You are on page 1of 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar Belakang


Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf, disamping tumor
spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak bersifat jinak maupun ganas dan timbul didalam
otak, meningen dan tengkorak. Tumor ini dapat bersifat primer ataupun merupakan metastase
dari tumor pada organ lainnya.1

Tumor otak primer (80 %), sekunder (20 %). Tumor primer kira-kira 50% adalah
glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma. Pada orang dewasa 60 % terletak
di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di infratentorial. Tumor yang paling
banyak ditemukan pada anak adalah tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan
astrositoma.Statistik primer adalah 10 % dari semua proses neoplasma dan terdapat 3 – 7
penderita dari 100.000 orang penduduk.6

Diagnosis tumor intrakranial ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan


penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis sulit
menegakkan diagnosis tumor intrakranial dan membedakan benigna atau maligna, karena gejala
klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor, dan
cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak
yang dapat menyebabkan kompresi, infasi, dan destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian
ada beberapa jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang
spesifik dari tumor intrakranial. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi dapat
dibedakan tumor benigna dan maligna.2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi dan Fisiologi Otak

Otak merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak di cavum cranii, otak
dibentuk oleh cavum neuralis yang membentuk 3 gelembung embrionik primer, yaitu
prosenchephalon, mesensephalon, rhombhencephalon, untuk selanjutnya berkembang
membentuk 5 gelombang embrionik sekunder, yaitu telencephalon, dienchephalon,
mesencephalon, metenchepalon, dan myelencephalon. Telencephalon membentuk
Hemispaherum cerebri, corteks cerebri. Diencephalon membentuk epithalamus, thalamus,
hipothalamus, subthalamus, dan methatalamus. Didalam diencephalon terdapat rongga;
ventriculus tertius yang berhubungan dengan ventriculus lateralis melalui foramen
interventriculare (Monroi). Mesencephalon membentuk corpora quadgemina dan crura cerebri,
dalam mesencephalon terdapat kanal sempit aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus
tertius dengan ventriculus quartus. Metencephalon membentuk cerebellum dan pons, sedangkan
Myelencephalon membentuk medulla oblongata.3

Gambar.2.1.Anatomi Otak Manusia1

Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat dewasa seberat 1400-1500
gram.. Otak di bungkus oleh meninges yang terdiri dari 3 lapis. Di dalam otak terdapat rongga :
systerna ventricularis yang berisi liquors erebrospinalis yang lanjut ke rongga antar meninges,
cavum subarachnoidea. Fungsi utama liquorserebrospinalis yaitu melindungi dan mendukung
otak dari benturan.3

Hemisphaerum cerebri jumlahnya sepasang, dipisah secara tidak sempurna oleh fissura
longitudinalis superior dan falx serebri, belahan kiri dan kanan dihubungkan oleh corpus
callosum. Hemisphaerum cerebri dibentuk oleh cortex cerebri, substantia alba, ganglia basalis,
dan serabut saraf penghubung yang dibentuk oleh axon dan dendrit setiap sel saraf. Cortex
cerebri terdiri dari selapis tipis substantia grissea yang melapisis permukaan hemisphaerum
cerebri. Permukaannya memiliki banyak sulci dan gyri, sehingga memperbanyak jumlah
selnya.diperkirakan terdapat 10 milyar sel saraf yang ada pada kortek cerebri.3

Hemispaerum cerebri memiliki 6 lobus; lobus frontalis, lobus parietalis, lobus temporalis,
lobus occipitalis, lobus insularis dan lobus limbik. Lobus frontalis, mulai dari sulcus sentralis
sampai kapolus centralis, terdiri dari gyrus precentralis, girus frontalis superior, girus frontalis
media, girus frontalis inferior,girus recrus, dirus orbitalis, dan lobulus paracentralis superior.
Lobus parietalis, mulai dari sulcus centralis menuju lobus occipitalis dan cranialis dari lobus
temporalis, terdiri dari girus post centralis, lobulus parietalis superior,dan lobulus parietalis
inferior-inferior-posterior. Lobus temporalis, terletak antara polus temporalis dan polus
occipitalis dibawah sulcus lateralis. Lobus occipitalis terletak antara sulcus parieto occipital
dengan sulcus preoccipitalis, memiliki dua bangunan, cuneus dan girus lingualis. Lobus
insularis, tertanam dalam sulcus lateralis. Lobus limbik, berbentuk huruf C dab terletak pada
dataran medial hemisfer cerebri.4

Lobus oksipitalis yang terletak di sebelah posterior (di belakang kepala)


bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan. Sensasi suara mula-mula
diterima oleh lobus temporalis, yang terletak di sebelah lateral (di sisi kepala).3

Lobus parietalis terutama bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah masukan
sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari permukaan tubuh. Sensasi-
sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik (perasaan tubuh). Lobus parietal
juga merasakan kesadaran megenai posisi tubuh, suatu fenomena yang disebut propriosepsi.3

Kesadaran sederhana mengenai sentuhan, tekanan, atau suhu dideteksi oleh thalamus,
tingkat otak yang lebih rendah. Thalamus membuat anda sadar bahwa sesuatu yang panas versus
sesuatu yang dingin sedang menyentuh badan anda, tetapi tidak memberitahu dimana atau
seberapa besar intentitasnya.3

Lobus frontalis bertanggungjawab terhadap tiga fungsi utama: (1) aktivitas motorik
volunteer (2) kemampuan berbicara (3) elaborasi pikiran. Daerah di lobus frontalis belakang
tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron motorik eferen yang mencetuskan
kontraksi otot rangka.3

