Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Bola mata berbentuk bulat dengan diameter anteroposterior 24 mm. Bola mata
dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu: sklera, jaringan uvea (yang terdiri dari iris,
badan siliar, dan koroid yang diperdarahi oleh arteri siliaris anterior dan posterior,
sedangkan persarafannya dari ganglion siliar dan retina). Pada iris didapatkan pupil
yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar masuk ke dalam mata. Badan
siliar menghasilkan cairan bilik mata (akuos humor) yang dikeluarkan melalui
trabekulum yang terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. Badan kaca
mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang hanya menempel papil
saraf optik, makula, dan pars plana. Lensa terletak di belakang pupil yang dipegang di
daerah ekuatornya pada badan siliar melalui Zonula Zinn. Terdapat 6 otot penggerak
bola mata, yaitu : oblik inferior, rektus inferior, rektus medius, dan rektus superior
yang dipersarafi N. III, kemudian oblik superior dan rektus lateral yang dipersarafi N.
IV dan N. VI (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Sklera terdiri atas jaringan fibrosa padat dan berwarna putih. Di posterior,
sklera ditembus oleh N. II dan menyatu dengan selubung dura saraf ini. Lamina
kribosa adalah daerah sklera yang ditembus oleh serabut-serabut N. II. Merupakan
area yang relativ lemah dan dapat menonjol ke dalam bola mata oleh peningkatan
tekanan cairan serebrospinal di dalam tonjolan subaraknoid yang terdapat di
sekeliling N. II. Bila tekanan intraokular meningkat, lamina kribosa akan menonjol
keluar dan menyebabkan diskus menjadi cekung (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri
RY,2012).
Kornea (latin cornum= seperti tanduk) adalah selaput bening mata yag dapat
memantulkan cahaya yang masuk ke mata. Terdiri atas 5 lapisan: epitel, membran
bowman, stroma, membran desemen, dan endotel. Kornea dipersarafi oleh saraf siliar
longus cabang N. V dan saraf nasosiliar. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh
kornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk ke kornea (Snell
RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
Lensa mata di dalam bola mata terletak di belakang iris yang terdiri dari zat
tembus cahaya berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan 12 menipis pada
saat terjadinya akomodasi. Secara patologik, lensa dapat kaku pada orang dewasa
yang akan mengakibatkan presbiopia, keruh atau yang disebut katarak, dan tidak
berada di tempatnya (subluksasi dan dislokasi) (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri
RY,2012).
Retina atau selaput jala merupakan bagian mata yang mengandung reseptor
yang menerima rangsangan cahaya. Retina terdiri atas lapisan: fotoreseptor (terdiri
atas sel batang dan sel kerucut), membran limitan eksterna, lapis nukleus luar, lapis
pleksiform luar, lapis nukleus dalam, lapis pleksiform dalam, lapis sel ganglion, lapis
serabut saraf, dan membran limitan interna (Snell RS,2006 dan Ilyas S, Sri RY,2012).
1. Tumor eksternal, yaitu tumor yang tumbuh di bagian luar mata seperti tumor
palpebra dan tumor konjungtiva
2. Tumor intraokuler, yaitu tumor yang tumbuh di dalam bola mata
3. Tumor retrobulbar, yaitu tumor yang tumbuh di belakang bola mata
1. Tumor Eksternal
Tumor palpebra adalah benjolan massa abnormal pada daerah sekitar mata
dan kelopak mata. Tumor palpebra bisa berasal dari kulit, jaringan ikat, jaringan
kelenjar, pembuluh darah, saraf, maupun dari otot sekitar palpebra (Khurana
AK,2007).
Tumor palpebra dapat dikelompokkan menjadi tumor jinak dan tumor ganas.
Tumor jinak palpebra sangat umum dan bertambah banyak dengan meningkatnya
usia. Kebanyakan mudah dikenali secara klinis. Tumor ganas palpebra dibagi menjadi
dua, yaitu tumor primer dan tumor metastatik (jarang) (Eva PR, Whitcher JP.
Vaughan & Asbury,2013).
Tumor ganas yang paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel
basal, karsinoma sel squamous, karsinoma sel sebasea, melanoma, dan sarkoma
kaposi. Sedangkan tumor jinak palpebra seperti hemangioma dan xanthalesma. (Eva
PR, Whitcher JP. Vaughan & Asbury,2013).
1.2.1. Karsinoma
Melanoma maligna terjadi pada sel yang memproduksi melanin, pigmen yang
memberi warna pada kulit,yaitu sel melanosit. Mata juga memiliki sel yang
memproduksi melanin dan dapat menjadi melanoma. Melanoma maligna juga dapat
terjadi pada konjungtiva, tumor ini diidentifikasi pa-ling sering di daerah perilimbal
interpal-pebra konjungtiva bulbi. Tumor yang berlokasi di konjungtiva palpebra,
forniks, ka-runkel, plika semilunaris atau margo pal-pebra memiliki prognosis buruk
untuk kelangsungan hidup.
Gejala dan tanda dapat berupa lesi berwarna lebih terang atau lebih
gelap,gatal,perubahan bentuk menjadi tidak teratur atau nevus bertambah luas atau
bertambah tebal,perdarahan mendandakan proses sudah sangat lanjut.
