Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Periapendik
Periapendikular
ular Infiltrat
Infiltrat adalah merupakan
merupakan suatu keadaan menutupny
menutupnyaa
apendiks dengan omentum, usus halus, atau adeneksa sehingga terbentuk massa
periapendikuler. Periapendisistis infiltrat adalah suatu peradangan yang disertai
adanya
adanya pembesaran
pembesaran pada apendiks
apendiks periformis
periformis yang
yang merupakan
merupakan asaserbasi dari
proses peradangan akut, yang belum tertangani secara adekuat. Massa apendiks
lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun atau lebih karena daya
tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum telah cukup panjang dan
tebal untuk membungk
membungkus
us proses
proses radang.
radang. Appendisit
Appendisitis
is infiltrat
infiltrat didahului
didahului oleh
keluhan appendisitis akut yang kemudian disertai adanya massa periapendikular.
Gejala klasik apendisitis akut biasanya bermula dari nyeri di daerah umbilikus
atau
atau perium
periumbil
biliku
ikuss yang
yang berhub
berhubung
ungan
an dengan
dengan muntah
muntah.. Dalam
Dalam 2!2
2!2 jam nyeri
nyeri
beralih kekuadran kanan, yang akan menetap dan diperberat bila berjalan atau
batuk. "erdapat
"erdapat juga keluhan anoreksia, malaise, dan demam yang tidak terlalu
tinggi. #iasanya juga terdapat konstipasi tetapi kadangkadang terjadi diare, mual
dan muntah. Pada permulaan timbulnya penyakit belum ada keluhan abdomen
yang menetap. $amun dalam beberapa jam nyeri abdomen kanan ba%ah akan
semakin progresif.
Apen
Apendidisi
siti
tiss dapa
dapatt menge
engena
naii semu
semuaa umur
umur,, baik
baik laki
lakil
lak
akii maupu
aupun
n
perempuan. $amun lebih sering menyerang lakilaki berusia !&'& tahun.
Peneli
Penelitian
tian epidem
epidemiol
iologi
ogi menunj
menunjukk
ukkan
an perana
peranan
n kebiasa
kebiasaan
an mengko
mengkonsu
nsumsi
msi
makana
makanan
n rendah
rendah serat
serat dan pengar
pengaruh
uh konstip
konstipasi
asi terhad
terhadap
ap timbul
timbulny
nyaa penya
penyakit
kit
apendisitis. "inja yang keras dapat menyebabkan terjadinya konstipasi. (emudian
konstipasi akan menyebabkan meningkatnya tekanan intrasekal yang berakibat
timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman
flora kolon biasa. )emua ini akan mempermudah timbulnya apendisitis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI
1
Periapendikular Infiltrat adalah merupakan suatu keadaan menutupnya
apendiks dengan omentum, usus halus, atau adeneksa sehingga terbentuk massa
periapendikuler.
Periapendisistis infiltrat adalah suatu peradangan yang disertai adanya
pembesaran pada apendiks periformis yang merupakan asaserbasi dari proses
peradangan akut, yang belum tertangani secara adekuat.
Apendisitis infiltrat adalah proses radang apendiks yang penyebarannya
dapat dibatasi oleh omentum dan usususus dan peritoneum disekitarnya
sehingga membentuk massa *appendical mass+. mumnya massa apendiks
terbentuk pada hari ke- sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis
umum. Massa apendiks lebih sering dijumpai pada pasien berumur lima tahun
atau lebih karena daya tahan tubuh telah berkembang dengan baik dan omentum
telah cukup panjang dan tebal untuk membungkus proses radang.
2.2. ETIOLOGI
bstruksi lumen merupakan penyebab utama apendisitis. /ekalit
merupakan penyebab tersering dari obstruksi apendiks. Penyebab lainnya adalah
hipertrofi jaringan limfoid, sisa barium dari pemeriksaan roentgen, diet rendah
serat, dan cacing usus termasuk ascaris. "rauma tumpul atau trauma karena
colonoscopy dapat mencetuskan inflamasi pada apendiks. Post operasi apendisitis
juga dapat menjadi penyebab akibat adanya trauma atau stasis fekal. /rekuensi
obstruksi meningkat dengan memberatnya proses inflamasi. /ekalit ditemukan
pada -&0 dari kasus apendisitis akut, sekitar 10 merupakan apendisitis
gangrenous tanpa rupture dan sekitar 3&0 kasus apendisitis gangrenous dengan
rupture.
Penyebab lain yang diduga dapat menyebabkan apendisitis adalah erosi
mukosa apendiks karena parasit seperti E. Histolytica. Penelitian epidemiologi
menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan pengaruh
konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. (onstipasi akan meningkatkan tekanan
intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan
meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. )emuanya akan
mempermudah terjadinya apendisits akut.