Area Broca yang betanggung jawab untuk kemampuan berbicara, terletak di lobus
frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang mengontrol otot-otot
penting untuk artikulasi.3

Daerah Wernicke yang terletak di korteks kiri pada pertemuan lobus-lobus parietalis,
temporalis, dan oksipitalis berhubungan dengan pemahaman bahasa. Daerah ini berperan penting
dalam pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan. Selain itu, daerah ini bertanggung jawab
untuk memformulasikan pola pembicaraan koheren yang disalurkan melalui seberkas saraf ke
daerah Broca, kemudian mengontrol artikulasi pembicaraan.4

Daerah motorik, sensorik, dan bahasa menyusun hanya sekitar separuh dari luas korteks
serebrum keseluruhan. Daerah sisanya, yang disebut daerah asosiasi berperan dalam fungsi yang
lebih tinggi (fungsi luhur).3

Korteks asosiasi prafrontalis adalah bagian depan dari lobus frontalis tepat di anterior
korteks motorik. Peran sebagai: (1) perencanaan aktivitas volunteer (2) pertimbangan
konsekuensi-konsekuensi tindakan mendatang dan penentuan pilihan (3) sifat-sifat kepribadian.3

Korteks asosiasi parietalis-temporalis-oksipitalis dijumpai pada peetemuan ketiga lobus.


Di lokasi ini dikumpulkan dan diintegrasikan sensasi-sensasi somatic, auditorik, dan visual yang
berasal dari ketiga lobus untuk pengolahan persepsi yang kompleks.3

Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal. Daerah ini
berkaitan dengan motivasi dan emosi. 3
Pembentuk susunan saraf pusat adalah neuron yang jumlahnya mencapai 100 milyar,
didukung oleh sel glia yang jumlahnya 10 kali lipat dari neuron. Setiap neuron memiliki tonjolan
panjang , akson yang berfungsi membawa informasi keluar dari neuron (serabut eferen). Selain
itu terdapat tonjolan pendek, dendrit yang berfungsi membawa informasi menuju neuron (serabut
aferen).4

Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi untuk
menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel glia; makroglia dan
microglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat besar jika terjadi infeksi atau
kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia berfungsi sebagai penyangga dan fungsi
nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel
ependyma. Bersama-sama mereka dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna
fungsional dalam pertukaran metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya.
Terdapat tiga jenis sel glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara
embriologis berasal dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak diklasifikasikan
sebagi sel glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi
sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawan infeksi.4

Astrosit

Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat atau
lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak jelas. Astrosit
protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea otak dan medulla spinalis, sedangkan
astrosit fibrosa terutama dalam substantia alba. Karena banyaknya prosesproses sitoplasma yang
luar, astrosit penting sebagai struktur penyokong dan struktural dalam SSP. Fungsi astrosit masih
diteliti;bukti-bukti memperlihatkan bahwa sel-sel ini mungkin berperan dalam menghantarkan
impuls dan transmisi sinaptik dari neuron dan bertindak sebagai saluran penghubung antara
pembuluh darah dan neuron3

Oligodendrosit

Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabang yang lebih
pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma lebih padat dengan
ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit terutama terdapat dalam 2 lokasi,
di dalam substansia grissea dan di antara berkas-berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya
terletak dalam posisi perivascular sekitar pembuluh darah. Oligodendroglia dan astrosit
merupakan neuroglia sejati dan berasal dari lapisan embrional ektodermal (sama seperti neuron).
Oligodendroglia berperan dalam pembentukan myelin.3

Gambar.2.2. Sel Glia Otak3

Sel Ependim

Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan mempertahankan susunan
epitel mereka . sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan terendam dalam
cairan serebrospinal uang mengisi rongga-rongga ini. Meskipin ujung apikal sel ependim
melapisi rongga tersebut, namun dasarnya tidak seragam dan terdiri dari procesus panjang yang
meluas dari pusat otak ke jaringan penyambung perifer, akibatnya procesus sel ependim berjalan
di antara unsur saraf dan merupakan matriks penyokong yang mirip dengan sel glia lainnya.3

Sel schwann

Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer, dan meluas
sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di medulla spinalis dan batang otak
sampai ke ujungnya. Sel swhann memperlihatkan inti yang heterochromatik, biasanya gepeng,
dan terdapar di tengah sel dengan banyak mitokondria, mikrotubul dan mikrofilamen.3

Pembuluh darah yang mendarahi otak terdiri dari :4


a. Sepasang pembuluh darah karotis : denyut pembuluh darah besar ini dapat kita raba
dileher depan, sebelah kiri dan kanan dibawah mandibula, sepasang pambuluh darah ini
setelah masuk ke rongga tengkorak akan bercabang menjadi tiga :

1. Sebagian menuju ke otak depan (arteri serebri anterior)

2. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)

3. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)

Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut arteri
komunikan posterior.

b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini tidak dapat diraba oleh
karena kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian samping tulang leher, pembuluh
darah ini mendarahi batang otak dan kedua otak kecil, kedua pembuluh darah tersebut
akan saling berhubungan pada permukaan otak pembuluh darah yang disebut anastomosis.

