You are on page 1of 15

EFEK DARI VITAMIN A PADA DERAJAT KEPARAHAN DARI DIARE

AKUT PADA ANAK


Marlisye Marpaung, Supriatmo, Atan Baas Sinuhaji

Abstrak
Latar Belakang : Deifisiensi vitamin A dapat meningkatkan risiko atau sebagai
salah satu penyebab dari diare. Banyak penelitian yang memfokuskan efikasi dari
vitamin A pada penatalalaksanaan dari diare akut, namun hasilnya masih belum
dapat di simpulkan.
Objektif : Untuk menentukan efektifitas dari vitamin A dalam menurunkan derajat
keparahan dari diare akut pada anak
Metode : Kami melakukan percobaan single-blind terkontrol pada wilayah
Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, dari bulan Agustus 2009 hingga
Januari 2010 pada anak – anak berumur 6 bulan hingga 5 tahun yang memiliki
diare akut. Subjek di pisahkan menjadi dua group. Group 1 menerima sebuah
dosis tunggal vitamin A (100.000 IU untuk subjek dibawah 6 hingga 11 bulan
atau dengan berat badan < 10 kg, atau 200.000 IU untuk subjek dengan umur > 12
tahun atau berat badan > 10 kg). Group 2 menerima sebuah dosis tunggal plasebo.
Penentuan dari derajat keparahan berdasarkan dari frekuensi diare, konsistensi
feses, volume dan durasi dari diare setelah pengobatan. Kami melakukan uji T-
independen dan Chi Square untuk analisis statistik. Penelitian ini adalah analisis
keinginan untuk mengobati intention-to-treat analysis.
Result : Kami mengikutsertakan 120 anak secara acak ke dalam 2 kelompok
menjadi 60 anak setiap kelompok. Kelompok 1 menerima vitamin A dan
kelompok 2 menerima sebuah plasebo. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan
signifikan di antara dua kelompok dalam hal volume feses mulai dari hari pertama
(CI 95%, 192,30 – 3237,51; P = 0,001), sama halnya frekuensi diare (P=0,001)
dan konsistensi feses (P=0,001) pada hari kedua observaai dan durasi dari diare
setelah di berikan obat (CI 95%, 40,60 – 25,79; P=0,001).
Kesimpulan : Suplementasi Vitamin A efektif dalam menurunkan derajat
keparahan diare akut pada anak di bawah 5 tahun.
Kata Kunci: acute diarrhea, vitamin A, severity of acute diarrhea

Di Indonesia, diare masih merupakan penyebab utama kematian pada bayi


dan anak-anak. Selama tahun 1980-1990 peneliti mulai mempertanyakan
defisiensi pada mikronutrien yang spesifikdapat mempengaruhi risiko diare. Pada
traktus gastrointestinal, defisiensi vitamin A adalah sebuah penyebab dan
sekaligus merupakan akibat dari penyakit diare. Pada awal abad ke-20, vitamin A
dikenal secara umum sebagai vitamin anti infeksi, dimana kekurangannya dapat
berhubungan dengan berbagai macam infeksi. Bagaimanpun juga mekanisme dari
vitamin A dalam melindungi tubuh terhadap infeksi masih belum jelas. Suatu
penelitian pada tahun 1968 di Swiss melaporkan bahwa “tidak ada defisiensi
nutrisi yang lebih sinergis secara konsisten dengan penyakit infeksi dari vitamin A
itu sendiri”. Green HN et al dan Grotto I et al memperkirakan, berdasarkan
penelitian pada hewan, menemukan bahwa vitamin A memiliki aktifitas anti-
infeksi.
Banyak penelitian yang telah menguji efek dari vitamin A pada
penatalaksanaan diare akut, namun hasilnya masih belum dapat disimpulkan. Di
Indonesia, pengujian klinis pada pengaruh vitain A pada prevalensi diare dan pada
durasi dari diare telah di lakukan namun tidak satupun yang menunjukkan secara
jelas kegunaan dari vitamin A dalam mengurangi prevalensi atau durasi dari diare.