2.3. PATOGENESIS
2
Perjalanan patologis penyakit dimulai pada saat apendiks menjadi
dilindungi oleh omentum dan gulungan usus halus didekatnya. Mulamula, massa
yang terbentuk tersusun atas campuran membingungkan bangunanbangunan ini
dan jaringan granulasi dan biasanya dapat segera dirasakan secara klinis. 4ika
peradangan pada apendiks tidak dapat mengatasi rintanganrintangan sehingga
penderita terus mengalami peritonitis umum, massa tadi menjadi terisi nanah,
semula dalam jumlah sedikit, tetapi segera menjadi abses yang jelas batasnya.
Infiltrat apendikularis merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai
dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam %aktu 2--5
jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh dengan membatasi proses
radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus, atau adneksa
sehingga terbentuk massa periapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis
jaringan berupa abses yang dapat mengalami perforasi. 4ika tidak terbentuk abses,
apendisitis akan sembuh dan massa periapendikular akan menjadi tenang untuk
selanjutnya akan mengurai diri secara lambat.
Pada anakanak, karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih
panjang, dinding apendiks lebih tipis. (eadaan tersebut ditambah dengan daya
tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. )edangkan
pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh
darah.
Massa apendiks terjadi bila terjadi apendisitis gangrenosa atau
mikroperforasi ditutupi atau dibungkus oleh omentum dan atau lekuk usus halus.
Pada massa periapendikular yang pendidingannya belum sempurna, dapat terjadi
penyebaran pus keseluruh rongga peritoneum jika perforasi diikuti peritonitis
purulenta generalisata.
(ecepatan rentetan peristi%a tersebut tergantung pada 6irulensi
mikroorganisme, daya tahan tubuh, fibrosis pada dinding apendiks, omentum,
usus yang lain, peritoneum parietale dan juga organ lain seperti 6esika urinaria,
uterus tuba, mencoba membatasi dan melokalisir proses peradangan ini. #ila
proses melokalisir ini belum selesai dan sudah terjadi perforasi maka akan timbul
peritonitis. 7alaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup
kuat menahan tahanan atau tegangan dalam ca6um abdominalis, oleh karena itu
pendeita harus benarbenar istirahat *bedrest+.
3
Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan
membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringan
sekitarnya. Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kanan
ba%ah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakan
mengalami eksaserbasi akut.
2.4. DIAGNOSIS
a. Gambaran Klinis
Adanya keluhan appendiksitis akut meliputi8 (urang enak ulu hati9
daerah pusat, mungkin kolik, nyeri tekan kanan ba%ah *rangsaganan
automik+ nyeri sentral pindah ke kanan ba%ah, mual dan muntah,
rangsangan peritoneum lokal *somatik+, nyeri pada gerak aktif dan
pasif, defans muskuler, takikardia, mulai toksik, leukositosis, demam
tinggi, dehidrasi, syok, toksik, massa perut kanan ba%ah, jika berhasil
membentuk perdindingan keadaan umum berangsur membaik, demam
remiten, massa mulai mengecil bahkan menghilang.
b. Pmri!saan Fisi!
- Demam biasanya ringan, dengan suhu sekitar ':,'5, ;. #ila °
4
dibutuhkan untuk pembentukan abses+ juga pada palpasi akan
teraba massa yang fi=ed dengan nyeri tekan dan tepi atas massa
dapat diraba. 4ika apendiks intrapel6inal maka massa dapat diraba
pada <"*<ectal "ouche+ sebagai massa yang hangat.
- Peristalsis usus sering normal, peristalsis dapat hilang karena ileus
paralitik pada peritonitis generalisata akibat apendisitis perforata.
Pemeriksaan colok dubur menyebabkan nyeri bila daerah infeksi
bisa dicapai dengan jari telunjuk, misalnya pada apendisitis
pel6ika.
Pada ;" )can khususnya apendiceal ;", lebih akurat dibanding )G.
)elain dapat mengidentifikasi apendiks yang mengalami inflamasi
*diameter lebih dari 1 mm+ juga dapat melihat adanya perubahan
akibat inflamasi pada periapendik.
5
&. S!'r Al(ara&'
peritonitis dan hanya teraba massa dengan batas jelas dengan nyeri
tekan ringan
- laboratorium hitung lekosit dan hitung jenis normal.
2.6. PENATALAKSANAAN
a. (onser6atif
- Pasien de%asa dengan massa periapendikular yang terpancang
dengan pendindingan sempurna, dianjurkan untuk dira%at dahulu
dan diberi antibiotik sambil dia%asi suhu tubuh, ukuran massa,
serta luasnya peritonitis.
- Pada periapendikuler infiltrat dilarang keras membuka perut,
tindakan bedah apabila dilakukan akan lebih sulit dan perdarahan
6
lebih banyak, terlebih jika masa apendik telah terbentuk lebih dari
satu minggu sejak serangan a%al.
