You are on page 1of 79

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI KEUANGAN

USAHA SAYURAN FRESH CUT


PADA PT SAYURAN SIAP SAJI
KABUPATEN BOGOR

Oleh
ROSDA LIA YANTI
H24104032

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
i

RINGKASAN

ROSDA LIA YANTI. H24104032. Studi Kelayakan dan Evaluasi Keuangan


Usaha Sayuran Fresh Cut pada PT Sayuran Siap Saji Kabupaten Bogor. Dibawah
bimbingan ABDUL KOHAR IRWANTO dan YUSRINA PERMANASARI.

Menurut Martawijaya dan Nurjayadi (2010), komoditas hortikultura cukup


potensial dikembangkan secara agribisnis, karena memiliki nilai ekonomis dan
nilai tambah cukup tinggi dibandingkan dengan komoditas lainnya. Salah satu
yang termasuk dalam jenis hortikultura tersebut adalah sayuran. Pemanfaatan
sayuran ini tidak hanya sebatas pada industri rumah tangga, tetapi juga lebih
mengarah pada industri bisnis seperti rumah makan, restoran siap saji, dan hal-hal
yang berkaitan dengan industri pengolahan makanan. Dengan adanya
permasalahan tersebut menunjukkan bahwa terdapat potensi yang sangat besar
dari kebutuhan produksi sayuran yang akan mempengaruhi keberlangsungan
industri makanan tersebut.
Penelitian ini bertujuan (1) Menganalisis kelayakan non finasial dan
finansial dari usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji. (2) Menganalisis
kepekaan dari usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji berdasarkan analisis
switching value. (3) Menganalisis perbedaan prediksi dan realisasi finansial dari
usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji. Data yang digunakan merupakan
data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan
observasi. Sedangkan data sekunder bersumber dari studi pustaka, seperti buku,
literatur, jurnal, dan internet. Pengolahan data kualitatif dilakukan untuk
menganalisis aspek pasar, teknis, dan manajemen. Sedangkan pengolahan data
kuantitatif dilakukan pada aspek finansial dengan menghitung, Net Present Value
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, Payback Period (PP), dan
analisis sensitivitas dengan bantuan aplikasi komputer Microsoft Excel 2007,
serta menggunakan perhitungan statistik dengan software SPSS 15 dengan uji-t (t-
test) untuk mengevaluasi keuangan PT Sayuran Siap Saji.
Berdasarkan hasil analisis kelayakan non finansial, usaha sayuran fresh cut
pada PT Sayuran Siap Saji dinyatakan layak. Dari segi aspek finansial, usaha
sayuran fresh cut juga layak untuk dijalankan dengan nilai kriteria kelayakan
sebagai berikut : NPV Rp 2.161.854.000, nilai IRR 24 persen, Net B/C 2,23, dan
PP selama 6 tahun 2 bulan 2 hari yang berarti usaha ini sudah dapat menutup
biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Hasil analisis switching
value menghasilkan nilai kenaikan harga bahan baku sebesar 0,79 persen dan
penurunan harga jual sebesar 0,65 persen usaha tidak layak dijalankan.
Sedangkan, untuk realisasi finansial dari usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap
Saji dari hasil perhitungan cash flow dan laporan laba rugi data realisasi dan data
prediksi dengan menggunakan uji-t (t-test) secara keseluruhan tidak terdapat
perbedaan yang cukup signifikan.
ii

STUDI KELAYAKAN DAN EVALUASI KEUANGAN


USAHA SAYURAN FRESH CUT
PADA PT SAYURAN SIAP SAJI
KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor

Oleh
ROSDA LIA YANTI
H24104032

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN


DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
iii
iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan pada tanggal 12 Januari 1989 di Palembang dari kedua


orang tua tercinta yaitu Bapak Ruslan Effendi dan Ibu Darsiyem. Penulis
merupakan putri pertama dari tiga bersaudara.
Pada tahun 1995 penulis bersekolah satu tahun pada tingkat sekolah dasar di
SD YKPP 3 Prabumulih, Sumatera Selatan. Kemudian menyelesaikan pendidikan
sekolah dasar di SD YKPP 2 Prabumulih, Sumatera Selatan. Selanjutnya tahun
2001 penulis melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Prabumulih, Sumatera Selatan selama tiga tahun. Setelah itu, penulis melanjutkan
sekolah di tingkat selanjutnya pada Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Prabumulih,
Sumatera Selatan. Lalu pada tahun 2007, penulis diterima di Direktorat Program
Diploma Institut Pertanian Bogor pada Program Keahlian Manajemen Agribisnis
melalui jalur Reguler. Tahun 2010, penulis lulus kuliah di Program Diploma IPB
dan langsung melanjutkan pendidikan Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
IPB melalui ujian masuk.

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih
Jenis Manajemen Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen,
Institut Pertanian Bogor dengan judul Studi Kelayakan dan Evaluasi Keuangan
Usaha Sayuran Fresh Cut pada PT Sayuran Siap Saji Kabupaten Bogor.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan sebagai
pembelajaran bagi perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Namun
demikian, penulis menyadari akan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
tulisan ini, baik isi maupun penyajiannya. Kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun sangat diharapkan demi memperoleh hasil yang lebih baik.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat.

Bogor, November 2014

Penulis

v
vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan baik itu
berupa bimbingan, saran, motivasi dan semangat dari berbagai pihak. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto, MSc. selaku dosen pembimbing I dan
Ibu Yusrina Permanasari, S.Sos, ME selaku dosen pembimbing II yang telah
banyak meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dalam membimbing
penulis, memberikan saran, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd dan Ibu Farida Ratna Dewi, SE, MM, yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi dosen penguji sidang
dan memberikan bimbingan, serta saran dalam penulisan skripsi ini.
3. Dr. Mukhamad Najib, STP, MM, selaku Ketua Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB.
4. Ayahanda Ruslan Effendi dan Ibunda Darsiyem yang telah mendoakan dan
memperhatikan penulis dengan tulus sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
5. Bapak Dedy Hadinata selaku direktur PT Sayuran Siap Saji, yang telah
bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan informasi usahanya.
6. Bapak Hendro beserta karyawan produksi PT Sayuran Siap Saji, yang telah
banyak membantu penulis dalam memberikan informasi kegiatan produksi
yang diperlukan.
7. Ibu Dita selaku manager Pemasaran PT Sayuran Siap Saji, yang telah
membantu selama pengumpulan data.
8. Teman-teman Program Alih Jenis Manajemen angkatan 8 atas segala
bantuan dan kerjasamanya selama ini.
9. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penulisan skripsi ini,
yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal dan kebaikan hati dari pihak-pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini memperoleh balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

vi
vii

DAFTAR ISI

RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP……………………………...………………………………iv
KATA PENGANTAR…………………………………...………………………v
UCAPAN TERIMA KASIH……………………………………………………vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… ix
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….……………x
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………… xi
I. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2. Perumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................. 4
1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5
2.1. Teknologi Fresh Cut ............................................................................... 5
2.2. Studi Kelayakan Bisnis ........................................................................... 6
2.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran .......................................................... 6
2.2.2 Aspek Teknis dan Teknologi ......................................................... 6
2.2.3 Aspek Organisasi dan Manajemen ................................................ 8
2.3. Analisis Kelayakan Finansial ................................................................. 8
2.4. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis) ............................. 9
2.5. Kinerja Keuangan ................................................................................... 9
2.6. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 10
III. METODE PENELITIAN ............................................................................ 11
3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 11
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 12
3.3. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 12
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................................. 13
3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ........................................................ 13
3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi ...................................................... 14
3.4.3 Aspek Organisasi dan Manajemen .............................................. 14
3.4.4 Aspek Finansial ........................................................................... 14
3.4.5 Analisis Switching Value ............................................................. 17
3.4.6 Asumsi-Asumsi ........................................................................... 17
3.4.7 Perbedaan Prediksi dan Realisasi Finansial................................. 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 21

vii
viii

4.1. Gambaran Umum Perusahaan .............................................................. 21


4.2. Analisis Kelayakan Usaha .................................................................... 22
4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran ........................................................ 22
4.2.2 Aspek Teknis dan Teknologi ...................................................... 25
4.2.3 Aspek Organisasi dan Manajemen .............................................. 29
4.2.4 Aspek Finansial ........................................................................... 31
4.2.5 Analisis Kriteria Kelayakan Usaha.............................................. 34
4.3. Analisis Switching Value ...................................................................... 36
4.4. Perbandingan Realisasi dan Prediksi Finansial .................................... 37
4.6. Rekapitulasi Hasil Studi ....................................................................... 38
4.5. Implikasi Manajerial ............................................................................. 39
KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 41
1. Kesimpulan ........................................................................................... 41
2. Saran ..................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 43
LAMPIRAN ......................................................................................................... 45

viii
ix

DAFTAR TABEL

No. Halaman
1. Pertumbuhan industri makanan dan minuman ................................................. 2
2. Data usaha industri pariwisata bidang penyedia makanan dan minuman
di DKI Jakarta Tahun 2006-2011 (unit) ......................................................... 23
3. Biaya investasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011 ........................................ 32
4. Biaya tetap PT Sayuran Siap Saji .................................................................. 33
5. Biaya operasional PT Sayuran Siap Saji ........................................................ 34
6. Rincian kriteria investasi dengan Metode Cash Flow ................................... 34
7. Rincian Switching Value terhadap usaha Sayuran Fresh Cut ........................ 36
8. Perbandingan hasil realisasi dan prediksi berdasarkan Cash Flow................ 37
9. Perbandingan hasil realisasi dan prediksi berdasarkan laporan laba rugi ...... 37
10. Hasil pengujian hipotesis penelitian............................................................... 38
11. Rekapitulasi hasil studi .................................................................................. 38

ix
x

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman
1. Kerangka pemikiran PT Sayuran Siap Saji .................................................... 12
2. Bentuk potongan sayur .................................................................................. 24
3. Mesin kronen Type GS 10 & Centrifuge Type MSD-500S & MSD-500M .. 27
4. Produk Fresh Cut yang dikemas .................................................................... 29
5. Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji ...................................................... 30

x
xi

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman
1. Harga produk Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011 ........... 46
2. Cash Flow prediksi usaha Sayuran Fresh Cut ............................................... 47
3. Analisis Switching Value penurunan harga penjualan sebesar 0,65% usaha
Sayuran Fresh Cut ......................................................................................... 50
4. Analisis Switching Value kenaikan harga input variabel sebesar 0,79% usaha
Sayuran Fresh Cut ......................................................................................... 53
5. Prediksi laporan laba rugi usaha Sayuran Fresh Cut ..................................... 56
6. Data realisasi produksi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012............................ 57
7. Data realisasi produksi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2013 ............................ 58
8. Realisasi biaya investasi dan biaya operasional PT Sayuran Siap Saji ......... 59
9. Cash Flow realisasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013 ....................... 61
10. Realisasi laporan laba rugi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013 ............ 63
11. Perhitungan Statistik Cash Flow realisasi dan prediksi PT Sayuran ............. 64
12. Perhitungan statistik realisasi dan prediksi laporan laba rugi PT Sayuran Siap
Saji Tahun 2012-2013 dengan uji-t (t-test) .................................................... 66
13. Proyeksi usaha Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji ............................. 67

xi
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertaniannya.


Salah satu hasil pertanian yang terlihat semakin berkembang sehubungan dengan
meningkatnya kesejahteraan masyarakat adalah sektor hortikultura. Hortikultura
merupakan suatu cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-
buahan, sayuran dan tanaman hias. Menurut Martawijaya dan Nurjayadi (2010),
komoditas hortikultura cukup potensial dikembangkan secara agribisnis, karena
memiliki nilai ekonomis dan nilai tambah cukup tinggi dibandingkan dengan
komoditas lainnya. Salah satu yang termasuk dalam jenis hortikultura tersebut
adalah sayuran.
Sayuran merupakan komoditas yang berprospek cerah, karena dibutuhkan
dalam kehidupan sehari-hari dan permintaannya cenderung terus meningkat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2013), dimana produksi sayuran di
Indonesia dari tahun 2010 ke 2013 mengalami peningkatan dari 10.699.420 ton
per tahun menjadi 11.630.379 ton per tahun. Peningkatan produksi tersebut terjadi
karena adanya permintaan sayuran yang terus meningkat, sejalan dengan
pertambahan jumlah penduduk di Indonesia dan semakin meningkatnya tingkat
kesadaran penduduk untuk mengkonsumsi sayuran yang bermanfaat bagi
kesehatan. Persentase pengeluaran penduduk Indonesia untuk sayuran pada tahun
2007 ke 2013 mengalami peningkatan dari 7,87% per tahun menjadi 8,74% per
tahun (Sabarella dan Cakrabawa 2013).
Pemanfaatan sayuran tidak hanya sebatas pada industri rumah tangga, tetapi
juga lebih mengarah pada industri bisnis seperti rumah makan, restoran siap saji,
dan hal-hal yang berkaitan dengan industri makanan. Data Gabungan Pengusaha
Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) dalam Sugianto (2013)
menunjukkan pertumbuhan industri makanan dan minuman dari tahun ke tahun
mengalami pertumbuhan yang positif. Walaupun sempat terjadi penurunan pada
2010 dan 2011, namun penurunan tersebut tidak begitu besar. Hal ini terbukti
dengan angka pertumbuhan industri makanan dan minuman lima tahun ke
belakang yang dapat dilihat pada Tabel 1.
2

Tabel 1. Pertumbuhan industri makanan dan minuman


Tahun Pertumbuhan
2009 12,0%
2010 10,0%
2011 9,19%
2012 10,0%
2013 8-10%
Sumber: GAPMMI, diolah Kememperin dalam Sugianto (2013)

Berdasarkan Tabel 1, pertumbuhan industri makanan mengalami


peningkatan mulai dari tahun 2011 hingga tahun 2013, hal ini menunjukkan
bahwa adanya peningkatan jumlah industri makanan yang ada di Indonesia dan
mendorong meningkatnya kebutuhan pasokan bahan baku makanan. Salah satu
kebutuhan bahan baku makanan adalah kebutuhan sayuran, dimana sayuran
merupakan bahan pelengkap makanan yang digemari oleh masyarakat Indonesia.
Untuk memenuhi kebutuhan sayuran tersebut, industri makanan seperti restoran
umumnya bekerja sama dengan mitra produsen sayuran. Salah satu perusahaan
pemasok sayuran untuk restoran adalah PT Sayuran Siap Saji.
Pendirian PT Sayuran Siap Saji berkaitan erat dengan perkembangan toko-
toko makanan siap saji, seperti Mc Donald dan Burger King. Hotel dan restoran
juga mulai tertarik untuk menggunakan sayuran fresh cut dalam memenuhi
kebutuhan sayuran pada menu makanan. Menurut Hadinata dalam Ihorti (2014),
untuk mempercepat proses produksi makanan, perusahaan-perusahaan food
industry (termasuk di dalamnya restoran, hotel, dan catering) membutuhkan
barang setengah jadi. Kondisi itulah yang menjadi peluang PT Sayuran Siap Saji
untuk menyediakan produk sayuran fresh cut untuk mempermudah industri
restoran dalam memasak dan mempercepat penyajian makanan kepada konsumen.
Pada bulan Desember 2011 PT Sayuran Siap Saji mulai beroperasi memasok
produknya dengan menyediakan sayuran berbentuk fresh cut yang sudah dicuci
bersih, dikupas, dan dipotong-potong yang sudah siap untuk dikonsumsi atau
untuk diproses lebih lanjut. Produk sayuran fresh cut merupakan produk sayuran
sehat berkualitas siap masak yang telah melewati standard kualitas yang tinggi.
Produk ini bukan hanya meningkatkan efisiensi namun juga memberikan
kemudahan dalam penyajian makanan. Sebanyak 20 jenis sayuran seperti caisim,
wortel, kol, selada, jamur, bawang bombay, dan lain-lain sudah dipasarkan ke
restoran-restoran yang tersebar di Jakarta.
3

Perkembangan bisnis PT Sayuran Siap Saji setiap tahunnya mengalami


peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 7,5% per tahun, dengan
bertambahnya mitra konsumen yang melakukan order permintaan sayuran fresh
cut dari restoran-restoran yang berada di kawasan Jakarta. PT Sayuran Siap Saji
dalam menjalankan usaha sayuran fresh cut telah mengeluarkan investasi, namun
investasi yang telah dikeluarkan oleh PT Sayuran Siap Saji belum dianalisis
kelayakannya secara finansial maupun non finansial. Akan tetapi, perusahaan ini
sudah berjalan hampir tiga tahun sehingga perlu dilakukan evaluasi keuangan
untuk dua tahun usaha yang sudah berjalan apakah anggaran yang dikeluarkan
sudah sesuai pengalokasiannya. Oleh karena itu, diperlukan pengkajian kelayakan
usaha dari berbagai aspek, mulai dari aspek pasar, teknis, manajemen, finansial,
analisis switching value dan evaluasi keuangan.

