You are on page 1of 13

Penugasan Evidence Based Public Health(EBPH)

Blok 4.4 Kesehatan Masyarakat

A. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan dan
kedokteran begitu pesatnya. Disisi lainnya, permasalahan kesehatan semakin kompleks,
diselesaikan dengan pendekatan individu, keluarga dan masyarakat. Mahasiswa kedokteran
dituntut untuk memiliki kemampuan life long learner. Selepas dari pendidikan formal di
fakultas kedokteran, kewajiban mencari dan mengupdate ilmu adalah hal yang tidak dapat
dihindari. Diperlukan skill yang cukup untuk mengakses dan menggunakan dengan baik
evidence yang ada.
Penugasan EBPH merupakan tugas individu, setiap mahasiswa dalam kelompok
tutorial akan mendapatkan kasus/permasalahan terkait public health. Berdasarkan kasus yang
diperoleh, mahasiswa membuat pertanyaan yang spesifik, searching best evidence dan
melakukan critical appraisal terhadap evidece yang diperoleh.

B. Tujuan penugasan
1. Mahasiswa dapat menggunakan prinsip dan tahapan evidence based dalam menyelesaikan
masalah kesehatan masyarakat
2. Mahasiswa dapat membuat pertanyaan spesifik sesuai kasus yang diperoleh yang
mengandung komponen PICO (patien/problem, intervention, comparisson dan outcome)
3. Mahasiswa dapat mencari best evidence sesuai PICO yang dibuat
4. Mahasiswa dapat melakukan critical appraisal untuk menilai artikel jurnal

C. Membuat pertanyaan spesifik


Tahap pertama dalam EBPH adalah membuat pertanyaan spesifik (Asking) yang terdiri
atas komponen PICO, seperti contoh berikut :

Kasus Kandang ternak di rumah


Berdasarkan hasil survey mawas diri di desa Kuring masih banyak masyarakat desa yang belum
memiliki rumah dengan kriteria sehat. Sebagian besar juga memiliki kandang ternak/unggas di
dalam/samping rumah. Adanya kandang ternak yang berdekatan dengan rumah menjadi
sumber penularan penyakit. Salah satunya flu burung dengan case fatality rate >80%. Pada
tahun 2010 di desa Kuring pernah ada 1 warga yang meninggal akibat terinfeksi avian
influenza. Adanya outbreak flu burung beberapa tahun yang lalu tidak membuat masyarakat
menjadi berhati-hati. Dr Irma ingin mengetahui bagaimana respon masyarakat terhadap
outbreak flu burung/avian influenza di Indonesia?

1. Population/problem: Masyarakat
2. Intervention: Avian Influenza outbreak
3. Comparison: -
4. Outcome: Respon
Contoh Pertanyaan PICO : Bagaimana respon masyarakat terhadap outbreak
avian influenza di Indonesia ?

Berikut ini beberapa contoh pertanyaan spesifik (PICO) dalam kesehatan masyarakat:

1
1. Efektifitas Intervensi, contoh: Dapatkan program pencegahan obesitas di SMA meningkatkan
aktifitas fisik siswa? Bagi pasien dewasa yang membutuhkan kemoprofilaksis TB, apakah
kunjungan ke klinik tiga kali seminggu untuk DOT sama efektifnya dengan kunjungan rumah
oleh perawat kesehatan masyarakat?
2. Diagnosis komunitas (assesment/screening), contoh: Apakah program surveilans berbasis
sekolah melalui deteksi absensi lebih dari 10% dapat menunjukkan aktivitas influenza dini di
masyarakat?
3. Prognosis, contoh: Apakah efek kesehatan pada pada anak-anak akibat konsumsi air minum
yang mengandung timbal dalam konsentrasi tinggi? Adakah faktor risiko demografik dan
psikososial yang dapat digunakan untuk predictive index infeksi HPV pada wanita berusia
kurang dari 20 tahun?
4. Harm, contoh: Adakah reaksi efek samping dari imunisasi penyakit meningococcus pada
remaja?
5. Evaluasi ekonomi/pembiayaan, , contoh: Apakah pemasaran sosial untuk strategi
pencegahan di masyarakat desa pada penyakit West Nile Virus cukup efektif dari segi biaya?
6. Memahami isu-isu kesehatan dengan sasaran pengalaman, sikap, dan kepercayaan pada
populasi, contoh: Bagaimanakah pengalaman remaja dalam mencari peer-counselling
mangenai hal-hal yang terkait dengan kesehatan seksual di SMA?