Penatalaksanaannya dapat dilakukan dengan tindakan pembedahan eksenterasi dan
medikamentosa dengan pemberian kemoterapi. Pengobatan secara
nonmedikamentosa meliputi radioterapi dan terapi fisik. (Yu GP, Hu DN,
McCormick S,2003).
2. Tumor Intraokular
2.1 Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah tumor ganas pada retina yang sering terjadi pada anak-
anak. Tanda dan gejalanya adalah leukokoria (reflek putih pada pupil atu disebut
reflek mata kucing) adalah tanda yang sering terlihat pada retinoblastoma, yaitu
56,1% dari seluruh kasus yang ada. Kemudian gejala yang lain adalah strabismus
yang terjadi karena gangguan visus, nistagmus (pergerakan bola mata yang
abnormal), heterekromia (perubahan warna iris), dan proptosis (penonjolan bola
mata) sering terjadi pada negara tidak berkembang. Retinoblastoma juga bisa
menyebabkan perubahan sekunder pada mata, seperti glaukoma, ablasio retina, dan
inflamasi pada mata (pseudouveitis dan selulitis) (Aventura M dan Kaiser KP.,2012).
Melanoma maligna terjadi pada sel yang memproduksi melanin, pigmen yang
memberi warna pada kulit,yaitu sel melanosit. Mata juga memiliki sel yang
memproduksi melanin dan dapat menjadi melanoma.
Pada fase awal mungkin tidak akan mengalami gejala apapun, akan tetapi
pada kasus yang lain dapat mengalami tanda dan gejala dengan gambaran klinis
termasuk vaskularisasi tumor mencolok,pertumbuhan cepat dan pigmentasi
heterogen,adanya riwayat nevus yang telah ada semenjak kanak-kanak yang tiba-tiba
mengalami pertumbuhan yang cepat,nyeri akibat penekanan tekanan
intraokular.Gejala klinis lainnya adalah timbulnya titik gelap pada iris mata,sensasi
silau pada mata,penglihatan kabur pada salah satu mata dan timbul sensasi berlekuk
pada penglihatan. Penatalaksanaan pada penyakit ini adalah dengan reseksi lesi tumor
dan enukleasi sesuai dengan luas lesi tumornya (Doko Mandic,Blanka et al,2007).
3. Tumor Retrobulbar
2. Glioma, merupakan tumor jinak yang berkembang dari astrosit. Biasanya muncul
pada dekade pertama kehidupan. Dapat hadir sebagai tumor yang soliter atau sebagai
bagian dari von recklinghausen’s neurofibromatosis. Gambaran klinis ditandai
dengan hilangnya penglihatan, ditandai dengan axial proptosis unilateral yang
bertahap dan tidak disertai nyeri. Pemeriksaan fundus dapat memperlihatkan adanya
atropi dan edema papil saraf optik dan pembesaran vena. Perluasan intracranial dari
glioma melalui canalis optik jarang terjadi.
3. Limphangioma adalah tumor yang jarang terjadi terlihat sebagai proptosis dengan
progresifitas yang lambat pada remaja muda. Terkadang membesar sebagai akibat
perdarahan spontan di dalam ruang vaskular, yang kemudian membentuk kista coklat
yang dapat sembuh spontan.
4. Meningioma adalah tumor invasif yang berasal dari villi arrachnoidal. Meningioma
menginvasi orbita terdapat dua tipe : primer dan sekunder
5. Rhabdomyosarcoma adalah Tumor ganas dari orbita yang berasal dari otot
extraokular. Merupakan tumor orbita tersering pada anak-anak, biasanya timbul
dibawah usia 15 tahun. Terdapat proptosis yang progresif dan tiba-tiba onsetnya.
Proptosis yang paling berat karena rhabdomyosarcoma yang terletak di kuadran
superonasal. Gambaran klinis mirip dengan proses inflamasi. Tumor biasanya
terdapat pada kuadran superionasal tetapi dapat juga menginvasi bagian-bagian lain
dari orbita. (comphrehensive opthm)
6. Tumor juga bisa berasal dari metastasis Ca. mammae, karsinoma bronkhial,
neuroblastoma pada anak-anak, sarkoma Ewing, leukemia, tumor testikuler.
Gejala klinis tumor retrobulbar adalah adanya penonjolan bola mata
merupakan manifestasi klinis yang paling penting dan paling awal muncul pada
tumor retrobulbar. Penonjolan bola mata ini dikenal dengan proptosis atau
exopthalmus. Karena letak lesi di dalam orbita, bola mata terdorong ke depan dan
pergerakan bola mata terbatas pada arah yang homolateral. Bola mata juga dapat
terdorong ke arah superior, inferior, medial atau lateral tergantung dari posisi lesi
dalam orbita. Derajat exopthalmus bergantung dari derajat tumor (A. Anissa
Rahmadani ,2012).
TERAPI
2. Tumor ganas: memerlukan biopsi dan radioterapi. Limfoma juga bereaksi baik
dengan khemoterapi. Terkadang lesi terbatas (misal karsinoma kelenjar lakrimal)
memerlukan reseksi radikal (A. Anissa Rahmadani ,2012).