You are on page 1of 13

I Wayan Numertayasa1

P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS DENGAN MEMANFAATKAN TEKS


BERMUATAN KEARIFAN LOKAL PADA PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA KELAS X SMA/SMK KURIKULUM 2013

I Wayan Numertayasa1 ; I Putu Oka Suardana2


1STKIP Suar Bangli

numertayasa@ stkipsuarbangli.ac.id 1; suardana@stkipsuarbangli.ac.id 2

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks
bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK Kurikulum 2013.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan (Research and Develovment) dengan
prosedur penelitian meliputi: (1) identifikasi potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) penyusunan
bahan ajar, (4) validasi bahan ajar, (5) revisi bahan ajar, (6) uji coba bahan ajar dalam kelas/ lapangan
terbatas, (7) revisi bahan ajar, (8) uji coba pemakaian yang lebih luas, (9) revisi bahan ajar tahap
akhir, dan (10) produksi bahan ajar. Hasil penelitian ini adalah 1.Prototipe bahan ajar menulis
dengan memanfaatkan teks bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X
SMA/SMK Kurikulum 2013 terdiri atas (1) judul materi dan konsep-konsep kunci; (2) petunjuk
penggunaan bahan ajar; (3) kerangka isi; (4) tujuan pembelajaran; (5) penyajian materi; (6) tugas dan
latihan; (7) rangkuman materi; (8) sumber pendukung. Hasil penilaian prototipe bahan ajar menulis
dengan memanfaatkan teks bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X
SMA/SMK Kurikulum 2013 tergolong baik. Keefektifan ini dapat dilihat dari kemampuan menulis
sesuai dengan target dengan persentase ketuntasan mencapai 82,76%. Adapun saran yang dapat
diberikan adalah (1) Dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis petunjuk siswa kelas X
SMA/SMK pada kurikulum 2013 hendaknya guru dan orang tua senantiasa memberikan pengarahan
dan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar menulis.

Kata Kunci: Pengembangan; Bahan Ajar menulis; Teks Kearifan Lokal; Kurikulum 2013

Abstract
The long-term objective of this research is to produce writing materials by utilizing texts containing
local wisdom on learning Indonesian class X SMA / SMK Curriculum 2013. This research using
research and development design with research procedure include: (1) identification of potential
problems, (2) data collection, (3) preparation of teaching materials, (4) validation of teaching
materials, (5) revision of teaching materials, (6) experimental teaching experiments in class / 8)
broader use trials, (9) revision of final teaching materials, and (10) production of teaching materials.
The subjects of this study were Indonesian teachers and students. While the object of research is
teaching materials writing in class X SMA / SMK Curriculum 2013. Data in this study in the form of
qualitative and quantitative data collected by questionnaires, interviews and tests. The result of this
research is 1. Prototype of teaching materials by utilizing texts containing local wisdom on learning
Indonesian Class X SMA / SMK Curriculum 2013 consists of (1) title of material and key concepts;
(2) instructions for the use of teaching materials; (3) the content framework; (4) learning objectives;
(5) presentation of material; (6) tasks and exercises; (7) material summary; (8) supporting sources.
The results of the prototype assessment of teaching materials are good. This effectiveness can be seen
from the ability to write in accordance with the target with the percentage of completeness reached
82.76%. The suggestions that can be given are (1) teachers and parents should always give direction
and motivation to students to always learn to write. (2) Further development of writing materials is
needed.