D. Searching best evidence


Tahapan EBPH selanjutnya adalah mendapatkan (acquire) best evidence. Jurnal
penelitian kesehatan masyarakat (dapat berasal dari jurnal-jurnal kesehatan masyarakat, jurnal
epidemiologi, jurnal promosi kesehatan, jurnal kedokteran pencegahan dan lain-lain; ataupun
jurnal kedokteran umum. Penelitian yang diambil dapat berupa penelitian kuantitatif, penelitian
kualitatif, atau kombinasi keduanya. Penelitian kuantitatif dapat berjenis deskriptif maupun
analitik observasional dan eksperimental. Diutamakan yang artikel yang memiliki level of
evidence yang lebih tinggi (Tidak disarankan mengambil jurnal systematic
review/metaanalisis) . Jurnal publikasi (paling lama tahun 2000). Judul jurnal harus
disubmit ke link : https://bit.ly/EBPH2018 paling lambat 28 Desember 2018 (judul tidak
sama dengan kelompok lain).
Sebelum mencari dalam search engine, terlebih dahulu mencari sinonim katanya

2
Boolean

A ‘AND’ B A ‘OR’ B A ‘NOT’ B

A B A B
A B

 Truncation:
 the ‘*’ acts as a wildcard indicating any further letters,
 Keywords such as
 Child OR Childs OR Children OR childhood  child*
 Diabetics OR diabetes  diabet*
 Obese OR Obesity  obes*
 Diagnose OR Diagnosed OR Diagnosis OR diagnostic  diagnos*

 General structure of question


 (Population OR synonym1 OR synonym2…) AND
 (Intervention OR synonym1 OR synonym2…) AND
 (Comparator OR synonym1 OR synonym2…) AND
 (Outcome OR synonym1 OR synonym2…)

Question part Question Term Synonyms

Population/patient Colorectal cancer Bowel cancer

Screen,
Intrevention Screening
Early detection

Comparison No screening -

3
Death,
Outcome Mortality
Survival

(Colorectal cancer OR bowel cancer)


AND
(Screen* OR early detection)
AND
(Mortality OR death OR survival)

4
5
Search method dapat menggunakan beberapa cara berikut
1. www.library.uii.ac.id, user name dan password : sesuai ID unysis, klik science direct
2. Perpustakaan nasional RI, kunjungi http://e-resources.perpusnas.go.id/
3. Mencari di Pubmed

E. Critical aprraisal
Ini merupakan tahapan EBPH selanjutnya yaitu melakukan telaah kritis atas evidence yang
diperoleh (Appraise). Fokus kegiatan critical appraisal adalah menentukan validity, importance,
dan applicability dari sebuah artikel atau hasil penelitian. Form dapat diunduh di
http://www.casp-uk.net/--> (terdiri dari komponen Validity, Important dan Applicability) ,sesuai
metode yang digunakan.
a. Case control, contoh :

b. Cohort
c. Diagnosis
d. Prognosis
e. RCT
f. Qualitative
g. Cross sectionalCEBMa, Atau JBI ditambah pertanyaan Applicability

6
h. Mix method MMAT 2011, Mixed method Appraisal Tool
i. Kuasi experimentalJBI ditambah pertanyaan Applicability

F. Format laporan
1. Halaman judul

7
2. Kasus
3. Rumusan PICO
Question Part Question Term Synonyms
Patient
Intervention
Comparisson
Outcome

4. Searching keywords (gunakan PICO, synonims,AND/OR/NOT/*)


5. Artikel Jurnal
6. Form Isian Critical Appraisal

G. Pengumpulan laporan Rabu, 2 Januari 2018


H. Penilaian Penugasan EBPH adalah laporan, presentasi dan post test
I. Form penilaian
Penilaian penugasan EBPH menggunakan form penilaian berikut ini. Penilaian akan
menjadi NOL jika kemudian terbukti melakukan tindakan plagiasi.

