You are on page 1of 17

4.

2 Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan membahas mengenai keluarga binaan dan

merujuk pada teori dengan susunan Fakta, Teori, Opini. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang menderita

Hipertensi dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan diwilayah kerja

Puskesmas Tenggarang Kabupaten Bondowoso Tahun 2017. Pembahasan asuhan

keperawatan keluarga Tn.T yang meliputi Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,

Intervensi, Implementasi Dan Evaluasi.

4.2.1 Pembahasan untuk TUK 1 : Pengkajian

Pada kasus Hipertensi dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

terdapat perbedaan dengan teori dimana pada data keluarga Tn.T yang berusia 50

tahun tinggal bersama istri dan kedua anaknya. Tn.T dan keluarga belum bisa

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada meskipun jarak pelayanan

kesehatan cukup dekat dengan rumah keluarga Tn.T karena sistem pengetahuan

yang kurang di lihat dari pendidikan Tn.T yang hanya tamatan dari sekolah dasar

yang membuat tingkat pengetahuan Tn.T rendah tentang pentingnya akan

kesehatannya. Individu yang mempunyai pendidikan tinggi akan berusaha

mencari informasi dan bantuan dalam meningkatkan derajat kesehatanya, menurut

setiadi, (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus di

lakukan yaitu : mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk

melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga, memberikan keperawatan

anggotanya yang sakit, mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan,

pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada. Namun, bila tugas keluarga tersebut

mengalami gangguan dalam keluarga yang memiliki suatu penyakit, maka hal ini
akan menjadi beban tersendiri pada anggota keluarga tersebut yang akan

berpengaruh juga pada fungsi dan peran

setiap anggota keluarga lainya. Dilihat dari kasus keluarga Tn.T tidak dapat

menjalankan ke lima tugas keluarga tersebut.

Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga dengan remaja dapat

dijalankan, hal ini sesuai dengan teori yang ada. Menurut setiadi, (2008)

mengatakan keluarga dapat memelihara komunikasi terbuka, adanya

pengembangan terhadap remaja, dan mempersiapkan perubahan sistem peran

anggota keluarga. Seluruh keluarga Tn.T bersikap terbuka serta Tn.T dapat

memberikan kebebasan yang bertanggung jawab.

Fungsi keluarga yang terjadi pada keluarga Tn.T memiliki persamaan

dengan teori hanya saja pada fungsi ekonomi kurang baik karena Tn.T hanya

bekerja sebagai tukang kayu sehingga pendapatan pada keluarga Tn.T tidak

menentu hal ini juga berdampak pada mekanisme koping keluarga yang tidak

efektif, karena stressor yang dihadapi Tn.T adalah perekonomian yang kurang

baik sehingga Tn.T sering mengalami stress. Menurut nurahmi (2012) Stres

merupakan salah satu pemicu terjadinya hipertensi yang dapat berhubungan

dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi dan karakteristik personal. Stress yang

dialami oleh Tn.T akan mempengaruhi kesehatannya, terutama dalam kaitan

strategi koping, Ny. S kemungkinan mengalami Stres karena perubahan

perekonomian yang tidak stabil.

