You are on page 1of 13

KATARAK

A. PENGERTIAN
Katarak adalah kekeruhan lensa mata atau kapsul lensa yang
mengubah gambaran yang di proyeksikan pada retina (Indriani N. Istiqomah,
2003). Katarak adalah suatu keadaan patologi lensa di mana lensa menjadi
keruh akibat hidrasi cairan lensa atau denutrasi protein lensa (Sedartha Inyas,
2003).
B. PATOLOGI
Katarak si sebabkan oleh berbagai faktor yaitu :
1. Fisik.
2. Kimia.
3. Penyakit predisposisi.
4. Genetik dan gangguan perkembangan.
5. Infeksi virus di masa pertumbuhan janin.
6. Usia.
C. PENGGOLONGAN KATARAK
Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
1. Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah satu tahun.
2. Katarak Juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas satu tahun dan di
bawah 50 tahun.
3. Katarak Presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun.
4. Katarak senil, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 50
tahun.
D. KLASIFIKASI KATARAK
a. Katarak primer (berdasarkan gangguan perkembangan dan degeneratif)
1. Katarak Juvenil
Katarak Juvenil yang terlihat setelah usia 1 tahun dapat terjadi karena :
 Lanjutan katarak kongenital yang sangat nyata.
 Penyakit lain, katarak komplikasi yang dapat terjadi akibat
penyakit lokal pada satu mata, seperti akibat uveitus anterior,
glaukoma, ablasi retina, miopia tinggi, fisi bulbi yang mengenai
satu mata.
 Penyakit sistemik seperti diabetes, hipoporatirosa dan miotonia
distrofi yang mengenai kedua mata akibat trauma tumpul.
2. Katarak Senil
Katarak Senil adalah semua kekeruhan masa yang terdapat pada usia
lanjut yaitu usia di atas 50 tahun, penyebabnya sampai sekarang tidak
di ketahui secara pasti.
Perubahan lensa pada usia lanjut.
- Kapsul
 Menebal dan kurang elastis.
 Mulai presbiopia.
 Bentuk lama kapsul berkurang atau kabur.
 Terlihat bahan granular.
- Epitel makin tipis
 Sel epitel pada ekuator bertambah besar dan berat.
 Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata.
- Serat lensa
 Lebih ireguler.
 Pada konteks jelas kerusakan serat sel.
 Konteks tidak berwarna karena kadar asam askorbat tinggi dan
menghalangi fotooksidasi sinar tidak banyak mengubah protein
pada syaraf muda.
Katarak Senil di bagi empat stadium yaitu :
a. Stadium Insipiens
Jenis katarak ini adalah stadium paling dini, visus belum terganggu dengan
konteks masih bisa 5/5-5/6. Keruhan tidak teratur seperti bercak-bercak
yang berbentuk gerigi atau jari-jari roda dengan alasan di perifer dan di
daerah jernih di antaranya keruhan biasanya terletak di konteks anterior
dan pasterior. Pada stadium ini terdapat keruhan poliopia oleh karena
indeks infeksi yang tidak sama pada semua bagian lensa bila di lakukan uji
bayangan iris akan positif.
b. Stadium Imatur
Kekeruhan belum mengenai lapisan lensa terutama terletak di bagian
posterior dan bagian belakang nukleus lensa. Stadium ini lensa yang
regeneratif mulai menyerap cairan mata ke dalam lensa sehingga lensa
menjadi cembung. Sehingga indeks reafraksi berubah dan mata menjadi
miopia. Keadaan ini di sebut infumesinsi. Cembungnya lensa akan
mendorong iris ke depan, menyebabkan sudut bilik mata depan menjadi
sempit da menimbulkan komplikasi glaukoma.
c. Stadium Matur
Pada stadium ini terjadi pengeluaran air sehingga lensa akan berukuran
normal kembali. Pada saat ini lensa telah keruh seluruhnya sehingga
semua sinar yang masuk pupil di pantulkan kembali.
d. Stadium hipermatur
Konteks lensa yang seperti bubar telah mencair sehingga nukleus lensa
turun karena daya beratnya melalui pupil, nukleus terbayang sebagai
setengah lingkaran di bagian bawah dengan warna berbeda dengan di
atasnya. Saat ini juga terjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi kempis
yang di bawahnya terdapat nukleus lensa keadaan ini di sebut katarak
morgagui.
3. Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah kekeruhan yang timbul pada saat
pembentukan lensa , kekeruhan terdapat pada waktu bayi lahir. Katarak
ini sering di temukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang
menderita rubeola, DM, toksoplasmosis, hipoparatiroid, galaktosemia,
ada pula yang menyertai kelainan bawahan pada mata itu sendiri
mikroftalmus, aniridia, koloboma, karaktokonus, ektopia lentis,
hetokronia iris.
Bentuk katarak kongenital yang di kenal adalah :
1. Katarak Polar (piramidaus) Anterior
Katarak Polaris anterior terjadi akibat gangguan perkembangan
lensa pada saat mulai terbentuknya plakoda lensa.
Kekeruhan yang terlihat pada lensa terletak di polus anterior dan
berbentuk piromiol dengan puncak di dalam bilik mata depan.
Keruhan lensa pada katarak Polar Anterior ini tidak progresif.
2. Katarak Pola (piramidaus) Posterior
Katarak polaris posterior ini terjadi akibat arteri hiolid yang
menetap (persisten) pada saat tidak di butuhkan lagi oleh lensa
untuk metabolismenya.