Keywords: Writing Material; Text of Local Wisdom

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 98


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan, pengembangan para pendidik sangat penting. Menurut
Prastowo (2011:13) selain aspek fisik seperti peningkatan jenjang pendidikan, banyaknya
sertifikat pelatihan, ataupun sertifikat pendidikan, pendidik juga harus mengembangkan
aspek nonfisiknya. Aspek nonfisik yang dimaksud adalah cara pandang, paradigma berpikir,
sikap, kebiasaan, profesionalisme, maupun prilaku mengajar. Pengembangan diri inilah yang
masih kurang dalam diri pendidik di Indonesia saat ini. Hal ini sesuai dengan pernyataan Staf
Ahli Kemendikbud, Prof.Dr.Kacung Marijan (2012 yang menyatakan, Indonesia mengalami
masalah pendidikan yang komplek. Selain angka putus sekolah, pendidikan di Indonesia juga
menghadapi berbagai masalah lain, mulai dari buruknya infrastruktur hingga kurangnya mutu
guru. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik kita memiliki kemiskinan pengembangan diri.
Dampak dari kemiskinan tersebut adalah banyak guru yang tidak bisa
menyelenggarakan pendidikan secara menarik dan menyenangkan. Salah satu penyebab
keadaan ini adalah kurang dikembangkannya bahan ajar yang inovatif. Menurut Prastowo
(2011:14) hal tersebut karena guru kurang mengembangkan kreativitas mereka untuk
merencanakan, menyiapkan, dan membuat bahan ajar yang kaya inovasi sehingga menarik
bagi peserta didik.
Selanjutnya secara teknis, banyak hal telah dilaksanakan oleh penyelenggara
pendidikan di Indonesia untuk memecahkan masalah pendidikan. Salah satu cara yang telah
dilakukan dan sedang berjalan di Indonesia adalah syarat kualifikasi akademik dan sertifikat
pendidik bagi pendidik dalam hal ini adalah guru dan dosen. Syarat ini dilandasi UU
Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, UU Republik
Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dan PP No.19 tahun 2005 tentang
standar nasional Pendidikan. Salah satu tujuan dari pelaksanaan program ini adalah untuk
pengembangan profesionalitas guru (fachruddin, 2005). Selain itu, perubahan Kurikulum
KTSP menjadi Kurikulum 2013 juga dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Perubahan yang dialami dalam hal kurikulum yang digunakan.
Kurikulum yang sedang diterapkan di sekolah-sekolah adalah kurikulum 2013.
Sehubungan dengan hal tersebut paradigma pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
berubah. Dalam implementasinya, pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan pendekatan
berbasis teks. Teks dapat berwujud teks tertulis maupun teks lisan. Teks merupakan
ungkapan pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya memiliki situasi dan konteks.
Belajar Bahasa Indonesia tidak sekadar memakai bahasa Indonesia untuk menyampaikan

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 99


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

materi belajar. Namun, perlu juga dipelajari soal makna atau bagaimana memilih kata yang
tepat. Selama ini pembelajaran BI tidak dijadikan sarana pembentuk pikiran padahal teks
merupakan satuan bahasa yang memiliki struktur berpikir yang lengkap. Karena itu
pembelajaran BI harus berbasis teks. Melalui teks maka peran BI sebagai penghela dan
pengintegrasi ilmu lain dapat dicapai.

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu keterampilan bahasa yang diajarkan
dalam kurikulum 2013 adalah menulis. Dalam kurikulum 2013, pemerintah mengharapkan
siswa mampu menulis beragam teks seperti teks hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek. Mahsun dalam bukunya yang berjudul “Teks dalam
Pembelajaran Bahasa Indonesia” menyatakan bahwa semua pelajaran bahasa Indonesia saat
ini mulai jenjang sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah menegah atas (SMA) berbasis
teks. Dengan berbasis teks, siswa menggunakan bahasa tidak saja hanya dijadikan sarana
komunikasi, tetapi sebagai sarana mengembangkan kemampuan berpikir. Oleh karena itu,
pembelajaran berbasis teks ini perlu segera dipahami oleh pemerhati pengajaran bahasa
Indonesia, guru bahasa Indonesia, mahasiswa, dan pihak-pihak terkait. Dalam kurikulum
2013 teks tidak diartikan sebagai bentuk bahasa tulis. Teks itu adalah ungkapan pikiran
manusia yang lengkap yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya (Mahsun, 2014). Teks
dibentuk oleh konteks situasi penggunaan bahasa yang di dalamnya ada ragam bahasa yang
melatarbelakangi lahirnya teks tersebut.