Data penunjang keluarga meliputi kondisi rumah Tn.T baik tipe rumah

permanen berukuran 6 x 12 meter persegi, lantai terbuat dari plester, ventilasi

kurang, pencahayaan baik (total 4 jendela), pembungan limbah terbuka di jurang


samping rumah, sumber air bersih berasal dari sumur, keluarga tidak memiliki dan

tidak meggunakan jamban sehat, konsumsi buah dan sayur tidak setiap hari, ada

anggota keluarga yang merokok di dalam rumah. Hal ini tidak memenuhi syarat

rumah sehat dan sesuai dengan teori data penunjang keluarga

Kemampuan keluarga melakukan tugas pemeliharaan kesehatan anggota

keluarga, anggota keluarga sangat peduli kepada anggota kelarga yang sakit,

namun keluarga tidak mengetahui masalah yang dialami anggota keluarganya

yaitu hipertensi yang diderita oleh Tn.T, keluarga juga tidak mengetahui

penyebab, tanda dan gejala terjadinya hipertensi dikarenakan Tn.T tidak pernah

memeriksakan kondisi kesehatannya dan tingkat pendidikan yang hanya lulusan

sekolah dasar. Keluarga Tn.T sering menggali informasi kesehatan kepada

tetangga dan tidak memanfaatkan pelayanan keshatan yang ada karena keluarga

Tn.T berkeyakinan bahwa penyakitnya tidak perlu di bawah ke pelayanan

kesehatan cukup dengan meminum jamu dan membeli obat warung penyakitnya

akan sembuh. Yaitu jamu rebusan bunga pepaya hal ini tidak sesuai dengan teori

konsep hipertensi yang tidak dianjurkan untuk megkonsumsi daun serta bunga

pepaya secara berlebihan karena dapat menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

4.2.2 Pembahasan untuk TUK 2 : Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang di angkat penulis adalah Ketidakefektifan

Pemeliharaan Kesehatan yang telah sesuai dengan teori. Penulis mengambil

Sumber daya tidak cukup (pegetahuan) dengan alasan mengacu pada data

pengkajian yaitu data subjektif antara lain pasien mengatakan jika sakit, klien

hanya minum jamu buatan sendiri dan membeli obat warung tetapi tidak

memeriksakan kondisinya ke pelayanan kesehatan dan keluarga klien mengatakan


membawa klien ke puskesmas jika dirasa sudah parah. Batasan karakteristik

Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan sendiri menurut Herdman (2015) yaitu

pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan, tidak menunjukkan minat pada

perbaikan perilaku sehat, tidak menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan

lingkungan. Berdasarkan data subjektif dan objektif pada pengkajian serta batasan

karakteristik Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan menurut Nanda, sehingga

penulis memprioritaskan masalah utama yaitu Ketidakefektifan Pemeliharaan

Kesehatan. Sehingga untuk kasus keluarga Tn.T penulis merumuskan Hipertensi

dengan Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan.

4.2.3 Pembahasan untuk TUK 3 : Intervensi Keperawatan

Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses

keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan umum dan tujuan khusus,

penetapan standart dan kriteria dimana tujuan tersebut telah sesuai dengan teori

untuk mengatasi masalah keluarga. Secara teori menurut Setiadi (2008) tujuan di

buat berdasarkan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum yaitu

menekankan pada perubahan perilaku dan mengarah kepada kemampuan mandiri

dan lebih baik ada batas waktunya, kemudian tujuan khusus ditekankan pada

keadaan yang bisa dicapai setiap harinya yang dihubungkan dengan keadaan yang

mengancam kehidupan.

Tujuan yang dibuat oleh penulis adalah pemeliharaan kesehatan efektif

dengan kriteria hasil menurut Bulechek et al (2013) orang-orang yang dapat

membantu sesuai kebutuhan sepenuhnya adekuat dan kemauan untuk

menghubungi orang lain untuk meminta bantuan sepenuhnya adekuat. Intervensi

yang di buat penulis menurut Bulechek et al (2013) meliputi identifikasi faktor


internal dan eksternal yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk

berperilaku sehat, tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat

ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran, hindari penggunaan teknik

menakut-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi orang agar mengubah perilaku

kesehatan atau gaya hidup, bina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota

keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dorong anggota keluarga dan pasien

untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang

diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan, diskusikan masalah keuangan

yang berkaitan dengan regimen obat, tentukan kemampuan pasien untuk

mengobati diri sendiri dengan cara yang tepat, kaji tingkat pengetahuan pasien

terkait dengan proses penyakit yang spesifik, jelaskan tanda dan gejala yang

umum dari penyakit sesuai kebutuhan, diskusikan perubahan gaya hidup yang

mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan/

mengontrol proses penyakit.