2.2. Definisi Tumor Otak

Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan oleh mutasi
DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor.
Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya
yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu
berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA
kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang
menekan gen untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.1,5

Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak merupakan
penyakit yang menyerang otak manusia, yang merupakan pusat kendali dari tubuh manusia,
sehingga tumor otak pada umum nya dapat mengganggu fungsi organ tubuh lain bahkan dapat
menyebabkan kematian. Tumor otak dapat bersifat benigna dan maligna. 1,2Tumor intrakranial
(termasuk lesi desak ruang) bersifat jinak maupun ganas, dan timbul dalam otak, meningen, dan
tengkorak. Tumor otak berasal dari jaringan neuronal, jaringan otak penyokong, sistem
retikuloendotelial, lapisan otak dan jaringan perkembangan residual, atau dapat bermetastasis
dari karsinoma sistemik.1

Gambar 2.3.Tumor Otak4

2.3.Epidemiologi

Tumor primer biasanya timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan selaput myelin.
Tumor sekunder berasal adalah tumor metastasis yang biasa berasal dari hampir semua tumor
pada tubuh. Tumor metastasis SSP yang melalui perderan darah yaitu yang paling sering adalah
tumor paru-paru dan prostat, ginjal, tiroid, atau traktus digestivus, sedangkan secara
perkontinuitatum masuk ke ruang tengkorak melalui foramina basis kranii yaitu infiltrasi
karsinoma anaplastik nasofaring.5
Pada umumnya tumor otak primer tidak memiliki kecenderungan bermetastasis, hanya satu yaitu
meduloblastoma yang dapat bermetastasis ke medulla spinalis dan kepermukaan otak melalui
peredaran likuor serebrospinalis. Perbandingan tumor otak primer dan metastasis adalah 4 : 1.

Tumor otak primer (80 %), sekunder (20 %). Tumor primer kira-kira 50% adalah
glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma. Pada orang dewasa 60 % terletak
di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di infratentorial. Tumor yang paling
banyak ditemukan pada anak adalah tumor serebellum yaitu meduloblastoma dan
astrositoma.Statistik primer adalah 10 % dari semua proses neoplasma dan terdapat 3 – 7
penderita dari 100.000 orang penduduk.6
Glioma Jumlah ½ tumor otak Tumbuh pada tiap jaringan dari otak. Infiltrasi dari
terutama ke jaringan hemisfer cerebral.Tumbuh sangat cepat, sebagian orang bias hidup
beberapa bulan sampai tahun. Meningoma 13 % sampai 18 % tumor primer intrakranial Tumbuh
dari selaput meningeal otak. Biasanya jinak tapi bisa berubah menjadi maligna. Biasanya
berkapsul dan penyembuhan melaui bedah sangat mungkin dan pertumbuhan kembali mungkin
terjadi.6

Tumor Pituitari merupakan tumor pada semua kelompok umur, tapi lebih sering pada
wanita. Tumbuh dari berbagai jenis jaringan. Tumor otak mewakili sebanyak 20% dari semua
kanker pada anak-anak. Pada kelompok usia ini 70% tumor primer tumbuh di daerah fosa
posterior, sementara pada orang dewasa, proporsi yang sama tumbuh di atas tentorium. Pada
orang dewasa terdapat insiden tumor primer dan metastatik yang hampir sama.6

2.4. Etiologi Tumor Otak


Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :7
a. Genetik

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada
meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga.
Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi
pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma
tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang
kuat pada neoplasma.

b. Bagian embrional yang tersisa.

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang


mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya sebagian dari
bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya
seperti meningioma, astrositoma, raniofaringioma, teratoma intrakranial, kordoma

c. Radiasi
Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan terbentuknya
neoplasma setelah dewasa. Radiasi dengan dosis terapeutik dapat merangsang sel-sel
mesenkhimal. Beberapa laporan bahwa radiasi berperan timbulnya meningioma.

d. Trauma

Trauma yang berulang menyebabkan terjadinya meningioma (neoplasma selaput otak).


Pengaruh trauma pada patogenesis neoplasma susunan saraf pusat belum diketahui.

e. Kimia dan Virus

Zat-zat karsinogenik “methylcholanthrone” dan “nitro-ethyl-urea” dapat menyebabkan


tumor otak primer. Sedangkan virus (virus Epstein Barr) disangka berperan dalam genesisnya
“Burkitt’s lymphoma” juga karsinoma anaplastik nasofaring.Pada binatang telah ditemukan
bahwa karsinogen kimia dan virus menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf
pusat tetapi hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.

f. Metastase

Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma metastase
lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor otak metastase berasal
dari paru-paru dan payudara.

2.5. Patofisiologi Tumor Otak

Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal secara
sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus berkembang
mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi gangguan neurologis.
Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh dua faktor : gangguan
fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan tekanan intracranial.7

Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan infiltrasi atau
invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Perubahan suplai darah
akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara
akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.7
Serangan kejang sebagai gejala perubahan kepekaan neuron dihubungkan dengan
kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor membentuk kista
yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat ganggguan neurologist
fokal.

Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor: bertambahnya


massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan perubahan sirkulasi cairan
serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan
mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan
oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga
disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan. 6,7

Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah otak, semuanya
menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan tekanan intracranial. Obstruksi
sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke ruangan subaraknoid menimbulkan
hidrosefalus. Mekanismenya belum seluruhnya dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih
osmotik yang menyebabkan  penyerapan cairan tumor. Mekanisme kompensasi memerlukan
waktu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna
apabila tekanan intrakranial timbul cepat.6

Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah intracranial,
volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-sel parenkim,
kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus atau serebelum yang timbul
bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior melalui insisura tentorial oleh massa
dalam hemisfer otak. Herniasi menekan mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan
menekan saraf otak ketiga. Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah bradikardia
progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan pernafasan. 6
2.6. Klasifikasi Tumor Otak 9
1. Berdasarkan jenis tumor

 Jinak
a. Acoustic neuroma
b. Meningioma
c. Pituitary adenoma
d. Astrocytoma (grade I)
 Malignant
a. Astrocytoma (grade 2,3,4)
b. Oligodendroglioma
c. Apendymoma

2. Berdasarkan lokasi
 Tumor intradural
a. Ekstramedular
b. Cleurofibroma
c. Meningioma
d. Intramedular
e. Apendymoma
f. Astrocytoma
g. Oligodendroglioma
h. Hemangioblastoma
 Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara, prostal, tiroid,
paru – paru, ginjal dan lambung.

