You are on page 1of 10

ANGARAN DASAR

YAYASAN ISLAM MATLA'UL HUDA

SEKRETARIAT:

Jl. Tumaritis No. 296 Ds/Kec Purwasadi Kab. Subang Kode Pos 41261

ANGGARAN DASAR
MUKADIMAH

 Upaya untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat santri suku sunda didalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, didalam Negara kesatuan republic Indonesia yang berlandaskan
Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 dengan segala perubahan-perubahannya,
penting sekali ada usaha untuk meningkatkan pengetahuan/keterampilan serta wawasan
mereka disegala bidang kehidupan.
 Didadasari pleh rasa keprihatinan melihat penurunan moral/social/ekonomi masyarakat
santri suku sunda yang terdesak dan tertekan oleh kemajuan IPTEK serta desakan globalisasi,
perlu adanya ikatan masyarakat santri suku sunda untuk mengembangkan IPTEK, ekonomi,
social dan budaya
 Sadar akan keaadaan demikian, timbul satu cita-cita membangun SDM santri suku sunda
yang kompetitif, untuk mengangkat harkat, martabat serta derajat yang didasari oleh
keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
 Dengan berpegang teguh kepada palsafah “Silih Asah”, “Silih Asih” dan “Silih Asuh” dalam
rangka merekatkan ikatan santri suku sunda, perlu dibentuk Organisasi kamasyarakatan
yang diberi nama " YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA " dengan Anggaran Dasar
sebagai berikut.

BAB I
KETENTUAN UMUM

NAMA, WUJUD, SI FAT, AZAS, KEDUDUKAN DAN WAKTU

Pasal 1
NAMA

Nama Organisasi yaitu " YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA "

Pasal 2
WUJUD

Wujud Organisasi berupa Organisasi kemasyarakatan yang dibentuk oleh Lembaga tetap dan
tidak tetap untuk tingkat pusat maupun cabang-cabang maupun rayon
Pasal 3
SIFAT

YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA satu Organisasi yang mempunyai sifat demokrasi,
mandiri, bebas dan tanggung jawab.

Pasal 4
AZAS

YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA mempunyai azas Pancasila dan Undang-Undang


Dasar 1945 dengan segala perubahannya, serta berpegang teguh pada keyakinan Ahlul
Sunah Waljama’ah

Pasal 5
TEMPAT DAN WAKTU
YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA didirikan di Kabupaten Subang Propinsi Jawa Barat,
Tgl 6 Januari 2003 untuk waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB II
DASAR HUKUM, FUNGSI, MAKSUD, TUJUAN

Pasal 5
DASAR HUKUM

 Pancasila dan UUD 1945

 Undang-undang Republik Indonesia No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan


Daerah

 Undang-undang Republik Indonesia nomor 16 tahun 2001 tentang yayasan

 Al-Qur’an, Al-hadist, Fiqih/tauhid mazhab Allul Sunah Waljama’ah

Pasal 6
FUNGSI

1. Mewadahi untuk pembinan dan pengembangan anggota dalam rangka mewujudkan tujuan
Organisasi.
2. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi masyarakat santri suku sunda.

Pasal 7
MAKSUD

Maksud didirikan YAYASAN ISLAM MATA’UL HUDA yaitu untuk menampung,


mengangkat dan mendorong potensi yang dimiliki oleh masyarakat Santri suku Sunda.

Pasal 8
TUJUAN

1. Membangun masyarakat Santri Sunda untuk menegakan palsafah Silih Asih, Silih Asah dan
Silih Asuh.
2. Meningkatkan harkat, darajat dan martabat Santri suku Sunda.
3. Meningkatkeun IPTEK masyarakat Santri suku Sunda supaya menjadi Sumber Daya Manusa
yang kompetitif, serta tidak lepas dari Iman dan Taqwa ke Allah Swt.
4. Meningkatkan kasejahteraan anggota serta masyarakat santri suku Sunda umumnya.
5. Malestarikan budaya serta mempertahankan tanah air.
6. Melestarikan/membina serta mengembangkan Budaya Santri.
7. Keikutsertaan dalam segala hal ihwal kehidupan para santri pada suku Sunda
khususnya, serta masyarakat Indonesia juga masyarakat bangsa lainya.