Peneliti mencoba memodivikasi intervensi yang ada 10 kemudian yang di

ambil ada 8, yaitu bina hubungan pribadi dengan pasien dan anggota keluarga

yang akan terlibat dalam perawatan, tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya

hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga atau kelompok sasaran, hindari

penggunaan teknik menakut-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi orang agar

mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup, dorong anggota keluarga dan

pasien untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk

hasil yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan, tentukan kemampuan

pasien untuk mengobati diri sendiri dengan cara yang tepat, kaji tingkat

pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik, jelaskan tanda
dan gejala yang umum dari penyakit sesuai kebutuhan, diskusikan perubahan gaya

hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan

datang dan/ mengontrol proses penyakit. Itulah intervensi yang peneliti angkat

tidak sebanyak intervensi yang ada di teori karena peneliti menyesuaikan dengan

kondisi pasien, serta kondisi lingkungan pasien.

4.2.4 Pembahasan untuk TUK 4 : Implementasi Keperawatan

Implementasi yang kami terapkan pada Tn.T sudah sesuai dengan teori

yang ada. Impementasi yang dilakukan sebagian besar mengacu pada NIC

(Nursing Interventions Classification). akan tetapi ada 7 penambahan pada

implementasi yang akan di lakukan pada keluarga Tn.T di karenakan untuk

lebih memudahkan dalam melakukan proses asuhan keperawatan dan

mendapatkan data yang lebih spesifik untuk di lakukan penelitian.

Dalam pelaksanaan implementasi hari pertama di lakukan pada tanggal

23 Agustus 2017 yaitu dengan 15 intervensi yang di mulai pukul 12:00 WIB

pada keluarga Tn.T yaitu intervensi pertama dengan membina hubungan

pribadi dengan pasien dan anggota keluarga yang akan terlibat dalam

perawatan, dengan respon keluarga kooperatif. Intervensi kedua pada pukul

12:20 WIB menjelaskan maksut dan tujuan perawat melakukan asuhan

keperawatan pada keluarga selama 1 minggu, dengan respon : keluarga

mengerti dan medatangani surat informed consen. Intervensi ketiga pada pukul

12:30 WIB megkaji tingkat pengetahauan pasien terkait dengan proses

penyakit yang spesifik, dengan respon : klien mengatakan tidak mengetahui

tentang penyakit hipertensi. Intervensi ke empat pada pukul 12:35 WIB

menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri sendiri dengan cara yang
tepat, dengan respon : klien menjawab hanya meminum jamu dan membeli

obat warung. Intervensi ke lima pada pukul 12:40 WIB mengobservasi keadaan

lingkungan rumah keluarga, dengan respon : keluarga bersedia menunjukkan

keadaan lingkungan rumah. Intervensi ke enam pada pukul 13:00 WIB

menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini

pada klien dan keluarga, dengan respon : keluarga dan klien belum mengerti

tentang kesehatan dan belum menjalankan hidup sehat. Intervensi ke tujuh

pada pukul 13.10 WIB memeriksa TD, N, RR pada klien, dengan respon : TD

: 170/110 mmHg, N : 88x/ menit, RR : 20x/ menit. Intervensi ke delapan pada

pukul 13:30 WIB menjelaskan tentang peyakit Hipertensi dengan

menggunakan media leflet ( tanda dan gejala, cara pencegahaan, diet, dan

pengobatan herbal ), dengan respon : keluarga tampak kebingungan tentang

penyakit hipertensi. Intervensi ke sembilan pada pukul 14:00 WIB

mendiskusikan dengan keluarga perubahan gaya hidup yang mungkin di

perlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang, dengan

respon : keluarga banyak bertanya saat berdiskusi dan bingung saat di beri

penjelasan. Intervensi ke sepuluh pada pukul 14:15 WIB menghindari dengan

penggunaan teknik menakit-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi orang

agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup, dengan respon : keluarga

kooperatif saat diberi masukan. Intervensi ke sebelas pada pukul 14:25 WIB

membimbing keluarga untuk mengulagi penjelasan yang diberikan, dengan

respon : keluraga belum bisa mengulangi penjelasan yang telah di berikan.

Intervensi ke dua belas pada pukul 14:30 WIB motivasi keluarga dan klien

untuk membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, dengan respon :


keluarga bingung melakukan rencana perawatan pada Tn.T. Intervensi ke tiga

belas pada pukul 14:40 WIB memberikan saran agar kontrol secara aktif ke

Puskesmas, dengan respon : keluarga memahami. Intervensi ke empat belas

pada pukul 14:50 WIB menjelaskan manfaat obat herbal rebusan belimbing

wuluh bagi penyakit Hipertensi, denga respon : keluarga kurang mengerti

tentang obat herbal hipertensi. Intervensi ke lima belas pada pukul 15:00 WIB

mengontrak waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga

kooperatif dan setuju.