Tidak terdapat adanya penelitian di Indonesia yang menguji pengaruh vitamin A
terhadap derajat keparahan diare. Jadi kami bertujuan untuk menentukan
efektifitas dari vitamin A dalam mengurangi dari diare akut.

Metode
Kami melakukan penelitian single-blind terkontrol pada wilayah
Secanggang, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, dari bulan Agustus 2009 hingga
Januari 2010. Kami mengikutsertakan anak – anak berumur 6 bulan hingga 5
tahun yang memiliki diare akut. Kami mengeksklusi anak dengan dehidrasi berat,
kolera, dan sakit kritis (malnutrisi berat, ensefalitis, meningitis, sepsis,
bronkopneumonia, dan tuberkulosis) akibat dari pengobatan mereka yang dapat
memperngaruhi penelitian. Kami juga mengeksklusi subjek yang mengkonsumsi
vitamin A pada 4 bulang terakhir untuk menghindari kondisi hipervitaminosis,
atau menderita demam campak dalam 6 bulan terakhir, kondisi yang
menyebabkan defisiensi vitamin A dan memmiliki respon positif terhadap
suplementasi vitamin A. Inform konsen diperoleh dari semua orang tua dan
penelitian ini telah di setujui oleh Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara.
Seleksi subjek berpusat di Puskesmas Hinai Kiri, sebuah klinik lokal miliki
pemerintah di wilayah Secangang.. Setiap tiga hari sekali subjek di rekrut melalui
metode Consecutif Sampling. Saat di rekrut, riwayat kesehatan di tanyakan, dan di
lakukan pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter dan orang tua diwajibkan
mengisi kuisioner yang diberikan
Subjek di bagi secara acak menjadi dua group melalui metode acak. Kami
memberikan dosis tunggal vitamin A kepada group 1, dengan dosis 100.000 UI
untuk subjek berumur 6 – 10 bulan atau dengan berat badan ≤ 10 kg, atau 200.000
IU untuk subjek berumur ≥ 12 bulan atau dengan berat badan > 10 kg. Sebuah
plasebo dosis tunggal diberikan kepada anak pada group 2. Kedua suplemen
diberikan saat awal dimulainya penelitian. Subjek dengan dehirasi ringan-sedang
di rehidrasi sebelumnya kemudian vitamin A atau plasebo diberikan. Orang tua
diminta mengawasi frekuensi diare anaknya, konsistensinya, dan volume
kotorannya tiap episode diare. Grafik pengawasan diare diberikan kepada orang
tua beserta penjelasan bagaimana cara mengisi grafik dengan benar.
Semua subjek di awasi (baik melalui klinik lokal maupun melalui visit ke
rumah) tiap 3 hari hingga pasien sembuh. Pasien dikatakan sembuh dari diare jika
frekuensi defekasi kurang dari 3 hari sehari, konsistensi feses yang cair menjadi
normal, dan volume feses menjadi normal (< 200 cc/hari) selama 48 jam. Sakit
diare akut biasanya sembuh spontan dalam 7 – 10 hari tanpa pengobatan, namun
episode baru dari diare dapat muncul setelah 2 hari penuh tanpa pengobatan.
Setiap kali visit kami memeriksa dari grafik pengawasan dan menanyakan
informasi mengenaik berbagai komplikasi (muntah, mual, demam, sakit kepala,
atau kejang) dan berbagai pengobatan yang diberikan kepada subjek, yang di
tambahkan selain pada vitamin A/plasebo. Pengawasan untuk kesembuhan dari
diare dapat selesai dalam sehari dan berdasarkan pada perubahan frekuensi,
konsistensi feses dan volumenya, begitu pula dengan durasi dari diare.