- "erapi konser6atif meliputi 8
o "otal bed rest posisi fa%ler agar pus terkumpul di ca6um
douglassi.
o Diet lunak bubur saring .
o Antibiotika parenteral dalam dosis tinggi, antibiotik kombinasi
yang aktif terhadap kuman aerob dan anaerob. #aru setelah
keadaan tenang, yaitu sekitar 15 minggu kemudian, dilakukan
apendiktomi. (alau sudah terjadi abses, dianjurkan drainase
saja dan apendiktomi dikerjakan setelah 15 minggu kemudian.
4ika ternyata tidak ada keluhan atau gejala apapun, dan
pemeriksaan jasmani dan laboratorium tidak menunjukkan
tanda radang atau abses, dapat dipertimbangkan membatalakan
tindakan bedah.
o Analgesik diberikan hanya kalau perlu saja. bser6asi suhu
dan nadi. #iasanya -5 jam gejala akan mereda. #ila gejala
menghebat, tandanya terjadi perforasi maka harus
dipertimbangkan appendiktomy. #atas dari massa hendaknya
diberi tanda *demografi+ setiap hari. #iasanya pada hari ke:
massa mulai mengecil dan terlokalisir. #ila massa tidak juga
mengecil, tandanya telah terbentuk abses dan massa harus
segera dibuka dan didrainase.
b. peratif
- Massa periapendikular yang masih bebas.
- #ila sudah tidak demam, masa periapendikuler hilang dan leukosit
normal.
- Masa apendik dengan proses radang yang masih aktif.
- Pembedahan dilakukan segera jika dalam pera%atan terjadi abses
baik dengan ataupun tanpa peritonitis umum.
7
&. Periapendikular infiltrat dianggap tenang apabila8
- Anamesa8 penderita sudah tidak mengeluh sakit atau nyeri
abdomen
- Pemeriksaan fisik8
o (eadaan umum penderita baik, tidak terdapat kenaikan suhu
tubuh *diukur rectal dan aksiler+.
o "andatanda apendisitis sudah tidak terdapat.
o Massa sudah mengecil atau menghilang, atau massa tetap ada
tetapi lebih kecil dibanding semula.
- >aboratorium8 >CD kurang dari 2&, >eukosit normal.
2.8. PENEGAHAN
Pencegahan pada apendisitis infiltrat yaitu dengan menurunkan resiko
obstruksi atau peradangan pada lumen apendik atau dengan penanganan secara
tuntas pada penderita apendisitis akut. Pola eliminasi klien harus dikaji, sebab
obstruksi oleh fecalit dapat terjadi karena tidak adekuatnya diit serat, diit tinggi
serat. Pera%atan dan pengobatan penyakit cacing juga meminimalkan resiko.
Pengenalan yang cepat terhadap gejala dan tanda apendisitis dan apendisitis
infiltrat meminimalkan resiko terjadinya gangren, perforasi, dan peritonitis.
2.. KO-PLIKASI
(omplikasi yang paling sering ditemukan adalah perforasi, baik berupa
perforasi bebas maupun perforasi pada apendiks yang telah mengalami
8
pendindingan berupa massa yang terdiri atas kumpulan apendiks, sekum, dan
lekuk usus halus. Perforasi dapat menyebabkan timbulnya abses lokal ataupun
suatu peritonitis generalisata. "andatanda terjadinya suatu perforasi adalah8
- $yeri lokal pada fossa iliaka kanan berganti menjadi nyeri abdomen
menyeluruh
- )uhu tubuh naik tinggi sekali.
- $adi semakin cepat.
- Defance Muskular yang menyeluruh
- #ising usus berkurang
- Distensi abdomen
DAFTA9 PUSTAKA
9
?ardin, M., !333. Acute Appendisitis% "e&ie' and (pdate. "he American
Academy of /amily Physicians. "e=as AEM ni6ersity ?ealth )cience
;enter, "emple, "e=as http899%%%.aafg.org
?ugh, A./.Dudley. !332. Ilmu Bedah )a'at #arurat edisi kese*elas. Gadjah
Mada ni6ersity Press. Fogyakarta.
Itsko%i, M.)., 4ones, ).M., 2&&-. Appendicitis. Cmerg Med '1 *!&+8 !&!.
%%%.emedmag.com
>ugo,.H.?., 2&&-. eriappendiceal Mass. Pediatric )urgery pdate. Hol.2' $o.&'
)eptember 2&&-.
http899home.coui.net9titolugo9P)2''&-.PD/JsearchKperiappendiceal
02& mass
Mansjoer,A., dkk. 2&&&. +apita ,elekta +edokteran Edisi +eti$a -ilid +edua.
Penerbit Media Aesculapius /akultas (edokteran ni6ersitas Indonesia.
4akarta.
<eksoprodjo, )., dkk.!33. +umpulan +uliah Ilmu Bedah. #agian #edah )taf
Pengajar /akultas (edokteran ni6ersitas Indonesia. #ina <upa Aksara.
4akarta.
)ch%art, )pencer, )., /isher, D.G., !333. rinciples of ,ur$ery se&ent edition.
McGra% ?ill a Di6ision of "he McGra%?ill ;ompanies. Cnigma an
Cnigma Clectronic Publication.
10