Tumor otak primer dapat dimulai pada satu jenis jaringan atau sel-sel di dalam
otak ataupun sumsum tulang belakang. Beberapa tumor mengandung campuran jenis sel.
Tumor di daerah yang berbeda dari sistem saraf pusat dapat diobati secara berbeda dan
memiliki prognosis yang berbeda.
A. Glioma
Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma dikelompokkan
berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel neuroglia sistem saraf pusat
berfungsi untuk memperbaiki, menyokong dan melindungi sel-sel saraf yang lunak.
Glioma terdiri dari jaringan penyambung dan sel-sel penyokong. Neuroglia mempunyai
kemampuan untuk terus membelah selama hidup. Sel-sel glia berkumpul membentuk
parut sikatriks padat dibagian otak dimana neuron menghilang oleh karena cedera atau
penyakit. Tumor glia merupakan penyebab dari hampir separuh tumor otak pada anak.
Sebagian besar tumor glia pediatrik merupakan tumor derajat rendah yang paling sering
terletak di fossa posterior dan regio diensefalon.7

 Astrositoma
Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan kista dalam
berbagai ukuran.walaupun menginfiltrasi bagian otak namun efeknya pada fungsi otak
hanya sedikit sekali pada permulaan penyakit. Pada umumnya astrositoma tidak bersifat
ganas, walaupun dapat mengalami perubahan keganasan berupa glioblastoma, yaitu
suatu astrositoma yang sangat ganas.tumor-tumor ini pada umumnya tumbuh lambat.
Oleh karena itu penderita sering tidak datang berobat walaupun tumor sudah berjalan
bertahun-tahun. Astrositoma derajat I memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak
banyak berbeda dengan astrosit normal, hanya saja jumlahnya berbeda, sehingga
kepadatannya dalam suatu daerah menonjol.7

Gambar 2.4 Astrositoma4


Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan segi-segi
keganasan yang meningkat. Astrositoma derajat III menggambarkan gambaran
histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan ekspansif sehingga banyak necrosis dan
hemoragik terjadi. Apalagi astrositoma derajat IV, berbagai jenis sel dalam tahap mitosis
dijumpai baik dalam formasi yang khas, maupun yang tersebar secara tidak teratur
dengan banyak nekrosis dan hemoragi.maka astrositoma derajat III dan IV diberi nama
tersendiri yaitu Glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (misal: serangan epilepsi
maupun nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada umumnya tidak dapat dilakukan
karena tumor bersifat invasif, tapi bersifat residif terhadap radiasi.7

 Glioblastoma multiform
Glioblastoma multiform adalah jenis glioma yang paling ganas. Tumor ini
memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah yang lengkap
tidak mungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya sekitar 12 bulan. Tumor ini
dapat timbul dimana saja tetapi predileksi utamanya adalah lobus frontalis. dan sering
menyebar ke sisi kontralateral melalui korpus kalosum.7

Gambar 2.5 Glioblastoma Multiforme6

 Oligodendroglioma
Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai astrositoma,
tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular dan cenderung
mengalami kalsifikasi; biasanya dijumpai pada hemisfer otak dewasa muda. Tumor ini
dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang timbul hingga 10 tahun, secara klinis
bersifat agresif, dan menyebabkan simptomatologi bermakna akibat peningkatan
intrakranial.di dalam daerahnya terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.7

Oligodendroglioma merupakan pada manusia yang paling bersifat kemosensitif.


Regimen kemoterapi yang paling sering digunakan adalah melfalan, thiotep,
temozolomide, paklitaksel ( taxol) dan regimen berdasar platinum. Diyakini bahwa sel
neoplasma dari oligodendroglia rentan terhadap efek alkilasi dari kemoterapi sitotoksik.
Penjelasan yang lebih lengkap masih menunggu hasil dari penelitian genetik lebih lanjut.7

Gambar 2.6 Oligodendroglioma11

 Ependimoma
Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari hubungan
erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi pada fossa posterior,
tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis. Tumor ini lebih sering terjadi
ada anak maupun orang dewasa. Dua faktor utama yang mempengaruhi keberhasilan
reseksi tumor dan kemampuan bertahan hidup jangka panjang adalah usia dan letak
anatomis tumor. Makin muda usia pasien maka makin buruk prognosisnya (biasanya
terlihat pada usia anak kurang dari 7 tahun) alasan prognosis yang buruk masih belum
diketahui.7
Gambar 2.7 Ependimoma11

Diyakini bahwa tumor embrional pada anak berbeda dari tumor pada dewasa dan
semakin imatur jaringan tumor pada anak menyebabkan makin agresifnya sifat tumor yang
memperburuk prognosisnya. Penderita tumor yang terletak pada dasar dan atap ventrikel
dapat direseksi secara sempurna daripada penderita tumor di processus lateralis. Perbedaan
ini darena dasar dan atap tumor cenderung menginfiltrasi struktur pedunculus cerebri dan
pons sehingga menyebabkan tidak mungkin dilakukan pengangkatan sempurna.pengobatan
radiasi dilakukan pasca operasi, kecuali pada anak usia kurang dari 3 tahun yang menjalani
kemoterapi.7

A. Meningioma

Meningioma timbul dari meninges, lapisan jaringan yang mengelilingi bagian luar dari
otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma berkontribusi pada sekitar 1 dari 3 tumor
otak primer dan tumor sumsum tulang belakang. Mereka adalah tumor otak yang paling
umum pada orang dewasa.