Pada implemenasi hari kedua yang di laksanakan pada tanggal 24

Agustus 2017 dengan 13 intervensi yang di mulai pada pukul 10:00 WIB yaitu

intervensi yang pertama membina hubungan pribadi dengan pasien dan

anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengn respon : keluarga

kooperatif. Kemudian intervensi yang ke dua pukul 10:10 WIB megkaji tingkat

pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik, dengan

respon : klien bingung tentang penyakit hipertensi. Intervensi ke tiga pada

pukul 10:20 WIB menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri sendiri

dengan cara yang tepat, dengan respon : klien menjawab hanyak minum jamu

dan mrmbrli obat warung. Intervensi ke empat pada pukul 10:30 WIB

menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini

pada klien dan keluarga, dengan respon : keluarga sedikit mengerti tentang

kesehatan dan belum menjalankan gaya hidup sehat. Selanjutnya Intervensi ke

lima pada pukul 10:40 WIB memeriksa TD, N, RR pada klien, dengan respon :

TD : 160/100 mmHg, N : 85x/ menit, RR : 21x/ menit. Intervensi ke enam

pada pukul 10:50 WIB menjelaskan tentang penyakit Hipertensi dengan


menggunakan media leflet ( tanda dan gejala, cara pencegahaan, diet, dan

pengobatan herbal ), dengan respon : keluarga sedikit mengerti tentang

penyakit hipertensi. Intervensi ke tujuh pada pukul 11:10 WIB mendiskusikan

dengan keluarga perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang akan datang, dengan respon : keluarga

masih bingung saat berdiskusi. Intervensi ke delapan pada pukul 11:20 WIB

menghindari penggunaan teknik dengan menakut-nakuti sebagai strategi untuk

memotivasi orang agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup, dengan

respon : keluarga kooperatif saat diberi masukan. Intervensi ke sembilan pada

pukul 11.30 WIB membimbing keluarga untuk mengulagi penjelasan yang

diberikan, dengan respon : keluraga masih kebungungan mengulangi

penjelasan yang telah di berikan. Intervensi ke sepuluh pada pukul 11:35 WIB

motivasi keluarga dan klien untuk membantu dalam mengembangkan rencana

perawatan, dengan respon : keluarga sedikit mengerti untuk melakukan rencana

perawatan pada Tn.T. Intervensi ke sebelas pada pukul 11:40 WIB

memberikan saran agar kontrol secara aktif ke Puskesmas, dengan respon :

kelurga memahami. Intervensi ke dua belas pada pukul 11:50 WIB

Menjelaskan manfaat obat herbal rebusan belimbing wuluh bagi penyakit

Hipertensi, dengan respon : keluarga mengerti tentang obat herbal hipertensi.

Intervensi ke tiga belas pada pukul 12:00 WIB mengontrak waktu untuk

intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implemenasi hari tiga yang di laksanakan pada tanggal 25 Agustus

2017 dengan 12 intervensi yang di mulai pada pukul 15:00 WIB yaitu

intervensi yang pertama membina hubungan pribadi dengan pasien dan


anggota keluarga yang akan terlibat dalam perawatan, dengn respon : keluarga

kooperatif. Di lanjutkan pada intervensi yang dua pukul 15:100 WIB megkaji

tingkat pengetahuan pasien terkait dengan proses penyakit yang spesifik,

dengan respon : klien mengerti tentang penyakit hipertensi. Intervensi ke tiga

pada pukul 15:20 WIB menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri

sendiri dengan cara yang tepat, dengan respon : klien menjawab sudah

meminum obat herbal hipertensi dan masih mengkonsumsi obat warung.