1.2. Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Bagaimana kelayakan aspek non finansial dan finansial dari usaha
sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji?
2. Bagaimana kepekaan analisis switching value dari usaha sayuran fresh
cut PT Sayuran Siap Saji?
3. Bagaimana perbedaan prediksi dan realisasi finansial dari usaha sayuran
fresh cut PT Sayuran Siap Saji?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari


penelitian ini adalah:
1. Menganalisis kelayakan aspek non finansial dan finansial dari usaha
sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji.
2. Menganalisis kepekaan analisis switching value dari usaha sayuran fresh
cut PT Sayuran Siap Saji
3. Menganalisis perbedaan prediksi dan realisasi finansial dari usaha
sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji.
4

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat sebagai berikut:


1. Bagi perusahaan, sebagai bahan masukan atau pertimbangan yang dapat
digunakan sebagai dasar membuat kebijaksanaan mengenai
pengembangan usaha selanjutnya.
2. Bagi penelitian berikutnya, diharapkan dapat menjadi suatu sumbangan
pemikiran dan pengetahuan dibidang studi kelayakan usaha sayuran fresh
cut.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini membahas prospek pengembangan usaha sayuran fresh cut di


PT Sayuran Siap Saji dengan melakukan analisis kelayakan dan evaluasi
keuangan. Analisis kelayakan yang dilakukan meliputi aspek pasar, teknis,
manajemen, finansial, analisis switching value. Sedangkan untuk evaluasi
keuangan yaitu menganalisis perbedaan cash flow dan laporan laba rugi data
prediksi dengan realisasi finansial usaha sayuran fresh cut di PT Sayuran Siap Saji
dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 dengan menggunakan analisis uji beda
yaitu uji-t (t-test).
5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teknologi Fresh Cut

Menurut Syamsir (2010), teknologi fresh cut dapat disebut juga dengan
teknologi olah minimal, yang dibuat dengan menggunakan aplikasi proses yang
minimal (pengupasan, pemotongan pengirisan dan lain-lain)
dengan proses pemanasan minimal atau tanpa pemanasan sama sekali. Perlakuan
minimal ini menyebabkan kesegaran buah dan sayur masih tetap bertahan, tetapi
proses yang diberikan tidak mengaktifkan mikroba yang ada di dalam produk.
Contoh dari produk yang diolah minimal adalah salad buah dan sayur,
produk buah sayur potong/irisan (fresh cut product) dalam bentuk tunggal atau
campuran yang siap untuk dikonsumsi (ready to eat) dan siap masak (ready to
cook). Keunggulan dari produk yang diolah minimal terletak pada aspek
kemudahan dalam pemanfaatannya, selain nilai nutrisi dan kesegarannya
yang relatif tidak berbeda dari buah dan sayur segar.
Proses pengupasan, pemotongan, pengirisan yang diberikan menyebabkan
buah dan sayur yang diolah minimal bersifat sangat mudah rusak dengan umur
simpan yang pendek. Kerusakan produk yang diolah minimal karena perubahan
reaksi fisiologis dan biokimia serta kerusakan mikrobiologis menyebabkan
degradasi warna, tekstur dan flavor produk diolah minimal menjadi lebih cepat
dari bahan segarnya.
Suhu yang tepat untuk penyimpanan produk ini adalah ≤5°C. Penyimpanan
diatas suhu ini sebaiknya dihindari karena akan mempercepat kerusakan dan
merangsang pertumbuhan mikroba pathogen. Fluktuasi suhu penyimpanan juga
sedapat mungkin dicegah karena dapat menyebabkan terjadinya kondensasi uap
air didalam kemasan yang akan mempercepat kerusakan. Jika produk disiapkan
hari ini untuk dikonsumsi besok seperti yang umum dilakukan oleh industri jasa
boga, maka proses yang dilakukan relatif murah dan sederhana. Penting
diperhatikan adalah bahan baku buah dan sayurnya bermutu baik, dapur,
peralatan, permukaan dan pekerja berada dalam kondisi higienis dan pekerjaan
dilakukan dengan menerapkan GMP, tidak ada pencucian „berat‟ buah dan sayur
setelah dikupas dan suhu penyimpanan maksimal 5°C.
6

2.2. Studi Kelayakan Bisnis

Studi kalayakan bisnis telah banyak dikenal oleh masyarakat, terutama


masyarakat yang bergerak dalam bidang bisnis. Banyak peluang dan kesempatan
yang ada dalam kegiatan bisnis telah menutut perlu adanya penilaian sejauh mana
kegiatan dan kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila bisnis
dilakukan. Studi kelayakan bisnis merupakan dasar untuk menilai apakah kegiatan
investasi atau suatu bisnis layak untuk dijalankan. Bagi penanam modal, studi
kelayakan bisnis dapat memberikan gambaran prospek bisnis dan seberapa besar
kemungkinan tingkat manfaat (benefit) dapat diterima dari suatu bisnis, sehingga
hal ini merupakan dasar dalam pengambilan keputusan investasi (Nurmalina et al.
2009).
2.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Sebelum melakukan perencanaan bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar
potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan
dilakukan terlebih dahulu. Jika pasar yang dituju tidak jelas, prospek bisnis ke
depan pun tidak jelas, maka resiko kegagalan bisnis menjadi besar (Umar 2007).
Dalam mengkaji aspek pasar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu
market potensial yang tersedia untuk mengetahui jumlah permintaan masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang, serta variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap permintaan tersebut (Husnan dan Muhammad 2000).
Setelah menentukan aspek pasar, selanjutnya perusahaan melakukan analisis
lingkungan internal perusahaan, yaitu aspek pemasaran. Dari segi pemasaran
kegiatan bisnis dapat diharapkan beroperasi secara sehat bilamana produk yang
dihasilkan mampu mendapat tempat dipasaran serta dapat menghasilkan jumlah
hasil penjualan yang memadai dan menguntungkan. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam menganalisis aspek pemasaran adalah penentuan segmen
pasar, target pasar, posisi produk pada pasarnya, selera konsumen, dan strategi
pemasaran.
2.2.2 Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut
selesai dibangun. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengkaji aspek teknis
7

adalah lokasi proyek, besarnya skala operasi atau luas produksi yang ditetapkan,
kriteria pemilihan mesin, peralatan utama, dan mesin pembantu, proses produksi
yang dilakukan, dan jenis teknologi yang akan digunakan (Husnan dan
Muhammad 2000).
1. Lokasi Bisnis
Dalam pemilihan lokasi bisnis ini terdapat dua variabel, yaitu variabel
primer dan variabel sekunder. Variabel-variabel primer terdiri dari
ketersediaan bahan baku, letak pasar yang dituju, tenaga listrik dan air,
supply tenaga kerja, dan fasilitas transportasi. Sedangkan variabel-variabel
sekunder terdiri dari hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan
tanah, sikap dari masyarakat setempat, dan rencana masa depan perusahaan.
2. Luas Produksi
Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diproduksi untuk
mencapai keuntungan yang optimal. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan, yaitu batasan permintaan, tersedianya kapasitas mesin-mesin,
jumlah dan kemampuan tenaga kerja pengelola proses produksi,
kemampuan manajemen dan finansial perusahaan, serta kemungkinan
adanya perubahan teknologi produksi di masa yang akan datang.
3. Proses Produksi
Berdasarkan proses produksi dikenal adanya tiga jenis proses yaitu proses
produksi yang terputus-putus (intermiten), kontinu, dan kombinasi. Sistem
yang kontinu akan lebih mampu menekan resiko kerugian akibat fluktuasi
harga dan efektifitas tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan dengan
sistem terputus. Umumnya proses produksi kontinu menggunakan mesin-
mesin dengan teknologi yang lebih baik.
4. Pemilihan Jenis Teknologi dan Peralatan
Pemilihan mesin dan peralatan serta jenis teknologi mempunyai hubungan
yang erat sekali. Apabila pengadaan teknologi tidak terpisah dari mesin
yang ditawarkan, maka praktis jenis teknologi, mesin dan peralatan yang
akan dipergunakan telah menjadi satu. Sehingga dalam pemilihan mesin
tidak terlalu sulit.
8

Selain itu, dalam aspek teknis dan teknologi juga lebih menekankan apakah
dari segi pembangunan proyek dan segi implementasi rutin bisnis secara
teknis dapat dilaksanakan, begitu pula dengan aspek teknologi yang akan
dipakai (Umar 2007).
2.2.3 Aspek Organisasi dan Manajemen
Manajemen merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan
agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Tujuan menganalisis aspek manajemen
adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat
direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat
dinyatakan layak atau tidak layak. Aspek manajemen bisnis juga mempelajari
tentang manajemen dalam pembangunan bisnis dan manajemen dalam masa
operasi (Umar 2007).
Dalam evaluasi manajemen, tidak mengenal rumus-rumus matematis,
pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis pun tidak dapat
dilihat secara visual. Sehingga dalam mengevaluasi aspek manajemen menjadi
berat. Namun selama persiapan investasi kegiatan bisnis, evaluasi manajemen
harus dilakukan dengan baik karena manajemen adalah bagian terpenting diantara
seluruh faktor produksi yang dikerahkan. Pihak manajemenlah yang mengelola
uang, tanah, mesin, bahan baku, tenaga kerja sehingga bisnis secara keseluruhan
dapat mencapai berbagai macam tujuan yang dikehendaki oleh berbagai pihak
yang bersangkutan dengan kegiatan bisnis (Nurmalina et al. 2009).

2.3. Analisis Kelayakan Finansial

Aspek finansial merupakan aspek yang sangat menentukan bagi perusahaan


untuk menentukan pengambilan keputusan menjalankan bisnis tersebut atau tidak
sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan. Tujuan menganalisis aspek finansial
adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai
apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar 2007).
Dalam perhitungan finansial dibutuhkan komponen yang sangat penting
untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis tersebut, yaitu penerimaan
9

dan pengeluaran yang dikenal dengan aliran (cash flow). Selain itu, untuk
menentukan kelayakan bisnis digunakan kriteria investasi, diantaranya nilai bersih
kini (NPV), Net Benefit Cost Rasio, tingkat pengembalian internal (IRR), dan
jangka waktu pengembalian modal investasi (PP).

2.4. Analisis Nilai Pengganti (Switching Value Analysis)

Switching value ini merupakan perhitungan untuk mengukur “perubahan


maximum” dari perubahan suatu komponen inflow (penurunan harga ouput,
penurunan produksi) atau perubahan komponen outflow (peningkatan harga input
atau peningkatan biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi agar bisnis masih
tetap layak. Perhitungan ini mengacu kepada beberapa besar perubahan terjadi
sampai dengan NPV sama dengan nol (NPV = 0). Perubahan atas komponen
dapat disebabkan oleh cost overrun, perubahan harga, waktu pelaksanaan, dan
perubahan internal rate of return (IRR) atau return on investment (ROI). Tujuan
utama dilakukannya analisis sensitivitas tersebut adalah untuk memperbaiki
desain dan atau pelaksanaan bisnis sehingga dapat meningkatkan IRR dan untuk
mengurangi resiko kerugian, dengan cara melakukan tindakan-tindakan
pencegahan yang dianggap perlu pada saat pelaksanaan pembangunan proyek.

2.5. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator


keuangan. Analisis kinerja keuangan pada dasarnya dilakukan untuk menilai
kinerja di masa lalu dengan melakukan berbagai analisis sehingga diperoleh posisi
keuangan yang mewakili realitas entitas dan potensi-potensi kinerja yang akan
berlanjut. Pengukuran kinerja dan indikator merupakan bagian dari proses
manajemen strategis (Jackson dan Palmer dalam Batafor 2011). Oleh karena itu,
sebagai suatu elemen manajerial, kinerja merupakan kunci sukses. Keputusan
strategis disusun melalui kebijakan untuk mencapai sasaran dan target yang
diinginkan. Pencapaian sasaran dan target membutuhkan informasi tentang aktual
kinerja yang diharapkan dengan membandingkan kebijakan yang ditetapkan
(setting objectives). Informasi yang diharapkan harus tersusun, dan merupakan
desain pengukuran kinerja dan indikator yang terurai dan jelas. Dalam penelitian
ini penilaian kinerja keuangan dilakukan dengan menggunakan perhitungan
10

statistik dengan analisis uji-t (t-test) untuk mengetahui perkembangan variabel


yang dianalisis pada cash flow dan laporan laba rugi data realisasi dengan data
prediksi.

2.6. Penelitian Terdahulu

Penelitian Perdana (2008) berjudul Analisis Kelayakan Finansial Usaha


Pembesaran Ikan Mas dan Nila pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring
Kolor di KJA Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak,
Banten. Berdasarkan analisis aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, lingkungan
dan kelayakan finansial menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan mas dan nila
pada keramba jaring apung layak untuk dilaksanakan. Dengan rincian analisis
finansial berupa NPV sebesar Rp. 15.578.956 pada tingkat DF 13%, Net B/C
senilai 1,206, IRR sebesar 37,14 persen dan waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan biaya investasi selama satu tahun tujuh bulan.
Penelitian Buana (2009) berjudul Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha
Pemancingan Tirta Salak Ciomas, Kabupaten Bogor. Hasil dari analisis kelayakan
investasi terhadap arus manfaat-biaya finansial menunjukkan nilai diatas kriteria
kelayakan. Nilai NPV yang diperoleh untuk analisis ini sebesar Rp
270.890.336,00, IRR 57%, Net B/C atau PI adalah 3,117, dan PBP adalah 2,5
tahun.
11

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Restoran cepat saji adalah salah satu industri di dunia yang berkembang
dengan cepat, khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya
hidup modern dengan fleksibilitas yang semakin meningkat. Dengan adanya
perubahan gaya hidup serta semakin diterimanya restoran cepat saji oleh
masyarakat, maka persaingan antar gerai restoran cepat saji terhadap kualitas
produk dan layanan akan semakin menonjol di masa mendatang (Goyal et al.
dalam Widaningrum 2010).
Perkembangan restoran siap saji, seperti Mc Donald dan Burger King, hotel
dan restoran mulai tertarik untuk menggunakan sayuran fresh cut dalam
memenuhi kebutuhan sayuran pada menu makanan seperti burger, hotdog, pizza,
dan sebagainya. Walaupun jumlah permintaan akan sayuran fresh cut meningkat,
namun semua produk fresh cut masih dikerjakan secara manual oleh tenaga kerja
terlatih yang dibantu dengan alat yang cukup sederhana. Sehingga hal tersebut
menjadi peluang bagi perusahaan agribisnis untuk mencari teknologi yang
berkaitan dengan mesin produksi sayuran fresh cut. Hal ini dilakukan juga oleh
PT Sayuran Siap Saji untuk memenuhi permintaan dengan cara pengerjaan
mesinisasi agar pengerjaannya cepat dan semua permintaan terpenuhi.
Pada bulan Desember 2011 PT Sayuran Siap Saji mulai beroperasi
memenuhi semua kebutuhan sayuran fresh cut dengan sistem mesinisasi untuk
memenuhi jumlah order yang diperlukan dan memaksimalkan kapasitas mesin itu
sendiri. PT Sayuran Siap Saji dalam menjalankan usaha sayuran fresh cut telah
mengeluarkan investasi, namun investasi yang telah dikeluarkan oleh PT Sayuran
Siap Saji belum dianalisis kelayakannya secara finansial maupun non finansial.
Akan tetapi, perusahaan ini sudah berjalan hampir tiga tahun sehingga perlu
dilakukan evaluasi keuangan untuk tiga tahun usaha yang sudah berjalan apakah
anggaran yang dikeluarkan sudah efektif pengalokasiannya. Oleh karena itu,
diperlukan pengkajian kelayakan usaha dari berbagai aspek, mulai dari aspek
pasar, teknis, manajemen, finansial, analisis switching value dan evaluasi
keuangan. Penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
12

PT Sayuran Siap Saji

Studi Kelayakan dan Evaluasi Keuangan

Analisis Kualitatif dan Analisis Sensitivitas Evaluasi Keuangan


Kuantitatif
1. Aspek Pasar dan 1. Komponen inflow Perbandingan laporan data
Pemasaran (penurunan harga ouput, prediksi dan realisasi
2. Aspek Teknis dan penurunan produksi) finansial :
Teknologi 2. Komponen outflow Analisis uji beda dengan
3. Aspek Organisasi dan (peningkatan harga Uji-t(t-test)
Manajemen input atau peningkatan 1. Cash flow
4. Aspek Finansial biaya produksi) yang 2. Laba Rugi
a. NPV (Net Present masih dapat ditoleransi
Value) agar bisnis masih tetap
b. Net B/C (Net Benefit layak.
Cost Rasio)
c. IRR (Internal Rate of
Return)
d. PP (Payback Period).