Risiko tumor ini meningkat sejalan dengan usia. Mereka sekitar dua kali lebih
umum terjadi pada wanita. Dalam beberapa kasus tumor ini bersifat genetic (diturunkan),
terutama pada mereka dengan neurofibromatosis (sindrom tumor jinak pada jaringan
syaraf).

Meningioma menyebabkan gejala dengan menekan otak atau syaraf tulang


belakang. Sekitar 4 dari 5 meningioma bersifat jinak, dan sebagian besar dapat
disembuhkan dengan operasi. Tetapi beberapa meningioma tumbuh sangat dekat dengan
struktur vital dalam otak dan tidak bisa disembuhkan dengan pembedahan saja. Sejumlah
kecil meningioma bersifat ganas dan mungkin kembali berkali-kali setelah operasi atau
bahkan menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Gambar 2.7 Meningioma11

B. Medulloblastomas

Medulloblastomas adalah tumor yang berkembang dari sel neuroectodermal (sel saraf
primitif) di otak kecil. Mereka adalah tumor yang tumbuh cepat dan sering menyebar ke
seluruh jalur cairan serebrospinal, tetapi mereka dapat diobati dengan terapi radiasi dan
kemoterapi. Medulloblastomas terjadi lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang
dewasa. Mereka adalah bagian dari kelas tumor disebut tumor neuroectodermal primitif
(PNETs) yang dapat terjadi pada otak besar dan di tempat lain dalam sistem saraf pusat.
Gambar 2.8 Medulloblastoma12

2.7. Gejala Tumor Otak

Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan. Hal ini
menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-gejalanya sebaiknya
dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Tumor otak menunjukkan gejala klinis yang
tersebar bila tumor ini menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai
akibat dari tumor yang mengganggu bagian spesifik dari otak.2

a) Gejala peningkatan tekanan intrakranial


Gejala – gejala peningkatan tekanan intracranial disebabkan oleh tekanan yang
berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah
gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral.
Semua terletak di tengkorak.2

 Sakit kepala
Meskipun tidak selalu ada tetapi ini banyak terjadi pada pagi hari dan
menjadi buruk oleh karena batuk,menegang atau melakukan gerakan yang tiba-
tiba. Keadaan ini disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau penyimpangan
struktur sensitive nyeri, atau oleh karena edema yang mengiringi adanya tumor.
terdapat nyeri kepala (terus menerus, difus yang pada umumnya nocturnal dan
membaik pada siang hari). Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering
dijumpai pada penderita otak. Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus
menerus, tumpul, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada
waktu pagi hari dan menjadi lebih berat oleh aktivitas yang biasanya dapat
meningkatkan tekanan intrakranial seperti membungkuk, batuk, atau mengejan
sewaktu buang air besar. Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak
disebabkan oleh traksi dan pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga
intrakranial. Struktur ini termasuk arteri, vena, sinus-sinus venadan saraf otak
 Muntah
Muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pada pusat muntah pada medulla
oblongata akibat terjadinya peningkatan TIK. Muntah dapat terjadi tanpa
didahului mual dan dapat proyektil. Kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan
makanan, yang selalu disebabkan adanya iritasi pada pusat vagal di medulla.

 Papiledema (edema pada saraf optic)


Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan
papilla saraf optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi, hal ini
mengisyaratkan peningkatan TIK. Ada sekitar 70%-75% dari pasien dan
dihubungkan dengan gangguan penglihatan seperti penurunan tajam penglihatan,
diplopia (pandangan ganda) dan penurunan lapang pandangan.

 Perubahan kepribadian dan perubahan mental (iritabilitas, mudah lelah, perubahan


perilaku), dementia, apatia, gangguan watak dan intelegensia, bahkan psikosis
tidak peduli lokasinya
 Kejang lokal. Dapat merupakan manifestasi pertama tumor intrakranial pada 15%
penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai manifestasi tekanan intrakranial
yang melonjak secara cepat terutama bagi manifestasi glioblastoma multiform.
Kejang tonik yang sesuai dengan serangan rigiditas deserebrasi biasanya timbul
pada tumor fossa franii posterior dan secara tidak tepat dinamakan cereberal fits.
 Adanya variasi penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf cranial
b) Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti pada
ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang.5
 Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan gerakan
seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut kejang jacksonian.
 Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia homonimus
kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandangan pada sisi
yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
 Tumor serebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan) atau
gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh kesisi yang lesi,
otot-otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak
disengaja) biasanya menimbulkan gerakan horizontal.
 Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan status
emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental, pasien kurang
merawat diri.
 Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteristik gejala pada
tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan vertigo, serta diikuti perkembangan
saraf-saraf yang mengarah terjadinya tuli (gangguan fungsi saraf cranial VIII).
Berikutnya kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dgn
saraf cranial V). Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralysis (keterlibatan saraf
cranial VII). Akhirnya karena pembesaran tumor yang menekan serebelum,
mungkin ada abnormalitas pada fungsi motorik.
 Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi, gangguan
funsi bicara dan gangguan gaya berjalan teutama pada pasien lansia.
Tipe tumor yang paling sering adalah meningioma, glioblastoma, dan metastase
serebral dari bagian lain. Beberapa tumor tidak selalu mudah ditemukan, karena tumor-
tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi dari otak (daerah yang fungsinya tidak
dapat ditentukan dgn pasti). Perkembangan dan gejala menentukan apakah tumor tersebut
berkembang atau menyebar.9

Manifestasi Klinis: 6
1. Sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering dijumpai pada penderita tumor
otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat dalam dan terus menerus, tumpul dan kadang-
kadang hebat sekali. Nyeri ini paling hebat pada pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat
oleh aktivitas yang biasanya meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan
pada waktu BAB. Nyeri sedikit berkurang jika diberi aspirin dan kompres dingin pada
tempat yang sakit.

