Professional Documents
Culture Documents
B. Tujuan
1. Identifikasi Zat Warna Golongan I
Struktur kimia zat warna asam bervariasi, antara lain jenis trifenil
metan, xanten, nitro aromatik, azo dan pirazolon. Kebanyakan zat
warna asam termasuk jenis azo sehingga hasil celupnya dapat
dilunturkan dengan reduktor.
- Golongan 1
N(C2H5)2
NaO3S C +
N(C2H5)2
SO3Na
- Golongan 2
- Golongan 3
ONa
NaO3S NO2
NO2
- Golongan 4
CH NH.CO.CH3
N=N
SO3Na SO3Na
- Golongan 5
- Golongan 6
NaO3S N=N C
N
C
COOH
O NH2
NaO3S
SO3Na
NH2 O OH
Mekanisme utama dalam pencelupan serat protein dengan zat
warna asam adalah pembentukan ikatan garam dengan gugusan-
gugusan amino dalam serat meskipun ikatan-ikatan lain mungkin pula
akan terjadi.
Ikatan antara serat dan zat warna yang utama adalah ikatan
ionik disamping sedikit ikatan Van Der Waals. Untuk pencelupan
warna tua biasanya diperlukan kondisi larutan celup yang sangat
asam pada pH 3-4, tapi untuk warna sedang dan muda dapat
dilakukan pada pH 4-5.
OH
N = N – Ph
OH
N
Gambar zw dispersi golongan azo
Jenis ikatan yang terjadi antara gugus fungsional zat warna dispersi
dengan serat poliester ada 2 macam yaitu :
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan gaya dipol yang melibatkan atom
hidrogen dengan atom lain yang bersifat elektronegatif. Kebanyakan zat
warna dispersi tidak mengadakan ikatan hidrogen dengan serat
poliester karena zat warna dispersi dan serat poliester bersifat nonpolar,
hanya sebagian zat warna dispersi yang mengadakan ikatan hidrogen
dengan serat poliester yaitu zat warna dispersi yang mempunyai donor
proton seperti –OH atau NH2.
E. Zat Warna Bejana
Zat warna bejana tidak larut dalam air, oleh karena itu dalam
pencelupannya harus diubah menjadi bentuk leuko yang larut. Senyawa
leuko tersebut memiliki substantifitas terhadap selulosa sehingga dapat
tercelup. Adanya oksidator atau oksigen dari udara, bentuk leuko yang
tercelup dalam serat tersebut akan teroksidasi kembali kebentuk semula
yaitu pigmen zat warna bejana. Senyawa leuko zat warna golongan
indigoida larut dalam alkali lemah sedangkan golongan antrakwinon
hanya larut dalam alkali kuat dan hanya sedikit berubah warnanya
dalam larutan hipoklorit. Umumnya zat warna turunan indigoida dan
karbasol warna hamper hilang dalam uji hipoklorit dan didalam larutan
pereduksi warnanya menjadi kuning. Ikatan zat warna bejana dengan
serat antara lain ikatan hidrogen dan ikatan sekunder seperti gaya-gaya
Van der Waals.
F. Zat warna belerang
Zat warna belerang adalah zat warna yang mengandung unsur
belerang sebagai kromofor. Struktur molekulnya merupakan molekul
yang kompleks dan tidak larut dalam air oleh karena itu dalam
pencelupannya diperlukan reduktor natrium sulfida dan soda abu untuk
melarutkannya. Untuk membentuk zat warna semula maka perlu proses
oksidasi baik dengan udara maupaun dengan bantuan oksidator-
oksidator lainnya, warna yang paling banyak digunakan adalah warna
hitam.
Jembatan disulfida pada zat warna belerang merupakan gugus
fungsi penting untuk proses pelarutan zat warna belerang ketika proses
pencelupan, zat warna belerang dapat dilarutkan dengan penambahan
reduktor lemah natrium sulfida (Na2S) dan alkali lemah natrium karbonat
(Na2CO3), Na2S akan mereduksi jembatan disulfida membentuk asam
leuco sedang Na2CO3 akan merubah asam leuco menjadi garam leuco
yang larut.
Jumlah Na2S dan Na2CO3 yang dibutuhkan sangat tergantung
pada sifat alami amasing-masing zat warna, konsentrasi zat warna dan
vlot atau perbandingan larutan yang digunakan. Kekurangan pemakaian
Na2S akan menyebabkan tidak sempurnanya pelarutan zat warna dan
dalam pencelupan dapat menimbulkan terjadinya prematur oksidasi,
sehingga hasil jedup jadi belang, sedang bila kelebihan Na2S
kerataannya baik tetapi hasil celup jadi lebih muda.
Mekanisme Proses Pencelupan dengan Zat Warna Belerang :
1. Pelarutan zat warna belerang
2. Pencelupan
Pendahuluan
Cu + air panas larutkan, dinginkan, isi sampai ¾ tabung
reaksi
Ambil 1 ml larutan + 1 ml eter metanol zat warna pindah
ke lapisan eter
A. Zat Warna Dispersi
Ambil lapisan eter uapkan + tetesan air + benang rayon
asetat ↑ amati
B. Zat Warna Bejana
1 ml cu + 2 ml NaOH 10% + Na Hidrosulfit ↑ + kapas
putih ↑ amati
C. Zat Warna Belerang
1 ml cu + 1 ml SnCl2 + 2 ml HCl 15% tutup dengan
kertas saring yang ditetesi Pb asetat ↑amati
1 ml cu + 1 ml NaOH 10% + Na2S + 2 kapas ↑ amati
2. Identifikasi Zat Warna Golongan II
Pendahuluan
Cu + air larutkan warna transparan (larutan induk)
A. Zat Warna Direk
1 ml cu + 1ml NaCl 10% + kapas, wol, dan akrilat ↑ cuci
dan amati
B. Zat Warna Asam
1 ml cu + 1 ml CH3COOH 10% + kapas, wol, dan akrilat
↑ cuci dan amati
C. Zat Warna Basa
1 ml cu + 1 ml CH3COOH 10% + akrilat cuci dan amati
Penentuan
1 ml +NaOH 10% (sampai basa) CH3COOH 10%
warna kembali
D. Zat Warna Reaktif
2 ml cu + 2 kapas, wol, dan akrilat ↑ cuci dan keringkan
1 kapas hasil celup + 1 ml penterasid TN amati
`lunturan