You are on page 1of 6

MAKALAH

MEKANISME AKUPUNKTUR

DISUSUN OLEH :

1. Afifah Nur Halizah ( P27240016001 )


2. Atika Afniratri ( P27240016005 )
3.
4. Nurlina Annisa ( P27240016037 )
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

 Kellner (1965) melalukan 12.000 mikroseksi pada 11 titik akupunktur :

tidak ditemukan sesuatu yang unik, kecuali akhiran saraf pada lokasi titik
akupunktur lebih padat Pada lokasi akupunktur, satu reseptor untuk 2,80 mm2 dan
lokasi bukan titik akupunktur 12,83 mm2.

 Gunn et al (1976) meneliti 70 buah titik akupunktur :

47 terletak pada titik motorik (tipe I)

11 terletak di garis sagital, pertemuan saraf superfisial kedua belah tubuh (tipe II)

12 terletak pada pleksus saraf atau saraf kutaneus superfisial (tipe III)

1977 : titik akupunktur terletak di atas otot – tendon (tipe IV)


BAB III

PEMBAHASAN

Reaksi yang terjadi saat titik akupunktur di rangsang :

1. Reaksi lokal (regional)

2. Reaksi segmental

3. Reaksi sentral (Sistemik, Umum)

yang timbul serentak atau selektif,

tergantung rangsangan, titik akupunktur dan kondisi tubuh.

1. Reaksi lokal (regional)


a. Reaksi jaringan
Cedera dinding sel akibat rangsangan titik akupunktur membebaskan asam
arakidonat yang dikandungnya. Selanjutnya dihasilkan lekotrin,
postaglandin E-2, tromboksan dan prostasiklin.Mediator kimiawi itu
memicu terjadinya inflamasi lokal dan agregasi trombosit.

Selain itu, kerusakan endotelium pembuluh darah halus dan kapiler serta
jaringan ikat akan menghasilkan fragmen kolagen, miofibril dan membran
basal, yang mengakitivasi sistem pembekuan darah secara
bertingkat.Reaksi inflamasi buatan akan dilanjutkan oleh proses reaksi anti-
radang
b.Arus listrik dari perlukaan

Titik akupunktur mempunyai tegangan listrik lebih tinggi dari kulit


sekitarnya. Tegangan listrik yang melewati lapisan epidermis sebesar 20 -
90 milivolt, dengan kutub positif di dalam dan kutub negatif di luar.
Perlukaan kulit akan menimbulkan arus pendek.

Pomeranz : penjaruman menurunkan tahanan listrik berbarengan dengan


menghasilkan arus listrik searah sebesar 10 mikroamper dimana kutub
negatif berada di bekas lubang tusukan dan kutub positif terletak di
tepi luka.
Fenomena ini berlangsung selama lebih kurang 48 jam, waktu yg
dibutuhkan tubuhmenyembuhkan luka tusukan

Degenerasi aksonal atau demielinisasi segmental menyebabkan saraf yg


rusak menjadi peka berlebihan terhdp asetilkolin. Arus listrik searah yg
dihasilkan penjaruman mengurangi kepekaan tersebut, dan memicu
proses regenerasi

2. Reaksi segmental
Segmen
Setiap saraf spinal mensarafi suatu segmen tubuh. Segmen terdiri dari
dermatom, miotom, sklerotom dan viserotom, yang berhubungan satu dengan
yang lain oleh serabut saraf spinal yang sama;melalui persarafan itu bagian-
bagian segmen dpt saling pengaruh mempengaruhi satu bagian dengan bagian
yg lain. Sesuai dgn migrasi dalam perkembangan embrionik, bagian-bagian
segmen itu tidak lagi selalu tumpang tindih, walaupun masih tetap
berhubungan secara neoroanatomi,tetapi struktur anatomik sudah berjauhan
satu dgn yang lain
Reaksi segmental yang mungkin timbul berupa :
1.Pain dan hyperalgesia lewat kornu dorsalis sensorik dan jaras-jaras
asendingnya
a. nyeri lokal
b. nyeri rujukan
c. hiperaklgesia lokal
d. hiperalgesia rujukan
2.Hypertonic muscles lewat kornu anterior motorik.
a. hypertonic muscles
b. aktivasi titik pemicu
3.Autonomic symptoms lewat kornu lateralis autonomik
a. efek vasomotor
b. efek sudomotor
c. efek polimotor
d. efek viseral

e. sensitasi serabuf aferen kecil (hiperalgesia rujukan)

You might also like