Pembelajaran teks membawa anak sesuai perkembangan mentalnya, menyelesaikan


masalah kehidupan nyata dengan berpikir kritis. Adalah kenyataan, masalah kehidupan
sehari-hari tak terlepas dari kehadiran teks. Untuk membuat minuman atau masakan, perlu
digunakan teks arahan/ prosedur. Untuk melaporkan hasil observasi terhadap lingkungan
sekitar, teks laporan perlu diterapkan. Untuk mencari kompromi antarpihak bermasalah, teks
negosiasi perlu dibuat. Untuk mengkritik pihak lain pun, teks anekdot perlu dihasilkan. Selain
teks sastra non-naratif itu, hadir pula teks cerita naratif dengan fungsi sosial berbeda.
Perbedaan fungsi sosial tentu terdapat pada setiap jenis teks, baik genre sastra maupun
nonsastra, yaitu genre faktual (teks laporan dan prosedural) dan genre tanggapan (teks
transaksional dan ekspositori).

Berkaitan dengan hal tersebut, materi pembelajaran Bahasa Indonesia membuat


muatan Kurikulum 2013 penuh struktur teks. Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia berbasis

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 100


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

teks memang baik. Namun, di lapangan peserta didik menjadi jenuh karena setiap kali harus
berhadapan dengan teks, teks, dan teks. Di samping itu, materi sastra yang sangat bermanfaat
untuk mengembangkan karakter dan budi pekerti peserta didik banyak dihilangkan.
Kurikulum 2013 melakukan reduksi secara besar-besaran terkait dengan jenis teks sastra.

Kenyataan tersebut mengakibatkan keterampilan menulis teks di sekolah masih sangat


rendah. Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara terhadap guru Bahasa Indonesia
dan siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bangli, SMK Negeri 1 Bangli, SMA Negeri 1 Rendang
Karangasem, dan SMK Negeri 1 Amlapura terhadap implementasi pembelajaran menulis
pada pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X Kurikulum 2013 dapat disimpulkan bahwa
siswa masih sulit untuk menguasai keterampilan menulis teks. Hal ini terlihat dari data yang
disampaikan oleh guru bahwa rata-rata kemampuan menulis Teks masih di bawah Kriteri
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan. Hal ini disebabkan karena bahan ajar
yang digunakan oleh guru kurang dipahami oleh siswa. Dalam hal ini bahan ajar yang
digunakan oleh guru adala buku teks Bahasa Indonesia kelas X.

Kenyataan tersebut menunjukkan keterampilan menulis teks di sekolah masih rendah.


Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis disebabkan karena kurangnya minat siswa
dalam menulis. Kurangnya minat belajar ini diakibatkan karena bahan ajar yang digunakan
oleh guru. Pernyataan di atas di dukung penelitian yang dilakukan oleh Wicaksono,
dkk (2013:3) yang menjelaskan bahwa kemampuan siswa dalam menulis masih rendah
disebabkan karena bahan ajar pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga
imajinasi dan daya tarik siswa untuk menulis sangat rendah. Selain itu Yuliana (2013:4)
menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan menulis siswa khususnya menulis teks
disebabkan karena rendahnya penguasaan kosa kata dan diksi.

Sehubungan dengan hal tersebut, teks dalam hal ini dipandang sebagai ungkapan
pikiran manusia yang lengkap yang di dalamnya ada situasi dan konteksnya. Dalam hal ini
teks-teks yang ditampilkan dalam buku teks jauh dari konteks dan situasi yang dihadapi oleh
siswa. Beberapa teks yang tidak sesuai dengan situasi dan konteks siswa pada saat belajar
Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013 antara lain: 1.Cara mengurus SIM (teks prosedur),
2. Pengurusan Visa (teks prosedur); 3. Tata cara memilih Ketua RT dan Wakil Ketua RT
(teks prosedur); 4. Komodo (teks laporan hasil observasi). ketidaksesuaian ini mengakibatkan

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 101


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

siswa sulit untuk memahami teks dan pada akhirnnya siswa mengalami kesulitan ketika
menulis berbagai jenis teks.

