Professional Documents
Culture Documents
KOLIK ABDOMEN
Palu,
Pembimbing Mahasiswa
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI1,6
Abdomen akut didefinisikan secara umum sebagai tanda dan gejala yang
digunakan untuk menggambarkan sindrom klinis berupa penyakit intra
abdomen dengan keluhan utama yang menonjol adalah nyeri perut yang hebat
dan mendadak dan cepat memburuk dan dapat mengancam nyawa serta
seringkali membutuhkan terapi operatif.1
2.2 EPIDEMIOLOGI 6
Abdomen akut dilaporkan 5-10% kunjungan pasien di unit gawat darurat.
Sakit perut biasanya terjadi pada anak usia 5-14 tahun dengan frekuensi tertinggi
pada usia 5-10 tahun. Insidensi pada anak perempuan lebih tinggi dibanding anak
laki-laki. Sakit perut jarang terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun dan di atas 15
tahun.2,7
Sebuah penelitian menemukan penyebab umum nyeri abdomen pada
bagian gawat darurat adalah nyeri abdomen non spesifik (35%), appendisitis
(17%), obstruksi usus (15%), penyebab urologi (6%), gangguan bilier (5%),
penyakit divertikulum (4%), dan pakreatitis (2%).7
2.3 ETIOLOGI 1,2,6
Etiologi nyeri abdomen akut berdasarkan gejalanya dapat dibedakan sebagai
berikut :
Tabel 1. Etiologi nyeri akut abdomen
Neonatus Bayi < 2 tahun
Necrotizing enterocolitis (NEC) Kolik (usia < 3 bulan)
Perforasi lambung spontan GEA
Pnyakit Hirchsprung Intususepsi
Ileus mekonium Hernia inkarserata
Atresia/stenosis intestinal Volvulus (malrotasi)
Perforasi traumatik (kesulitan Intoleransi susu sapi
kelahiran) Diverticulum meckel
Usia sekolah (2-13 tahun) Remaja
GEA GEA
ISK ISK
Appendisitis Appendisitis
Trauma Trauma
Konstipasi Konstipasi
Pneumonia Pneumonia
Pankreatitis Pankreatitis
Torsio ovari Pelvic inflamatory disease
Batu empedu Kolesistitis
Kolesistitis Purpura Henoch-schonlein
Purpura Henoch-schonlein
1. Kolik infantil
Kejadian kolik infantil berkisar 10-20% bayi pada awal kehidupannya.
Secara khas, bayi akan menggambarkan nyeri koliknya dengan memfleksikan
panggul ke arah atas (arah abdomen).
2. GEA
Kondisi ini merupakan penyebab paling umum dari nyeri abdomen anak.
Penyebabnya bisa karena bakteri, virus, atau parasit.
3. Appendisitis
Appendisitis merupakan kondisi bedah yang umum terjadi pada anak dengan
nyeri abdomen. Terjadinya obstruksi appendiks oleh fekalit atau pembesaran
jaringan limfoid menyebabkan appendiks distensi yang dapat berlanjut
menjadi iskemik dan nekrosis. Nyeri periumbilikal kadang dirasakan di awal
infeksi dan kemudian menetap di fossa illiaca kanan.
4. Konstipasi
Konstipasi akut biasanya disebabkan oleh kausa organik (gastreoenteritis atau
appendisitis) sedangkan konstipasi kronik umumnya dikarenakan penyebab
fungsional. Nyeri yang dirasakan utamanya di sebelah kiri atau suprapubik.
5. Trauma abdomen
Nyeri abdomen karena trauma tumpul lebih sering dibanding trauma tajam.
Trauma abdomen dapat menyebabkan cedera muskulokutaneus, perforasi
usus, hematom intramural, laserasi atau hematom pada hepar atau spleen.
6. Obstruksi intestinal
Obstruksi intestinal menghasilkan nyeri kramp. Penyebabnya termasuk
volvulus, intususepsi, hernia inkarserata.
7. Pelvic inflamatory disease
Biasanya disebabkan oleh Chlamydia trochomatis atau Neisseria ghonorrhea.
Faktor resiko termasuk gonta-ganti pasangan seksual, penggunaan alat dalam
uterin, dan ada riwayat PID sebelumnya.
2.4 DIAGNOSIS2,6,7,8
Secara umum terdapat 3 klasifikasi diagnosis abdomen akut yaitu:1
a. Penyakit yang patologi primer terhadap pada traktus gastrointestinal.
b. Penyakit abdomen akut sekunder akibat penyakit kritis yang diderita
anak.
c. Abdomen akut sebagai menifestasi penyakit sistemik.
Mengevaluasi anak dengan nyeri abdomen dibutuhkan anamnesis pasien untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya. Evaluasi riwayat diikuti dengan
pemeriksaan fisik untuk menilai kembali poin dari anamnesis.