Kriteria penilaian Rentang nilai (0-1-2- Bobot (%)


3)

Laporan (tata tulis, kerapian, editing) 0-3 5%

Judul artikel dan pilihan jurnal 0-3 5%

Kelengkapan laporan, penulis, tahun terbit 0-3 10%

PICO 0-3 10 %

Penilaian Validitas 0-3 25%

Penilaian Importance (Result) 0-3 25%

Penilaian Applicability 0-3 20%

NILAI LAP JOURNAL READING= TOTAL/3

Kriteria Penilaian:

3 = Memenuhi ketiga kriteria


2 = hanya memenuhi 2 kriteria
1 = hanya memenuhi 1 kriteria
0 = tidak ada kriteria yang dipenuhi

8
1. Penulisan Laporan
3 = Tata tulis benar (sesuai EYD-huruf besar, huruf miring, dll), rapi, ada proses editing,
2 = hanya memenuhi 2 kriteria
1 = hanya memenuhi 1 kriteria
0 = tidak ada kriteria yang dipenuhi
2. Judul artikel dan pilihan jurnal
3 = Judul relevan dengan masalah kesehatan masyarakat, merupakan artikel penelitian, pilihan
jurnal yang memuat artikel baik (bukan majalah, dll)
2 = hanya memenuhi 2 kriteria
1 = hanya memenuhi 1 kriteria
0 = tidak ada kriteria yang dipenuhi
3. Kelengkapan, penulis, tahun terbit
3 = Laporan lengkap (sampul, PICO, artikel jurnal, isian ceklis CA), penulis relevan dengan
masalah yang diteliti, tahun terbit 5 tahun terakhir.
2 = hanya memenuhi 2 kriteria
1 = hanya memenuhi 1 kriteria
0 = tidak ada kriteria yang dipenuhi
4. PICO dan search strategy
3 = Pertanyaan PICO dan search strategy diisi dengan lengkap, diisi dengan benar, dan relevan
dengan masalah kesehatan masyarakat (betul-betul menjadi masalah).
2 = hanya memenuhi 2 kriteria
1 = hanya memenuhi 1 kriteria
0 = tidak ada kriteria yang dipenuhi
5. Validitas (Sejauh mana metode penelitian tersebut dilakukan dengan benar, sehingga hasil
penelitian semakin mendekati kebenaran).
3 = dalam artikel tujuan penelitian disebutkan, pemilihan subyek penelitian tepat, pelaksanaan
penelitian/intervensi dan pengukuran hasil tepat
2 = hanya memenuhi 2 kriteria
1 = hanya memenuhi 1 kriteria
0 = tidak ada kriteria yang dipenuhi
6. Importance (Seberapa besar dan seberapa tepatkah hasil penelitian tersebut)
3 bila:
- Jika penelitian kuantitatif, signifikasi statistik (p) nya <0,05 (Jika >0,05 tidak signifikan sehingga
penilaian importance rendah)
- Jika mengukur risiko, OR > 1 (semakin besar semakin baik tingkat risikonya)
- JIka meneliti pencegahan, OR < 1
1 bila hasil penelitian tidak signifikan atau OR/RR =1
0 bila tidak mengisi bagian importance sama sekali

9
7. Applicablity (Sejauh mana hasil penelitian tersebut dapat diterapkan dan membantu memecahkan
masalah kesehatan masyarakat, melihat dari segi: kemudahan, ketersediaan, risiko, keuntungan,
biaya, dan lain-lain).
3 jika hasil penelitian mudah dan dapat diterapkan
1 jika hasil penelitian sulit untuk diterapkan di masyarakat
0 bila tidak mengisi bagian applicability sama sekali

10
Form penilaian presentasi

Aktif Total
Tanggung Kemampuan Penguasaan Media bertanya Nilai
jawab menyampaikan materi presentasi & kritis Presentasi
0- X 0-1- 0- X 0- X Nilai/3
1-2 10 0-1-2 X 10 2 X 1-2 10 1-2 10