Dilatarbelakangi oleh kenyataan tersebut, peneliti mengangkat penelitian dengan judul


“Pengembangan Bahan Ajar Menulis Dengan Memanfaatkan Teks Bermuatan Kearifan
Lokal Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas X SMA/SMK Kurikulum 2013”. Dalam
hal ini bahan ajar dipandang segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun
secara sistematis dan menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi
pembelajaran. Adapaun format bahan ajar yang akan dikembangkan adalah sebagai berikut.
(1) judul materi dan konsep-konsep kunci; (2) petunjuk penggunaan bahan ajar; (3) kerangka
isi; (4) tujuan pembelajaran; (5) penyajian materi; (6) tugas dan latihan; (7) rangkuman
materi; (8) sumber pendukung.
Selain itu, teks bermuatan kearifan lokal yang dimaksud adalah teks yang merupakan
hasil dari masyarakat lokal yang ditulis melalui pengalaman mereka dan belum tentu dialami
oleh masyarakat yang lain. Dalam teks ini terkandung nilai-nilai kehidupan masyarakat
sangat kuat pada masyarakat dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang panjang,
sepanjang keberadaan masyarakat. Sehubungan dengan pengertian tersebut teks bermuatan
kearifan lokal yang digunakan dalam pengembangan bahan ajar ini adalah teks yang
bermuatan kearifan lokal Bali.
Bedasarkan latar belakang dan identifikasi serta fokus masalah di atas, maka
permasalahan pokok yang hendak dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana prototipe bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks
bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X
SMA/SMK Kurikulum 2013?
2. Bagaimana hasil penilaian prototipe bahan ajar menulis dengan memanfaatkan
teks bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X
SMA/SMK Kurikulum 2013?
3. Bagaimana bahan ajar menulis menulis dengan memanfaatkan teks bermuatan
kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK
Kurikulum 2013?

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 102


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

Secara umum luaran penelitian ini adalah berupa bahan ajar menulis dengan
Memanfaatkan Teks Bermuatan Kearifan Lokal Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas
X SMA/SMK Kurikulum 2013 yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
di kelas X Kurikulum 2013.Luaran ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 dan memberi kontribusi pengembangan
ilmu pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Secara terperinci luaran penelitian ini dapat
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel.1 Luaran Yang Ditargetkan Pada Penelitian
No Jenis Luaran Indikator Capaian
1 Publikasi ilmiah di jurnal nasional (ber ISSN) Published

2 Pemakalah dalam Terdaftar


temu Nasional
ilmiah Lokal Sudah dilaksanakan

3 Bahan Ajar Sudah diterbitkan


4 Luaran lainnya jika ada (Teknologi Tepat Guna, Tidak ada
Model/Purwarupa/Desain/Karya seni/ Rekayasa
Sosial)
5 Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) 2

Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui prototipe bahan ajar menulis dengan
memanfaatkan teks bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X
SMA/SMK Kurikulum 2013 setelah dinilai dan diperbaiki. Dengan demikian luaran dari
penelitian ini adalah berupa bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks bermuatan
kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK Kurikulum 2013
yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas X Kurikulum 2013.
Penelitian ini dirancang guna menghasilkan bahan ajar yang mempermudah kegiatan
menulis petunjuk. Manfaat penelitian ini dapat berupa manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Manfaat teoretis hasil penelitian ini adalah untuk pengembangan ilmu pengetahuan
dan penambah khasanah dalam menulis petunjuk. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian pendidikan di Indonesia, khususnya pada
bidang penelitian pengembangan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya bagi siswa,
guru, dan penelitian yang lain. Bagi siswa dengan adanya penelitian ini akan mempermudah
siswa dalam pembelajaran menulis. Selain itu, penelitian ini dirancang untuk menghasilkan
Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 103
I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks kearifan lokal. Bagi guru penelitian ini dapat
bermanfaat untuk menghasilkan media pembelajaran yang dapat mempermudah guru dalam
menyampaikan pelajaran. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan pembanding
terutama dalam hal pengembangan bahan ajar menulis.

METODE PENELITIAN

Pengembangan bahan ajar ini menggunakan rancangan penelitian pengembangan


(Research dan Develovment). Rancangan pengembangan ini mengacu pada rancangan
penelitian pengembangan yang disampaikan oleh Sugiyono (2012). Pemilihan rancangan ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa rancangan penelitian Sugiyono dikembangkan secara
sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain bahan ajar sehingga bahan ajar yang
dihasilkan memiliki standar kelayakan.