Intervensi ke empat pada pukul 15:30 WIB menentukan tingkat pengetahuan

kesehatan dan gaya hidup perilaku saat ini pada klien dan keluarga, dengan

respon : keluarga sedikit mengerti tentang kesehatan dan belum menjalankan

hidup sehat. Intervensi ke lima pada pukul 15:50 WIB memeriksa TD, N, RR

pada klien, dengan respon : TD : 170/110 mmHg, N : 85x/ menit, RR : 22x/

menit. Intervensi ke enam pada pukul 16:00 WIB menjelaskan tentang

penyakit Hipertensi dengan menggunakan media leflet ( tanda dan gejala, cara

pencegahaan, diet, dan pengobatan herbal ), dengan respon : keluarga mengerti

tentang hipertensi. Intervensi tujuh pada pukul 16:10 WIB mendiskusikan

dengan keluarga perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan untuk

mencegah komplikasi di masa yang akan datang, dengan respon : keluarga

kooperatif dan mengerti saat berdiskusi. Intervensi ke delapan pada pukul

16:20 WIB menghindari penggunaan teknik dengan menakut-nakuti sebagai

strategi untuk memotivasi orang agar mengubah perilaku kesehatan atau gaya

hidup, dengan respon : keluarga kooperatif saat diberi masukan. Intervensi ke

sembilan pada pukul 16:30 WIB membimbing keluarga untuk mengulagi

penjelasan yang diberikan, dengan respon : keluarga mampu mengulangi


penjelasan yang diberikan. Intervensi ke sepuluh pada pukul 16:40 WIB

motivasi keluarga dan klien untuk membantu dalam mengembangkan rencana

perawatan, dengan respon : keluarga sedikit mengerti melakukan perawatan

pada Tn.T. Intervensi ke sebelas pada pukul 16:50 WIB memberikan saran

agar kontrol secara aktif ke Puskesmas, dengan respon : keluarga mengerti.

Intervensi ke duabelas pada pukul 16:55 WIB mengontrak waktu untuk

intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implemenasi hari ke empat yang di laksanakan pada tanggal 26

Agustus 2017 dengan 8 intervensi yang di mulai pada pukul 11:00 WIB yaitu

intervensi yang pertama menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri

sendiri dengan cara yang tepat, dengan respon : klien dan keluarga mengatakan

akan membawa klien berobat ke puskesmas. Intervensi ke dua pada pukul

11:10 WIB menentukan tingkat pengetahuan kesehatan dan gaya hidup

perilaku saat ini pada klien dan keluarga, dengan respon : keluarga mengerti

tentang kesehatan dan berusaha menjalankan gaya hidup sehat. Intervensi ke

tiga pada pukul 11:20 WIB memeriksa TD, N, RR pada klien, dengan respon :

TD : 160/110 mmHg, N : 90x/ menit, RR : 20x/ menit. Intervensi ke empat

pada pukul 11:30 WIB mendiskusikan dengan keluarga perubahan gaya hidup

yang mungkin di perlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan

datang, dengan respon : keluarga kooperatif dan mengerti saat berdiskusi.

Intervensi yang ke lima pada pukul 11:40 WIB menghindari penggunaan

teknik dengan menakut-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi orang agar

mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup, dengan respon : keluarga

kooperatif saat diberi masukan. Intervensi yang ke enam pada pukul 11:50
WIB motivasi keluarga dan klien untuk membantu dalam mengembangkan

rencana perawatan, dengan respon : keluarga mengerti untuk melakukan

rencana keperawatan pada Tn.T. Intervensi ke tujuh pada pukul 12:00 WIB

memberikan saran agar kontrol secara aktif ke Puskesmas, dengan respon :

keluarga mengerti. Intervensi ke delapan pada pukul 12:10 WIB mengontrak

waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan

setuju.

Pada implemenasi hari ke lima yang di laksanakan pada tanggal 27

Agustus 2017 dengan 5 intervensi yang di mulai pada pukul 09:30 WIB yaitu

intervensi yang pertama menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri

sendiri dengan cara yang tepat, dengan respon : klien menjawab hari ini akan

berobat ke puskesmas. Intervensi ke dua pukul 09:40 WIB memeriksa TD, N,

RR pada klien, dengan respon : TD : 160/110 mmHg, N : 88x/ menit, RR :

20x/ menit. Intervensi ke tiga pukul 09.55 WIB mendiskusikan dengan

keluarga perubahan gaya hidup yang mungkin di perlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang, dengan respon : keluarga kooperatif dan

mengerti saat berdiskusi. Intervensi ke empat pukul 10:10 WIB memberikan

saran agar kontrol secara aktif ke Puskesmas, dengan respon : keluarga

mengerti. Intervensi ke lima pukul 10:15 WIB mengontrak waktu untuk

intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan setuju.