11
Kasus EBPH

1. Prevalensi anemia defisiensi besi (ADB) pada ibu hamil di Indonesia termasuk tinggi dan menjadi
sebab kematian ibu di Indonesia. Pemerintah Indonesia memberikan suplementasi 90 tablet
tambah darah(TTD). Di negara lain berbagai cara dilakukan untuk menurunkan prevalensi ADB
pada kehamilan salah satunya dengan pemberian makanan tambahan. Sebagai kepala
puskesmas, dr Rina, ingin mengetahui efektifitas pemberian makanan tambahan untuk
menurunkan prevalensi anemia defisiensi besi pada ibu hamil.
2. ASI eksklusif penting bagi pertumbuhan bayi/anak. Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Sehat
pada tahun 2017 adalah 40%. Hal ini jauh dari target nasional yaitu sebesar 80%. Sebagai
kepala puskesmas dokter A ingin mengetahui apakah kelas ibu hamil dan pendampingan ibu
menyusui dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif di masyarakat.
3. Tinggi badan merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Tinggi badan
menunjukkan status gizi jangka panjang. Lokakarya mini di Puskesmas Cangkir mendapatkan
prevalensi balita stunting sebesar 40%. Selaku ketua puskesmas, dokter R ingin mengetahui apa
yang menjadi faktor risiko utama balita stunting.
4. Untuk menangani pasien DM dan HIpertensi, pemerintah menggalakkan PROLANIS (Program
Pengelolaan Penyakit Kronis). Salah satu kegiatan Prolanis adalah penyuluhan dan konsultasi
gizi. Sebagai pengelola program, dokter I ingin mengetahui efektifitas program penyuluhan dan
konsultasi gizi terhadap outcome pasien DM dan Hipertensi.
5. Daerah terpencil menjadi perhatian dalam hal tersedianya akses fasilitas dan tenaga kesehatan.
Di sisi lain, sangat sulit menempatkan tenaga kesehatan di daerah terpencil karena minimnya
fasilitas umum seperti listrik, sinyal dan lain-lain. Sebagai penanggung jawab SDM Tenaga
Kesehatan, dokter Y ingin mengetahui apakah model contracting out efektif untuk pengelolaan
SDM tenaga kesehatan di wilayah terpencil?
6. Walaupun sudah ada peringatan bahaya merokok di setiap bungkus rokok, prevalensi merokok
di Indonesia masih tinggi khususnya pada laki-laki. Oleh karena merokok merupakan faktor
risiko banyak penyakit degeneratif, maka program quit tobacco menjadi penting dilakukan.
Seorang dokter mengkaji efektivitas sin tax untuk menurunkan prevalensi merokok pada
populasi.
7. Adanya fraud dalam jaminan kesehatan membuat pembiayaan kesehatan meningkat tajam.
Fraud dapat dilakukan baik dari peserta, provider pelayanan kesehatan dan pihak pengelola
asuransi (BPJS). Seorang dokter ingin mengetahui apakah penggunaan IT dapat mencegah
terjadinya fraud dalam pelayanan kesehatan.
8. Insidensi HIV di Indonesia meningkat setiap tahunnya. Penularan HIV dari penggunaan jarum
bersama pada komunitas remaja yang menggunakan narkoba semakin sering dijumpai. Sebagai
kepala puskesmas, seorang dokter ingin mengetahui metode promosi kesehatan yang efektif
dalam meningkatkan pengetahuan siswa SD sampai SMA dalam pencegahan HIV/AIDS.
9. Salah satu permasalahan kesehatan mental di masyarakat adalah depresi yang dapat berlanjut
dengan bunuh diri. Kasus bunuh diri di Kabupaten Gunung Kidul berkaitan erat dengan stressor
social ekonomi dan factor social budaya. Perlu pendekatan khusus untuk menurunkan angka
bunuh diri. Seorang dokter di bagian promosi kesehatan ingin mengetahui apa saja yang

12
menjadi pendorong kejadian bunuh diri di masyarakat dan seberapa efektif intervensi sosio
religiosa dibanding farmakoterapi untuk menurunkan kejadian bunuh diri di masyarakat.
10. Balai POM RI dalam sidaknya menemukan beberapa produk jamu/herbal yang dicampur obat
keras. Disatu sisi masyarakat ada yang menolak obat kimiawi yang dianggap merusak tubuh dan
lebih memilih pengobatan herbal yang dirasa paling aman. Permasalahannya masih sangat
sedikit penelitian herbal yang masuk fase klinis, sehingga masih banyak yang belum terungkap
issue safety nya. Di Malaysia terdapat kecurigaan penggunaan obat herbal dengan peningkatan
kejadian gagal ginjal. Seorang dokter ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara
penggunaan obat herbal dengan kejadian gagal ginjal ataupun kerusakan hepar.

13

You might also like