Layak / Tidak Layak

Rekomendasi

Gambar 1. Kerangka pemikiran PT Sayuran Siap Saji

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang analisis kelayakan usaha sayuran siap saji ini dilakukan di
PT Sayuran Siap Saji di Desa Sukamanah, Kampung Pasir Muncang, Kecamatan
Megamendung Bogor, Jawa Barat. Pemilihan tempat ini dilakukan dengan sengaja
(purposive), karena pihak perusahaan pada bulan Desember 2011 baru mulai
beroperasi, sehingga perlu dikaji kelayakan usaha secara finansial dan non
finansial. Pengumpulan dan pengambilan data dilakukan selama 3 bulan pada
bulan Desember 2012 – Februari 2013.
3.3. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian analisis kelayakan usaha


sayuran siap saji ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari hasil wawancara dan pengamatan langsung di PT Sayuran Siap Saji.
13

Kemudian untuk data sekunder diperoleh dari dokumen yang dimiliki perusahaan,
literatur baik dari buku-buku pertanian, majalah pertanian, bahan kuliah, internet,
koran, penelitian sebelumnya, serta data dari lembaga pemerintahan seperti Badan
Pusat Statistik (BPS), Departemen Pertanian, dan Kelurahan Kabupaten Bogor.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian dilakukan secara kualitatif


dan kuantitatif. Analisa kualitatif dilakukan secara deskriptif untuk mengetahui
gambaran usaha di tempat penelitian dari berbagai aspek, yaitu aspek pasar,
teknis, dan aspek manajemen. Aspek pasar dan pemasaran meliputi market
potensial, segmen pasar, target pasar, posisi produk pada pasarnya, selera
konsumen, dan strategi pemasaran. Aspek teknis dan teknologi meliputi lokasi
proyek, besarnya skala operasi atau luas produksi yang ditetapkan, kriteria
pemilihan mesin, peralatan utama, dan mesin pembantu, proses produksi yang
dilakukan, serta jenis teknologi yang akan digunakan.
Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan dengan perhitungan nilai uang
untuk mengkaji penerimaan dan pengeluaran uang dengan aliran (cash flow) dan
mengkaji kelayakan investasi. Kriteria investasi yang dikaji adalah NPV, IRR, Net
B/C dan Pay Back Period. Selain itu juga melihat kepekaan kelayakan investasi
digunakan analisis switching value dalam menghadapi beberapa perubahan.
Sedangkan untuk evaluasi keuangan menggunakan perhitungan statistik dengan
uji-t (t-test). Data-data yang diperoleh untuk melakukan penelitian ini baik untuk
analisa kualitatif maupun kuantitatif berasal dari hasil wawancara, survei,
pengamatan langsung serta pencarian data-data terkait.
3.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
Dalam mengkaji aspek pasar terdapat hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu
market potensial yang tersedia untuk mengetahui jumlah permintaan masa lalu,
sekarang, dan yang akan datang, serta variabel-variabel yang berpengaruh
terhadap permintaan tersebut (Husnan dan Muhammad 2000). Analisis
permintaan pasar dilakukan dengan cara memproyeksikan jumlah permintaan
produk berdasarkan pesanan dari restoran. Penawaran pasar dianalisis dengan cara
menghitung realisasi penjualan sayuran siap saji di perusahaan tersebut.
14

Selain itu dianalisis juga jenis pasar yang dimasuki oleh perusahaan, jika
dilihat dari sisi produsen dan konsumen. Pemasaran perusahaan juga dinilai
dengan cara melihat penempatan perusahaan PT Sayuran Siap Saji pada
segmentasi, target, dan posisi pasar. Tujuannya untuk melihat bagaimana
perusahaan tersebut mampu bersaing dengan melihat bauran pemasarannya yang
meliputi 4P (product, price, promotion, place).
3.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi
Aspek teknis dianalisis secara deskriptif dengan melihat kebutuhan bahan
baku, tenaga kerja, peralatan pada perusahaan PT Sayuran Siap Saji, dan teknis
proses produksi suatu produk dibuat. Proses produksi dibuat terkait kapasitas
produksi, jenis teknologi yang dipakai dalam pembuatan suatu produk, pemakaian
peralatan, lokasi proyek, input proyek (persediaan) serta output (produk). Selain
itu mengkaji proses pembuatan produk beserta komposisinya untuk menghasilkan
produk pada perusahaan tersebut.
3.4.3 Aspek Organisasi dan Manajemen
Melihat perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian perusahaan PT
Sayuran Siap Saji yang sudah berjalan tiga tahun dalam beroperasi apakah sesuai
atau tidak dengan struktur organisasi yang ada. Analisis ini digunakan secara
kualitatif untuk melihat apakah fungsi manajemen dapat diterapkan dalam
kegiatan operasional suatu usaha. Analisis ini dapat dilihat berdasarkan sesuai
tidaknya proyek dengan pola kerja pihak yang terlibat dan kesanggupan atau
keahlian staf yang ada untuk mengelola usaha. Jika fungsi manajemen dapat
diterapkan, maka usaha perusahaan PT Sayuran Siap Saji layak dari aspek
manajemen.
3.4.4 Aspek Finansial
Dalam perhitungan finansial dibutuhkan komponen yang sangat penting
untuk melihat aktivitas yang berlangsung dalam bisnis tersebut, yaitu penerimaan
dan pengeluaran yang dikenal dengan aliran (cash flow). Selain itu, untuk
menentukan kelayakan bisnis digunakan kriteria investasi, diantaranya nilai bersih
kini (Net Present Value = NPV), Net Benefit Cost Rasio (Net B/C), tingkat
pengembalian internal (Internal Rate of Return = IRR), dan jangka waktu
pengembalian modal investasi (Payback Period = PP).
15

1. Aliran Kas (Cash Flow)


Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai hasil pengurangan arus
biaya terhadap arus manfaat. Suatu cash flow terdiri dari beberapa unsur
yang nilainya disusun berdasarkan tahap-tahap kegiatan bisnis. Unsur-unsur
tersebut terdiri dari : inflow (arus penerimaan), outflow (arus pengeluaran),
manfaat bersih (Net Benefit), dan manfaat bersih tambahan (Incremental Net
Benefit) bila diperlukan.
2. Kriteria Investasi
Kriteria-kriteria yang digunakan dalam melakukan suatu evaluasi terhadap
investasi proyek adalah Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost (Net
B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP).
a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value yaitu selisih antara Present Value dari investasi
dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas
operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan datang. Suatu
bisnis dinyatakan layak jika NPV lebih dari 0 (NPV > 0) yang artinya
bisnis menguntungkan atau memberikan manfaat. Nilai yang dihasilkan
oleh perhitungan NPV adalah dalam satuan mata uang Rupiah (Rp).
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut.

........................ (1)

Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun t (Rupiah)
Ct = Biaya pada tahun t (Rupiah)
t = Tahun kegiatan bisnis ( t = 0,1,2,3,…,n), tahun awal bisa
tahun 0 atau tahun 1 tergantung karakteristik bisnisnya (tahun)
i = Tingkat Discount Rate (% / tahun)

b. Net Benefit / Cost Ratio


Net B/C ratio adalah rasio antara manfaat bersih yang bernilai positif
dengan manfaat bersih yang bernilai negatif. Suatu bisnis dinyatakan
16

layak bila Net B/C lebih besar dari satu dan dinyatakan tidak layak bila
Net B/C lebih kecil dari satu. Secara sistematis dapat dinyatakan sebagai
berikut.

................................. (2)

Keterangan :
Bt = Manfaat pada tahun t (Rupiah)
Ct = Biaya pada tahun t (Rupiah)
i = Discount rate (% / tahun)
t = Tahun (tahun)
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return (IRR) merupakan tingkat pengembalian modal
investasi yang digunakan. Metode ini digunakan untuk mencari tingkat
bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di
masa datang, atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan investasi awal.
Besaran yang dihasilkan dari perhitungan ini adalah dalam satuan
persentase (%). Pada dasarnya IRR menggambarkan persentase laba
nyata yang dihasilkan proyek. Sebuah bisnis dinyatakan layak apabila
IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital-nya (DR). Berikut
ini rumus IRR :
............................................... (3)

Keterangan :
i1 = Discount rate yang menghasilkan NPV positif (% / tahun)
i2 = Discount rate yang menghasilkan NPV negatif (% / tahun)
NPV1 = NPV positif (Rupiah)
NPV2 = NPV negatif (Rupiah)
d. Payback Period (PP)
Metode ini juga digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi bisa
kembali. Bisnis yang payback period-nya singkat atau cepat
pengembaliannya termasuk kemungkinan besar akan dipilih. Metode
payback period ini merupakan metode pelengkap penilaian investasi.
17

.................................................... (4)

Keterangan :
I = Besarnya biaya investasi yang diperlukan (Rupiah)
Ab = Manfaat bersih yang dapat diperoleh pada setiap tahunnya
(Rupiah)
3.4.5 Analisis Switching Value
Analisis switching value digunakan untuk mengetahui seberapa besar
perubahan pada nilai penjualan dan biaya variabel yang akan menghasilkan
keuntungan normal yaitu NPV sama dengan nol atau mendekati, IRR sama
dengan tingkat suku bunga berlaku, dan Net B/C sama dengan satu. Variabel yang
dianalisis dengan switching value merupakan variabel yang dianggap signifikan
dalam proyek. Adapun variabel-variabel yang dimaksud antara lain nilai input dan
biaya variabel, sehingga dengan analisis ini akan dicari tingkat harga penjualan
minimum dan peningkatan biaya maksimum agar proyek masih dapat dikatakan
layak.
3.4.6 Asumsi-Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan cash flow pada analisis
studi kelayakan ini dapat dilihat dibawah ini.
1. Modal yang digunakan adalah modal sendiri yang dimiliki Pak Tatang
Hadinata dan PT Hessing dengan pembagian sahamnya sebesar 50% : 50%
dengan melakukan join venture. Pembagian keuntungan dibagi sama rata
berdasarkan keuntungan yang diperoleh.
2. Bangunan pada perusahaan PT Sayuran Siap Saji adalah milik sendiri.
3. Umur ekonomis proyek yang digunakan pada pengembangan bisnis ini
adalah selama sepuluh tahun yang didasarkan pada umur ekonomis mesin
Kronen type GS 10.
4. Asumsi jumlah produksi dan banyaknya bahan baku yang diperlukan,
plastik kemasan, cup salad, label dan barcode selama umur proyek
mengalami kenaikan sebesar 7,5% setiap tahunnya berdasarkan permintaan
konsumen. Sedangkan untuk biaya transportasi, biaya listrik, dan biaya-
biaya perawatan mesin diasumsikan mengalami kenaikan 5% setiap tahun.
18

Gaji karyawan dan tenaga kerja produksi juga setiap tahun diasumsikan
mengalami kenaikan 3%. Kenaikan tersebut berdasarkan data perusahaan
PT Sayuran Siap Saji sebelumnya.
5. Pajak di dalam cash flow diambil dari pajak yang ada pada laporan
laba/rugi. Berdasarkan Direktorat Jenderal Pajak (2014), Peraturan
Pemerintah No. 46 Tahun 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan dari Usaha Yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak Yang
Memiliki Peredaran Bruto kurang dari 4,8 milyar rupiah adalah sebesar 1%
(satu persen).
6. Berdasarkan data Bank Indonesia (2014), discount rate yang digunakan
untuk usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke 1 sampai ke 3
adalah sebesar 5,75% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI
(Bank Indonesia) dalam satu tahun 2012. Sedangkan pada tahun ke 4
sampai ke 10 adalah sebesar 7,5% yang merupakan rata-rata tingkat suku
bunga BI (Bank Indonesia) dalam satu tahun 2014.
7. Jumlah produksi sayuran fresh cut adalah ±45 ton per bulan dengan harga
jual sebesar Rp 8.000 sampai dengan Rp 28.000 per kilogram.
8. Analisis switching value terdiri dari dua asumsi. Asumsi pertama adalah
penurunan harga penjualan akibat banyaknya jumlah produksi sayuran fresh
cut di pasaran yang menyebabkan penawaran lebih tinggi daripada
permintaan. Sedangkan asumsi kedua adalah kenaikan harga input variabel
produksi yang terbesar karena adanya kenaikan harga akibat inflasi.
3.4.7 Perbedaan Prediksi dan Realisasi Finansial
PT Sayuran Siap Saji sudah beroperasi dari bulan Desember 2011 sehingga
perlu dilakukan evaluasi keuangan untuk dua tahun usaha yang sudah berjalan
apakah anggaran yang dikeluarkan sudah sesuai pengalokasiannya. Untuk
melakukan evaluasi keuangan tersebut, perlu dilakukan pengujian dengan analisis
uji beda yaitu uji-t (t-test). Uji-t (t-test) merupakan statistik uji yang sering kali
ditemui dalam masalah-masalah praktis statistik. Uji-t juga termasuk dalam
golongan statistik parametik. Uji-t digunakan ketika informasi mengenai nilai
variance (ragam) populasi tidak diketahui (Siregar 2013). Dalam penelitian ini,
perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan teknik analisis dua sampel
19

independent untuk mengetahui perkembangan variabel yang dianalisis pada cash


flow dan laporan laba rugi data realisasi dengan data cash flow. Uji-t dua sampel
merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel memiliki
nilai yang sama atau tidak sama, lebih tinggi atau tidak lebih tinggi, lebih rendah
atau tidak lebih rendah dan sebagainya. Perhitungan uji dua sampel independent
disajikan dalam dua bentuk, yaitu perhitungan secara manual dan menggunakan
bantuan software SPPS 15. Berikut ini prosedur uji-t dua sampel independent :
1. Membuat hipotesis dalam uraian kalimat
Ho = Tidak terdapat perbedaan antara kedua sampel
Ha = Terdapat perbedaan antara kedua sampel
2. Membuat hipotesis model statistik
Ho = μ1 = μ2
Ha = μ1 ≠ μ2
3. Menentukan tingkat signifikansi (resiko kesalahan)
Tahap ini kita menentukan seberapa besar peluang membuat resiko
kesalahan dalam mengambil keputusan menolak hipotesis yang benar.
Tingkat signifikasi dinyatakan dengan lambang α.
4. Menentukan uji yang akan digunakan
Uji statistik yang digunakan adalah uji-t dua sampel. Penggunaan uji-t dua
sampel, karena datanya bersifat interval/rasio, data antara dua sampel tidak
ada hubungan keterkaitan, serta data yang digunakan tidak lebih dari 30.
5. Kaidah pengujian
Jika, -ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak
6. Menghitung thitung dan ttabel
Tahapan menentukan nilai thitung
a. Membuat tabel penolong
b. Menghitung nilai rata-rata pengukuran kelompok ke-i
Rumus :

..................................................................... (5)
20

Keterangan :
Xi = data pengukuran kelompok ke-i
Xi = nilai rata-rata data pengukuran kelompok ke-i
ni = jumlah responden kelompok ke-i
Si2 = nilai varian kelompok ke-i
c. Menghitung nilai varian kelompok ke…i
Rumus :

..................................................... (6)

d. Menghitung nilai thitung


Rumus :

........................ (7)

e. Menghitung ttabel
Dengan taraf signifikan α = 0,05. Kemudian dicari ttabel pada tabel
distribusi –t dengan ketentuan : db = n – 2.
7. Membandingkan antara thitung dan ttabel
8. Membuat keputusan
21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

PT Sayuran Siap Saji terletak di Desa Sukamanah, Kampung Pasir


Muncang, Kecamatan Megamendung Bogor, Jawa Barat. PT Sayuran Siap Saji
merupakan anak perusahaan dari PT Saung Mirwan yang dimiliki oleh bapak
Tatang Hadinata. PT Saung Mirwan berinisiatif membuka unit usaha baru tersebut
dengan mengeluarkan investasi yang cukup besar dan melakukan kerjasama bisnis
join venture dengan PT Hessing yang berasal dari Belanda, adapun besarnya
saham yang dimiliki sebesar 50 persen milik PT Hessing sedangkan 50 persennya
dimiliki PT Saung Mirwan. Pada bulan Desember 2011 PT Sayuran Siap Saji
mulai beroperasi memenuhi semua kebutuhan sayuran fresh cut dengan sistem
mesinisasi untuk memenuhi jumlah order yang diminta konsumen dan
memaksimalkan kapasitas mesin itu sendiri dengan target pasarnya restoran-
restoran yang berada di kawasan Jakarta. PT Sayuran Siap Saji ini dipimpin oleh
bapak Dedy Hadinata sebagai direktur utama.
Bidang usaha PT Sayuran Siap Saji tidak jauh berbeda dengan PT Saung
Mirwan. PT Saung Mirwan adalah salah satu perusahaan agribisnis yang
menyediakan produk fresh cut yaitu sayuran dan sayuran buah dalam kemasan
yang sudah dicuci bersih, dikupas, dan dipotong-potong sesuai kebutuhan.
Menurut Hadinata dalam Ihorti (2014), peluang dari bisnis yang dirintisnya
merupakan bisnis masa depan, karena konsumen cenderung ingin segala sesuatu
yang praktis dan aman dalam proses membuat masakan. Pendirian PT Sayuran
Siap Saji ini berkaitan erat dengan perkembangan toko-toko makanan siap saji,
seperti Mc Donald dan Burger King. Hotel dan restoran juga mulai tertarik untuk
menggunakan sayuran fresh cut dalam memenuhi kebutuhan sayuran pada menu
makanan.
Pada awalnya PT Sayuran Siap Saji ini mengeluarkan produk yang bernama
Greenlicious. Sebuah produk yang merupakan kemasan sayuran sehat berkualitas
siap masak yang telah melewati standard kualitas yang tinggi yaitu HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Points). HACCP merupakan salah satu
bentuk manajemen resiko yang dikembangkan untuk menjamin keamanan pangan
22

dengan pendekatan pencegahan (preventive) yang dianggap dapat memberikan


jaminan dalam menghasilkan makanan yang aman bagi konsumen (Institut
Pertanian Bogor 2012). Produk Greenlicious bukan hanya memberikan efisiensi
namun juga memberikan kemudahan dan mendukung gaya hidup keluarga
modern. Lebih dari 25 varian diciptakan dan tersebar di seluruh pasar modern di
Jakarta, seperti sayur sup, sayuran, shabu-shabu dan lain-lain. Akan tetapi, melihat
permintaan pasar yang lebih besar dari sektor restoran yang membutuhkan
sayuran fresh cut siap saji, maka PT Sayuran Siap saji lebih memfokuskan untuk
memproduksi sayuran fresh cut. Di samping itu, PT Sayuran Siap Saji juga
menyediakan salad buah, sayur dan jagung manis kemasan yang bisa langsung
dikonsumsi untuk pasar convenience store. Convenience store adalah toko
pengecer yang menjual jenis item produk yang terbatas, berada di tempat yang
nyaman, dan jam buka panjang.