Pasal 9
USAHA
Dalam rangka mencapai maksud dan tujuan organisasi YAYASAN ISLAM MATLA’UL
HUDA mempunyan kawenangan untuk melakukan usaha yang tidak bertentangan dengan
azas dan tujuan organisasi.

BAB Ill
KAANGGOTAAN

Pasal 10
ANGGOTA

Yang bisa ditarima jadi anggota YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA, yaitu Santri suku
Sunda di Jawa Barat maupun di luar Jawa Barat yang merasa benar-benar berjiwa santri, serta
menyutujui pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga YAYASAN ISLAM MATLA’UL
HUDA.
Santri yang dimaksud pada pasal 10 adalah orang perseorangan yang ta’at menjalankan sariat
islam, suku sunda yang dimaksud pasal 10 diatas adalah masyarakat jawa barat dan banten
serta orang yang bersimpati pada budaya sunda atau kesunda’an.

BAB IV
WILAYAH ORGANISASI

Pasal 11
Pangurus Organisasi dibangun oleh :

1. Pusat yaitu yang termasuk wi!ayah Propinsi Jawa Barat, sacara nasional termasuk
wilayah Republik Indonesia serta Internasional.
2. Cabang yaitu termasuk daerah Kabupaten, Kota, Kotif serta daerah lainnya yang
dipandang perlu atau yang dianggap sederajat/disamakan dengan daerah yang disebut
tadi.
3. Rayon yaitu yang termasuk daerah-daerah kecamatan.

BAB V
KEPENGURUSAN

Pasal 12
PANGURUS

1. Di Tingkat Nasiona! disebut Pangurus Pusat.


2. Di Tingkat Kabupaten, Kota, Kotif serta daerah lainnya yang dianggap sama, disebut
Pangurus Cabang.
3. Di tingkat Rayon disebut Pangurus Rayon saperti wilayah kacamatan atau diangap sama
dengan itu.

BAB VI
DEWAN PEMBINA DAN DEWAN PAKAR

Pasal 13
DEWAN PEMBINA
Kaanggotaan : Dewan Pembina dibangun di tingkat Pusat :

a. Jumlah anggota Dewan Pembina sebanyak-banyaknya 9 (Sembilan) orang termasuk


Pengurus Pusat yaitu Ketua Umum dan Sekretaris Umum
b. Anggota Dewan Pembina yaitu anggota dari Yayasan islam Matla’ul Huda.
c. Anggota Dewan Prembina dipilih oleh kongres, adapun pengurus pertama dipilih oleh yang
mendirikan Yayasan Matla’ul Huda.
d. Kaputusan Dewan Pembina sah jika dihadiri dan disetujui oleh sekurang-kurangnya 2/3
(dua pertiga) dari jumlah anggota.
e. Sakurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota Dewan Pembina bisa mengajukan rninta ke
Pangurus Pusat untuk mengadakan rapat yang lengkap Dewan Pembina, di luar hal yang
rutin Dewan Pembina.
f. Dewan Pembina dengan satengahyna dari cabang-cabang bisa mengadakan rapat luar
biasa.

Kawajiban Dewan Pembina:

a. Dewan Pembina wajib menjalankan hasil kaputusan rapat luar biasa.


b. Dewan Pembina mengawasi dan ngaevaluasi dari hasil kerja Pangurus Pusat.
c. Dewan Pembina membantu Pangurus memberi saran dengan pemikiranya.
d. Menyetujui memberhentikan anggota-anggota YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA
yang melanggar peraturan atau yang punya masalah berdasarkan pada hasil kaputusan
musawarah/ kaputusan Dewan Pembina.
e. Menyetujui berdirinya cabang-cabang YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA.
f. Menyetujui anggota kahormatan YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA berdasarkan
pada usulan Pangurus.

Pasal 14
DEWAN PAKAR
1. Kanggotaan:
a. Dewan Pakar yaitu anggota biasa dari YAYASAN MATLA’UL HUDA.
b. Jumlah anggota Dewan Pakar sakurang-kurangna 5 (lima) orang dari kalangan
intelektual/ulama atau tokoh masyarakat, sajarahwan serta budayawan.
c. Dewan Pakar ditetapkan oleh Pangurus Pusat YAYASAN ISLAM MATLA’UL
HUDA
2. Tugas Pokok Dewan Pakar :
a. Salaku penasehat di YAYASAN ISLAM MATLA’UL HUDA dalam hal menjalankan
tugas dan fungsinya.
b. Memberi usulan ke Pangurus Pusat dalam membangun taktik dan strategi Yayasan.
c. Membuat kajian-kajian ilmiah untuk kapentingan Yayasan, sakaligus merupakan
nara sumber untuk pembinaan sumber daya manusa didalam Yayasan.

