You are on page 1of 4

Pencegahan

A. Pencegahan timbulnya asma


 Konseling sebelum menikah
Faktor risiko yang dapat mengakibatkan asma dan memicu untuk terjadinya
serangan asma diantaranya adalah riwayat atopik keluarga. Berdasarkan sebuah
studi kohort, apabila seorang anak memiliki satu orang tua yang memiliki alergi,
maka anak tersebut memiliki kemungkinan untuk menderita alergi sebesar 33 %,
dan kemungkinan alergi pada anak yang kedua orangtuanya menderita alergi
sebesar 70%.

Bagi pria maupun wanita yang hendak menikah, penting sekali dilakukan
konseling mengenai riwayat atopi, meskipun sebenarnya tidak mencegah
timbulnya penyakit asma, namun setidaknya orang tua akan lebih waspada karena
anak yang dilahirkan nantinya akan memiliki resiko yang lebih besar untuk
menderita asma. Apabila asma dapat dideteksi secara dini, maka kekambuhan
juga dapat ditekan, sehingga resiko untuk timbulnya infeksi sekunder juga dapat
dikurangi. Oleh karena itu, penting sekali untuk melakukan konseling pra nikah.

 Edukasi untuk memberi ASI eksklusif dibanding susu formula


Susu adalah salah satu jenis makanan yang paling sering menyebabkan alergi.
Sekitar 80% susu formula bayi yang beredar di pasaran menggunakan bahan
dasar susu sapi.

pada umumnya anak menderita alergi terhadap protein yang terdapat dalam susu
sapi. Beberapa protein yang terkandung di dalam susu sapi terbukti berperan
dalam reaksi alergi, melalui berbagai mekanisme, baik yang diperantarai IgE
maupun non IgE. Pada tubuh penderita akan membentuk antibodi IgE sebagai
reaksi terhadap masuknya protein asing dari susu formula. Kemudian
memberikan manifestasi pada saluran napas berupa mengi dan batuk. Dalam
penelitian pertama kohort prospektif pengenalan susu, selain ASI, yaitu
pemberian susu formula sebelum usia 4 bulan dikaitkan dengan peningkatan
kejadian kumulatif mengi dan asma yang didiagnosis pada umur 6 tahun, serta
mengi pada usia sebelum ulang tahun keenam.

Oleh karena itu penting sekali untuk mengedukasi para ibu agar senantiasa
memberi ASI eksklusif dibandingkan susu formula. Edukasi yang dapat diberikan
dapat berupa :
1. pentingnya memberikan ASI eksklusif
2. menjelaskan mengenai manfaat ASI eksklusif
3. menjelaskan mengenai posisi & perlekatan mulut bayi yang benar saat
menyusui
4. cara meningkatkan produksi ASI
5. cara memerah ASI untuk diberikan pada anak bagi ibu pekerja
6. menjelaskan mengenai perbandingan antara ASI dengan susu formula

Agar target ke masyarakat luas lebih tercapai, maka edukasi-edukasi tersebut


dapat dilaksanakan dengan melalui beberapa strategi, seperti melakukan
penyuluhan di Posyandu, PKK, dan lain sebagainya. Dan agar tercipta suasana
yang menarik saat mengedukasi, penting sekali untuk menyertakan video maupun
leaflet pada orang tua sehingga pesan edukasi akan lebih tersampaikan.

B. Pencegahan kekambuhan asma


Penghindaran pencetus asma merupakan bagian dari tata laksana non
medikamentosa pada asma anak selain tata laksana KIE, baik pada pasien maupun
keluarganya. Serangan asma bisa terjadi akibat dua faktor, yaitu kegagalan dalam
farmakoterapi jangka panjang dan kegagalan menghindari faktor pencetus, ketika
faktor pencetus ini bisa menyebabkan keadaan yang tidak ada gejala menjadi
bergejala atau yang gejalanya ringan menjadi berat.

Telah diketahui banyak faktor risiko terhadap kejadian asma pada anak, tetapi ada dua
faktor besar yang dipercaya sangat berperan pada kejadian asma, yaitu faktor
genetik dan lingkungan. Faktor genetik hampir tak dapat dimodifikasi lagi
dalam tata laksana penghindaran pencetus. Sedangkan faktor lingkungan dalam
hal ini diklasifikasikan dalam beberapa kategori, antara lain alergen hirupan
(indoor(dan outdoor), iritan, kondisi komorbid, dan faktor lain.

Peranan pajanan alergen dalam perjalanan perkembangan asma melalui dua proses
bertingkat, yaitu pajanan yang menyebabkan terjadinya sensitisasi dan pajanan
pada individu yang telah tersensitisasi akan menyebabkan berkembangnya asma.
Gambaran patologi asma terutama oleh karena sensitisasi alergen dan inflamasi atopi
di antaranya perubahan fibrotik jaringan di sekitar lumen jalan napas, hipertrofi dan
hiperplasia otot polos, hipertrofi dan hiperplasia kelenjar mukus, dan kerusakan
epitel jalan napas. Paparan ini juga mampu menyebabkan terjadinya sensitisasi
alergen, hiperresponsif jalan napas, dan gambaran remodeling( (hipertrofi dan
hiperplasia kelenjar mukus, penebalan membrana basalis, dan kerusakan epitel).

Walaupun pada beberapa hasil penelitian terakhir yang dilakukan bahkan dengan
metaHanalisis menilai penghindaran alergen termasuk di antaranya tungau debu
rumah dan binatang peliharaan tidak memberi manfaat dalam pengendalian
asma, namun beberapa penelitian lain justru menyimpulkan bahwa penghindaran
alergen masih merupakan tindakan yang sangat bermanfaat. Edukasi yang dapat
disampaikan antara lain :
Referensi :
Pedoman Nasional Asma Anak Edisi ke-2. 2017. Ikatan Dokter Anak Indonesia.

You might also like