3. Katarak Lameral atau Zonular
Di dalam perkembangan embriologi di mana pada permukaan
terdapat perkembangan serat lensa akan terlihat bagian lensa
sentral yang lebih jernih. Kemudian terdapat serat lensa kemih
dalam kapsul lensa, kekeruhan berbatas tegas dengan bagian
perifer tetap bening, Katarak Zonular terlihat segera setelah bayi
lahir. Kekeruhan dapat menutupi seluruh celah pupil.
4. Katarak Sentral
Katarak sentral merupakan katarak halus yang terlihat pada bagian
nukleus embrional. Katarak ini terdapat 80 % orang normal dan
tidak mengganggu tajam penglihatan.
4. Katarak Traumatik
Kekeruhan lensa dapat terjadi akibat trauma tumpul atau trauma tajam
yang menembus kapsul anterior.
5. Katarak Komplikata
Katarak Komplikata terjadi akibat gangguan keseimbangan susunan
lensa faktor fisik atau kimiawi. Sehingga terjadi gangguan kejernihan
lensa. Katarak komplikata dapat terjadi akibat kelainan sistemik yang
akan mengenai kedua lensa mata atau kelainan lokal yang akan
mengenai satu mata.
6. Katarak Sekunder
Pada tindakan bedah lensa di mana terjadi reaksi radang terakhir
dengan terdapatnya jaringan fibrosis sisa lensa yang tertinggal maka
keadaan ini di sebut sebagai katarak sekunder.
E. MANIFESTASI KLINIK
Akibat kekeruhan lensa maka penglihatan berangsur berkurang, maka
dengan kabur, yang pada katarak matur retina hanya dapat mengenai adanya
sinar yang datang, bila tidak diobati maka mata akan buta sama sekali.
Pada pupil akan terlihat gambaran kekeruhan lensa biasanya berwarna
putih, warna pupil dapat berwarna kuning atau cokelat. Benda yang di lihat
dapat berwarna sedikit kekuning-kuningan, penglihatan malam atau pada
penerangan kurang sangat menurun. Pada penerangan yang keras atau
matahari kuat akan sangat sukar akibat adanya rasa sakit malam di saat
melihat cahaya terang dapat terlihat adanya warna pelangi.
F. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih transparan
berbentuk seperti kancing baju : mempunyai kekuatan refraksi yang besar,
lensa mengandung tiga komponen anatomik. Pada zona central terdapat
nukleus dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior. Dengan
perkembangan usia nukleus mengalami perubahan warna menjadi cokelat-
kekuningan di sekitar opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk
katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju pada cendela,
perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.
Perubahan pada serabut halus multipel (Zunula) yang memanjang dari badan
silier ke sekitar daerah di luar lensa, misalnya dapat menyebabkan kongulasi,
sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke
retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya prolein lensa normal terjadi
di sertai influses air di dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang
tegang dan mengganggu transumsi sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu
enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah
enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada
kebanyakan pasien yang menderita katarak.
Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang
berbeda. Dapat di sebabkan oleh kejadian trauma sistemis seperti DM, namun
sebenarnya merupakan konsekuensi dari proses penuhan yang normal.
Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan matang ketika orang
memasukkan dekade ke -7. Katarak dapat bersifat kongenital dan harus di
identifikasi awal karena bila tidak terdiagnosa dapat menyebabkan ambliopia
da kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering berperan
dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan,
merokok, diabetes dan asupan vitamin antioksidan yang kurangnya dalam
jangka waktu lama.
G. MANAJEMEN MEDIS
Tujuan manajemen medis untuk memperbaiki ketajaman penglihatan
dan mencegah terjadinya kebutuhan. Penatalaksanaan pasien katarak yaitu
dengan operasi bedah.
Jenis pembedahan untuk katarak mencakup Extra Capsular Catarack
Extraktie (ECCE) dan Intracapsular Catarack.
1. Extra Capsular Catarack Extraktie (ECCE)
Korteks dan nukleus di angkat, kapsul posterior di tinggikan untuk
mencegah prolaps vitreus. Untuk melindungi telinga dari sinar ultraviolet
dan memberikan sokongan untuk implautan lensa intraokuler. ECCE
paling sering di lakukan karena memungkinkan di masukannya lensa
intraokuler ke dalam kapsul yang tersisa. Setelah pembedahan di perlukan
koreksi virus lebih lanjut. Visus yang sering di gunakan ECCE adalah Fa.
Kuamuisifkusih, jaringan di hancurkan dan debris di angkat melalui
pengisapan.
2. Intracapsular Catarack
Pada pembedahan jenis ini lensa di angkat seluruhnya. Keuntungan
dari prosedur adalah kemudahan prosedur ini di lakukan sedangkan
kerugiannya mata berisiko tinggi mengalami retina detachment dan
mengangkat struktur penyokong lensa intraokuler. Salah satu teknik ECCE