Pada implemenasi hari ke enam yang di laksanakan pada tanggal 28

Agustus 2017 dengan 4 intervensi yang di mulai pada pukul 16:00 WIB yaitu

intervensi yang pertama menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri

sendiri dengan cara yang tepat, dengan respon : keluarga dan klien megatakan
sudah berobat ke puskesmas. Intervensi yang kedua pukul 16.10 WIB

memeriksa TD, N, RR pada klien, dengan respon : TD : 150/110 mmHg, N :

85x/ menit, RR : 21x/ menit. Intervensi yang ketiga pukul 16.20 WIB

memberikan saran agar kontrol secara aktif ke Puskesmas, dengan respon :

keluarga mengerti. Intervensi yang ke empat pukul 16.30 WIB mengontrak

waktu untuk intervensi selanjutnya, dengan respon : keluarga kooperatif dan

setuju.

Pada implemenasi hari ke tujuh yang di laksanakan pada tanggal 29

Agustus 2017 dengan 3 intervensi yang di mulai pada pukul 14:00 WIB yaitu

intervensi yang pertama menentukan kemampuan pasien unuk mengobati diri

sendiri dengan cara yang tepat, dengan respon : klien menjawab sudah berobat

ke puskesmas. Intervensi ke dua pukul 14.10 WIB memeriksa TD, N, RR pada

klien, dengan respon : TD : 150/100 mmHg, N : 88x/ menit, RR : 20x/ menit.

Intervensi ke tiga pukul 14.20 WIB memberikan saran agar kontrol secara aktif

ke Puskesmas, dengan respon : keluarga mengerti.

4.2.5 Pembahasan untuk TUK 5 : Evaluasi Keperawatan

Pada evaluasi hari pertama tanggal 23 Agustus 2017 masalah belum

teratasi dari semua 15 implementasi yang kami lakukan pada keluarga Tn.T hanya

2 yang dapat teratasi yaitu nomor 2 dan nomor 4. Dapat di lihat dari tujuan khusus

yaitu dimana keluarga Tn.T belum dapat mengenal dampak permasalahan

penyakit, keluarga Tn.T belum mampu menyatakan dan menunjukkan

pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab, dan

tanda gejala hipertensi serta pencegahannya), keluarga Tn.T belum dapat

memutuskan tindakan yang tepat dalam mencegah peningkatan keparahan Tn.T,


keluarga Tn.T belum mampu merawat penyakit yang diderita oleh Tn.T, keluarga

Tn.T belum dapat menggunakan fasilitas kesehatan. Di lihat dari tujuan khusus

asuhan keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka akan di

lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 13 intervensi

yaitu pada nomor 1,3,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15 untuk evaluasi hari kedua.

Pada evaluasi hari kedua tanggal 24 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 13 intervensi yang kami lakukan hanya 1 yang dapat teratasi pada

keluarga Tn.T yaitu pada nomor 12. Hal ini dapat di lihat Tn.T sedikit mengenal

dampak permasalahan penyakit, keluarga Tn.T belum mampu menyatakan dan

menunjukkan pengetahuan terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya

penyebab, dan tanda gejala hipertensi serta pencegahannya), keluarga Tn.T belum

dapat memutuskan tindakan yang tepat dalam mencegah peningkatan keparahan

Tn.T, keluarga Tn.T sedikit mengerti merawat penyakit yang diderita oleh Tn.T,

keluarga Tn.T belum dapat menggunakan fasilitas kesehatan. Di lihat dari tujuan

khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa belum tercapai sepenuhnya maka

akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 12

intervensi yaitu pada nomor 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,13 untuk evaluasi hari ke tiga.

