You are on page 1of 10

MEMPELAJARI PROSES PENCAMPURAN FLUIDA DI DALAM TANGKI

BERPENGADUK SERTA MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG


MEMPENGARUHI DALAM PROSES PENGADUKAN
Saepul Laili, Sartika Arbantini
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Jl. Jendral Sudirman, KM 3, Kota Cilegon, Banten, Indonesia
Email : lailisaepul@gmail.com

ABSTRAK

Pengadukan pada prinsipnya merupakan suatu cara untuk menciptakan gerakan turbulen dalam
fluida dengan peralatan mekanis yang biasanya berupa suatu model yang berputar di dalam suatu
bejana. Pengadukan pada sistem cair – cair banyak peranannya dalam proses industry kimia seperti
pada proses ekstraksi, absorpsi serta polimerisasi emulsi. Dilakukan percobaan mixing bertujuan untuk
mempelajari proses pencampuran di dalam tangki berpengaduk dan mengidentifikasi factor - factor yang
mempengaruhi dalam proses pengadukan. Adapun prosedurnya yakni mengisi tangki dengan air dan
minyak tanah, memasang pengaduk pada posisinya, mencelupkan elektroda ke dalam cairan,
menghidupkan motor pengaduk kemudian menaikkan kecepatan putaran pengaduk secara perlahan, laju
analisa data sehingga memperoleh bilangan tak berdimensi. Kesimpulan yang di dapat pada percobaan
ini adalah pada variasi perbedaan surfaktan yang digunakan mempengaruhi dari penghomogenan
campuran, dan mempengaruhi nilai densitas, viskositas, Nre, Nfr, dan ketinggian korteks. Sedangkan
pada variasi perbedaan pengadukan terlihat bahwa jenis propeller menggunakan daya yang paling besar
dari pada yang lain. Daya pengaduk pada propeller sebesar 3.599 W dan pada pengaduk turbin 1.660 W

Kata kunci : Pengadukan, Pencampuran, Surfaktan

1. PENDAHULUAN pengadukan dan pencampuran zat cair dalam


proses.
Pengadukan pada sistem cair-cair banyak
Pengadukan merupakan suatu cara untuk
peranannya dalam proses industri kimia seperti
menciptakan gerakan dalam fluida dengan
pada proses ekstraksi, absorpsi serta polimerisasi
peralatan mekanis yang biasanya berupa model
emulsi. Keberhasilan suatu proses pengolahan
yang berputar di dalam bejana pencampurannya
tersebut amat tergantung pada efektifnya
adalah peristiwa penyebaran bahan–bahan secara
acak dimana bahan yang satu menyebar ke serta pembentukan Vorteks, walaupun kecepatan
dalam bahan yang lain dan sebaliknya. poros hanya sedang-sedang saja tapi bila ada
Sedangkan bahan–bahan itu sebelumnya terpisah sekat aliran vertikal itu meningkat
dalam keadaan dua fasa atau lebih yang akhirnya danpencampuran zat cair pun berlangsung cepat.
membentuk hasil yang seragam. Pada proses Impeller yang digunakan memiliki dua macam
pencampuran di perlukan gaya mekanik untuk jenis impeler pengaduk, pertama
menggerakan bahan-bahan sehingga didapat membangkitkan arus sejajar dengan sumbu
hasil yang homogeny. Gaya mekanik ataupun poros impeler, dan yang kedua membangkitkan
dihasilkan oleh alat pencampuran. Zat cair arus pada arah tangensial atau radial. Impeler
biasanya diaduk dalam suatu tangki atau bejana jenis pertama disebut impeler aliran aksial
berbentuk silinder dengan sumbu terpasang (axial-Flow Impeler), sedangkan yang kedua
vertikal. Bagian atas bejana mungkin terbuka ke impeler aliran radial (radial-Flow Impeler). Dari
udara atau dapat juga tertutup. Ukuran dan segi bentuknya, ada tiga jenis impeller
proporsi tangki bermacam-macam, bergantung diantaranya, propeler (baling-baling), dayung
dengan masalah pengadukan itu sendiri. (Paddle), turbin. Kecepatan fluida pada setiap
Rancangan standar yang dapat digunakan dalam titik dalam tangki mempunyai tiga komponen.
berbagai situasi biasanya ujung bawah tangki Dan pola aliran keseluruhan di dalam tangki
agak membulat, dimaksudkan agar tidak terdapat bergantung pada variasi dari tiga komponen
terlalu banyak sudut-sudut tajam atau daerah tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain.
yang sulit ditembus arus zat cair. Kedalam zat Komponen kecepatan yang pertama ialah
cair biasanya juga hampir sama dengan diameter komponen radial yang berkerja pada arah tegak
tangki, sementara di dalam tangki dipasang lurus terhadap poros impeler. Komponen yang
impeler pada ujung poros menggantung dan kedua ialah komponen longitudinal yang
poros ini ditegakkan oleh motor. Impeler akan berkerja pada arah paralel dengan poros.
membangkitkan pola aliran di dalam sistem yang Komponen yang ketiga ialah komponen
menyebabkan zat cair bersirkulasi di dalam tangensial atau rotasional yang berkerja pada
bejana dan kembali ke impeller. arah singgung terhadap lintasan lingkar di
Pada tangki-tangki yang mempunyai agitator sekeliling poros.
vertikal, cara yang paling baik untuk
mengurangi arus putar (Vorteks) ialah dengan Dalam proses pengadukan ada beberapa
memasang sekat-sekat (Baffle) yang berfungsi faktor yang mempengaruhi pengadukan
merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu diantaranya, jenis aliran, ukuran partikel,
aliran radial atau aliran longitudinal. Pada tangki kelarutan, kecepatan pengadukan, jenis
tanpa sekat terdapat aliran tangensial yang kuat pengadukan. Percobaan ini dilakukan dengan
metode pencampuran dan pengadukan yang berbentuk silinder dengan sumbu
menggunakan tangki berpengaduk. Percobaan terpasang vertikal.dalam tangki tersebut di
ini juga bertujuan untuk mempelajari proses pasang empeller pada ujung poros yang
pencampuran dalam fluida di dalam tangki ditumpu dari atas dengan jarak pemasangan
berpengaduk dan mengidentifikasi faktor-faktor pengaduk yang berjarak 5 cm. Percobaan
yang mempengaruhi dalam proses pengadukan. pengadukan ini menggunakan pengaduk yang
bervariasi yaitu propeller dan turbin yang
2. METODOLOGI PERCOBAAN digerakkan oleh motor pengaduk dengan