Kami menggunakan aplikasi SPSS versi 15,0 dan Microsoft Excel 2007
untuk memproses data. Uji T-Independen dilakukan untuk menguji hubungan
antara vitamin A (Skala Nominal) dan frekuensi diare, durasi diare dan volume
feses (skala numerik). Uji Chi Square digunakan untuk menguji hubungan antara
vitamin A (skala nominal) dan konsistensi feses (skala ordinal). Penelitian ini
merupakan sebuah analisis “keinginan-untuk-mengobati”. Perbedaan dianggap
signifikan jika P Value < 0,05 dengan CI 95%.

Hasil
Sebanyak 129 anak dengan diare akut di rekrut ke dalam penelitian.
Sebanyak 9 anak di eksklusi (5 anak dengan malnutrisi berat, 2 dengan dehidrasi
berat, dan 2 orang tua menolak berpartisipasi). Sisanya 120 anak secara acak di
pisah kedalam 2 group; 60 anak menerima vitamin A dan sisanya menerima
plasebo (Diagram 1).
Batasan subjek memiliki karakterisitik yang sama pada dua group. Kami
mengikutsertakan subjek yang memiliki karakterisitik diare. Subjek adalah anak –
anak berumur 6 hingga 60 bulan dengan umur rata – rata 24,1 bulan (SD 12,39).
Rata – rata frekuensi diare, konsistensi feses, volume feses adan durasi
dari diare untuk semua subjek adalah 5,1 kali dalam 24 jam, konsistensi cairan
75,7 cc per episode diare dan durasi 26,1 jam. Hampir semua subjek tidak
dehidrasi (69 %), dimana dehidrasi ringan sedang ditemukan sebanyak 31 %.
Karakteristik subjek pada kedua group adalah sama seperti yang di tunjukkan
pada tabel 1.
Derajat keparahan dari subjek pada dua group di nilai setiap hari selama 5
hari. Diagram 2 menunjukkan perbedaan signifikan pada rata - rata frekuensi diare
per hari setelah terapi diantara group vitamin A dan group palcebo dari penilaian
hari kedua hingga hari ke lima.
Pada group vitamin A, konsistensi menjadi normal lebih cepat dari pada
yang terdapat pada group plasebo, seperti yang di tunjukkan pada tabel 2.
Kami juga menemukan bahwa group anak yang diberikan vitamin A
mengekskresikan feses engan volume lebih sedikit dibandingkan dengan group
yang mendapat plasebo mulai dari hari pertama setelah pengobatan seperti yang
ditunjukkan pada Diagram 3.
Durasi diare pada group vitamin A lebih pendek dari pada durasi pada
group yang mendapat plasebo (CI 95 %; -40,60 hingga -25,79; P=0,001), dengan
durasi rata – rata dari diare masing – masing adalah 84 jam (SD 19,51) dan 117,2
jam (SD 21,68). Sebagai tambahan, kami juga menemukan perbedaan yang
signifikan pada durasi dari diare dari hari pertama diare hingga penyembuhan
pada dua group (CI 95 %; -49,70 hingga -29,46; p+0,001), dengan, penyembuhan
yang lebih cepat pada group vitamin A dibandingkan pada group plasebo; 106,9
jam (SD 27,73) vs 146,5 jam (SD 32,30).

Diskusi
Pada penelitian ini, kami menemukan bahwa pemeberian vitamin A
menghasilkan frekuesi diare yang lebih sedikit, konsistensi feses yang lebih baik
dan durasi diare yang lebih cepat, pada group vitamin A, frekuensi diare dan
konsistensi feses menjadi normal mulai dari hari pertama penilaian. Sebagai
kebalikannya, pada group plasebo frekuensi dan volume diare menjadi normal
dimulai pada hari ketiga dan konsistensi feses menjadi normal mulai hari ke-
empat penilaian. Hasil penilaian ini mendukung temua sebelumnya tentang
konsentrasi vitamin A yang lebih rendah pada anak dengan diare dan pemberian
suplementasinya dapat menurunkan risiko diare.
