You are on page 1of 10

31/10/2018 Kejang Demam - Epilepsi (1/2) By: Shafira Dwi Resnasari

Definisi Epidemiologi Etiologi Faktor Predisposisi Gejala Klinis

Kejang Demam Kejang demam adalah bangkitan • Kejang demam • Idiopatik Usia 1. Demam (> 38 C)
kejang yang terjadi pada anak terjadi pada 2-5% • Demam yang Umumnya terjadi pada 2. Terjadi dalam 24
berumur 6 bulan sampai 5 tahun anak berumur 6 memicu kejang usia 6 bulan – 5 tahun jam pertama
yang mengalami kenaikan suhu bulan – 5 tahun. berasal dari proses Puncak tertinggi pada usia sewaktu demam
tubuh suhu di atas 38 C yang • Laki-laki > ekkstrakranial : 14-18 bulan 3. Pada KD simpleks,
disebabkan oleh proses Perempuan ISPA, OMA, ISK Kejang demam < 6 bulan tipe umum yang
ekstrakranial tanpa adanya • 80% kejang dan >5 tahun mungkin paling sering tjd
gangguan elektrolit atau riwayat demam sederhana -------------------------------- disebabkan oleh infeksi SSP adalah klonik/
kejang tanpa demam sebelumnya • 20% kejang Faktor Resiko tonik-klonik dan
demam kompleks Demam Gen berlangsung
Keterangan:  Demam yang berperan KD dapat diturunkan scr <15menit
1. Kejang terjadi karena kenaikan ----------------------------- pada kejang demam genetik shg eksitasi neuron 4. Pada KD kompleks,
suhu tubuh, bukan karena Diagnosis selain KD, jika: akibat: (lihat etiologi) terjadi lebih mudah (ttp berupa KD fokal/
gangguan elektrolit atau 1. Kecurigaan adanya  Derajat demam: mekanisme blm diketahui parsial selama
metabolik lainnya atau proses gg proses 75% dari anak dengan pasti) maupun sesudah
intrakranial (infeksi, tumor dll) intrakranial keterkaitan dgn kejang
demam ≥39⁰C
2. Bila ada riwayat kejang tanpa 2.  gg elektrolit kromosom 19p & 8q13-21 5. Pada KD
25% dari anak dengan
demam sebelumnya maka tidak 3. Rwy kejang tanpa & pola autosomal dominan perkembangan dan
demam > 40⁰C
disebut sebagai kejang demam. demam sebelumnya Risiko meningkat 2 – 3x neurologis nya
3. Anak berumur antara 1-6 4. Tjd pada bayi <1m bila saudara pernah normal
bulan masih dapat mengalami 5. Pada anak <6m mengalami kejang demam 6. Tidak ditemukan
kejang demam, namun jarang atau >5y harus Risiko meningkat 5% bila tanda meningitis dan
sekali. dicurigai adanya orangtua pernah ensefalitis (spt: kaku
4. Bayi berusia < 1 bulan tidak kemungkinan infeksi mengalami kejang demam kuduk dan pean
termasuk kejang demam SSP kesadaran)
melainkan termasuk dalam BBLR
kejang neonatus < 2500 gr
Source: IDAI – Kejang Demam  1,5 x berisiko
2500 – 2999 gr
 1,3 x berisiko
3000 – 3499 gr
 1,2 x berisiko