2. Nausea dan muntah. Terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada medulla
oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak berhubungan dengan peningkatan
TIK disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa didahului nausea dan dapat
proyektif.

3. Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan papilla


nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan mengingatkan pada kenaikan
TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan tanda ini sebagai diagnosis tumor otak oleh
karena pada beberapa individu fundus tidak memperlihatkan edema meskipun TIK tidak
amat tinggi. Dalam hubungannya dengan papil edema mungkin terjadi beberapa gangguan
penglihatan. Ini termasuk pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun (perasaan berkurangnya
penglihatan).

2.8. Pemeriksaan Diagnostik

Bagi seorang ahli bedah saraf dalam menegakkan diagnosis tumor otak adalah dengan
mengetahui informasi jenis tumor, karakteristiknya, lokasinya, batasnya, hubungannya dengan
system ventrikel, dan hubungannya dengan struktur vital otak misalnya sirrkulus willisi dan
hipotalamus. Selain itu juga diperlukan periksaan radiologist canggih yang invasive maupun non
invasive. Pemeriksaan non invasive mencakup CT scan dan MRI bila perlu diberikan kontras
agar dapat mengetahui batas-batas tumor. Pemeriksaan invasive seperti angiografi serebral yang
dapatmemberikan gambaran system pendarahan tumor, dan hungannya dengan system pembuluh
darah sirkulus willisy selain itu dapat mengetahui hubungan massa tumor dengan vena otak dan
sinus duramatrisnya yang vital itu.8

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu
melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun pemeriksaan penunjang
yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-
gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah
diuraikan diatas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui
pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit
lapangan pandang.8

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengobservasi tumor otak


adalah: 1
o Observasi saraf pergerakan mata Penglihatan : penurunan lapang pandang,
penglihatan kabur 

o Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi

o Reflek  Keseimbangan dan koordinasi

o Penciuman dan sentuhan

o Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi Jantung : bradikardi, hipertensi. Sistem


pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea, potensial obstruksi jalan nafas,
disfungsi neuromuskuler Sistem hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes
mellitus

Untuk membantu menentukkan lokasi tumor yang tepat, dilakukan beberapa pemeriksaan
tambahan, yaitu: 8

 CT- Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran dan kepadatan jejas tumor
serta meluasnya edema serebral sekunder
Gambar 2.9 Hasil CT-Scan tumor otak9

 MRI membantu mendiagnosis tumor otak dengan cara mendeteksi jejas tumor yang kecil
dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.

Gambar 2.10 Hasil MRI Tumot Otak (tampak samping) 9

Gambar 2.11 Hasil MRI Tumor Otak (tampak atas)9


 Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk mendiagnosis
kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikandasar-dasar pengobatan dan
informasi prognosis

 Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral dan letak
tumor serebral.

 EEG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati tumor dan
dapatmemungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada waktu kejang.
Penelitian pada cairan serebrospinal (CHF) dapat dilakukan untuk mendeteksi sel-sel
ganas, karena tumor-tumor pada system saraf pusat mampu menggeser sel-sel kedalam
cairan serebrospinal

 Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan intraserebral

 Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal dari zat


radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak yang menyebabkan
akumulasi abnormal zat radioaktif

 Rontgen foto X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi intracranial dan X-
ray dada untuk mendeteksi tumor paru primer atau penyakit metastase

2.9.Penatalaksanaan Tumor Otak

Tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan atau
mengurangi simtomatologi serius. Pendekatan ter apeutik ini mencakup radiasi, yang menjadi
dasar pengobatan, pembedahan (biasanya pada metastase intrakranial tunggal), kemoterapi.8

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain:8

 Kondisi umum penderita


 Tersedianya alat yang lengkap
 Pengertian penderita dan keluarganya
 Luasnya metastasis.
Penatalaksanaan Menurut Brunner dan Suddarth 1987 : 9

1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan diagnosis
definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari semua tumor
menimbulkan defisit neurologis yang berat. Banyak faktor yang mempengaruhi
keberhasilan suatu pembedahan tumor otak yakni: diagnosisyang tepat, rinci dan
seksama, perencanaan dan persiapan pra bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi
yang baik, kecermatan dan keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta perawatan
pasca bedah yang baik, berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan
kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator, bipolar
coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf mengeluarkan massa
tumor otak dengan aman. 
Indikasi utama dari pembedahan tumor otak yaitu :

a. Diagnosis

Diagnosis bisa dilakukan dengan biopsi terbuka atau biopsi sterotaktik. Hasil
biopsi jaringan untuk menentukan jenis tumor, gradasinya, dan menentukan adanya
tanda keganasan.