Penyakit diare dapat menyebabkan defisiensi vitamin A melalui beberapa
mekanisme. Pertama, stetatorea dapat menyebabkan kehilangan semua vitamin
yang larut lemak. Kedua, kerusakan pada brush border dapat menghambat fungsi
retinyl esterases pada brush border, yang berkontribusi pada absorbsi vitamin di
intestinum. Sebaliknya, defisiensi vitamin A dapat menyebabkan diare pada anak
melalui beberapa mekanisme. Defisiesi Vitamin A mempengaruhi lapiran epitel,
menyebabkan berkurangnya sekresi mukus dan melemahkan pertahanan lokal
sehingga menyebabkan infeksi. Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan deplesi
sel Goblet, aksitektur villi interstinal yang abnormal, dan atropi villi intestinal,
sebagaimana juga mempengaruhi fungsi imun dan humoral. Akibatnya, the
Internatinal Vitamin A Consultative Group (IVACG) mengeluarkan kebijakan
publik mengenai vitamin A, diare dan Campak pada tahun 1996,
merekomendasikan suplementasi dari vitamin A sebagai suatu strategi yang
penting untuk mengurangi dampak dari defisiensi vitamin A.
Hubungan antara diare akut dan status vitamin A telah di uji pada 137
anak di Lima, Peru, dengan mengukur konsentrasi retinol pada specimen serum
dari 72 anak dengan diare dan 65 anak yang sehat. Salazar Lindo E et al
menunjukkan bahwa konsentrasi retinol serum secara signifikan lebih rendah pada
anak dengan diare dibandingkan dengan mereka tanpa diare. A Malatya,
penelitian di Turkey menemukan bahwa vitamin A serum lebih rendah pada anak
dengan diare yang rekuren. Selain itu, penelitian di suatu rumah sakit juga
menunjukkan bahwa suplementasi vitamin A dapat mengurangi risiko dari diare.
Suatu studi di Bangladesh menemukan bahwa berkurangnya absorbsi dari vitamin
A berhubungan dengan berbagai infeksi seperti diare, helminthiasis dan infeksi
pada sistem respirasi. Temuan mereka memperkirakan adanya hubungan yang
kuat antara diare dan defisiensi vitamin A pada anak, walaupun itu belum jelas
apakah diare di presipotasi oleh defisiensi vitamin A atau defisiensi vitamin A
mempresipitasi diare atau infeksi lain. Penelitian lainnya menemukan adanya
hubungan diare disentri dan berkepanjangan dengan defisiensi vitamin A.
Suatu studi memperkirakan intergritas gastrointestinal menjadi buruk
selama menderita penyakit, namun responsif terhadap tambahan vitamin A. studi
lainnya mengukur integritas usus pada bayi yang menderita diare atau penyakit
respirasi, dan menemukan bahwa kelompok subjek yang di beri vitamin A
memiliki perbaikan integritas usus yang lebih cepat dari pada subjek yang di beri
plasebo., walaupun mekanisme masih belum jelas.
Diperkirakan sebanyak 254 juta anak pre-sekolah di seluruh dunia
memiliki risiko menderita defisisensi vitamin A, dengan 50 % anak tersebut
berada di Asia Tenggara. Adanya prevalensi defisiensi vitamin A yang tinggi dan
efeknya pada anak – anak, WHO merekomendasikan pemberian suplementasi
vitamin A terutama pada wilayah dengan defisiensi vitamin A dan Xeroftalmia
merupakan masalah yang umum. Saat ini dosis yang di rekomendasikan adalah
100.000 IU pada umur 6 – 11 bulan dan 200.000 IU pada umur ≥ 12 bulan setiap
3 – 6 bulan.
Penelitian kami telah dilakukan pada penduduk Indonesia. Dengan jumlah
penduduknya 69.940, dimana 29.406 (42.04%) adalah anak – anak. Subjek
penelitian diberikan dosis vitamin A sesuai dengan yang direkomendasikan oleh
WHO, menunjukkan cukup efektif dalam mengurangi mortalitas dan morbiditas
yang disebabkan oleh defisiensi vitamin A dan beberapa efeknya. Selain itu,
subjek dengan defisiensi vitamin A yang tampak secara klinis “rabun senja” atau
efek samping dari suplementasi vitamin A tidak di temukan.