adalah menggunakan Cry Curgery, lensa di bekukan dengan proloc sliper
dingin dan kemudian di angkat.
H. ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Anamnesis
- Umur, katarak bivi terjadi pada semua umur tetapi umumnya pada
usia lanjut.
- Riwayat trauma, terutama tembus atau tidak tembus dapat merusak
kapsul lensa
- Riwayat pekerjaan, pada pekerjaan LAB atau berhubungan dengan
bahan kimia atau terpapar sinar X.
- Riwayat penyakit yang ada.
- Riwayat penggunaan obat-obatan yang ada.
b. Pemeriksaan fisik
- Klien mengeluh penurunan pandangan bertahap dan tidak nyeri.
- Pandangan kabur, berkabut atau pandangan ganda.
- Kaji visus, terdapat penurunan signifikan.
- Klien juga melaporkan melihat galre/halo di sekitar siar lampu saat
berkendaraan di malam hari, kesulitan dengan pandangan malam,
kesulitan untuk membaca, sering memerlukan perubahan kaca
mata dan gangguan yang menyilaukan serta penurunan pandangan
dengan cuaca cerah, klien juga memberikan keluhan bahwa warna
menjadi kabur atau tampak kekuningan atau kecokelatan perlu
peningkatan cahaya untuk membaca.
- Jika klien mengalami kekeruhan sentral, klien mungkin
melaporkan dapat melihat lebih baik pada cahaya suram dari pada
terang, karena katarak yang terjadi di tengah dari pada saat pupil di
latasi klien didapat melihat dari daerah di sekitar keruhan.
- Jika nukleus lensa terkena, kemampuan retraksi mata (kemampuan
memfokuskan bayangan pada retina) meningkat. Kemampuan ini
di sebut second sight yang memungkinkan klien membaca tanpa
lensa.
- Katarak hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata
yang menyebabkan peningkatan. Tekanan intraokuler dan
kemerahan pada mata.
- Katarak hipermatur dapat membocorkan protein lensa ke bola mata
yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler dan
kemerahan pada mata.
- Inspilisi dengan penlight menunjukkan pupil putih keabu-abuan di
belakang pupil.
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
a. Perubahan persepsi perseptual (visual) yang berhubungan dengan
kekeruhan pada lensa mata
Goal :
Klien akan mendemonstrasikan kemampuan untuk memproses
rangsangan visual dan mengomunikasikan pembatasan pandangan.
Intervensi :
- Kaji dan dokumentasikan ketajaman penglihatan dasar.
R/ menentukan seberapa bagus visus klien.
- Dapat deskripsi fungsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa di lihat
oleh klien.
R/ memberikan data dasartentang pandangan akurat klien.
- Adaptasikan lingkungan dan kebutuhan visual klien dengan cara
orientasikan klien pada lingkungan.
R/ memfasilitasi kebebasan bergerak dengan aman.
- Memberikan pencahayaan yang paling sesuai bagi klien.
Meningkatkan penglihatan klien.
- Letakkan barang-barang pada tempat pada tempat yang konsisten.
R/ mendorong penggunaan memori sebagai pengganti penglihatan.
b. Risiko cedera b.d penurunan virus, umur atau berada pada lingkungan
yang tidak di kenal.
Goal :
- Klien tidak mengalami cedera visual akibat jatuh.
- Klien melaporkan tidak mengalami cedera.
- Klien mampu menggunakan peralatan untuk mencegah cedera.
- Klien mampu mencegah aktivitas yang meningkatkan risiko
cedera.
Intervensi :
- Beri tahukan klien untuk naik dan turun satu kali dalam suatu
waktu.
R/ meningkatkan ras keseimbangan.
- Dorong klien untuk menggunakan peralatan adaptif (tongkat).
- Memberitahukan klien untuk mengubah posisi secara perlahan.
R/ mencegah pusing.
- Beri tahukan klien bahwa penutupan mata dengan bebat
mengakibatkan pandangan monokuler yang akan mengubah ke
dalam persepsi.
R/ meningkatkan kepatuhan klien akan lebih, mungkin melakukan
intervensi jika rasional di berikan.
c. Kurang pengetahuan b.d terbatasnya informasi yang sudah di dapat
sebelumnya.
Goal :
Klien akan kembali ke rumah dan bisa merawat diri dengan aman
dalam lingkungan yang telah di siapkan.
Intervensi :
- Diskusi tempat yang di inginkan klien untuk pemulihan pasca
operasi.
R/ meningkatkan pemulihan.
- Diskusikan kemampuan klien untuk memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
R/ menentukan kebutuhan bantuan, karena sebagian di dasarkan
pada tingkat fungsi klien.
- Evaluasi bagaimana kemampuan fungsi klien sekarang akan
mempengaruhi oleh pembatasnya.
R/ menentukan kesadaran klien terhadap pembatasan.
I. IMPLEMENTASI
Melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan pendekatan proses
keperawatan.
J. EVALUASI
1. Klien mampu melihat objek sesuai batasan kemampuan.
- Klien dapat mendemonstrasikan peningkatan kemampuan visual.
2. Tidak terjadi cedera akibat penularan virus.
- Klien mampu untuk mengidentifikasi hal-hal yang meningkatkan
risiko jatuh, mampu mengidentifikasi dan menyingkirkan benda-benda
berbahaya di lingkungan.
3. Pengetahuan klien bertambah tentang kesehatan.
- Pasien, keluarga dan perawat dapat mendiskusikan tentang perawatan
mata.
KATARAK