Pada evaluasi hari ke tiga tanggal 25 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 12 intervensi yang diberikan hanya 4 yang teratasi yaitu pada nomor

1,2,6,9. Hal tersebut dapat di lihat dari Tn.T mengenal dampak permasalahan

penyakit, keluarga Tn.T mampu menyatakan dan menunjukkan pengetahuan

terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala

hipertensi serta pencegahannya), keluarga Tn.T belum dapat memutuskan

tindakan yang tepat dalam mencegah peningkatan keparahan Tn.T, keluarga Tn.T
mengerti penyakit yang diderita oleh Tn.T, keluarga Tn.T belum dapat

menggunakan fasilitas kesehatan. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan

keluarga di rasa masih tercapai sebagian dan belum tercapai sepenuhnya maka

akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 8

intervensi yaitu pada nomor 3,4,5,7,8,10,11,12 untuk evaluasi hari ke empat.

Pada evaluasi hari ke empat tanggal 26 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 8 intervensi yang diberikan mampu teratasi 3 intervensi yaitu pada

nomor 2,5,6. Hal tersebut dapat di lihat dari Tn.T mengenal dampak permasalahan

penyakit, keluarga Tn.T mampu menyatakan dan menunjukkan pengetahuan

terhadap tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala

hipertensi serta pencegahannya), keluarga Tn.T dapat memutuskan tindakan yang

tepat dalam mencegah peningkatan keparahan Tn.T, keluarga Tn.T mengerti

penyakit yang diderita oleh Tn.T, keluarga Tn.T belum dapat menggunakan

fasilitas kesehatan. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa

masih tercapai sebagian dan belum tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi

di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 5 intervensi yaitu pada nomor

1,3,4,7,8 untuk evaluasi hari ke lima.

Pada evaluasi hari ke lima tanggal 27 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 5 intervensi yang diberikan hanya 1 yang teratasi yaitu pada nomor

3. Hal tersebut dapat di lihat dari Tn.T mengenal dampak permasalahan penyakit,

keluarga Tn.T mampu menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap

tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala hipertensi

serta pencegahannya), keluarga Tn.T dapat memutuskan tindakan yang tepat

dalam mencegah peningkatan keparahan Tn.T, keluarga Tn.T mengerti penyakit


yang diderita oleh Tn.T, keluarga Tn.T belum dapat menggunakan fasilitas

kesehatan. Di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa masih bisa

tercapai sebagian dan belum tercapai sepenuhnya maka akan di lanjutkan evaluasi di hari

berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 4 intervensi yaitu pada nomor 1,2,4,5 untuk

evaluasi hari ke lima.

Pada evaluasi hari ke enam tanggal 28 Agustus 2017 masalah teratasi

sebagian dari 4 intervensi yang di berikan hanya 1 yang teratasi yaitu pada nomor

4. Hal tersebut dapat di lihat dari Tn.T mengenal dampak permasalahan penyakit,

keluarga Tn.T mampu menyatakan dan menunjukkan pengetahuan terhadap

tindakan perlindungan kesehatan (misalnya penyebab, dan tanda gejala hipertensi

serta pencegahannya), keluarga Tn.T dapat memutuskan tindakan yang tepat

dalam mencegah peningkatan keparahan Tn.T, keluarga Tn.T mengerti penyakit

yang diderita oleh Tn.T, keluarga Tn.T dapat menggunakan fasilitas kesehatan. Di

lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga di rasa bisa tercapai sepenuhnya

dan akan di lanjutkan evaluasi di hari berikutnya. Sehingga perlu melanjutkan 3

intervensi yaitu pada nomor 1,2,3 untuk evaluasi hari ke lima.

Pada evaluasi hari ke tujuh tanggal 29 Agustus 2017 masalah pada

keluarga Tn.T dapat teratasi di lihat dari tujuan khusus asuhan keperawatan keluarga,

keluarga mampu mencapai sepenuhnya. Setelah dilakukan tindakan masalah klien

teratasi dan penulis menghentikan intervensi dan evaluasi. Pada dasarnya untuk

menentukan berhasil atau tidaknya perawatan yang diberikan mengacu pada

tujuan khusus yang ada pada perencanaan.

You might also like