Penelitian yang dilakukan pada banyak negara telah menunjukkan adanya
keuntungan dari vutamin A dalam mengobati diare. Beberapa studi meta-analisis
dilakukan selama tahun 1990 yang menunjukkan bahwa suplementasi vitamin A
mengurangi mortalitas diare dan menurunkan derajat keparahan diare. Suatu
penelitian klinis di brazil menunjukkan bahwa derajat keparahan dari penyakit
diare berkurang dengan suplementasi vitamin A. Sebagai tambahan, suatu
penelitian double-blind, dengan pemberian plasebo di komunitas Calcutta pada
anak – anak berumur 12 – 71 bulan yang menerima baik vitamin A 200.000 IU
maupun palsebo, menunjukkan bahwa terdapat penurunan yang signifikan pada
rerata durasi diare per episode. Di New Delhi, studi acak terkontrol dilakukan
pada anak – anak dengan diare yang berumur 6 bulan hingga 5 tahun dengan
durasi diare < 72 jam. Subjek menerima dosis tunggal dari vitamin A, berdasarkan
dari rekomendasi WHO, dan group yang lain sebuah plasebo. Disana tidak
terdapat perbedaan signifikan rerata dari durasi diare pada dua kelompok.
Bagaimanapun juga, pada anak – anak dengan defisiensi vitamin A, sebuah
keuntungan dari suplementasi vitamin A telah di ketahui. Studi lain di New Delhi,
dilakukan penelitian tentang efek 200.000 IU dari vitamin A pada diare akut pada
anak berumur 1 – 5 tahun, dan menemukan bahwa vitamin A dapat menurunkan
derajat keparahan dari diare.
Berdasarkan dari observasi terhadap frekuensi diare, konsistensi feses dan
volume feses setelah terapi, kami menemukan bahwa group vitamin A secara
signifikan memiliki durasi yang lebih pendek dari pada kelompok yang
menggunakan pengobatan plasebo. Masing - masing 84 jam vs 117.2 jam.
Terlebih lagi, rerata diare mulai dari gejala hari pertama sampai perbaikan secara
signifikan lebih pendek pada kelompok vitamin A (106.9 jam) dari pada
kelompok plasebo (146.5 jam).
Hasil dari dua penelitian Indonesia sebelumnya menunjukkan tidak
terdapat efek dari suplementasi vitamin A pada anak dengan diare. Di Aceh, suatu
penelitian telah dilakukan untuk menilai efek dari suplementasi vitamin A pada
prevalensi diare pada anak berumur 1 hingga 5 tahun. Subjek diberi 200.000 IU
dari vitamin A pada kunjungan pertama, dan 6 bulan setelahnya, dibandingkan
dengan subjek yang tidak menerima vitamin A. subjek di follow up setelah
setahun. Tidak terdapat perbedaan signifikan dari prevalensi dari diare pada dua
group. Di Jawa Barat, studi pada 1407 anak pre-sekolah telah dilakukan untuk
menilai efek dari vitamin A terhadap insidensi dan durasi dari diare. Subjek
adalah anak berumur 6 hingga 47 bulan, yang menerima baik vitamin A (sesuai
dosis WHO) atau plasebo dan setiap 4 bulan setelahnya hingga 24 bulan selama
pengamatan. Retinol serum di observasi sebelum pemberian obat, dan saat
kunjungan terakhir. Pengukuran retinol serum yang dilakukan sebelum penelitian
menunjukkan bahwa 6 % subjek memiliki kadar yang sangat rendah, 52 %
memiliki kadar rendah pertengahan, dan sisanya memiliki kadar yang normal.