Lokasi penelitian ini dilakukan di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Bangli dan
Kabupaten Karangasem. Di Kabupaten Bangli, penelitian dilakukan di (1) SMA Negeri 1
Bangli yang beralamat di Jl. Brigjen Ngurah Rai No.36, Kawan, Kec. Bangli, Kabupaten
Bangli, Bali; (2) SMK Negeri 1 Bangli yang beralamat di Jl. Brigjen Ngurah Rai Bangli,
Kawan, Kec. Bangli, Kabupaten Bangli, Bali. Kemudian di Kabupaten Karangasem
dilakukan di (1) SMA Negeri 1 Rendang yang beralamat di JLN. Astinapura Desa
Rendang,Karangasem,80863; (2) SMK Negeri 1 Amlapura yang beralamat di Jl. Veteran,
Padang Kerta, Kec. Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali.

Subjek penelitian pengembangan ini adalah guru Bahasa Indonesia yang mengajarkan
mata pelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 di kelas X dan siswa siswa kelas X
sedangkan objek pengembangannya adalah bahan ajar pembelajaran menulis mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas X Kurikulum 2013.

Prosedur penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2012) meliputi (1)


identifikasi potensi masalah, (2) pengumpulan data, (3) penyusunan bahan ajar, (4) validasi
bahan ajar, (5) revisi bahan ajar, (6) uji coba bahan ajar dalam kelas/ lapangan terbatas, (7)
revisi bahan ajar, (8) uji coba pemakaian yang lebih luas, (9) revisi bahan ajar tahap akhir,
dan (10) produksi bahan ajar. Berdasarkan pendapat tersebut pada penelitian ini, peneliti
menggunakan 10 tahap penelitian. Berikut ini tahapan penelitian pengembangan yang
dilaksanakan.

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 104


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket,
teknik wawancara dan teknik tes. Teknik angket dalam penelitian ini terdiri atas (1) teknik
angket terbuka, (2) teknik angket tertutup, (3) teknik angket campuran. Teknik angket
terbuka digunakan untuk mengumpulkan tanggapan ahli terkait dengan validitas perangkat
bahan ajar. Tekni angket tertutup digunakan untuk menentukan tingkat kevalidan bahan ajar.
Teknik angket campuran digunakan untuk mengumpulkan respons siswa dan guru terkait
keefektifan bahan ajar. Selanjutnya teknik wawancara tak terstruktur digunakan untuk
mengumpulkan tanggapan ahli terkait dengan validitas perangkat bahan ajar. Teknik tes
digunakan untuk membandingkan rata-rata nilai kelompok kontrol dan eksperimen.
Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, instrument pengumpulan data
penelitian ini adalah (1) instrumen angket terbuka, (2) instrumen angket tertutup, (3)
instrumen angket campuran, (4) instrument wawancara tak terstruktur, dan instrumen tes.
Berikut ini disajikan teknik pengumpulan data dan instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini.
Tabel 2. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan Data
No Data Teknik Instrumen
Pengumpulan Pengumpulan
Data Data
1 Tingkat validitas perangkat bahan Angket dan Instrumen angket
ajar berdasarkan validasi ahli wawancara dan wawancara
2 Keefektifan bahan ajar Tes Instrumen tes
3 Respons guru dan siswa terhadap Angket Instrumen angket
Keefektifan bahan ajar

Penelitian ini menggunakan dua teknik analisis data, yaitu teknik analisis deskriptif
kualitatif dan teknik analisis statistik deskriptif. teknik analisis deskriptif kualitatif digunakan
untuk mengolah data hasil wawancara, dan hasil angket terbuka. Teknik analisis statistic
deskriptif digunakan untuk mengolah data angket tertutup dan keefektifan bahan ajar melalui
instrumen tes.
Tingkat validitas bahan ajar dianalisis dengan statistik deskriptif dengan
menggunakan skala likert. Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan
terkait tingkat validitas bahan ajar digunakan ketetapan sebagai berikut.

