Professional Documents
Culture Documents
3.1 Definisi
3.2 Etiologi
Limfadenitis tuberkulosis disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis. Mycobacteria tergolong dalam famili Mycobactericeae dan ordo
Actinomyceales. Spesies patogen yang termasuk dalam Mycobacterium
kompleks, yang merupakan agen penyebab penyakit yang tersering dan terpenting
adalah Mycobacterium tuberculosis. Yang tergolong dalam Mycobacterium
tuberculosae complex adalah : M. tuberculosae, M. bovis, M. caprae, M.
africanum, M. Microti, M. Pinnipedii, M.canettii. Pembagian tersebut berdasarkan
perbedaan epidemiologi.
!26
3.3 Epidemiologi
3.3 Patogenesis
a. Limfadenitis TB Perifer
!28
intramari. NTM limfadenitis jarang pada orang dewasa tapi relatif lebih
sering pada anak dan penderita HIV.
Limfadenitis TB bersifat indolent dan biasanya bilateral, tidak nyeri
tekan, elastis, terdpat kelenjar dengan beberapa di sekitarnya (satelit),
kulit sekitarnya normal dan umumnya perjalanan penyakit lambat/tidak
progresif. Jika kelenjar tersebut berkembang progresif dapat terjadi
inflamasi pada kulit di atasnya, dan dapat terjadi ruptur kelenjar sehingga
formasi yang membentuk suatu saluran yang susah sembuh. Gejala
konstitusional dapat ringan atau tidak ditemukan sama sekali, hanya
kurang 20% penderita yang mempunyai gejala penurunan berat badan,
peningkatan suhu badan, anoreksia, fatigue, lemah badan atau nyeri.
Limfadenopati general dan hepatosplenomegali ditemukan kurang dari
5% dari sebagian besar serial kasus.
b. Limfadenitis mediastinal TB
c. Limfadenitis mesentrik TB
3.5 Diagnostik
!30
sitologi, dan PCR jika memungkinkan. Pemeriksaan diagnostik molekuler seperti
PCR jelas meningkatkan sensitivitas FNAB untuk diagnostik TB. Jika ada
perbedaan atau kesenjangan antara kesan klinis dengan hasil histologi maka
sebaiknya dilakukan pemeriksaan PCR.
Pada beberapa kasus diperlukan biopsi eksisi, jika dari biopsi jarum halus tidak
memberikan hasil. Biopsi eksisi akan memberikan hasil yang lebih tinggi
sensitivitasnya jika dilakukan pemeriksaan BTA dan kultur. Resistensi dilakukan
juga jika ada kecurigaan kemungkinan muti drug resistence (MDR TB).
Biopsi eksisi adalah pilihan utama pada pasien limfadenitis TB karena NTM
karena respon terapi yang sering suboptimal. Biopsi insisi sebaiknya dihinidari
karena cendderung menimbulkan formasi sinus yang komplikasi ini tidak terjadi
pada FNAB.
Pewarnaan BTA memberikan hasil positif kurang lebih dari 25-50% spesimen,
dan kultur kuman M. tuberculosis positif ditemukan pada 70% spesimen biopsy.
Kemungkinan BTA dan biakan lebih besar ditemukan pada pasien HIV positif
pada kelompok HIV positif dibandingkan dengan yang HIV negatif. Adanya
penampilan perkijuan makroskopik yang ditemukan dengan kasat mata juga
membantu menegakkan diagnostik.
Foto toraks dapat menunjukkan kelainan yang konsisten dengan TB paru pada
14-20% kasus. Lesi TB pada foto toraks lebih sering terjadi pada anak-anak
dibandingkan dewasa, yaitu sekitar 15% kasus.
USG kelenjar dapat menunjukkan adanya lesi kistik multilokular singular atau
multipel hipoekhoik yang dikelilingi oleh kapsul tebal. Pemeriksaan dengan USG
juga dapat dilakukan untuk membedakan penyebab pembesaran kelenjar (infeksi
TB, metastatik, lymphoma, atau reaktif hiperplasia). Pada pembesaran kelenjar
yang disebabkan oleh infeksi TB biasanya ditandai dengan fusion tendency,
peripheral halo, dan internal echoes.
Pada CT scan, adanya massa nodus konglumerasi dengan lusensi sentral,
adanya cincin irregular pada contrast enhancement serta nodularitas didalamnya,
derajat homogenitas yang bervariasi, adanya manifestasi inflamasi pada lapisan
dermal dan subkutan mengarahkan pada limfadenitis TB.
Pada MRI didapatkan adanya massa yang diskret, konglumerasi, dan
konfluens. Fokus nekrotik, jika ada, lebih sering terjadi pada daerah perifer
!31
dibandingkan sentral, dan hal ini bersama-sama dengan edema jaringan lunak
membedakannya dengan kelenjar metastatik
Diferensial diagnosis pada tuberkulosis limfadenitis TB pada daerah colli di
anntaranya adalah kasus infeksi (NTM seperti M. scrofulaceum, M. avium
complex, M. kansasii, virus, Chlamydia, bakteri, fungi dan toksoplasma),
neoplasma (limfoma, sarcoma, adenoma, tumor Warthin, penyakit Hodgkin’s dan
metastasis karsinoma), reaksi obat (hidantoin), sarkoidosis, nonspesifik
hyperplasia reaktif dan non limfoid neck.
Tes tuberkulin adalah salah satu prosedur diagnostik non invasif dan
memberikan nilai positif pada lebih dari 90% pasien dengan limfadenitis
tuberkulosis.
3.6 Terapi
3.7 Prognosis
Angka relaps dilaporkan pada pasien limfadenitis TB sekitar 3,5%. Sebagian
kecil saja (7-11%) yang pada akhir pengobatan masih ditemukan sisa kelenjar
getah beningnya.