Pada follow up terakhirnya, rerata retinol serum pada group vitamin A lebih tinggi
24 % dari pada group plasebo. Namun suplementasi vitamin A secara keseluruhan
tidak memiliki efek pada sinsidensi atau durasi dari diare.
Penelitian kami memiliki beberapa keterbatasan. Hasil dari penelitian kami
berdasarkan pada laporan orang tua atau pengasuh subjek, tidak berdasarkan
observasi. Namun, sejak kami mengaplikasikan suatu studi intervensi dan
penilaian, kami percaya bahwa walaupun terdapat kesalahan dalam pelaporan,
kesalahan tersebut terjadi secara acak dan sepertinya tidak menimbulkan bias.
Keterbatasan lainnya bahwa tidak dilakukan pemeriksaan feses untuk menetapkan
etiologi dari diare. Sebagai tambahan, kami tidak menilai efek dari faktor
predisposisi lainnya, seperti tingkat edukasi ibu, kebersihan air, atau faktor
lingkungan yang dapat mempengaruhi proses perbaikan.
Sebagai kesmipulannya, suplementasi vitamin A efektif mengurangi
derajat keparahan dari diare akut pada anak umur dibawah 5 tahun.
TELAAH KRITIS JURNAL

PICO
Patient, Problem, & Population
Populasi pada penelitian ini adalah anak – anak berumur 6 bulan hingga 5
tahun yang memiliki diare akut di wilayah Secanggang, Kabupaten Langkat,
Sumatra Utara, dari bulan Agustus 2009 hingga Januari 2010 dimana seleksi
subjek penelitian berpusat di Puskesmas Hinai Kiri.
Intervention
Subjek di bagi secara acak menjadi dua group melalui metode acak.
Kemudian diberikan dosis tunggal vitamin A kepada group 1, dengan dosis
100.000 UI untuk subjek berumur 6 – 10 bulan atau dengan berat badan ≤ 10 kg,
atau 200.000 IU untuk subjek berumur ≥ 12 bulan atau dengan berat badan > 10
kg. Sebuah plasebo dosis tunggal diberikan kepada anak pada group 2. Kedua
suplemen diberikan saat awal dimulainya penelitian.
Comparison
Perbandingan dengan peneltian sebelumnya :
1. Peneltian pada 137 anak di Lima, Peru, Salazar Lindo E et al
menunjukkan bahwa konsentrasi retinol serum secara signifikan lebih
rendah pada anak dengan diare dibandingkan dengan mereka tanpa diare.
2. Penelitian oleh A Malatya di Turkey menemukan bahwa vitamin A serum
lebih rendah pada anak dengan diare yang rekuren.
3. Penelitian double-blind, dengan pemberian plasebo di komunitas Calcutta
pada anak – anak berumur 12 – 71 bulan yang menerima baik vitamin A
200.000 IU maupun palsebo, menunjukkan bahwa terdapat penurunan
yang signifikan pada rerata durasi diare per episode.
4. Studi di New Delhi, dilakukan penelitian tentang efek 200.000 IU dari
vitamin A pada diare akut pada anak berumur 1 – 5 tahun, dan
menemukan bahwa vitamin A dapat menurunkan derajat keparahan dari
diare.
5. Hasil dari dua penelitian Indonesia sebelumnya menunjukkan tidak
terdapat efek dari suplementasi vitamin A pada anak dengan diare.
6. Di Aceh, suatu penelitian telah dilakukan untuk menilai efek dari
suplementasi vitamin A pada prevalensi diare pada anak berumur 1 hingga
5 tahun. Subjek diberi 200.000 IU dari vitamin A pada kunjungan pertama,
dan 6 bulan setelahnya, dibandingkan dengan subjek yang tidak menerima
vitamin A. subjek di follow up setelah setahun. Tidak terdapat perbedaan
signifikan dari prevalensi dari diare pada dua group.