Anamnesis
1. Onset usia : dilihat berdasarkan tabel 1
2. Riwayat nyeri : anak-anak tidak mengatakan atau menunjukkan secara
langsung. Anak-anak sampai usia remaja masih sulit menentukan atau
melokalisasi nyeri dengan baik. Sebagai tambahan nyeri abdomen, adanya
beberapa keluhan dapat ditandai. Misalnya nausea, vomitus, anoreksia, BAB
cair atau konstipasi. Anoreksia baisanya ditemukan pada hampir semua kasus
abdomen akut, utamanya appendisitis dan kolesistitis akut, tetapi jarang
ditemukan pada kasus uroogi atau ginekologi.
Vomitus merupakan keluhan utama nyeri abdomen. Kondisi ini menandakan
adanya stimulasi rangsangan ke pusat saraf muntah di medula spinalis. Pada
awal kasus abdomen akut refleks vomitus terjadi tidak progresif. Tetapi pada
obstruksi usus amati terdapat muntah progresif dan terus menerus disertai
nyeri abdomen berat.
Nyeri abdomen biasanya di sertai adanya distensi yang mengarah pada adanya
gas berlebih yang dijadikan sebagai penanda obstruksi ileus. Jika nyeri perut
disertai dengan BAB cair berdarah, kemungkinan adalah IBD dengan
diagnosis bandingnya disentri, iskemik mesenterika.
3. Trauma : apakah anak mendapat trauma beberapa waktu belakangan dapat
mengindikasikan adanya nyeri.
4. Faktor yang memperburuk nyeri : pada nyeri somatik, nyeri bertambah buruk
dengan gerakan.
5. Gejala yang berkaitan : pada kasus bedah, umumnya ada gejala muntah.
Beberapa anak yang memuntahkan isi empedu diasumsikan adanya obstruksi
usus. Diare biasanya berhubungan dengan GEA atau keracunan makanan.
Diare berdarah ditemukan pada kondisi IBD atau infectious enterocollitis.
Tanda klasik “current-jelly stool” sering ditemukan pada pasien intususepsi.
Kegagalah flatus atau feses dicuriggai adanya obstruksi usus.
Gejala urinari seperti frekuensi, disuria, urgensi menggambarkan ISK. Adanya
batuk, sesak, dan nyeri dada menggambarkan sumber nyeri dari area
thorakalis. Poliuruia dan polidipsi menandakan gejala diabetes mellitus. Nyeri
sendi, kemerahan, dan urin berwarna asap (smoke colored) mengarah pada
Henock-schonlein purpura.
6. Riwayat ginekologi : pada remaja perempuan yang memiliki riwayat
ginekologi seperti menstruasi, riwayat aktivitas seksual, dan kontrasepsi
7. Penggunaan obat : riwayat obat yang dikonsumsi karena beberapa obat dapat
menyebabkan nyeri abdomen seperti eritromisin dan salisilat.
8. Riwayat penyakti keluarga : yang penting seperti anemia sickle sel, atau sistik
fibrosa.
Pemeriksaan fisik
1. Tampakan umum : secara umum, anak dengan nyeri viseral akan menggeliat
selama gelombang peristaltik. Sedangkan anak dengan nyeri somatik
umumnya tenang dan menghindari pergerakan.
2. Tanda vital : demam mengindiasikan adanya infeksi, adanya takikardia dan
hipotensi dicurigai hipovolemia. Pada peremuan yang sudah menstruasi
mengalami syok dicurigai kehamilan ektopik. Hipertensi dapat dihubungkan
dengan Henoch-sconlein purputa atau sindrom hemolisis uremik.
3. Pemeriksaan abdomen : perhatikan perut ada distensi atau datar. Minta anak
menunjukkan dengan satu jari area letak sakitnya dan pemeriksa memberikan
nyeri tekan utnuk emenmukan nyeri tekan maksimalnya. Palpasi diperlukan
untuk menentukan adanya pembesaran massa atau tidak
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
Rendahnya Hemoglobin mengindikasikan hilangnya sel darah merah atau
kondisi perdarahan abdormal. Leukositosis mengindikasikan suatu infeksi.
2. Urinalisis
Dapat membantu mengidentifikasi penyebab di traktus urinarius seperti
infeksi atau batu dan kehamilan.
3. Foto polos abdomen
Membantu penegakan diagnosis obstruksi atau adanya perforasi.
4. Ultrasonografi
Penting pada kasus emergensi di abdomen yang berhubungan dengan
ginekologi.
5. CT scan
CT lebih baik di bandingkan USG, akan tetapi pembacaan yang tepat
tergantung dari pengalaman operator dalam mengambil gambar dan
menginterpretasikan.
2.5 DIAGNOSIS BANDING7,8
7. Leung, AK. Acute abdominal pain. American family physician. 2003; 67 : 2321-
25
8. Martini, Ailia, S. Perbedaan Ileus Paralitik dan Ileus Obstruktif. Bagian Ilmu