b. Dekompresi

Dekompresi tumor dilakukan apabila edema dan hidrosefalus yang terjadi


mengakibatkan defisit neurologis. Edema yang luas di sekitar tumor kadang-kadang
sulit dikontrol dengan steroid saja. Tujuan dari “surgical decompression” adalah
untuk menurunkan tekanan intrakranial, simptomatis, dan mencegah memberatnya
defisit neurologis. Meskipun dekompresi ini tidak merubah hasil akhir tetapi “Life
Saving Decompression” juga dikerjakan sebagai tindakan emergensi terutama pada
tumor yang terletak di temporal dan fossa posterior oleh karena kecenderungan
terjadinya herniasi uncus dan tonsila cerebeli. Tindakan ini bisa memperpanjang
hidup beberapa bulan.
c. Sitoreduksi

Beberapa peneliti berpendapat bahwa ada hubungan antara sitoreduksi dengan


meningkatnya efektifitas terapi adjuvan oleh karena dengan sitoreduksi berarti
berkurangnya jumlah sel tumor yang diterapi, meningkatnya kinetik sel, mengangkat
sel hipoksik yang radio resisten dan mengangkat sel tumor yang sulit dicapai dengan
kemoterapi.

Kalau mungkin Sitoreduksi masih konteroversi belum ada penelitian yang jelas
mengenai ekstensifitas reseksi tumor dengan lamanya hidup penderita. Penyembuhan
atau masa bebas tumor yang lama bisa dilakukan pada reseksi total dari
hemangioblastoma, neurinoma akustik, juvenile astrocitic astrocytoma, adenoma
hipofise, dan meningioma.

Keputusan untuk melakukan pembedahan dan reseksi tumor otak berbeda pada
setiap penderita dan pada setiap tumor. Harus dipertimbangkan sebaik-baiknya
keuntungan yang akan didapat oleh penderita dari operasi tersebut dengan
kemungkinan defisit neurologis yang akan terjadi operasi tersebut.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam menganalisa untung ruginya tindakan


pembedahan yang dilakukan adalah:

 Lokasi tumor adalah faktor utama, misalnya tumor yang letaknya pada kortek dominan,
hipotalamus, batang otak, sinus karvenosus dan tumor otak intrinsik dari chiasma
optikum tidak perlu dilakukan reseksi total. Tumor ganas mempunyai batas yang tidak
jelas dan lebih luas dari pada apa yang terlihat dengan mata biasa. Bila reseksi total tidak
dapat dilaksanakan, maka biasanya dilakukan pembuangan inkomplit untuk dekompresi.
Tindakan ini seringkali dilaksanakan dengan cara “Suction” (penyedotan). Untuk tumor
di fossa posterior, dilakukan “splitting” (pemisahan) korteks serebelum, biasanya vermis
dan dilaksanakan suction untuk membersihkan tumor. Pembedahan pada meningoma
biasanya sulit dilakukan karena sering terjadi perdarahan dan menyebabkan edema
serebral. Pembedahan yang ideal pada tumor hipofisis dilakukan pengangkatan tumor
beserta kapsulnya, namun pada kenyataannya kapsula tumor dibuka dan tumor dikuret
atau disedot. Pembersihan atau pembuangan tumor ini sering inkomplit, tapi dekompresi
chiasma dan nervus optikus dapat tercapai. Bila tumor menyebabkan hidrosefalus akibat
obstruksi ventrikel III atau akuaduktus maka biasnya dilakukan ventrikulosisternotomy
dengan cara memasang tube dari ventrikel lateral ke sisterna magna.

 Ukuran tumor dan jumlah tumor, analisis yang terliti dari pemeriksaan radiologi bisa
memberikan gambaran apakah tumornya infiltratif atau berdiferensiasi baik sehingga
sangat resektabilitas tumor.

 Status neurologis preoperative penderita merupakan faktor yang sangat penting pada
penderita dengan defisit neurologis yang berat oleh karena tumor yang besar perlu
tindakan dekompresi segera. Defisit neurologis oleh karena pertumbuhan infiltratif dari
tumor biasanya permanen dan tidak reversibel setelah operasi, kecuali kalau kejadiannya
baru. Reseksi yang agresif kadang-kadang menyebabkan defisit neurologis justru
bertambah setelah penderita dioperasi.

 Jenis Tumor. Kalau tumor multipel maka perlu pemeriksaan neurologis klinis yang
seksama untuk menentukan tumor yamg memberikan gejala yang lebih dominan untuk
diangkat terlebih dahulu kalau tidak mungkin mengangkat tumor sekaligus.

 Kondisi umum dan umur penderita juga sangat menentukan strategi penanganan
penderita

2. Radiotherapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapy tunggal.

Indikasi radioterapi:

 Glioma maligna,

 Oligodendroglioma,
 Dysgerminoma,

 Limfoma SSP primer,

 Meduloblastoma,

 Ependimoma,

 Meningioma (maligna, inoperable),

 Adenoma hipofise (sesudah pembedahan sebagain dan sesudah


pengobatan yang gagal),

 Kordoma basis kranii, sedagkan Radioterapi (sesudah komfirmasi biopsi)


pada profilaksis iradiasi kranium dan corpus vertebralis.

Adapun efek samping : kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri


karena inflamasi  pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.8

3. Kemotherapy

Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,


kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode yang
beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan astrositoma stadium
tinggi yang meluas ke batang otak, terapi tambahan berupa kemoterapi dan regimen
radioterapi dapat membantu sebagai terapi paliatif. Indikasi dilakukannya
kemoterapi:

 Pengobatan induksi

Untuk tumor-tumor non solid atau kasus lanjut karena tidak ada pilihan cara
pengobatan lainnya. disebut juga pengobatan penyelamatan (salvage)

 Kemoterapi adjuvant
Pengobatan tumor primer dikontrol dengan cara lain ( bedah/ Radiasi)
Diyakini masih adanya sisa sel-sel tumor yang sukar dideteksi sehingga perlu
tambahan kemoterapi.