Outcome
1. Pemberian vitamin A menghasilkan frekuesi diare yang lebih sedikit,
konsistensi feses yang lebih baik dan durasi diare yang lebih cepat, pada
group vitamin A, frekuensi diare dan konsistensi feses menjadi normal
mulai dari hari pertama penilaian.\
2. Sebaiknya, pada group plasebo frekuensi dan volume diare menjadi
normal dimulai pada hari ketiga dan konsistensi feses menjadi normal
mulai hari ke-empat penilaian.

VIA
Validitas
a. Kualitas Data
Pada penelitian ini, di ikutsertakan anak – anak berumur 6 bulan
hingga 5 tahun yang memiliki diare akut di wilayah Secanggang, Kabupaten
Langkat, Sumatra Utara, dari bulan Agustus 2009 hingga Januari 2010. Inform
konsen diperoleh dari semua orang tua dan penelitian ini telah di setujui oleh
Komite Etika Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Sumatra Utara.
b. Sampel Penelitian
Pada penelitian ini, di ikutsertakan anak – anak berumur 6 bulan
hingga 5 tahun yang memiliki diare akut di wilayah Secanggang, Kabupaten
Langkat, Sumatra Utara, dari bulan Agustus 2009 hingga Januari 2010.
Kemudian di eksklusi anak dengan dehidrasi berat, kolera, dan sakit kritis
(malnutrisi berat, ensefalitis, meningitis, sepsis, bronkopneumonia, dan
tuberkulosis) akibat dari pengobatan mereka yang dapat memperngaruhi
penelitian. Kemudian juga di eksklusi subjek yang mengkonsumsi vitamin A
pada 4 bulang terakhir untuk menghindari kondisi hipervitaminosis, atau
menderita demam campak dalam 6 bulan terakhir, kondisi yang menyebabkan
defisiensi vitamin A dan memmiliki respon positif terhadap suplementasi
vitamin A. Setiap tiga hari sekali subjek di rekrut melalui metode Consecutif
Sampling. Saat di rekrut, riwayat kesehatan di tanyakan, dan di lakukan
pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter dan orang tua diwajibkan mengisi
kuisioner yang diberikan.
c. Metode Penelitian
Data yang dikumpulkan diberikan kode, diedit, dan dimasukkan ke
dalam komputer Microsoft Excel 2007, serta di analisis menggunakan SPSS
versi 15. Uji T-Independen dilakukan untuk menguji hubungan antara vitamin
A (Skala Nominal) dan frekuensi diare, durasi diare dan volume feses (skala
numerik). Uji Chi Square digunakan untuk menguji hubungan antara vitamin
A (skala nominal) dan konsistensi feses (skala ordinal). Penelitian ini
merupakan sebuah analisis “keinginan-untuk-mengobati”. Perbedaan dianggap
signifikan jika P Value < 0,05 dengan CI 95%.
d. Analisis Data
Pada peneltian ini, untuk enguji signifikan statistik perbedaan antara
parameter yang berbeda, P < 0,05 dianggap sebagai signifikan.
IMPORTANT
Mengingat bahwa diperkirakan sebanyak 254 juta anak pre-sekolah di
seluruh dunia memiliki risiko menderita defisisensi vitamin A, dengan 50 % anak
tersebut berada di Asia Tenggara. DI Indonesia dengan jumlah penduduknya
69.940, dimana 29.406 (42.04%) adalah anak – anak. Maka hasil penelitian ini
penting untuk terget intervensi selanjutnya dalam mengurangi risiko terjadinya
defisiensi vitamin A serta penyakit – penyakit yang ditimbulkan akibat defisiensi
vitamin A.
APPLICABILITY
Penelitian ini menunjukkan bahwa suplementasi vitamin A efektif
mengurangi derajat keparahan dari diare akut pada anak umur dibawah 5 tahun.
Dari penelitian ini, penentu kebijakan publik maupun praktisi kesehatan memiliki
kesempatan dalam mencegah perburukan dari diare pada anak melalui
suplementasi vitamin A serta mencegah defisiensi vitamin A serta efek yang
ditimbulkannya terutama pada anak umur pre-sekolah.

You might also like