4.2. Analisis Kelayakan Usaha

4.2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran


Dalam aspek pasar, yang dikaji adalah potensi pasar dari produk yang akan
dihasilkan. Hal ini dapat dilihat dari analisis permintaan dan penawaran serta
bauran pemasaran yang dilakukan.
1. Analisis Permintaan dan Penawaran
Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan pusat pertumbuhan bisnis
restoran terbesar, yang memiliki kontribusi 26,1 persen dari jumlah restoran
di Indonesia. Selama tahun 2010, sektor perdagangan, hotel dan restoran
mengalami pertumbuhan sebesar 8,7 persen serta memberikan sumbangan
terbesar terhadap total pertumbuhan PDB yaitu sebesar 1,5 persen (BPS
2011). Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta
menunjukkan terjadi peningkatan jumlah restoran pada tahun 2006-2011.
Pertumbuhan bisnis restoran yang cepat di DKI Jakarta menimbulkan
persaingan antar restoran untuk mendapatkan dan memenuhi kebutuhan
konsumen.
23

Tabel 2. Data usaha industri pariwisata bidang penyedia makanan dan


minuman di DKI Jakarta Tahun 2006-2011 (unit)
Tahun
No Jenis Usaha
2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Restoran 1849 1779 2014 2215 2481 2742
2 Bar 504 526 586 600 646 705
3 Pusat jajan 0 0 26 48 54 55
4 Kafetaria 0 0 0 1 7 21
Jumlah 2353 2305 2626 2864 3188 3523
Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta (2013)

Permintaan sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji umumnya berasal dari
restoran-restoran siap saji / frasnchise dan convenience store yang berada di
Jakarta seperti Bakmi Gajah Mada, Domino Pizza, Solaria, Seven Eleven,
dan Burger King. Pelanggan dari restoran tersebut kebanyakan pekerja
kantoran, ibu-ibu rumah tangga, dan remaja. Rata-rata permintaan sayuran
fresh cut dari PT Sayuran Siap Saji ini adalah ±65 ton per bulan. Setiap hari
PT Sayuran Saji menerima pesanan sayuran fresh cut by order dari customer
dengan mengirimkan bukti pesanan melalui faximile sehari sebelum produk
dikirimkan. Pada tahun 2011, hanya PT Sayuran Siap Saji yang mempunyai
mesin pemotong sayuran fresh cut untuk mempermudah dan mempercepat
proses produksi, sehingga PT Sayuran Siap Saji hanya mampu memenuhi
permintaan pasar 70 persen yaitu sebanyak ±45 ton per bulan.
2. Strategi Bauran Pemasaran (4P)
Manajemen pemasaran produk barang dibagi atas empat kebijakan
pemasaran yang disebut bauran pemasaran (marketing-mix). Bauran
pemasaran ini terdiri empat komponen yaitu produk, harga, distribusi, dan
promosi (Umar 2003). Berikut ini dijelaskan mengenai kebijakan masing-
masing komponen.
a. Product (Produk)
Produk adalah setiap tawaran yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan (Kotler 2002). Produk sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji
biasanya diolah lagi atau langsung disajikan pada konsumen. Bentuk
produk sayuran fresh cut ini memberi daya tarik konsumen karena
ukuran potongan seragam mulai dari bawang bombay, tomat, wortel yang
24

berbentuk ring, silvered, slice, dice, dan julienne, kembang kol, brokoli,
jamur champignon, dan mix salad yang dipotong kecil-kecil, dan lain-
lain (Gambar 2). Keunggulan dari produk PT Sayuran Siap Saji ini ready
to eat, ready to cook, dan hygienis, sehingga mengurangi waktu
persiapan, 100% dapat dikonsumsi, mengurangi biaya tenaga kerja, dan
mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan. Selain itu, untuk menjaga
keamanan pangan produk sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji ini
memiliki label tanggal produksi dan kadaluarsa.

Gambar 2. Bentuk potongan sayur


b. Price (Harga)
Harga suatu barang adalah nilai pasar (nilai tukar) dari barang tersebut
yang dinyatakan dalam jumlah uang. Harga sayuran fresh cut yang
ditetapkan oleh PT Sayuran Siap Saji ini beragam tergantung dengan
jenis sayuran dan berat produk per kemasan mulai dari Rp 8.000 – Rp
28.000 per kilogram, untuk lebih rinci dapat dilihat di Lampiran 1. Cara
25

pembayaran produk yang sudah dipasarkan ke konsumen melalui transfer


antar rekening bank setiap dua minggu sekali.
c. Promotion (Promosi)
PT Sayuran Siap Saji tidak mengalami kesulitan dalam mempromosikan
produknya, hal ini didukung oleh pengalaman dalam bisnis sayuran sejak
20 tahun lalu yang diawali oleh PT Saung Mirwan. Sehingga kosumen
PT Sayuran Siap Saji mengetahui keberadaan sayuran fresh cut melalui
promosi personal selling. Akan tetapi, PT Sayuran Siap Saji juga
melakukan promosi melalui media cetak seperti koran, media sosial
seperti website PT Sayuran Siap Saji, facebook, serta mengikuti pameran
industri makanan yang sering diadakan di Jakarta.
d. Place (Tempat)
Place (tempat) berkaitan dengan keputusan penentuan lokasi penjualan
dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan barang kepada
konsumen. Dalam memasarkan produk, PT Sayuran Siap Saji dilakukan
secara langsung yang berada di daerah Jakarta dan memiliki target pasar
yang banyak karena hampir semua head store restoran siap saji,
franchise, dan convenience store berada di Jakarta. Pengiriman sayuran
fresh cut dilakukan setiap hari dengan menggunakan truck chiller yang
sudah dilengkapi dengan pendingin untuk menjaga kesegaran sayur
sampai ke konsumen. Sistem pengirimannya dengan menggunakan
sistem trip dan titik kirim produk ke beberapa wilayah pengiriman.
Pengiriman sayuran fresh cut setiap hari dilakukan di pagi hari.
4.2.2 Aspek Teknis dan Teknologi
Analisis dalam aspek teknis dan teknologi usaha sayuran fresh cut
mencakup lokasi bisnis yang terdiri dari bahan baku dan tenaga kerja, peralatan
produksi serta proses produksi. Berikut ini hasil analisis pada tiap kriteria aspek
teknis dan teknologi.
1. Lokasi Bisnis
PT Sayuran Siap Saji terletak di Desa Sukamanah, Kampung Pasir
Muncang, Kecamatan Megamendung Bogor, Jawa Barat. Dalam kegiatan
produksinya, PT Sayuran Siap Saji mendapatkan bahan baku sayuran dari
26

petani mitra yang berada di sekitar tempat usaha, yaitu Desa Megamendung,
Bogor, serta petani mitra di daerah Lembang, Garut, dan Bandung.
Pengiriman bahan baku sayuran di daerah Bogor biasanya dilakukan setiap
hari, sedangkan untuk bahan baku yang dikirim dari Bandung dilakukan dua
hari sekali dengan menggunakan truk. Akan tetapi, ada juga bahan baku
seperti bawang bombay dibeli dari importir yang mengambil barang dari
negara China. Standar bahan baku yang ditetapkan PT Sayuran Siap Saji
adalah bermutu tinggi, tidak boleh ada cacat, berpenyakit, terlalu
matang/tua, tidak mengalami luka mekanis, perubahan tekstur, tidak boleh
kehilangan warna, flavor yang khas, kehilangan nutrisi, dan mengandung zat
asing/berbahaya. Harga beli dari petani mitra yang ditetapkan adalah dengan
harga kontrak. Harga kontrak ini selalu diperbarui seminggu sekali dengan
menyelaraskan perkembangan harga sayur di pasaran agar PT Sayuran Siap
Saji tidak kesulitan mendapatkan bahan baku.
Tenaga kerja PT Sayuran Siap Saji berasal dari penduduk sekitar
perusahaan. Rata-rata tenaga kerja yang ada di bagian produksi PT Sayuran
Siap Saji adalah wanita berusia 18-40 tahun, pekerjaan ini umumnya banyak
dilakukan oleh wanita karena ada beberapa jenis sayuran yang tidak bisa
dipotong dengan menggunakan mesin, sehingga harus dilakukan secara
manual dengan menggunakan pisau. Setiap hari tenaga kerja bagian
produksi ini bekerja selama 7 jam dalam seminggu. Sebelum masuk ke
bagian produksi, para pekerja diwajibkan mengganti pakaian produksi yang
sudah disediakan di bagian fitting room mulai dari menggunakan masker,
penutup kepala, sampai dengan baju produksi. Selain itu, mereka juga harus
mencuci tangan hingga bersih sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan.
Hal ini dilakukan untuk menjaga ke hygienisan produk yang diproduksi.
2. Peralatan
Pada tahun 2011, PT Sayuran Siap Saji menggunakan mesin pemotong
sayuran yang berasal dari Belanda yang bernama mesin Kronen type GS 10
(Gambar 3). Mesin ini didatangkan dari Belanda, fungsi mesin ini untuk
mempermudah dan mempercepat proses produksi sayuran fresh cut. Akan
tetapi, tidak semua sayuran bisa dipotong di mesin ini, sehingga harus
27

dilakukan secara manual dengan menggunakan pisau. Selain menggunakan


mesin Kronen, PT Sayuran Siap Saji menggunakan mesin centrifuge type
MSD-500S & MSD-500M untuk mempercepat proses pengeringan sayuran
setelah dicuci. Mesin Kronen type GS 10 memiliki keunggulan dalam hal
proses pemotongan yang ideal pada selada, tomat, caisim, kol, serta produk
sayuran lainnya. Mesin ini menggunakan jenis pisau GS 10 yang dapat
melakukan pemotongan yang tepat dan hasilnya menjamin tidak ada
sayuran yang terbuang. Pisau GS 10 juga dilengkapi dengan wide belt
conveyor 125 mm yang membantu membentuk ukuran yang tepat dan
menghasilkan produk yang lembut irisannya. Irisan sayuran dan buah dapat
disesuaikan 1-50 mm atau dibentuk sesuai yang diiinginkan.

Gambar 3. Mesin Kronen Type GS 10 & Centrifuge Type MSD-500S &


MSD-500M

3. Proses Produksi
Kegiatan produksi yang dilakukan PT Sayuran Siap Saji adalah sebagai
berikut :
a. Pada saat bahan baku datang dilakukan pengecekan bahan baku yang
bermutu tinggi, mengamati apakah ada kerusakan dan infeksi serangga,
dan mencatat jumlah produk yang diterima. Kemudian, pengaturan aliran
bahan baku yaitu produk yang masuk pertama akan keluar lebih dahulu,
lalu untuk penyimpanan sayuran daun-daunan apabila belum diproses
langsung dimasukkan ke dalam cool storage dengan suhu 6-8° Celcius,
tomat diruang ber-ac dengan suhu 18-20° Celcius, dan bawang Bombay
diletakkan di luar ruang produksi karena harus disimpan di tempat
kering. Bahan yang disimpan harus dilakukan pencatatan untuk
28

menjamin bahan yang masuk penyimpanan awal akan keluar paling awal
pula.
b. Sebelum melakukan kegiatan produksi, ruangan harus dibersihkan
terlebih dahulu dan setelah itu melakukan persiapan seperti
menggunakan pakaian produksi, mencuci tangan, dan memasang pisau
serta sambungan conveyor mesin produksi. Apabila semuanya sudah
siap, maka kegiatan produksi bisa langsung dikerjakan mulai dari proses
trimming sayuran yaitu membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan
seperti daun yang sudah layu dan busuk.
c. Pemotongan produk sayuran fresh cut dengan menggunakan mesin
Kronen ini bervariasi mulai dari bawang bombay, tomat, wortel yang
berbentuk ring, silvered, slice, dice, dan julienne, kembang kol, brokoli,
jamur champignon, dan mix salad yang dipotong kecil-kecil, dan lain-
lain. Sedangkan untuk pemotongan sayuran secara manual pisau yang
digunakan harus tajam dan bersih. Selain itu, sanitasi tempat pemotongan
dan peralatan tenaga kerja juga harus dijaga kebersihannya.
d. Pencucian dengan menggunakan mesin hanya dilakukan untuk sayuran
daun saja, karena lebih mudah digerakkan disambungan conveyor mesin
dan lebih mudah untuk dikeringkan. Sedangkan untuk sayuran seperti
tomat dan jagung dilakukan secara manual. Pencucian dilakukan setelah
pemotongan/pengecilan ukuran dengan menggunakan air tanah dari
sumur artesis yang dibuat sendiri oleh PT Sayuran Siap Saji untuk
menghilangan jasad renik pembusuk dan menghilangkan kotoran yang
menempel pada sayur.
e. Pengeringan sayuran daun dilakukan dengan menggunakan mesin
centrifuge selama 30 detik.
f. Packaging sayuran daun dengan menggunakan plastik bening dengan
berat bersih 1 kilogram, sedangkan untuk tomat 0,25 – 0,5 kilogram per
kemasan. Setiap kemasan juga diberi label tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa untuk menjaga keamanan produk.
g. Setelah semua produk dikemas, sebelum produk sayuran fresh cut
dipasarkan disimpan terlebih dahulu di dalam ruangan cool strorage yang
29

bersuhu 2-5°Celcius. Kegiatan produksi sayuran fresh cut PT Sayuran


Siap Saji sudah mendapatkan sertifikat HACCP dimana perusahaan
menjaga kualitas semua bahan baku yang sudah diuji coba, dirasakan,
dan disempurnakan agar sesuai dengan sistem pengoperasian yang
diinginkan industri restoran dengan memasang label tanggal produksi
dan kadaluarsa. Tujuannya adalah untuk menjaga keamanan pangan
apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
4. Output
Semua produk sayuran fresh cut jenis daun-daunan dan kembang kol
dikemas dengan menggunakan plastik bening ukuran 0,25 – 1 kilogram,
sedangkan untuk salad buah dan sayur dikemas dalam mangkok plastik
kecil ukuran 120 gram (Gambar 4).