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 105


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

No Skor Kategori
1 x ≥ Mi + 1,5 Sdi Sangat valid
2 Mi + 0,5 Sdi ≤ x < Mi + 1,5 Sdi Valid
3 Mi - 0,5 Sdi ≤ x < Mi + 0,5 Sdi Cukup Valid
4 Mi - 1,5 Sdi ≤ x < 0,5 Sdi Kurang Valid
5 x < Mi - 1,5 Sdi Tidak Valid
(diadaptasi dari Nurkencana, 2006)
Keterangan:
X : jumlah skor rata-rata validasi ahli
Mi = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) x ½
Sdi = (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal) x 1/6
Mi : Mean ideal
SDi : Standar Deviasi ideal

Untuk membuktikan efektivitas bahan ajar dalam pembelajaran digunakan


eksperimen only control group design. Desainnya disajikan pada Tabel berikut.

Kelompok Perlakuan Post test


E X T
K - T
Keterangan:

E = Kelompok eksperimen
K = Kelompok kontrol
X = Perlakuan dengan pembelajaran menggunakan bahan ajar bermuatan teks kearifan
lokal
T = Post test (Arikunto, 2002c)

Perbedaan prestasi belajar siswa dari hasil tes yang diperoleh kelompok eksperimen
dan control dianalisis dengan uji beda menggunakan statistic t-test (SPSS).
Data hasil tes tertutup tentang respons guru dan siswa terkait keefektifan bahan ajar
ikumpulkan dengan angket tertutup dengan skala likert. Data kemudian dianalisis
berdasarkan ketetapan sebagai berikut.
Skor Keterangan Jenis Respons
45<X Sangat positif
35<X<45 Positif
25<X<35 Cukup Positif
15<X<25 Kurang Positif
X<15 Tidak Positif

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 106


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

HASIL DAN PEMBAHASAN


Prototipe bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks bermuatan kearifan
lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK Kurikulum 2013 terdiri
atas (1) judul materi dan konsep-konsep kunci; (2) petunjuk penggunaan bahan ajar; (3)
kerangka isi; (4) tujuan pembelajaran; (5) penyajian materi; (6) tugas dan latihan; (7)
rangkuman materi; (8) sumber pendukung
Hasil penilaian prototipe bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks
bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK
Kurikulum 2013 tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian ahli dan guru bahasa
indonesia berikut ini
a. Hasil penilaian ahli menunjukkan bahwa pemaparan hasil penilaian prototipe
bahan ajar per aspek (penyajian materi, isi/materi, bahasa dan
keterbacaan, dan grafika) sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru.
Nilai rata-rata yang diperoleh kategori baik yaitu dengan skor 66,5.
b. Hasil penilaian guru menunjukkan bahwa pemaparan hasil penilaian
prototipe bahan ajar per aspek (penyajian materi, isi/materi, bahasa dan
keterbacaan, dan grafika) sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru
memenuhi kategori sangat baik yaitu dengan skor 95 .
Bahan ajar menulis menulis dengan memanfaatkan teks bermuatan kearifan lokal
efektif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK Kurikulum
2013. Keefektifan ini dapat dilihat dari kemampuan menulis sesuai dengan target dengan
persentase ketuntasan mencapai 82,76%.
PENUTUP
Adapun simpulan dasi penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Prototipe bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks bermuatan kearifan


lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK Kurikulum 2013
terdiri atas (1) judul materi dan konsep-konsep kunci; (2) petunjuk penggunaan
bahan ajar; (3) kerangka isi; (4) tujuan pembelajaran; (5) penyajian materi; (6)
tugas dan latihan; (7) rangkuman materi; (8) sumber pendukung
2. Hasil penilaian prototipe bahan ajar menulis dengan memanfaatkan teks
bermuatan kearifan lokal pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 107