BAB VII
KONGRES DAN RAPAT KERJA

Pasal 15
Kongres organisasi yaitu :
a. Rapat paripurna/ Kongres
b. Musawarah tingkat Cabang
c. Musawarah tingkat Rayon
Rapat kerja organisasi yaitu :
a. Rapat kerja tingkat Nasional
b. Rapat kerja tingkat Cabang
c. Rapat Anggota

Pasal 16
KONGRES

1. Kongres merupakan kekuasaan tertinggi di Yayasan.


2. Kongres diadakan 5 (lima) tahun sakali dihadiri oleh:
a. Dewan Pembina
b. Pengurus Pusat
c. Pengurus Cabang
d. Pengurus rayon selaku juru saksi/menyaksikan ditunjuk oleh Pangurus Cabang.

3. Dalam keadaan yang luar biasa kongres bisa dilaksanakan berdasarkan pada permintaan
dari 2/3 anggota Dewan Presidium dan 2/3 Pangurus Cabang.

4. Kongres Luar biasa bisa dilaksanakan jika:

a. Yayasan ada dalam keadaann darurat atau dalam keadaan yang membahayakan
kalangsungan hidupnya organisasi.
b. Adanya keadaan yang dihadapi oleh Yayasan sampai perlunya merobah Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

5. Kongres mempunyai hak untuk:

a. Meneliti laporan tanggung jawab Pangurus Pusat.


b. Menetapkan atau merobah Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
c. Menetapkan Program Umum Organisasi.
d. Memilih Pangurus Pusat dengan anggota Dewan Presidium.
e. Membuat komisi Verifikasi kalau dianggap perlu.

6. Acara dan tata tertib kongres disiapkan oleh Pangurus Pusat dan disahkan oleh anggota
kongres.
7. Kaputusan kongres tergantung pada dasar musyawarah dan mufakat serta memperhatikan
kepentingan umum serta kapentingan Yayasan.
8. Jika tidak terjadi kemufakatan bisa diputuskan oleh suara terbanyak (voting).

Pasal 17
MUSYAWARAH CABANG

1. Musawarah cabang dilaksanakan 5 (lima) tahun sakali dengan dihadiri oleh:


 Pangurus Cabang
 Pangurus Rayon
 Pangurus Pusar salaku panitra.

2. Musawarah Cabang punya hak untuk:


a) Meneliti dan mengesahkan Laporan tanggung jawab Pangurus Cabang.
b) Menetapkan Program Kerja Pangurus Cabang seiring dengan Program Umum Yayasan.
c) Milih dan netapkan Pangurus Cabang.
d) Membentuk komisi Verifikasi kalau dipandang perlu.

Pasal. 18
MUSAWARAH RAYON

1. Musawarah Rayon dilaksanakeun 5 (lima) tahun sakali dan dihadiri oleh :


 Para Pangurus Rayon.
 Anggota Pangurus Cabang salaku panitra.

2. Musawarah Rayon punya kawenangan untuk.


a. Meneliti dan mengesahkan Laporan tanggung jawab Pengurus Rayon.
b. Menetapkan Program kerja Rayon sesuai dengan Program kerja Cabang dengan
Program Umum Yayasan.
c. Memilih dan menetapkeun Pangurus Rayon.
d. Membangun komisi Verifikasi seumpama dianggap perlu.

Pasal 19
RAPAT KERJA NASIONAL

1. rapat kerja Nasional yaitu forum evaluasi, konsultasi dan informasi dalam rangka
melaksanakan Program Umum Yayasan.
2.
3. Rapat kerja Nasional di hadiri oleh:
a) Dewan Pembina
b) Pangurus Pusat
c) Pangurus Cabang
d) Pangurus Rayon salaku panitra
e) Undangan yang ditetepkan oleh Pangurus Pusat

4. Rapat Kerja Nasional diadakan sakurang-kurangyna sekali dalam dua tahun, dalam satu
periode kepangurusan.
5. Rapat kerja Nasional diadakan dan dipimpin oleh Pangurus Pusat.