 Kemoterapi Primer

Kemoterapi sebagai pengobatan pertama sebelum pengobatan lain ( bedah/ radiasi)

 Kemoterapi Neo-adjuvant

Setelah pengobatan bedah/ radiasi ditambahkan kemoterapi atau dilanjutkan kembali


kemoterapi.

Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Obat-obatan yang digunakan : Nitroseurea, BCNU dan CCNU karena obat ini mampu
melewati sawar darah / otak. Selama pemberian obat-obatan ini pasien harus
menghindari makanan yang tinggi tiramin (misalnya anggur, yogurt, keju, hatiayam,
pisang) dan alcohol, karena pokorbazine menghambat dan melemahkan aktivitas
inhibitor monoamine oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan dengan mual dan
muntah yang mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan
sedang dilakukan. Efek samping : lelah, mual,muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.8

 Glioma maligna : BCNU intravena (kasus-kasus yang terseleksi)

 Limfoma SSP : MTX (metotrexate) + cytosine-arabinoside (ArAC)


intravena

 Infiltrasi tumor mening : MTX + ArA CIV + iradiasi kraniospinalis

4. Manipulasi hormonal dan imunoterapi


Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah bermetastase.
Sedangkan untuk imunoterapi dengan menggunakan antibody monoclonal yang
diciptakan secara khusus untukmenyerang dan menghancurkan sel tumor otal.b.
Interleukin-2 digunakan untuk mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer
ginjal dan melanoma, akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.9

5. Terapi Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan perubahan
kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid (deksametason, prednison)
menurunkan radang sekitar pusat metastase dan menurunkan edema sekitarnya. Obat-
obat lain mencakup agen-agen osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan
pada otak, yang ditunjukkan dengan penurunan TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin)
digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang. Bila pasien mempunyai nyeri
hebat, morfin dapat diinfuskan kedalam ruang epidural atau subaraknoid melalui
jarum spinal dan kateter sedekat mungkin ke segmen spinal dimana nyeri dirasakan.
Morfin disis kecil diberikan pada interval yang ditentukan.9

2.10. Diagnosa Banding

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial,
kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak dapat
menimbulkan gejala diatas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal
berikut :10

 Abses intraserebral
 Epidural hematom
 Hipertensi intrakranial benigna
 Meningitis kronik.

2.11. Komplikasi Tumor Otak

Komplikasi yang dapat kita temukan pada pasien yang menderita tumor otak ialah :9

a. Gangguan fisik neurologist disebabkan peningkatan TIK dari tumor dalam ruang kranium
yang terbatas sehingga mengganggu fungsi normal yang dikontrol oleh bagian otak tersebut.
b.Gangguan kognitif disebabkan pertumbuhan tumor yang semakin mendesak bagian otak
disekitarnya

c. Gangguan tidur dan mood.

d. Disfungsi seksual

2.12.Prognosis Tumor Otak

Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengandiagnosis dini dan juga penanganan


yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun
(5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival)
berkisar 30-40%.9

Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk, berdasarkan
tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta. Meskipun diobati, hanya
sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih
baik ditemukan pada astrositoma dan oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh
dalam waktu 3-5 tahun setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati
bertahan hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan pada:10

a.      Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.

b.      Penderita astrositoma anaplastik.

c.      Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat melalui
pembedahan.
BAB III

KESIMPULAN

Tumor otak termasuk penyakit yang sulit terdiagnosa secara dini. Secara klinis sukar
membedakan antara tumor otak yang benigna atau yang maligna, karena gejala yang timbul
ditentukan pula oleh lokasi tumor, kecepatan tumbuhnya, kecepatan terjadi tekanan tinggi
intrakranial dan efek masa tumor ke jaringan otak. Dipikirkan menderita tumor otak bila didapat
adanya gangguan cerebral umum yang bersifat progresif, adanya gejala tekanan tinggi
intrakranial dan adanya gejala sindrom otak yang spesifik. Pemeriksaan radiologi, dalam hal ini
CT Scan berperan dalam diagnosa tumor otak, sedang diagnosa pasti tumor otak benigna atau
maligna dengan pemeriksaan patologi-anatomi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta, 1999 : 201 – 207
2. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis Dasar edisi 5,
Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 – 402
3. Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi susunan saraf
manusia. Langgeng sejati. Jakarta; 2001: 3-13
4. Price,Sylvia A.Tumor Sistem Saraf Pusat dalam Patofisiolosi edisi 6, EGC. Jakarta.2005.
1183-1189
5. Stephen,Huff. Brain neoplasms.Access on www.emedicine.com. 2012
6. Informasi tentang Tumor Otak access on http://www.medicastore.com 2012.
7. Syaiful Saanin, dr, Tumor intrakranial Access on www.angelfire.neurosurgery.2012.
8. Japardi, Iskandar. Gambaran CT SCAN Pada Tumor Otak Benigna. Access on
www.usudigitallibrary.com. 2012
9. National Center for Biotechnology Information, “Brain Tumor – Primary – Adults,”
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0004485. 2012
10. S.C., “Brain Tumor Survival Rate,” http://www.buzzle.com/articles/brain-tumor-
survival-rate.html.2012
11. Informasi tentang Tumor Otak access on
sumber:http://www.gfmer.ch/selected_images_v2/search_result_list.php.2012
12. Meduloblastoma. Sumber: http://www.braintumors.in/medulloblastoma.2012

You might also like