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

SMA/SMK Kurikulum 2013 tergolong baik. Hal ini dapat dilihat dari penilaian
ahli dan guru bahasa indonesia berikut ini (1) Hasil penilaian ahli menunjukkan
bahwa pemaparan hasil penilaian prototipe bahan ajar per aspek (penyajian
materi, isi/materi, bahasa dan keterbacaan, dan grafika) sudah sesuai dengan
kebutuhan siswa dan guru. Nilai rata-rata yang diperoleh kategori baik yaitu
dengan skor 66,5. (2) Hasil penilaian guru menunjukkan bahwa pemaparan hasil
penilaian prototipe bahan ajar per aspek (penyajian materi, isi/materi, bahasa
dan keterbacaan, dan grafika) sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru
memenuhi kategori sangat baik yaitu dengan skor 95 .
3. Bahan ajar menulis menulis dengan memanfaatkan teks bermuatan kearifan
lokal efektif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X SMA/SMK
Kurikulum 2013. Keefektifan ini dapat dilihat dari kemampuan menulis sesuai
dengan target dengan persentase ketuntasan mencapai 82,76%.

Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan dalam penelitian ini, peneliti


menyampaikan saran sebagai berikut.

1. Dalam rangka meningkatkan keterampilan menulis petunjuk siswa kelas X


SMA/SMK pada kurikulum 2013 hendaknya guru dan orang tua senantiasa
memberikan pengarahan dan motivasi kepada siswa untuk selalu belajar
menulis.
2. Perlu diadakan pengembangan lebih lanjut terhadap bahan ajar menulis dengan
memanfaatkan teks kearifan lokal untuk melengkapi kekurangan pada bahan
ajar tersebut.
3. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk menguji efektivitas penggunaan
bahan ajar menulis dengan media atau pendekatan lainnya..

DAFTAR PUSTAKA

Antariksa.2009. Kearifan Lokal dalam Arsitektur Perkotaan dan Lingkungan Binaan.


Tersedia di http://antariksaarticle.blogspot.co.id/2009/08/kearifan-lokal-dalam-
arsitektur.html. Diunduh tanggal 10 Mei 2016.

Arikunto, S (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka
Cipta

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 108


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Tentang


Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional, 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, Tentang


Guru dan Dosen. Jakarta: Depdiknas.

Diknas. 2004. Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Jeneral pendidikan Dasar, Menengah, dan Umum.

Hariyati, Yuliana. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang KPK Dan FPB Pada Siswa
Sekolah Dasar (Volume 1 Nomor 2). [online]. Jurnal 105 Penelitian Unesa. Hal.
73. Tersedia pada http://ejournal.unesa.ac.id. Diakses pada tanggal 19 September
2013

http://positivego.blogspot.co.id/2012/11/masalah-pendidikan-di-indonesia.html) diunduh
tanggal 10 Mei 2016

Jihad, Asep dan Haris, Abdul. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Preesindo.

Kemdikbud. 2013. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik. Jakarta: Kemdikbud RI
Kemdikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014.
Jakarta: Kemdikbud.

Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Rosdakarya.

Nurkancana, Wayan dan Sunartana. 2006. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional.

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA
Press.
Purwanto Ngalim. 2001. Administrasi Dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya

Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya dalam Kata. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Pengembangan Bahan Ajar.
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/03/04/konsep-pengembangan-bahan-
ajar-2/ diunduh tanggal 10 Mei 2016

Sugiyono. 2012. Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, Edisi Ketiga.
Bandung: Alfabeta

Tarigan, HG. 1986. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 109


I Wayan Numertayasa1
P-ISSN: 2338-6231 E-ISSN: 2620-5033 Vol. 1, No. 1, Maret 2018

Tegeh, I Made. 2005. Pengembangan Paket Pembelajaran dengan Model Dick & Carey Mata
Kuliah Sinetron Pendidikan, pendidikan Jurusan TP IKIP Negeri Singaraja. Tesis
(tidak diterbitkan). Universitas Negeri Malang.

Wicaksono, dkk. 2013. “Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Berbantu Media Audio-Visual Ditinjau Dari Kemampuan
Komunikasi MatematisPada Materi Segiempat.” Jurnal Elektronik Pembelajaran
2(9): 995-1007.

Wahana Chitta Jurnal Pendidikan 110

You might also like