Gambar 4. Produk fresh cut yang dikemas

4.2.3 Aspek Organisasi dan Manajemen


PT Sayuran Siap Saji dipimpin oleh bapak Dedy Hadinata sebagai direktur
yang bertugas dalam perencanaan, pengarahan dan pengawasan jalannya usaha
sayuran fresh cut pada perusahaan tersebut. Pemilik dari PT Sayuran Siap Saji ini
adalah bapak Tatang Hadinata yang merupakan pemilik dan penggerak (owner)
PT Sayuran Siap Saji. Modal yang digunakan dalam usaha sayuran fresh cut
berasal dari modal sendiri oleh pemilik perusahaan dan PT Hessing.
Kegiatan pengelolaan keuangan, produksi, pemasaran, dan sumberdaya
manusia PT Sayuran Siap Saji dilakukan oleh karyawan yang telah
berpengalaman dalam bidangnya yang dibagi berdasarkan tugas dan tanggung
jawab masing-masing sesuai perannya. Sedangkan untuk karyawan bagian
30

produksi dan pemasaran berasal dari warga di sekitar perusahaan sehingga secara
tidak langsung membantu perusahaan meminimumkan upah tenaga kerja dan
meningkatkan ekonomi daerah tersebut. Gambar 5 menunjukkan struktur
organisasi PT Sayuran Siap Saji yang bisa dilihat sebagai berikut.

Investor Asing Pemilik Perusahaan (Owner)

Direktur PT Sayuran Siap Saji

Manajer SDM Manajer Produksi Manajer Manajer


Pemasaran Keuangan

Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan

Gambar 5. Struktur organisasi PT Sayuran Siap Saji

Tugas dan tanggung jawab karyawan PT Sayuran Siap Saji :


1. Direktur
a. Menjalankan fungsi manajemen seperti di bawah ini.
1) Perencanaan tentang produksi dan keuangan.
2) Pengorganisasian usaha sayuran fresh cut.
3) Melaksanakan kepemimpinan terhadap bawahannya.
4) Melakukan pengawasan terhadap semua aktivitas usaha sayuran fresh
cut.
b. Membuat perencanaan produksi yang menyangkut aspek teknis,
manajemen dan aspek-aspek lainnya yang terkait dengan usaha sayuran
fresh cut.
c. Melakukan kerjasama yang baik dengan petani plasma, pemborong dan
distributor.
d. Sebagai pengambil keputusan manajerial.
2. Manajer Sumberdaya Manusia
a. Merekrut karyawan yang memiliki keahlian dan keterampilan dalam
bidangnya.
b. Pembagian tugas untuk karyawan.
31

c. Mengawasi kinerja dan kehadiran karyawan.


3. Manajer Produksi
a. Melakukan kegiatan perencanaan, pengawasan, dan pengontrolan
produksi.
b. Melakukan pengecekan alat dan bahan produksi.
4. Manajer Pemasaran
a. Menganalisis dan merencanakan kebutuhan pasar yang akan dipenuhi.
b. Melakukan kegiatan kerjasama dan promosi.
c. Mengidentifikasi selera konsumen.
5. Manajer Keuangan
a. Mencatat semua penggunaan biaya operasional dan penerimaan yang
diperoleh.
b. Membuat laporan keuangan setiap akhir periode.
c. Melaporkan hasil pencatatan keuangan kepada pemilik (direktur).
d. Menganalisis laporan keuangan.
Jadwal kerja untuk bagian kantor PT Sayuran Siap Saji setiap hari Senin-
Jumat dari jam 08.00 – 16.00 WIB. Sedangkan untuk karyawan bagian produksi
dan pemasaran jadwal kerjanya setiap hari mulai dari jam 07.00-17.00 WIB
dengan sistem shift untuk memenuhi pesanan dari pelanggan. Sistem penggajian
PT Sayuran Siap Saji untuk level middle management diberikan gaji bulanan
sedangkan untuk bagian produksi dan pemasaran diberikan gaji mingguan yang
dihitung harian. Karyawan juga diberikan bonus berupa THR setiap satu tahun
sekali. Selain itu, PT Sayuran Siap Saji juga memberikan fasilitas mess karyawan
untuk bagian middle management untuk memudahkan akomodasi apabila tempat
tinggalnya jauh dari tempat usaha.
4.2.4 Aspek Finansial
Aspek finansial merupakan suatu aspek yang dapat melihat layak atau tidak
layaknya suatu usaha untuk dijalankan dengan perhitungan yang menggunakan
formula penilaian investasi. Aspek ini dapat menilai biaya-biaya apa saja dan
seberapa besar biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat
berupa penerimaan dalam menjalankan suatu usaha. Biaya adalah segala sesuatu
yang mengurangi pendapatan bagi suatu usaha. Arus biaya (outflow) pada
32

pengembangan bisnis ini terdiri dari dua komponen, yaitu biaya investasi dan
biaya operasional.
1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan satu kali pada awal tahun
proyek untuk memperoleh beberapa kali manfaat sampai secara ekonomis
kegiatan bisnis itu tidak menguntungkan lagi. Biaya investasi pada
pengembangan bisnis ini terdiri dari bangunan pabrik, kantor, mess, mesin
Kronen, mobil truck chiller, pembuatan sumur bor dan saluran air yang
dikeluarkan berdasarkan umur proyek usaha. Total biaya investasi yang
dikeluarkan pada tahun pertama adalah sebesar Rp 1.559.870.000, untuk
lebih jelasnya dapat dilihat mengenai rincian biaya investasi pada Tabel 3.
Tabel 3. Biaya investasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011
dalam 000 (juta rupiah)
Harga
No Biaya Unit Total Umur
beli Nilai sisa Penyusutan
. investasi barang biaya (tahun)
(unit)
Bangunan
1 500 m2 1.000 500.000 25 50.000 18.000
pabrik
Bangunan
2 150 m2 1.000 150.000 25 15.000 5.400
kantor
Bangunan
3 45 m2 1.000 45.000 15 4.500 2.700
mess karyawan
Mesin kronen
4 1 53.000 53.000 10 5.300 4.770
GS 10
Mobil truck
5 3 250.000 750.000 5 75.000 135.000
chiller
Biaya
6 pembangunan 5.000 5.000
sumur
7 Mesin pres 3 500 1.500 5 150 270
8 AC besar 2 10.000 20.000 5 2.000 3.600
9 AC kecil 1 2.500 2.500 5 250 450
10 Cool storage 1 20.000 20.000 10 2.000 1.800
11 Pisau 10 7 70 5 7 13
12 Trail 60 30 1.800 5 180 324
Pakaian
13 20 50 1.000 1 1.000
produksi
14 Perizinan 5.000
Pemasangan
15 1 5.000 5.000
Meteran Air
Jumlah 1.559.870 154.387 173.326,6
33

2. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan jumlah dana yang dikeluarkan perusahaan
dalam memenuhi seluruh kebutuhan yang mendukung jalannya aktivitas
perusahaan. Biaya operasional termasuk semua biaya produksi,
pemeliharaan dan lainnya yang menggambarkan pengeluaran untuk
menghasilkan produksi yang digunakan bagi setiap proses produksi dalam
satu periode kegiatan produksi. Biaya operasional terdiri dari dua komponen
utama, yakni biaya tetap dan biaya variabel.
a. Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh
perkembangan jumlah produksi atau penjualan dalam satu tahun (satu
satuan waktu). Biaya tetap yang dikeluarkan setiap beberapa tahunnya
mengalami kenaikan yang disebabkan oleh pengaruh inflasi, untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Biaya tetap PT Sayuran Siap Saji
dalam 000 (juta rupiah)
Total
No Jenis biaya tetap Jumlah Satuan Harga 1 tahun
harga
1 Biaya perawatan mesin 12 kali 1.000 1.000 12.000
2 Biaya perawatan mobil 3 kali 1.500 1.500 6.000
3 Pajak mobil 3 kali 3.500 10.500 10.500
Gaji pegawai
4 5 orang 4.500 22.500 315.000
manajemen
5 Biaya telepon 12 bulan 1.000 1.000 12.000
6 Biaya promosi 1 kali 6.000 6.000 24.000
7 Biaya listrik 12 bulan 5.000 5.000 60.000
Jumlah biaya tetap 47.500 439.500

b. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya selaras dengan
perkembangan produksi atau penjualan setiap tahun (satu satuan waktu).
Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pengembangan bisnis ini terdiri
dari input produksi, pembayaran upah tenaga kerja borongan, biaya
pengemasan, dan lain-lain. Lebih jelasnya biaya-biaya ini dapat dilihat
pada Tabel 5.
34

Tabel 5. Biaya operasional PT Sayuran Siap Saji


dalam 000 (juta rupiah)
Jumlah Tc
Jenis biaya 1 tahun
No 1x Satuan Harga 1x
variabel (12 x)
produksi produksi
1 Bahan baku kilogram 5.277.764
Plastik kemasan
2 5 pack 650 3.250 39.000
bening
3 Cup salad 700 buah 3 2.100 25.200
Label dan
4 100.000 buah 0.012 1.200 14.400
barcode
Biaya
5 30 hari 900 27.000 324.000
transportasi
Biaya tenaga
6 20 orang 1.500 30.000 390.000
kerja produksi
Biaya listrik
7 12 bulan 9.000 9.000 108.000
produksi
Jumlah biaya
72.550 6.178.364
variabel

4.2.5 Analisis Kriteria Kelayakan Usaha


Analisis kriteria kelayakan usaha dilakukan untuk menentukan kelayakan
suatu bisnis untuk dijalankan yang dilihat dari sisi finansial dengan
memperhitungkan nilai waktu dari uang (time value of money). Perhitungan
kriteria investasi menggunakan metode Discounted Cash Flow, dimana seluruh
penerimaan selama sepuluh tahun ke depan didiskontokan pada masa kini.
Analisis kriteria investasi yang digunakan adalah Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR), Net B/C, dan Payback Period (PP). Analisis ini
dilakukan dengan menggunakan tingkat suku bunga BI (Bank Indonesia) pada
tahun ke 1 sampai ke 3 sebesar 5,75 persen yang merupakan rata-rata tingkat suku
bunga BI dalam satu tahun 2012. Sedangkan pada tahun ke 4 sampai ke 10 adalah
sebesar 7,5% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI dalam satu tahun
2014. Berikut kriteria investasi dengan metode kelayakan cash flow yang
diperoleh, seperti pada Tabel 6.
Tabel 6. Rincian kriteria investasi dengan Metode Cash Flow
Kriteria investasi Hasil
NPV > 0 Rp 2.161.854.000
Net B/C > 1 2,23
IRR > 5,75% 24%
PP 6,22
35

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa :


a. Net Present Value (NPV)
Net Present Value adalah nilai masa kini manfaat bersih (net benefit) selama
10 tahun periode usaha. Nilai NPV pada usaha sayuran fresh cut ini adalah
Rp 2.161.854.000. Nilai ini menunjukkan keuntungan yang akan diperoleh
selama 10 tahun periode usaha dengan tingkat suku bunga 5,75 persen
pertahun untuk tahun ke 1 sampai ke 3 dan 7,5 persen untuk tahun ke 4
sampai ke 10. Dari nilai tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha sayuran
fresh cut layak untuk dijalankan karena NPV yang dihasilkan lebih besar
dari nol (NPV>0).
b. Net Benefit / Cost Ratio (Net B/C)
Net Benefit/Cost Ratio merupakan rasio antara present value net benefit
yang bernilai positif dan present value net benefit yang bernilai negatif.
Suatu usaha dikatakan layak jika rasio Net B/C lebih dari satu. Pada usaha
sayuran fresh cut ini rasio Net B/C sebesar 2,23. Hal ini berarti bahwa setiap
Rp 1 biaya yang dikeluarkan akan mendapatkan pengembalian manfaat
bersih sebesar Rp 2,23. Karena rasio Net B/C lebih dari satu, maka usaha ini
layak untuk dijalankan.
c. Internal Rate of Return (IRR)
Internal Rate of Return adalah tingkat pengembalian usaha terhadap modal
yang ditanamkan pada suatu usaha. Suatu usaha layak dijalankan jika nilai
IRR yang diperoleh lebih besar dibandingkan tingkat suku bunga yang
ditetapkan. Nilai IRR pada usaha sayuran fresh cut ini adalah 24 persen.
Nilai ini lebih besar dari tingkat suku bunga yang ditetapkan sebesar 5,75
persen dan 7,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
pengembalian modal yang digunakan lebih besar dari tingkat discount rate
yang digunakan.
d. Payback Period (PP)
Payback Period dihitung untuk mengukur seberapa cepat investasi yang
ditanamkan bisa kembali. Perhitungan PP tidak memperhitungkan nilai
waktu uang (time value of money). Secara umum suatu usaha layak untuk
dijalankan jika PP nya lebih kecil dari periode usahanya. PP dari usaha
36

sayuran fresh cut ini adalah 6 tahun 2 bulan 2 hari. Nilainya lebih kecil dari
periode usaha 10 tahun sehingga layak untuk dijalankan.

4.3. Analisis Switching Value

Salah satu variasi perhitungan yang dilakukan adalah perhitungan nilai


pengganti (switching value). Analisis switching value digunakan untuk melihat
ambang batas kelayakan suatu proyek terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada faktor-faktor baik pada produksi maupun penjualan. Komponen-komponen
yang digunakan dalam perhitungan switching value pada usaha bisnis sayuran
fresh cut adalah penurunan produksi penjualan dan kenaikan harga input produksi.
Pada penelitian ini juga dilakukan metode switching value untuk mengetahui nilai
maksimal perubahan variabel yang mempengaruhi usaha. Pada tabel 7 di bawah
terlihat hasil perhitungan switching value.
Tabel 7. Rincian Switching Value terhadap usaha Sayuran Fresh Cut
Penurunan harga penjualan Kenaikan harga input
Kriteria investasi sayuran fresh cut sebesar produksi sayuran fresh cut
0,65% sebesar 0,79%
NPV (-) Rp 42.500.000 (-) Rp 21.687.000
IRR 5% 5%
Net B/C 0,90 0,91
PP 7,93 7,83

Berdasarkan Tabel 7, dapat dilihat bahwa usaha ini akan berada diambang
batas kelayakan apabila terjadi penurunan harga penjualan sebesar 0,65 persen
akibat banyaknya produksi sayuran fresh cut di pasaran yang menyebabkan
penawaran lebih tinggi daripada permintaan. Sedangkan batas kelayakan terjadi
juga apabila adanya kenaikan harga input produksi sebesar 0,79 persen karena
adanya inflasi. Kenaikan harga input ini diambil berdasarkan harga input yang
terbesar, yaitu harga bahan baku. Analisis switching value diperlukan agar
perusahaan jangan sampai berada pada tingkat perubahan tersebut agar bisnis
yang dijalankan tetap layak. Dari perhitungan analisis switching value tersebut
yang sangat sensitif terhadap perubahan adalah penurunan harga penjualan
sehingga untuk mengatasi hal tersebut perusahaan melakukan diversifikasi produk
dan pengembangan pasar yang baru.
37

4.4. Perbandingan Realisasi dan Prediksi Finansial

Hasil evaluasi keuangan PT Sayuran Siap Saji untuk perhitungan


berdasarkan cash flow pada Tabel 8.

Tabel 8. Perbandingan hasil realisasi dan prediksi Berdasarkan Cash Flow


dalam 000 (juta rupiah)
Indikator
Keterangan Tahun
Total Total biaya Total biaya
Net benefit PV/tahun
inflow tetap variabel
Realisasi 6.446.796 480.900 4.865.518 1.085.360 970.539
2012
Prediksi 6.902.027 439.500 6.178.364 281.865 266.539
Realisasi 6.867.926 528.615 5.583.535 744.205 629.291
2013
Prediksi 7.408.100 451.545 6.611.231 342.414 306.190

Sedangkan hasil perhitungan berdasarkan laporan laba rugi terlihat pada


Tabel 9.
Tabel 9. Perbandingan hasil realisasi dan prediksi berdasarkan laporan laba rugi
Keuntungan bersih Tahun 2012 Tahun 2013
Realisasi Rp 892.681.000 Rp 551.525.000
Prediksi Rp 128.478.000 Rp 189.027.000

Berdasarkan hasil perhitungan cash flow dan laporan laba rugi realiasasi dan
prediksi dilakukan pengolahan dengan menggunakan teknik statistik hipotesis uji
beda dua rata-rata dengan cara membandingkan antara rata-rata masing-masing
variabel penelitian pada tahun 2012 dan 2013. Penelitian ini menggunakan uji
beda dua rata-rata (t-test) dengan bantuan program SPSS 15.00 for Windows,
dengan menggunakan nilai signifikansi (α) sebesar 5%, seperti pada tabel 10.
Tujuan dilakukan perhitungan dengan analisis uji t(t-test) adalah untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang cukup signifikan antara data prediksi
dan realiasasi. Adapun hipotesis yang digunakan adalah :
Ho = Tidak terdapat perbedaan antara data prediksi dan data realisasi
Ha = Terdapat perbedaan antara data prediksi dan data realisasi
Jika, -t(0.025;2) ≤ to≤ t(0.025;2), maka Ho diterima
Jika to> t(0.025;2), maka Ho ditolak
38

Tabel 10. Hasil pengujian hipotesis penelitian


Alat ukur Nilai t sig (tailed) Nilai t (0.025;4) Hipotesis Ho
Total inflow -1,512 4,303 Diterima
Total biaya tetap 2,407 4,303 Diterima
Total biaya variabel -2,792 4,303 Diterima
Net benefit 3,479 4,303 Diterima
Pv per tahun 2,990 4,303 Diterima
Keuntungan bersih 3,252 4,303 Diterima

Berdasarkan perbandingan antara thitung dan ttabel, jika -t(0.025;2) ≤ tsig(tailed) ≤


t(0.025;2), maka Ho diterima. Dari tabel 10 diatas, dapat dijelaskan bahwa hasil
pengujian hipotesis terhadap cash flow data realisasi, data prediksi, dan laporan
laba rugi dengan menggunakan total inflow, total biaya investasi, total biaya tetap,
net benefit, PV per tahun, dan keuntungan bersih hasil hipotesis Ho diterima
karena nilai uji statistik to yang diperoleh lebih kecil dengan nilai t0.025;4. Artinya
dari hasil perhitungan cash flow dan laporan laba rugi data prediksi dengan data
realisasi secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
Perhitungan cash flow dan laba rugi data prediksi menunjukkan biaya operasional
yang dikeluarkan perusahaan, penerimaan dan keuntungan yang diperoleh tidak
berbeda jauh dengan perhitungan data realisasi.