2.1 Alat dan Bahan kecepatan pengadukan 650rpm selama 30


menit setiap percobaannya. Dalam 30 menit
Air, minyak jelantah, surfaktan,
setiap 5 menitnya dilakukan pengambilan
pengaduk, viscometer oswalt, piknometer,
sample untuk pengukuran densitas dan
tangki (bejana), motor pengaduk, stopwatch,
viskositas dengan menggunakan piknometer
timbangan konduktivitymeter.
dan viscometer oswalt.
2.2 Prosedur Percobaan
Variabel Percobaan
Diagram Alir
Adapun variabel percobaan dalam
praktikum aliran fluida yaitu
 Variabel tetap: minyak jelantah dan air ,
tinggi pengaduk, kecepatan pengaduk,
dan lama waktu pencampuran
 Variabel bebas: jenis impeller dan
banyaknya penambahan surfaktan

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada praktikum mixing kali ini ada 6
Gambar 1. diagram alir percobaan mixing
variasi yang dipakai yaitu, banyaknya
surfaktan yang digunakan : 3 ml, 3.5 ml dan
Percobaan ini dilakukan dengan
4 ml dengan masing-masing jenis pengaduk
menggunakan bahan minyak jelantah 800ml
propeller dan turbin. Volume minyak 800 ml
dan air 400ml dengan penambahan surfaktan
dan volume air 400 ml dengan waktu
yang bervariasi 3ml; 3,5ml; dan 4ml yang di
pencampuran 30 menit dan tinggi pengaduk 5
masukan ke dalam tangki (bejana) berbaffle
cm dari permukaan tangki.
Berikut ini hasil yang didapatkan pada pada pencampuran dengan pengaduk turbin
praktikum mixing yang ditampilkan dalam dihasilkan nilai viskositas tertinggi pada
bentuk grafik: variasi 3 ml. Secara teori surfaktan dapat
Viskositas membantu proses pencampuran antara fluida
yang memiliki karakteristik yang berbeda
yakni antara air dan minyak, semakin banyak
surfaktan yang digunakan seharusnya dapat
menghasilkan proses pencampuran yang
lebih homogen. Tetapi dari proses
pencampuran yang ada dapat dikatakan pada
(a) pencampuran dengan pengaduk propeller
belum sepenuhya berlangsung dengan baik,
sedangkan pada pengaduk turbin dihasilkan
nilai viskositas yang lebih teratur yakni
dengan semakin banyaknya surfakan
menghasilkan proses pengadukan yang lebih
homogen dan didapatkan viskositas yang
lebih rendah. Nilai viskositas tertinggi pada
pengaduk propeller sebesar 0.09149 kg/m.s2
(b)
dan pengaduk turbin sebesar 0.09117
Gambar 2. Grafik hubungan antara viskositas
kg/m.s2.
campuran dengan waktu kontak pada
Densitas
pengaduk (a)propeller, dan (b)turbin
Viskositas merupakan besaran atau nilai
yang menyatakan besarnya kekentalan suatu
cairan tertentu, dalam hal ini yaitu campuran
antara minyak dan air. Masing-masing fluida
memiliki nilai viskositasnya tersendiri, antara
minyak dan air viskositasnya jauh lebih besar
minyak dan dari hasil pencampuran pada
percobaan ini dihasilkan nilai viskositas yang
bervariasi.
(a)
Pada pencampuran dengan pengaduk
propeller nilai viskositas tertinggi terjadi
pada variasi surfaktan 3.5 ml , sedangkan
yang digunakan sehingga dihasilkan densitas
campuran melebihi densitas mula-mula dari
minyak dan juga air. Nilai densitas rata-rata
pada penggunaan pengaduk propeller sebesar
1192.2 kg/m3 dan pengaduk turbin sebesar
