenterika Malaria
Bowel obstruction Familial Mediterranean fever
Iritable bowel syndrome Metabolic diseases
Peritonitis Penyakit Psikiatrik
2.6 PENATALAKSANAAN 1,2,6

Nyeri akut abdomen

Anamness, pemeriksaan fisik, bantuan hidup dasar

Tidak stabil dan/atau terdapat Stabil an terdapat kemungkinan


kegawatan abdomen kegawatan abdomen

A,B,C Akses vascular, resusitasi Ileus? Nyeri terlokalisir? Infeksi


cairan, lab, kultur abdomen? Penyakit sistemik?
Truma? Efek samping obat?
Konsul bedah, RO abdomen 2
posisi, USG abdomen
Lab

Diagnosis Jelas Diagnosis belum Pencitraan


Jelas

CT Scan Konsul bedah atau


Operasi pemberian
Operasi? medikamentosa
Pada anak dengan kecurigaan kegawatan intraabdomen yang secara klinis
tidak stabil. Prioritas tata laksana selalu dimulai dengan mengamankan jala napas
serta mengamankan pertukaran gas dan sirkulasi yang adekuat (algoritma airway,
breathing, circulation). Distensi abdomen hebat, syok, dan dehidrasi merupakan
tanda kegawatan yang memandu dokter untuk segera melakukan stabilisasi awan
dan menentukan kebutuhan pembedahan segera.
Penatalaksanaan harus langsung berhubungan dengan penyebab nyeri. Pada
banyak pasien, kunci diagnosis adalah pemeriksaan fisik berulang. Pemberian
analgesik pada pasien nyeri abdomen akan meringankan nyeri tetapi dapat
menginterfensi evaluasi dan diagnosis menjadi tidak akurat.
Indikasi untuk pembedahan jika :
1. Nyeri abdomen meningkat atau berat dengan tanda progresif perburukan
2. Muntah berwarna empedu atau feculent vomitus
3. Kekakuan abdomen involunter
4. Rebound tenderness abdomen
5. Tanda kehilangan cairan atau darah yang akut dari abdomen
6. Trauma abdomen
7. Nyeri abdomen tanpa etiologi yang jelas
2.7 KOMPLIKASI 3
1. Perforasi
2. Peritonitis
3. Massa periapendikular
4. Pankreatitis edematosa interstisial
5. Pankreatitis nekrosis
6. Perdarahan saluran cerna.
7. Gagal organ multipel
8. Gagal respirasi
9. Gagal Ginjal
2.8 PROGNOSIS7
Prognosis untuk sakit perut pada anak tergantung dari
penyebabnya. Nyeri perut kiri diidentifikasi dan mendapatkan pengobatan dini
membawa prognosis yang baik secara keseluruhan. Namun, rasa sakit yang
terdiagnosis dan tidak diobati dengan cepat dapat mengancam jiwa.
DAFTAR PUSTAKA

1. Budiwardhana, N. Bukuajargawatdarurat: Abdomen Akut. IDAI. 2012. Jakarta

2. Juffrie, M et al. Buku ajar gastroentero-hepatologi. 2010. IDAI : Jakarta

3. Sjamsuhidajat, R. Buku ajar ilmu bedah. 2010. EGC : Jakarta

4. Moore, KL. Anatomi Klinis Dasar. 2002. Penerbit Hipokrates : Jakarta

5. Price, SA. Patofisiologi. 2005. EGC : Jakarta

6. Abdullah, M. Diagnostic approarch and management of accute abdominal pain.

Acta Med Indones. 2012 ; 44: 344-50

7. Leung, AK. Acute abdominal pain. American family physician. 2003; 67 : 2321-

25

8. Martini, Ailia, S. Perbedaan Ileus Paralitik dan Ileus Obstruktif. Bagian Ilmu

Bedah, RSUD Saras Husada, Kab. Purworejo, Jawa Tengah, 2013.

You might also like