4.6. Rekapitulasi Hasil Studi


Tabel 11. Rekapitulasi hasil studi
No. Analisis Pembahasan
1. Aspek Pasar dan Pemasaran Potensi pasar dapat dilihat dari jumlah
permintaan dan penawaran dari restoran-
restoran siap saji / frasnchise dan
convenience store yang berada di Jakarta.
Rata-rata permintaan sayuran fresh cut
dari PT Sayuran Siap Saji ini adalah ±65
ton per bulan. Akan tetapi, PT Sayuran
Siap Saji hanya mampu memenuhi
permintaan pasar 70 persen yaitu sebanyak
±45 ton per bulan. Pengembangan pasar
dilakukan dengan menggunakan variabel
pemasaran yang dapat dikendalikan, yaitu
product, price, promotion, dan place.
2. Aspek Teknis dan Teknologi Lokasi usaha PT Sayuran Siap Saji
memiliki sarana dan prasarana yang dapat
mendukung kegiatan usaha. Bahan baku
sayuran yang mudah didapatkan dari
petani mitra dan tenaga kerja produksi juga
berasal dari sekitar tempat usaha. Peralatan
39

Lanjutan Tabel 9.
No. Analisis Pembahasan
produksi yang digunakan sudah
menggunakan mesinisasi sehingga
mempercepat proses produksi. Serta
kegiatan produksi sesuai standar HACCP.
3. Aspek Organisasi dan Struktur organisasinya adalah pemilik
Manajemen usaha bertindak sebagai owner dan pemilik
modal usaha, sedangkan direktur berfungsi
dalam perencanaan, pengarahan dan
pengawasan jalannya usaha sayuran fresh
cut yang membawahi manajer operasional
dan tenaga kerja produksi. Kegiatan
pengelolaan keuangan, produksi,
pemasaran, dan sumberdaya manusia PT
Sayuran Siap Saji dilakukan oleh
karyawan yang telah berpengalaman dalam
bidangnya yang dibagi berdasarkan tugas
dan tanggung jawab masing-masing sesuai
perannya.
4. Aspek Finansial Analisis Kelayakan Usaha :
a. NPV = Rp 2.161.854.000 (Layak)
b. Net B/C = 2,23 (Layak)
c. IRR = 24% (Layak)
d. PP = 6 tahun 2 bulan 2 hari
5. Analisis Switching Value Usaha ini akan berada diambang batas
kelayakan apabila terjadi penurunan harga
penjualan sebesar 0,65 persen akibat
banyaknya produksi sayuran fresh cut di
pasaran. Sedangkan batas kelayakan terjadi
juga apabila terjadi kenaikan harga input
produksi sebesar 0,79 persen karena
adanya inflasi.
6. Analisis Perbedaan dengan Hasil perhitungan cash flow dan laporan
Uji-t (t-test) laba rugi data prediksi dengan data
realisasi secara keseluruhan tidak terdapat
perbedaan yang cukup signifikan,

4.5. Implikasi Manajerial

Implikasi manajerial merupakan suatu rekomendasi berupa langkah strategis


yang perlu dilakukan oleh pemilik usaha Hasil penelitian ini diharapkan memiliki
implikasi manajerial bagi perusahaan pengembangan usaha sayuran fresh cut.
Implikasi manajerial yang dapat dilakukan yaitu :
40

1. Mengembangkan pemasaran selain di Jakarta, seperti di kota Bogor,


Bandung, dan kota-kota besar lainnya. Karena perkembangan industri
kuliner saat ini semakin beragam seiring bertambahnya jumlah tempat-
tempat wisata di berbagai kota di Indonesia.
2. Meningkatkan produksi dengan penambahan supplier bahan baku agar
persediaannya tetap terpenuhi dan untuk mengatasi jika sewaktu-waktu
mengalami kenaikan harga.
3. Mengembangkan kegiatan Research and Development dengan melakukan
diversifikasi produk yaitu pembaharuan desain kemasan, perubahan
komposisi produk dalam kemasan, dan perubahan potongan produk sesuai
dengan kebutuhan konsumen untuk mempertahankan dan mengembangkan
pasar baru.
4. Melakukan standarisasi bahan baku yang sesuai dengan penggunaan mesin
Kronen sehingga mesin menjadi lebih efektif dalam menghasilkan produk.
5. Penerapan sistem produksi yang sesuai dengan standar HACCP selalu
diperhatikan untuk menjamin kualitas produk yang aman dan higienis.
41

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

a. Hasil analisis kelayakan pada aspek pasar dan pemasaran, aspek teknik
dan teknologi dan aspek manajemen dan operasional menunjukkan
bahwa usaha sayuran fresh cut ini layak untuk dilaksanakan. Sedangkan
aspek finansial menunjukkan nilai NPV positif Rp 2.161.854.000, nilai
IRR 24 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga Bank
Indonesia (BI) 5,75% dan 7,5%, Net B/C 2,23 dan PP 6 tahun 2 bulan 2
hari yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya
sebelum umur usaha berakhir. Semua hasil perhitungan pada analisis
finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan.
b. Kenaikan harga bahan baku yang menunjukkan usaha tidak layak
dilakukan oleh PT Sayuran Siap Saji adalah sebesar 0,79 persen, dimana
akan menghasilkan nilai NPV sebesar (-) Rp 21.687.000, nilai Net B/C
sebesar 0,91, dan PP selama 7 tahun 8 bulan 3 hari. Sedangkan apabila
terjadi penurunan harga jual sebesar 0,65 persen, usaha sayuran fresh cut
tidak layak untuk dilakukan juga. Nilai NPV yang didapatkan sebesar (-)
Rp 42.500.000, nilai Net B/C sebesar 0,90, dan PP selama 7 tahun 9
bulan 3 hari. Hal ini menunjukkan bahwa usaha ini sangat sensitif
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi.
c. Perbedaan cash flow dan laporan laba rugi data prediksi dengan realisasi
finansial dari usaha sayuran fresh cut PT Sayuran Siap Saji dengan
menggunakan uji-t (t-test) secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan
yang cukup signifikan.
42

2. Saran

Studi kelayakan usaha sayuran fresh cut sudah memiliki jaringan pasar yang
kuat akan tetapi permintaan produk belum terpenuhi secara optimal. Penggunaan
peralatan mesinisasi diharapkan mampu memenuhi permintaan pasar untuk
meningkatkan jumlah produksi. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih
lanjut mengenai pengoptimalisasian mesin produksi untuk mengetahui seberapa
besar manfaat yang akan diperoleh PT Sayuran Siap Saji dalam memenuhi
permintaan pasar.
43

DAFTAR PUSTAKA

Batafor. 2011. Evaluasi Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat


Kabupaten Lembata - Provinsi NTT [skripsi]. Bali (ID): Universitas
Udayana.
[BI] Bank Indonesia. 2014. BI Rate [Internet]. Jakarta (ID): Bank Indonesia.
[diunduh 2014 Nov 7]. Tersedia: http://www.bi.go.id/id/moneter/birate/data
/Default.aspx.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Produksi Sayuran di Indonesia [Internet].
Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik. [diunduh 2014 Agust 17]. Tersedia
pada: http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&id
_subyek=55&notab=70.
Buana GG. 2009. Analisis Kelayakan Pengembangan Usaha Pemancingan Tirta
Salak Ciomas, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
[Disparbud] Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta. 2011. Data
Usaha Industri Pariwisata Bidang Penyedia Makanan dan Minuman di DKI
Jakarta [Internet]. Jakarta (ID): Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi
DKI Jakarta. [diunduh 2012 Okt 7]. Tersedia: http://dspace.library.uph.edu:
8080/bitstream/123456789/1836/4/04120090031_Chapter1.pdf.
[Ditjen Pajak] Direktorat Jenderal Pajak. 2014. Peraturan Pajak Penghasilan
[Internet]. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Pajak. [diunduh 2014 Nov 7].
Tersedia: http://www.pajak.go.id/content/ peraturan.
Husnan S, Muhammad S. 2009. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta (ID):
UPP AMP YKPN.
[IPB] Institut Pertanian Bogor. 2012. HACCP [Internet]. Bogor (ID): Institut
Pertanian Bogor. [diunduh 2013 Feb 5]. Tersedia pada: http://itp.fateta.
ipb.ac.id/fthn3/cbt/haccp-apa.php.
Kotler P. 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta (ID): PT Prenhallindo.
Martawijaya EI, Nurjayadi MY. 2010. Bisnis Jamur Tiram di Rumah Sendiri.
Bogor (ID): IPB Press.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID):
Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor.
Perdana H. 2008. Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pembesaran Ikan Mas dan
Nila Pada Keramba Jaring Apung (KJA) Sistem Jaring Kolor di KJA
Waduk Cikoncang, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, Banten
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Sabarella, Cakrabawa DN. 2013. Buletin Konsumsi Pangan [Internet]. Jakarta
(ID): Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. [diunduh 2014 Agust 17].
Tersedia: http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/
Buletin-KonsumsiTW4-2013.pdf.
Siregar S. 2013. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta (ID): PT
Bumi Aksara.
44

Sugianto. 2013. Pengaruh Inovasi Produk dan Distribusi Terhadap Keputusan


Pembelian Konsumen [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Pendidikan
Indonesia.
Syamsir E. 2010. Teknologi Olah Minimal (Minimally Processed) Buah dan
Sayur [Internet]. Jakarta (ID): Ilmu Pangan. [diunduh 2013 April 21].
Tersedia pada: http://ilmupangan. blogspot.com /2010/09/teknologi-olah-
minimal-minimally.html.
Tomat Siap Saji Pilihan Deddy. 2014. Ihorti 6(052):18-19.
Umar H. 2003. Studi Kelayakan Bisnis: Teknik Menganalisis Kelayakan Rencana
Bisnis Secara Komprehensif. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama.
Umar H. 2007. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka
Utama.
Widaningrum DL. 2010. Analisis Tingkat Kepentingan dari Atribut Kemasan
Produk Makanan Take Out Restoran Cepat Saji [skripsi]. Depok (ID):
Universitas Indonesia.
45

LAMPIRAN
46

Lampiran 1. Harga produk Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji Tahun 2011

dalam 000 (juta rupiah)


Jumlah
Bahan % Produk Harga Total Harga Total
No. Bahan Baku Baku Produk Jadi Beli Harga Jual Harga
(kg/tahun) Jadi (kg) (Rp/kg) Beli (Rp) (Rp) Jual (Rp)
(1) (2) (3) (4) (1) x (4) (5) (3) x (5)
Bawang bombay /
1 66.000 80% 52.800 20.000 1.320.000 25.000 1.320.000
Onion
2 Tomat 110.000 60% 66.000 6.500 715.000 16.000 1.056.000
3 Kembang kol 17.143 70% 12.000 8.000 137.144 15.000 180.000
4 Brokoli 15.429 70% 10.800 8.000 123.432 15.000 162.000
5 Selada 36.000 80% 28.800 6.000 216.000 10.000 288.000
6 Paprika merah 1.500 80% 1.200 25.000 37.500 28.000 33.600
7 Paprika hijau 6.000 80% 4.800 20.000 120.000 28.000 134.400
Jamur
8 12.000 70% 8.400 15.000 180.000 20.000 168.000
Champignon
9 Jagung manis 13.714 70% 9.600 8.000 109.712 10.000 96.000
10 Caisim 285.000 80% 228.000 4.000 1.140.000 8.000 1.824.000
11 Semangka 3.600 60% 2.160 5.000 18.000 8.000 17.280
12 Melon 3.600 60% 2.160 5.500 19.800 8.000 17.280
13 Nenas 3.600 60% 2.160 6.500 23.400 8.000 17.280
14 Wortel 3.086 70% 2.160 4.000 12.344 10.000 21.600
15 Kacang Panjang 15.000 80% 12.000 5.500 82.500 8.000 96.000
16 Seledri 22.500 80% 18.000 7.000 157.500 10.000 180.000
17 Daun Bawang 22.500 80% 18.000 8.000 180.000 10.000 180.000
18 Buncis 5.000 90% 4.500 7.000 35.000 10.000 45.000
19 Kol 3.000 70% 2.100 7.000 21.000 12.000 25.200
20 Lettuce 71.429 70% 50.000 8.000 571.432 16.000 800.000
21 Sawi 6.000 90% 5.400 5.000 30.000 10.000 54.000
22 Mix Salad 4.000 80% 3.200 7.000 28.000 10.000 32.000
Total 726.101 5.277.764 6.747.640
47

Lampiran 2. Cash Flow prediksi usaha Sayuran Fresh Cut

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
INFLOW
1. Produksi Sayuran fresh cut 6,747,640 7,253,713 7,797,741 8,382,572 9,011,265 9,687,110 10,413,643 11,194,666 12,034,266 12,936,836
2. Nilai Sisa 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387
TOTAL INFLOW - 6,902,027 7,408,100 7,952,128 8,536,959 9,165,652 9,841,497 10,568,030 11,349,053 12,188,653 13,091,223

OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 45,000
4. Mesin Kronen GS 10 53,000
5. Mobil Truck Chiller 750,000 750,000
6. Biaya pembangunan sumur 5,000
7. Mesin Pres 1,500 1,500
8. AC Besar 20,000 20,000
9. AC Kecil 2,500 2,500
10. Cool Storage 20,000
11. Pisau 70 70
12. Trail 1,800 1,800
13. Pakaian Produksi 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
14. Perizinan 5,000
15. Pemasangan Meteran Air 5,000
TOTAL BIAYA INVESTASI 1,559,870 1,000 1,000 1,000 1,000 776,870 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

47
47
48

Lanjutan Lampiran 2.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA TETAP :
1. Biaya Perawatan Mesin 12,000 12,000 12,600 12,600 12,600 13,230 13,230 13,230 13,230 13,230
2. Biaya Perawatan Mobil 6,000 6,000 6,300 6,300 6,300 6,615 6,615 6,615 6,615 6,615
3. Pajak Mobil 10,500 9,975 9,476 9,002 8,552 8,125 7,718 7,333 6,966 6,618
4. Gaji Pegawai Manajemen 315,000 324,450 334,184 344,209 354,535 365,171 376,126 387,410 399,033 411,004
5. Biaya Telepon 12,000 12,120 12,241 12,364 12,487 12,612 12,738 12,866 12,994 13,124
6. Biaya Promosi 24,000 24,000 24,000 25,800 25,800 25,800 27,735 27,735 27,735 27,735
7. Biaya Listrik 60,000 63,000 66,150 69,458 72,930 76,577 80,406 84,426 88,647 93,080
TOTAL BIAYA TETAP - 439,500 451,545 464,951 479,733 493,205 508,130 524,569 539,614 555,220 571,405
B. BIAYA VARIABEL :
1. Bahan Baku 5,277,764 5,673,596 6,099,116 6,556,550 7,048,291 7,576,913 8,145,181 8,756,070 9,412,775 10,118,733
2. Plastik Kemasan Bening 39,000 41,925 45,069 48,450 52,083 55,990 60,189 64,703 69,556 74,772
3. Cup Salad 25,200 27,090 29,122 31,306 33,654 36,178 38,891 41,808 44,944 48,314
4. Label dan Barcode 14,400 15,480 16,641 17,889 19,231 20,673 22,224 23,890 25,682 27,608
5. Biaya Transportasi 324,000 340,200 357,210 375,071 393,824 413,515 434,191 455,901 478,696 502,630
6. Biaya Tenaga Kerja
390,000 401,700 413,751 426,164 438,948 452,117 465,680 479,651 494,040 508,862
Produksi
7. Biaya Listrik Produksi 108,000 111,240 114,577 118,015 121,555 125,202 128,958 132,826 136,811 140,916
TOTAL BIAYA VARIABEL - 6,178,364 6,611,231 7,075,486 7,573,443 8,107,586 8,680,587 9,295,314 9,954,849 10,662,503 11,421,836
TOTAL BIAYA
- 6,617,864 7,062,776 7,540,437 8,053,175 8,600,791 9,188,717 9,819,883 10,494,463 11,217,724 6,617,864
OPERASIONAL
PAJAK - 1,298 1,909 2,573 3,294 4,105 4,984 5,938 7,002 8,165 1,298
TOTAL OUTFLOW 1,559,870 6,620,162 7,065,686 7,544,010 8,057,469 9,381,766 9,194,701 9,826,820 10,502,465 11,226,889 6,620,162