Degeneratif

Developmental

Primer Koplikata

G3 Intra uterin
Katarak seniaus trauma Penyakit Gangguan
sistemik okuler

Katarak Totalis Keruhan pada bagian Pada korteks Pada nukleus


lensa

Terdapat cela-cela di Fiber lensa yang baru


Tidak Gangguan antara serabut lensa mendorong lensa yang lama
Cair Lunak Keras mengganggu visus hebat
visus Berisi air Nucleus lebih padat, dehidrasi,
kalsium penimbunan kalsium, sclerosis dan
Di sisi Ekstrasi CCE penumbuhan pigmen
lensa linear Tidak Miaektomi optis/ Lensa lebih
melakukan disisi lensa pada cembung dan
membengkak Keruhan lensa
tindakan anak <1 tahun
(intemesensi)
Stadium amatur Bioking sinar yang
masuk kornea

Iris terdorong ke depan


Zorula zimi lepas Pandangan kabur

Sudut balik depan


(COA) dangkal Dislokasi lensa Gangguan sensori
perceptual
(visiual)
Aliran COA tidak lancar
PK glukoma PK urenitis

Aliran COA tidak lancar

TIO meningkat

Devisit perawatan diri Risiko Isolasi sosial Takut,


PK Glaukoma cedera cemas

You might also like