1176.4 kg/m3.
Dari hasil yang didapatkan tersebut
terjadinya kenaikan dan penurunan nilai
(b) densitas menggambarkan ketidakstabilan
Gambar 3. Grafik hubungan antara densitas proses pengadukan yang terjadi karena faktor
campuran dengan waktu kontak pengganggu, dalam hal ini terjadinya proses
pada pengaduk (a)propeller, dan naik turunnya kecepatan pengaduk yang
(b)turbin diterapkan pada saat percobaan dan metode
Selain viskositas, didapatkan juga data pengambilan sampel yang kurang baik
densitas antara campuran minyak dan air. (dengan menghentikan proses pengadukan
Densitas merupakan nilai yang menyatakan untuk pengambilan sampelnya) sehingga
banyaknya massa per satuan volume. menghasilkan nilai densitas yang naik turun,
Masing-masing fluida memiliki nilai dan seharusnya semakin lama waktu
densitasnya tersendiri dan nilai densitas pengadukan maka nilai densitas yang
minyak lebih kecil dari densitas air, maka didapatkan menjadi lebih besar diikuti
jika minyak dan air dicampurkan maka nilai dengan penambahan surfaktan yang lebih
densitas campuran menjadi lebih besar dari besar.
densitas mula-mula.
Pada pencampuran dengan pengaduk Bilangan Reynold

propeller dihasilkan densitas yang tidak


terpaut jauh, dan pada pengaduk turbin dapat
dilihat dari grafik diatas nilai densitas yang
didapatkan naik turun atau tidak stabil.
Secara teori densitas air berkisar 900-1000
kg/m3 dan densitas minyak berkisar 800-900
kg/m3, ketika dicampurkan maka nilai
densitas campuran dapat melebihi densitas
mula-mula nya. Dalam percobaan ini jumlah (a)
minyak dua kali lebih banyak dari jumlah air
diatas maka akan semakin larut dengan nilai
Nre yang besar.
Dari grafik diatas dapat dinyatakan
semakin besar jumlah surfaktan yang
digunakan menghasilkan nilai bilangan
reynold yang semakin besar pula. Hal ini
terjadi pada kedua jenis pengaduk yang
digunakan. Pada penggunaan pengaduk
(b)
propeller didapatkan nilai bilangan reynold
Gambar 4. Grafik hubungan antara bilangan yang tertinggi sebesar 4073.9 dan pengaduk
reynold dengan waktu kontak turbin sebesar 8196.8 maka dari hasil yang
pada pengaduk (a)propeller, dan didapatkan tersebut pengaduk turbin jauh
(b)turbin lebih baik dalam proses pengadukannya.

Dalam proses pencampuran dan Vortex


pengadukan terdapat juga faktor lain yang
mempengaruhi, yaitu bilangan reynold.
Bilangan reynold merupakan bilangan tak
berdimensi yang menyatakan besarnya nilai
aliran pada proses pengadukan. Bilangan
reynold dipengaruhi oleh kecepatan putaran
pengaduk (N), densitas campuran(ρ),
(a)
diameter pengaduk(D), dan viskositas
campuran(μ). Nilai bilangan reynold dapat
dinyatakan dengan persamaan dibawah ini

Dari rumus diatas diketahui bahwa nilai


bilangan Reynold berbanding terbalik
dengan viskositas fluida yang dapat dilihat (b)
pada gambar diatas, larutan yang semakin Gambar 5. Grafik hubungan antara tinggi
larut apabila nilai viskositasnya kecil dan vortex dengan waktu kontak
apabila dihubungkan dengan persamaan
pada pengaduk (a)propeller, dan
(b)turbin