48
49

Lanjutan Lampiran 2.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
NET BENEFIT (1,559,870) 281,865 342,414 408,118 479,490 (216,114) 646,796 741,210 846,588 961,764 1,087,547
DISCOUNT FACTOR 1 0.946 0.894 0.805 0.749 0.697 0.648 0.603 0.561 0.522 0.485
PV/TAHUN (1,559,870) 266,539 306,190 328,519 359,042 (150,536) 419,099 446,768 474,684 501,640 527,671
NPV 2,161,854 ########
IRR 24%
PV POSITIF 3,479,616 6902027 439500 6178364 281865 266539
PV NEGATIF (1,559,870) 7408100 451545 6611231 342414 306190
NET B/C 2.23
PP 6.22
Dari hasil perhitungan cash flow dapat dilihat bahwa usaha sayuran fresh cut ini layak untuk dilaksanakan berdasarkan alat analisis kriteria
investasi yaitu NPV > 1 dan Net B/C > 1

Asumsi :
1. Jumlah produksi dan banyaknya bahan baku yang diperlukan, plastik kemasan, cup salad, label dan barcode selama umur proyek
mengalami kenaikan sebesar 7,5% setiap tahunnya berdasarkan data permintaan konsumen PT Sayuran Siap Saji. Sedangkan untuk biaya
transportasi, biaya listrik, dan biaya- biaya perawatan mesin diasumsikan mengalami kenaikan 5% setiap tahun dan beberapa tahun. Gaji
karyawan dan tenaga kerja produksi juga setiap tahun diasumsikan mengalami kenaikan 3%. Kenaikan tersebut berdasarkan data
perusahaan PT Sayuran Siap Saji sebelumnya.
2. Berdasarkan data Bank Indonesia (2014), discount rate yang digunakan untuk usaha sayuran PT Sayuran Siap Saji pada tahun ke 1 sampai
ke 3 adalah sebesar 5,75% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI (Bank Indonesia) dalam satu tahun 2012. Sedangkan pada
tahun ke 4 sampai ke 10 adalah sebesar 7,5% yang merupakan rata-rata tingkat suku bunga BI (Bank Indonesia) dalam satu tahun 2014.

49
50

Lampiran 3. Analisis Switching Value penurunan harga penjualan sebesar 0,65% usaha Sayuran Fresh Cut

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
INFLOW
1. Produksi Sayuran fresh cut 6,703,780 7,162,989 7,653,654 8,177,929 8,738,118 9,336,679 9,976,241 10,659,614 11,389,797 12,169,998
2. Nilai Sisa 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387
TOTAL INFLOW - 6,858,167 7,317,376 7,808,041 8,332,316 8,892,505 9,491,066 10,130,628 10,814,001 11,544,184 12,324,385

OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 45,000
4. Mesin Kronen GS 10 53,000
5. Mobil Truck Chiller 750,000 750,000
6. Biaya pembangunan sumur 5,000
7. Mesin Pres 1,500 1,500
8. AC Besar 20,000 20,000
9. AC Kecil 2,500 2,500
10. Cool Storage 20,000
11. Pisau 70 70
12. Trail 1,800 1,800
13. Pakaian Produksi 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
14. Perizinan 5,000
15. Pemasangan Meteran Air 5,000
TOTAL BIAYA INVESTASI 1,559,870 1,000 1,000 1,000 1,000 776,870 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

50
51

Lanjutan Lampiran 3.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA TETAP :
1. Biaya Perawatan Mesin 12,000 12,000 12,600 12,600 12,600 13,230 13,230 13,230 13,230 13,230
2. Biaya Perawatan Mobil 6,000 6,000 6,300 6,300 6,300 6,615 6,615 6,615 6,615 6,615
3. Pajak Mobil 10,500 9,975 9,476 9,002 8,552 8,125 7,718 7,333 6,966 6,618
4. Gaji Pegawai Manajemen 315,000 324,450 334,184 344,209 354,535 365,171 376,126 387,410 399,033 411,004
5. Biaya Telepon 12,000 12,120 12,241 12,364 12,487 12,612 12,738 12,866 12,994 13,124
6. Biaya Promosi 24,000 24,000 24,000 25,800 25,800 25,800 27,735 27,735 27,735 27,735
7. Biaya Listrik 60,000 63,000 66,150 69,458 72,930 76,577 80,406 84,426 88,647 93,080
TOTAL BIAYA TETAP - 439,500 451,545 464,951 479,733 493,205 508,130 524,569 539,614 555,220 571,405
B. BIAYA VARIABEL :
1. Bahan Baku 5,277,764 5,673,596 6,099,116 6,556,550 7,048,291 7,576,913 8,145,181 8,756,070 9,412,775 10,118,733
2. Plastik Kemasan Bening 39,000 41,925 45,069 48,450 52,083 55,990 60,189 64,703 69,556 74,772
3. Cup Salad 25,200 27,090 29,122 31,306 33,654 36,178 38,891 41,808 44,944 48,314
4. Label dan Barcode 14,400 15,480 16,641 17,889 19,231 20,673 22,224 23,890 25,682 27,608
5. Biaya Transportasi 324,000 340,200 357,210 375,071 393,824 413,515 434,191 455,901 478,696 502,630
6. Biaya Tenaga Kerja
390,000 401,700 413,751 426,164 438,948 452,117 465,680 479,651 494,040 508,862
Produksi
7. Biaya Listrik Produksi 108,000 111,240 114,577 118,015 121,555 125,202 128,958 132,826 136,811 140,916
TOTAL BIAYA VARIABEL - 6,178,364 6,611,231 7,075,486 7,573,443 8,107,586 8,680,587 9,295,314 9,954,849 10,662,503 11,421,836
TOTAL BIAYA
- 6,617,864 7,062,776 7,540,437 8,053,175 8,600,791 9,188,717 9,819,883 10,494,463 11,217,724 6,617,864
OPERASIONAL
PAJAK - 1,298 1,909 2,573 3,294 4,105 4,984 5,938 7,002 8,165 1,298
TOTAL OUTFLOW 1,559,870 6,620,162 7,065,686 7,544,010 8,057,469 9,381,766 9,194,701 9,826,820 10,502,465 11,226,889 6,620,162

51
52

Lanjutan Lampiran 3.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
NET BENEFIT (1,559,870) 238,006 251,691 264,031 274,847 (489,262) 296,365 303,808 311,535 317,295 320,709
DISCOUNT FACTOR 1 0.946 0.894 0.805 0.749 0.697 0.648 0.603 0.561 0.522 0.485
PV/TAHUN (1,559,870) 225,064 225,064 212,534 205,806 (340,799) 192,033 183,122 174,679 165,496 155,606
NPV (42,500) Rp (134,805)
IRR 5%
PV POSITIF 1,398,604 6902027 439500 6178364 281865 266539
PV NEGATIF (1,559,870) 7408100 451545 6611231 342414 306190
NET B/C 0.90
PP 7.93

52
53

Lampiran 4. Analisis Switching Value kenaikan harga input variabel sebesar 0,79% usaha Sayuran Fresh Cut

dalam 000 (juta rupiah)

TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
INFLOW
1. Produksi Sayuran fresh cut 6,747,640 7,253,713 7,797,741 8,382,572 9,011,265 9,687,110 10,413,643 11,194,666 12,034,266 12,936,836
2. Nilai Sisa 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387 154,387
TOTAL INFLOW - 6,902,027 7,408,100 7,952,128 8,536,959 9,165,652 9,841,497 10,568,030 11,349,053 12,188,653 13,091,223

OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 45,000
4. Mesin Kronen GS 10 53,000
5. Mobil Truck Chiller 750,000 750,000
6. Biaya pembangunan sumur 5,000
7. Mesin Pres 1,500 1,500
8. AC Besar 20,000 20,000
9. AC Kecil 2,500 2,500
10. Cool Storage 20,000
11. Pisau 70 70
12. Trail 1,800 1,800
13. Pakaian Produksi 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
14. Perizinan 5,000
15. Pemasangan Meteran Air 5,000

53
TOTAL BIAYA INVESTASI 1,559,870 1,000 1,000 1,000 1,000 776,870 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
54

Lanjutan Lampiran 4.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
2. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA TETAP :
1. Biaya Perawatan Mesin 12,000 12,000 12,600 12,600 12,600 13,230 13,230 13,230 13,230 13,230
2. Biaya Perawatan Mobil 6,000 6,000 6,300 6,300 6,300 6,615 6,615 6,615 6,615 6,615
3. Pajak Mobil 10,500 9,975 9,476 9,002 8,552 8,125 7,718 7,333 6,966 6,618
4. Gaji Pegawai Manajemen 315,000 324,450 334,184 344,209 354,535 365,171 376,126 387,410 399,033 411,004
5. Biaya Telepon 12,000 12,120 12,241 12,364 12,487 12,612 12,738 12,866 12,994 13,124
6. Biaya Promosi 24,000 24,000 24,000 25,800 25,800 25,800 27,735 27,735 27,735 27,735
7. Biaya Listrik 60,000 63,000 66,150 69,458 72,930 76,577 80,406 84,426 88,647 93,080
TOTAL BIAYA TETAP - 439,500 451,545 464,951 479,733 493,205 508,130 524,569 539,614 555,220 571,405
B. BIAYA VARIABEL :
1. Bahan Baku 5,319,458 5,760,441 6,237,982 6,755,111 7,315,109 7,921,532 8,578,227 9,289,362 10,059,450 10,893,379
2. Plastik Kemasan Bening 39,000 41,925 45,069 48,450 52,083 55,990 60,189 64,703 69,556 74,772
3. Cup Salad 25,200 27,090 29,122 31,306 33,654 36,178 38,891 41,808 44,944 48,314
4. Label dan Barcode 14,400 15,480 16,641 17,889 19,231 20,673 22,224 23,890 25,682 27,608
5. Biaya Transportasi 324,000 340,200 357,210 375,071 393,824 413,515 434,191 455,901 478,696 502,630
6. Biaya Tenaga Kerja
390,000 401,700 413,751 426,164 438,948 452,117 465,680 479,651 494,040 508,862
Produksi
7. Biaya Listrik Produksi 108,000 111,240 114,577 118,015 121,555 125,202 128,958 132,826 136,811 140,916
TOTAL BIAYA VARIABEL - 6,220,058 6,698,076 7,214,352 7,772,004 8,374,405 9,025,206 9,728,360 10,488,141 11,309,179 12,196,481
TOTAL BIAYA
- 6,659,558 7,149,621 7,679,303 8,251,736 8,867,610 9,533,336 10,252,928 11,027,755 11,864,399 12,767,886
OPERASIONAL
PAJAK - 1,298 1,909 2,573 3,294 4,105 4,984 5,938 7,002 8,165 9,436
TOTAL OUTFLOW 1,559,870 6,661,856 7,152,531 7,682,876 8,256,030 9,648,585 9,539,320 10,259,866 11,035,757 11,873,564 12,778,322

54
55

Lanjutan Lampiran 4.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
NET BENEFIT (1,559,870) 240,171 255,569 269,252 280,929 (482,933) 302,177 308,164 313,296 315,089 312,901
DISCOUNT FACTOR 1 0.946 0.894 0.805 0.749 0.697 0.648 0.603 0.561 0.522 0.485
PV/TAHUN (1,559,870) 227,112 228,532 216,737 210,360 (336,391) 195,799 185,747 175,666 164,345 151,818
NPV (21,687) Rp (1,332,)
IRR 5%
PV POSITIF 1,419,726 6902027 439500 6178364 281865 266539
PV NEGATIF (1,559,870) 7408100 451545 6611231 342414 306190
NET B/C 0.91
PP 7.83

55
56

Lampiran 5. Prediksi laporan laba rugi usaha Sayuran Fresh Cut


dalam 000 (juta rupiah)
TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
PENJUALAN - 6,747,640 7,253,713 7,797,741 8,382,572 9,011,265 9,687,110 10,413,643 11,194,666 12,034,266 12,936,836
BIAYA OPERASIONAL VARIABEL
1. Bahan Baku - 5,277,764 5,673,596 6,099,116 6,556,550 7,048,291 7,576,913 8,145,181 8,756,070 9,412,775 10,118,733
2. Plastik Kemasan Bening - 39,000 41,925 45,069 48,450 52,083 55,990 60,189 64,703 69,556 74,772
3. Cup Salad - 25,200 27,090 29,122 31,306 33,654 36,178 38,891 41,808 44,944 48,314
4. Label dan Barcode - 14,400 15,480 16,641 17,889 19,231 20,673 22,224 23,890 25,682 27,608
5. Biaya Transportasi - 324,000 340,200 357,210 375,071 393,824 413,515 434,191 455,901 478,696 502,630
6. Biaya Tenaga Kerja Produksi - 390,000 401,700 413,751 426,164 438,948 452,117 465,680 479,651 494,040 508,862
7. Biaya Listrik Produksi - 108,000 111,240 114,577 118,015 121,555 125,202 128,958 132,826 136,811 140,916
TOTAL BIAYA VARIABEL - 6,178,364 6,611,231 7,075,486 7,573,443 8,107,586 8,680,587 9,295,314 9,954,849 10,662,503 11,421,836
MARGIN KOTOR - 569,276 642,482 722,255 809,129 903,679 1,006,523 1,118,329 1,239,818 1,371,763 1,515,001
BIAYA OPERASIONAL TETAP
1. Biaya Perawatan Mesin - 12,000 12,000 12,600 12,600 12,600 13,230 13,230 13,230 13,230 13,230
2. Biaya Perawatan Mobil - 6,000 6,000 6,300 6,300 6,300 6,615 6,615 6,615 6,615 6,615
3. Pajak Mobil - 10,500 9,975 9,476 9,002 8,552 8,125 7,718 7,333 6,966 6,618
4. Gaji Pegawai Manajemen - 315,000 324,450 334,184 344,209 354,535 365,171 376,126 387,410 399,033 411,004
5. Biaya Telepon - 12,000 12,120 12,241 12,364 12,487 12,612 12,738 12,866 12,994 13,124
6. Biaya Promosi - 24,000 24,000 24,000 25,800 25,800 25,800 27,735 27,735 27,735 27,735
7. Biaya Listrik - 60,000 63,000 66,150 69,458 72,930 76,577 80,406 84,426 88,647 93,080
6. Penyusutan 173,327 173,327 173,327 173,327 173,327 173,327 173,327 173,327 173,327 173,327
TOTAL BIAYA TETAP - 439,500 451,545 464,951 479,733 493,205 508,130 524,569 539,614 555,220 571,405
KEUNTUNGAN SEBELUM PAJAK - 129,776 190,937 257,304 329,397 410,474 498,393 593,760 700,203 816,543 943,596
PAJAK 1% - 1,298 1,909 2,573 3,294 4,105 4,984 5,938 7,002 8,165 9,436

56
KEUNTUNGAN BERSIH - 128,478 189,027 254,731 326,103 406,369 493,409 587,823 693,201 808,377 934,160
57

Lampiran 6. Data realisasi produksi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012

dalam 000 (juta rupiah)