Pasal 20
RAPAT KERJA CABANG

1. Rapat Kerja cabang merupakan forum evaluasi, konsultasi serta intormasi seiring dengan
Rapat Kerja tingkat Kota / Kabupaten.
2. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh:
a) Pangurus Cabang.
b)Pangurus Rayon.
c) Pangurus Pusat salaku panitra.
d)Undangan ditetapkan oleh Pangurus Cabang.
3. Rapat Kerja diadakan satu kali dalam setahun kepengurusan.
4. Rapat Kerja Cabang dipingpin oleh Pangurus Cabang.
BAB. VIII SUSUNAN PANGURUS

Pasal 21
PANGURUS PUSAT

1. Susunan Pangurus Pusat yaitu:


 Dewan Pakar
 Dewan Presidium
 Pangurus Sehari-hari

2. Sakurang - kurangna 15 orang yaitu:


a. Satu Ketua Umum
b. Beberapa orang Ketua
c. Satu orang Sekertaris Umum
d. Beberapa orang Sekertaris
e. Satu Bendahara Umum
f. Beberapa orang Bendahara

3. Pangurus Pusat merupakan pemegang mandat kongres sacara kolekfif salaku mengurus,
menjalankan serta melaksanakan kagiatan Yayasan sehari-hari.

Pasal 22
PANGURUS CABANG

1. Susunan Pangurus Cabang dibangun oleh:


 Dewan Panasehat
 Pangurus Cabang sehari-hari

2. Pangurus Cabang sehari-hari, sakurang-kurangna 5 (lima) orang:


a) Satu Ketua
b) beberapa wakii Ketua
c) Satu Sekertaris
d) Beberapa orang wakil Sekertaris
e) Satu Bendahara

3. Pangurus Cabang punya mandat hasil Musawarah Cabang sacara kolektif salaku yang
ngurus, menjalankan serta melaksanakan kagiatan yayasan sehari-hari.

Pasal 23
PANGURUS RAYON

1. Susunan Pangurus Rayon


 Panasehat
 Pangurus sehari-hari

2. Pangurus Rayon sakurang - kurangna 5 (lima) nyaeta:


a) Satu Ketua
b) beberapa wakii Ketua
c) Satu Sekertaris
d) Beberapa orang wakii Sekertaris
e) Satu Bendahara

3. Pangurus Cabang punya mandat hasil Musawarah Cabang sacara kolektip salaku
yang ngurus, menjalankan serta melaksanakan kagiatan Yayasan sehari-hari.

BAB IX
SANGSI ORGANISASI

Pasal 24
TINDAKAN DISIPLIN

1. Dinasehati/ditegor sacara lisan


2. Peringatan sacara tertulis
3. Skorsing
4. Diberhentikan salaku Pangurus
5. Diberhentikan salaku Anggota

BAB X
KAKAYAAN YAYASAN

Pasal 25

Kakayaan Yayasan diharapkan dari:

1. Usaha - usaha Yayasan dibidang ekonomi


2. Sumbangan bantuan yang tidak mengikat
3. Usaha lainya yang diperbolehkan oleh anggaran dasar dan angaran rumah tangga serta
tidak bertentangan dengan ketentuan Hukum

BAB XI
PANGURUS SAWAKTU-WAKTU DIGANTI

Pasal 26

1. Pengantian seorang pangurus atau beberapa orang pengurus sebagaimana yang


dimaksud dari Bab. VIII Pasal 22 juga dikarenakan meninggal.
2. Pergantian pangurus bisa dilaksanakan oleh dasar persetujuan pengurus ditingkat
masing-masing kepengurusan serta disetujui juga disahkan oleh kepengurusan yang
setingkat diatasnya.

BAB. XII
ATURAN LAIN DAN PANUTUP

Pasal 27
ATURAN LAIN

Hal-hal lain yang belum diatur di anggaran dasar ini, akan diatur lagi dalam anggaran rumah
tangga
Pasal 28
PANUTUP

Angaran dasar ini berlakunya sebagaimana tanggal yang ditetapkan dalam akte. Hal-hal lain
yang belum diatur dalam anggaran dasar ini, akan di diatur dalam anggaran Rumah Tangga.

, Tgl 16 Januari 2003


Ditetapkan di Kab. Subang

Asep Supianudin
Ketua

You might also like