Pada percobaan ini digunakan tangki


baffle yaitu tangki berpenyekat untuk
mencegah adanya vortex pada proses
pengadukan. Vortex merupakan ruang
(b)
kosong akibat berlangsungnya proses
Gambar 6. Grafik hubungan antara Daya
pengadukan yang berakibat kurang
pengaduk dengan waktu kontak
homogennya campuran.
pada pengaduk (a)propeller, dan
Pada percobaan ini penggunaan tangki
(b)turbin
baffle tidak berpengaruh besar dalam
mengurangi vortex yang muncul, dan
Hasil percobaan lainnya yang
terdapat vortex pada proses pengadukan
didapatkan yaitu hubungan daya pengaduk
sebesar 5-7 cm. Hal ini terjadi karena buffle
dengan waktu proses pengadukan pada
atau sekat yang terdapat dalam tangki hanya
tangki baffle dengan pengaduk propeller
1 sekat yang berfungsi mengurangi vortex
dan pengaduk turbin.
pada proses pengadukannya. Dan dari hasil
Daya pengaduk merupakan besaran
yang didapatkan penggunaan pengaduk
yang dipengaruhi oleh densitas
propeller menghasilkan vortex yang
campuran(ρ), kecepatan pengaduk(N),
bervariasi sedangkan pada pengaduk turbin
diameter pengaduk(D), dan bilangan
dapat dikatakan lebih stabil dari vortex
power(Np). Daya pengaduk adalah suatu
yang muncul.
nilai yang menyatakan bersarnya energy
yang digunakan oleh motor atau mesin
Daya Pengaduk
pengaduk dalam proses pencampuran. Daya
pengaduk dapat dinyatakan dengan
persamaan:

Dari persamaan diatas dapat dikatakan


bahwa nilai bilangan power dan densitas
campuran mempengaruhi besarnya daya
yang digunakan dalam proses pengadukan.
(a)
Semakin besar densitas campuran yang
ingin didapat maka semakin besar daya
4. KESIMPULAN
yang harus digunakan.
Dari percobaan ini, dapat diambil
Bilangan power merupakan bilangan tak
kesimpulan bahwa :
berdimensi yang menyatakan besarnya daya
a. Dari variasi jumlah surfaktan dan
yang terpakai dari besarnya aliran yang
jenis pengaduk mempengaruhi nilai
digunakan atau bilangan reynoldnya.
densitas cairan, viskositas cairan,
Bilangan power berbanding terbalik dengan
bilangan tak berdimensi seperti Nre ,
bilangan reynold, semakin besar bilangan
Np serta vortex
reynold maka semakin kecil daya yang
b. Semakin besar jumlah surfaktan yang
dibutuhkan, dapat diartikan bahwa semakin
digunakan dihasilkan viskositas yang
besar aliran dalam proses pengadukan
semakin rendah tetapi densitas yang
(semakin turbulen) maka proses
dihasilkan cenderung konstan.
pencampuran berlangsung lebih efektif dan
Viskositas sebesar 0.022 kg/ms2,
lebih sedikit daya yang digunakan.
densitas sebesar 1176.4 kg/m3
Dapat dilihat pada gambar disamping
c. Pada variasi pengaduk, tipe
semakin besar surfaktan yang digunakan
pengaduk turbin dapat menghasilkan
maka semakin kecil daya yang digunakan.
pencampuran lebih baik
Hal ini karena semakin banyak jumlah
dibandingkan dengan tipe pengaduk
surfaktan maka proses pencampuran antara
propeller. Daya pengaduk pada
minyak dan air dapat berlangsung lebih
turbin sebesar 1.660 watt dan
banyak dan menghasilkan nilai densitas
propeller 3.599 watt
yang semakin besar diikuti nilai bilangan
reynold yang semakin besar sehingga daya
DAFTAR PUSTAKA
yang digunakan semakin rendah.
Dari hasil percobaan didapatkan daya
[1]Agrawal, S.S and Bhatt, Bhawna. 2007.
minimum pada penggunaan pengaduk
Mixing Institute of Pharmaceutical
propeller sebesar 3.599 watt dan pengaduk
Science and Research: New Delhi.
turbin sebesar 1.660 watt. Dari hasil yang
[2]Earle, M.D and Earle, R.L 1996. Unit
didapatkan maka proses pencampuran
Operation in Food Processing.
antara minyak dan air lebih efektif dengan
Institute of Food Science &
menggunakan tipe pengaduk turbin dan
Tecnology, New Zealand
penggunaan surfaktan terbaik yaitu pada
[3]Holdich, R. 2002. Fundamental of Particle
variasi 4ml.
Tecnology. Loughbrought Unicersity,
New York
[4]Mc, Cabe. dkk. 1985. Unit Operation of
Chemical Engineering. Jakarta :
Erlangga

You might also like