Jumlah
Bahan % Produk Harga Total Harga Total
No. Bahan Baku Baku Produk Jadi Beli Harga Beli Jual Harga
(kg/tahun) Jadi (kg) (Rp) (Rp) (Rp) Jual (Rp)
(1) (2) (3) (4) (1) x (4) (5) (3) x (5)
Bawang bombay /
1 65.000 80% 52.000 20.000 1.300.000 25.000 1.300.000
Onion
2 Tomat 86.667 60% 52.000 6.000 520.002 20.000 1.040.000
3 Kembang kol 18.572 70% 13.000 8.000 148.576 25.000 325.000
4 Brokoli 14.286 70% 10.000 8.000 114.288 30.000 300.000
5 Selada 27.778 80% 25.000 6.000 166.668 15.000 375.000
6 Paprika merah 1.094 80% 875 25.000 27.350 42.000 36.750
7 Paprika hijau 3.250 80% 2.600 25.000 81.250 33.000 85.800
Jamur
8 6.143 70% 4.300 15.000 92.145 38.000 163.400
Champignon
9 Jagung manis 3.000 70% 2.100 5.000 15.000 10.000 21.000
10 Caisim 275.000 80% 220.000 3.500 962.500 7.200 1.584.000
11 Semangka 3.000 60% 1.800 4.500 13.500 10.000 18.000
12 Melon 3.000 60% 1.800 5.800 17.400 10.000 18.000
13 Nenas 3.000 60% 1.800 5.300 15.900 10.000 18.000
14 Wortel 3.000 70% 2.700 3.000 9.000 15.000 40.500
15 Kacang Panjang 11.111 80% 10.000 4.000 44.444 8.000 80.000
16 Seledri 178 80% 142 5.800 1.032,4 17.000 2.414
17 Daun Bawang 1.375 80% 1.100 5.000 6.875 17.000 18.700
18 Buncis 4.444 90% 4.000 6.000 26.664 15.000 60.000
19 Kol 1.137 70% 796 6.000 6.822 12.000 9.552
20 Lettuce 60.000 70% 42.000 6.000 360.000 16.000 672.000
21 Sawi 5.556 90% 5.000 4.500 25.002 10.000 50.000
22 Mix Salad 3.750 80% 3.000 6.000 22.500 10.000 30.000
Total 600.341 456.013 3.976.918,4 6.248.116
58

Lampiran 7. Data realisasi produksi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2013

dalam 000 (juta rupiah)


Jumlah
Total
Bahan % Produk Harga Harga Total
Harga Beli
No. Bahan Baku Baku Produk Jadi Beli Jual Harga Jual
(Rp)
(kg/tahun) Jadi (kg) (Rp) (Rp) (Rp)
(1) x (4)
(1) (2) (3) (4) (5) (3) x (5)
Bawang bombay /
1 68.750 80% 55.000 22,000 1.512.500 26.000 1.430.000
Onion
2 Tomat 91.667 60% 55.000 6,500 595.835,5 21.000 1.155.000
3 Kembang kol 19.286 70% 13.500 8,500 163.931 26.000 351.000
4 Brokoli 15.357 70% 10.750 8,500 130.534,5 31.000 333.250
5 Selada 27.778 90% 25.000 6,500 180.557 16.000 400.000
6 Paprika merah 1.125 80% 900 27,000 30.375 43.000 38.700
7 Paprika hijau 3.494 80% 2.795 27,000 94.338 34.000 95.030
Jamur
8 6.429 70% 4.500 16,000 102.864 39.000 175.500
Champignon
9 Jagung manis 3.226 70% 2.258 5,500 17.743 11.000 24.838
10 Caisim 275.000 80% 220.000 4,000 1.100.000 7.200 1.584.000
11 Semangka 3.000 60% 1.800 5,000 15.000 10.000 18.000
12 Melon 3.000 60% 1.800 6,000 18.000 10.000 18.000
13 Nenas 3.000 60% 1.800 5,500 16.500 10.000 18.000
14 Wortel 3.000 90% 2.700 3,000 9.000 15.000 40.500
15 Kacang Panjang 11.111 90% 10.000 4,500 49.999,5 8.000 80.000
16 Seledri 178 80% 142 6,000 1.068 18.000 2.556
17 Daun Bawang 1.375 80% 1.100 5,500 7.562,5 18.000 19.800
18 Buncis 4.778 90% 4.300 6,500 31.057 16.000 68.800
19 Kol 1.223 70% 856 6,500 7.949,5 12.000 10.272
20 Lettuce 64.286 70% 45.000 6,500 417.859 16.000 720.000
21 Sawi 5.972 90% 5.375 5,000 29.860 10.000 53.750
22 Mix Salad 4.031 80% 3.225 6,500 26.201,5 10.000 32.250

Total 617.066 467.801 4.558.735 6.669.246


59

Lampiran 8. Realisasi biaya investasi dan biaya operasional PT Sayuran Siap Saji

Biaya investasi Tahun 2011


dalam 000 (juta rupiah)
Harga
Unit Umur
No. Biaya Investasi Beli Total Biaya Nilai Sisa Penyusutan
Barang (Tahun)
(Unit)
1 Bangunan Pabrik 500 m2 1.000 500.000 25 50.000 18.000
2 Bangunan Kantor 150 m2 1.000 150.000 25 15.000 5.400
Bangunan Mess
3 90 m2 1.000 90.000 15 9.000 5.400
Karyawan
Mesin Kronen GS
4 1 110.000 110.000 10 11.000 9.900
10
Mobil Truck
5 3 300.000 900.000 5 90.000 162.000
Chiller
Biaya
6 pembangunan 20.000 20.000
sumur
7 Mesin Pres 3 565 1.695 5 170 305
8 AC Besar 2 14.500 29.000 5 2.900 5.220
9 AC Kecil 5 4.000 20.000 5 2000 3.600
10 Cool Storage 1 184.000 184.000 10 18.400 16.560
11 Pisau 20 15 300 5 30 54
12 Trail 60 30 1.800 5 180 324
13 Pakaian Produksi 60 100 6.000 1 6.000
14 Perizinan 7.000
Pemasangan
15 1 3.630 3.630
Meteran Air
Jumlah 2.023.425 198.680 232.763,1

Biaya operasional Tahun 2012


dalam 000 (juta rupiah)
Total
No Jenis Biaya Tetap Jumlah Satuan Harga 1 Tahun
Harga
1 Biaya Perawatan Mesin 6 kali 1.000 1.000 6.000
2 Biaya Perawatan Mobil 3 kali 1.500 1.500 6.000
3 Pajak Mobil 3 kali 3.500 10.500 10.500
4 Gaji Pegawai Manajemen 5 orang 5.000 25.000 350.000
5 Biaya Telepon 12 bulan 1.200 1.200 14.400
6 Biaya Promosi 1 kali 7.000 7.000 28.000
7 Biaya Listrik 12 bulan 5.500 5.500 66,000
Jumlah Biaya Tetap 51.700 480.900

Jumlah TC
1 Tahun
No Jenis Biaya Variabel 1x Satuan Harga 1x
(12 x)
produksi Produksi
1 Plastik Kemasan Bening 5 pack 650 3.250 39.000
2 Cup Salad 700 buah 3 2.100 25.200
3 Label dan Barcode 100.000 buah 0.012 1.200 14.400
4 Biaya Transportasi 30 hari 900 27.000 324.000
5 Biaya Tenaga Kerja Produksi 20 orang 1.500 30.000 390.000
6 Biaya Listrik Produksi 12 bulan 8,000 8,000 96,000
Jumlah Biaya Variabel 71.550 888.600
60

Biaya operasional Tahun 2013


dalam 000 (juta rupiah)
Total
No Jenis Biaya Tetap Jumlah Satuan Harga 1 Tahun
Harga
1 Biaya Perawatan Mesin 6 kali 1.100 1.100 6.600
2 Biaya Perawatan Mobil 3 kali 1.650 1.650 6.600
3 Pajak Mobil 3 kali 3.325 9.975 9.975
4 Gaji Pegawai Manajemen 5 orang 5.500 27.500 385.000
5 Biaya Telepon 12 bulan 1.320 1.320 15.840
6 Biaya Promosi 1 kali 8.000 8.000 32.000
7 Biaya Listrik 12 bulan 6.050 6.050 72,600
Jumlah Biaya Tetap 55.595 528.615

Jumlah TC
1 Tahun
No Jenis Biaya Variabel 1x Satuan Harga 1x
(12 x)
produksi Produksi
1 Plastik Kemasan Bening 5 pack 650 3.250 39.000
2 Cup Salad 750 buah 3 2.250 27.000
3 Label dan Barcode 100.000 buah 0.012 1.200 14.400
4 Biaya Transportasi 30 hari 1.050 31.500 378.000
5 Biaya Tenaga Kerja Produksi 20 orang 1.800 36.000 468.000
6 Biaya Listrik Produksi 12 bulan 8,200 8,200 98,400
Jumlah Biaya Variabel 82.400 1.024.800
61

Lampiran 9. Cash Flow realisasi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013
INFLOW
1. Produksi Sayuran fresh cut 6,248,116 6,669,246
2. Nilai Sisa 198,680 198,680
TOTAL INFLOW - 6,446,796 6,867,926

OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI :
1. Bangunan Pabrik 500,000
2. Bangunan Kantor 150,000
3.Bangunan Mess Karyawan 90,000
4. Mesin Kronen GS 10 110,000
5. Mobil Truck Chiller 900,000
6. Biaya pembangunan sumur 20,000
7. Mesin Pres 1,695
8. AC Besar 29,000
9. AC Kecil 20,000
10. Cool Storage 184,000
11. Pisau 300
12. Keranjang Plastik 1,800
13. Pakaian Produksi 6,000 6,000 6,000
14. Perizinan 7,000
15. Pemasangan Meteran Air 3,630
TOTAL BIAYA INVESTASI 2,023,425 6,000 6,000

2. BIAYA OPERASIONAL
A. BIAYA TETAP :
1. Biaya Perawatan Mesin 6,000 6,600
2. Biaya Perawatan Mobil 6,000 6,600
3. Pajak Mobil 10,500 9,975
4. Gaji Pegawai Manajemen 350,000 385,000
5. Biaya Telepon 14,400 15,840
6. Biaya Promosi 28,000 32,000
7. Biaya Listrik 66,000 72,600
TOTAL BIAYA TETAP - 480,900 528,615
B. BIAYA VARIABEL :
1. Bahan Baku 3,976,918 4,558,735
2. Plastik Kemasan Bening 39,000 39,000
3. Cup Salad 25,200 27,000
62

Lanjutan Lampiran 9.

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013
4. Label dan Barcode 14,400 14,400
5. Biaya Transportasi 324,000 378,000
6. Biaya Tenaga Kerja Produksi 390,000 468,000
7. Biaya Listrik Produksi 96,000 98,400
TOTAL BIAYA VARIABEL - 4,865,518 5,583,535

TOTAL BIAYA OPERASIONAL - 5,346,418 6,112,150


PAJAK - 9,017 5,571
TOTAL OUTFLOW 2,023,425 5,361,435 6,123,721
NET BENEFIT (2,023,425) 1,085,360 744,205
DISCOUNT FACTOR 5,75% 0.946 0.894 0.846
PV/TAHUN (1,913,404) 970,539 629,291
Rp Rp
NPV (318,076)
(942,864.99) 1,599,829.78
IRR -7%
PV POSITIF 1,599,830
PV NEGATIF (1,913,404)
NET B/C 0.84
PP 3.50
63

Lampiran 10. Realisasi laporan laba rugi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013

dalam 000 (juta rupiah)


TAHUN
URAIAN
2011 2012 2013
PENJUALAN - 6,248,116 6,669,246
BIAYA OPERASIONAL VARIABEL
1. Bahan Baku - 3,976,918 4,558,735
2. Plastik Kemasan Bening - 39,000 39,000
3. Cup Salad - 25,200 27,000
4. Label dan Barcode - 14,400 14,400
5. Biaya Transportasi - 324,000 378,000
6. Biaya Tenaga Kerja Produksi - 390,000 468,000
7. Biaya Listrik Produksi - 96,000 98,400
TOTAL BIAYA VARIABEL - 4,865,518 5,583,535
MARGIN KOTOR - 1,382,598 1,085,711
BIAYA OPERASIONAL TETAP
1. Biaya Perawatan Mesin - 6,000 6,600
2. Biaya Perawatan Mobil - 6,000 6,600
3. Pajak Mobil - 10,500 9,975
4. Gaji Pegawai Manajemen - 350,000 385,000
5. Biaya Telepon - 14,400 15,840
6. Biaya Promosi - 28,000 32,000
7. Biaya Listrik - 66,000 72,600
6. Penyusutan 232,763 232,763
TOTAL BIAYA TETAP - 480,900 528,615
KEUNTUNGAN SEBELUM PAJAK - 901,698 557,096
PAJAK 1% - 9,017 5,571
KEUNTUNGAN BERSIH - 892,681 551,525
64

Lampiran 11. Perhitungan Statistik Cash Flow realisasi dan prediksi PT Sayuran
Siap Saji Tahun 2012-2013 dengan uji-t (t-test)

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


TotalInflow 1.00 2 6657361.0000 297783.87876 210565.00000
2.00 2 7155063.5000 357847.65008 253036.50000
TotalBiayaTetap 1.00 2 504757.5000 33739.60006 23857.50000
2.00 2 445522.5000 8517.10118 6022.50000
TotalBiayaVariabel 1.00 2 5224526.5000 507714.68971 359008.50000
2.00 2 6394797.5000 306083.19105 216433.50000
NetBenefit 1.00 2 914782.5000 241233.01394 170577.50000
2.00 2 312139.5000 42814.60849 30274.50000
PVperTahun 1.00 2 799915.0000 241298.77487 170624.00000
2.00 2 286364.5000 28037.49098 19825.50000

Levene's Test for Equality of Variances


Hipotesis:
Ho = ragam homogen
Ha = ragam tidak homogen
Terima Ho jika p-value (Sig.) > 0.05, artinya ragam homogen

t-test for Equality of Means


Hipotesis :
Ho = Tidak terdapat perbedaan antara data prediksi dan data realisasi
Ha = Terdapat perbedaan antara data prediksi dan data realisasi
Tolak Ho jika p-value (Sig. (2-tailed) < 0.05 artinya terdapat perbedaan antara
data prediksi dan data realisasi.
65

Independent Samples Test

Lev ene's Test f or


Equality of Variances t-test f or Equality of Means
95% Conf idence
Interv al of the
Mean Std. Error Dif f erence
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Dif f erence Dif f erence Lower Upper
TotalInf low Equal v ariances
. . -1.512 2 .270 -497702.5 329188.53 -1914086 918681.4
assumed
Equal v ariances
-1.512 1.936 .274 -497702.5 329188.53 -1959855 964449.8
not assumed
TotalBiay aTetap Equal v ariances
. . 2.407 2 .138 59235.000 24605.910 -46635.7 165105.7
assumed
Equal v ariances
2.407 1.127 .227 59235.000 24605.910 -181329 299798.7
not assumed
TotalBiay aVariabel Equal v ariances
. . -2.792 2 .108 -1170271 419202.29 -2973953 633410.9
assumed
Equal v ariances
-2.792 1.642 .134 -1170271 419202.29 -3408419 1067877
not assumed
NetBenef it Equal v ariances
. . 3.479 2 .074 602643.00 173243.26 -142763 1348049
assumed
Equal v ariances
3.479 1.063 .166 602643.00 173243.26 -1313293 2518579
not assumed
PVperTahun Equal v ariances
. . 2.990 2 .096 513550.50 171771.94 -225525 1252626
assumed
Equal v ariances
2.990 1.027 .200 513550.50 171771.94 -1537998 2565099
not assumed

Dari hasil uji-t, terdapat tidak ada perbedaan yang signifikan antara data realisasi dengan data prediksi pada total biaya variabel dengan p-value >
0.05.

65
66

Lampiran 12. Perhitungan statistik realisasi dan prediksi laporan laba rugi PT Sayuran Siap Saji Tahun 2012-2013 dengan uji-t (t-test)

Group Statistics

kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean


keuntunganbersih 1.00 2 722103.0000 241233.72104 170578.00000
2.00 2 158752.5000 42814.60849 30274.50000

Independent Samples Test

Lev ene's Test f or


Equality of Variances t-t est f or Equalit y of Means
95% Conf idence
Interv al of the
Mean St d. Error Dif f erence
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Dif f erence Dif f erence Lower Upper
keuntunganbersih Equal v ariances
. . 3.252 2 .083 563350.50 173243.76 -182057 1308758
assumed
Equal v ariances
3.252 1.063 .178 563350.50 173243.76 -1352592 2479293
not assumed

Dari hasil uji-t, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara laporan laba rugi data realisasi dengan data prediksi (p-value > 0.05).

66
67

Lampiran 13. Proyeksi usaha Sayuran Fresh Cut PT Sayuran Siap Saji

i = 5,75% per tahun n = 3 i = 7,5% per tahun n = 7

Perusahaan berdiri
PT Sayuran Siap Saji

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Mulai Produksi
Sayuran Fresh Cut
Posisi
sekarang

Evaluasi Keuangan
Tahun Analisis Studi Kelayakan Bisnis

67

You might also like