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


Epilepsi Suatu gangguan atau terhentinya  Diderita oleh Epilepsi bukanlah suatu Faktor resiko untuk Kejang fokal/ parsial
fungsi otak secara periodik yang antara 0.5-2% penyakit tetapi suatu gejala terjadinya epilepsi pada Lesi berasal dari sebagian
disebabkan oleh terjadinya populasi (Harrison) dari suatu penyakit penderita KD adalah kecil dari otak atau satu
pelepasan muatan listrik secara  >> usia <2tahun  Jika ada kelainan hemisfer serebrum. Kejang
berlebihan dan tidak teratur oleh  Pria>wanita, pada Epilepsi Primer/ Idiopatik neurologis atau terjadi pada satu sisi atau
sel-sel otak secara tiba-tiba, semua umur (WHO) Pada individu yang dengan perkembangan satu bagian tubuh dan
sehingga penerimaan dan tanpa riwayat pengobatan sebelum kejang kesadaran penderita
 3juta orang di AS
pengiriman impuls antara bagian neurologik dan gg fungsi demam pertama umumnya masih baik.
 200.000 kasus
otak dan dari otak ke bagian lain neurologik yang tampak dan  Kejang demam Kejang parsial sederhana
baru tiap tahunnya
tubuh terganggu dapat disebabkan karna kompleks Gejala : kesadaran baik,
genetik  Adanya riwayat dapat berupa gg sensorik,
 manifestasi lepasnya muatan epilepsi pada motorik, otonomik, psikis.
listrik yang berlebihan dan Epilesi Sekunder orangtua atau Berlangsung bbrp sec-min
abnormal dari sel-sel saraf otak Akibat trauma neurologik saudara kandung. Jika >30min = status
yang bersifat spontan dan berkala atau lesi otak struktural dan epileptikus fokal
ditandai dengan kejang kronik juga terjadi sbg akibat dari Masing-masing faktor sederhana
dengan serangan yg berulang berbagai macam penyakit resiko meningkatkan resiko Kejang parsial kompleks
sistemik epilepsi 4-6%; kombinasi Gejala : kesadaran
faktor resiko tersebut terganggu. Diawal dgn
Bangkitan epilepsi adalah ----------------------------------- meningkatkan resiko henti gerak keseluruhan
manifestasi klinis dari bangkitan Gangguan fungsi otak yang epilepsi menjadi 10-49% tubuh sementara –
serupa (stereotipik) yang ----------------------------- bisa menyebabkan lepasnya automatisme (mengunyah,
berlebihan dan abnormal, Epilepsi dapat muatan listrik berlebihan di meracau)- tatapan kosong
Epilepsi diartikan sebagai
berlangsung mendadak dan ditegakan pada salah sel neuron saraf pusat, bisa Berlangsung 60-90min
kejang berulang dan
sementara, dengan atau tanpa satu dari kondisi sbb: disebabkan oleh adanya multipel.
perubahan kesadaran. Disebabkan 1. Tdp min dua faktor fisiologis, biokimiawi, Kejang umum
Anak dengan riwayat
oleh hiperaktifitas listrik episode kejang anatomis atau gabungan Lesi berasal dari sebagian
kejang demam mempunyai
sekelompok sel saraf di otak dan tanpa diprovokasi faktor tersebut. besar dari otak atau
risiko sedikit lebih tinggi
bukan disebabkan oleh suatu 2. Tdp satu episode Tiap-tiap penyakit atau kedua hemisfer serebrum.
menderita epilepsi pada
penyakit otak akut kejang tanpa kelainan yang dapat Kejang terjadi pada
usia 7 tahun dibandingkan
diprovokasi namun menganggu fungsi otak seluruh bagian tubuh dan
dengan anak yang tidak
resiko rekurensi dlm atau fungsi sel neuron di kesadaran menurun.
pernah mengalami kejang
10 tahun otak, dapat menyebabkan demam.
3. Synd epilepsi (bds timbulnya bangkitan kejang
EEG) atau serangan epilepsi (lanjutan di akhir halaman)

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


31/10/2018 Kejang Demam - Epilepsi (2/2) By: Shafira Dwi Resnasari

Klasifikasi Diagnosa TaLak Komplikasi Prognosis

Kejang Kejang Demam Simpleks Anamnesis • Kejang demam Prognosis kejang


Demam  Berlangsung singkat (<15 menit) • Jenis, lama, dan frekuensi berulang demam secara
 Bentuk kejang umum (tonik, klonik kejang • Epilepsy umum sangat
dan tonik-klonik) • Mencari etiologi • Hemiparesis baik.
 Serta tidak berulang dalam • Infeksi penyebab demam • Kerusakan
waktu 24 jam • Tipe kejang neuron otak Perkembangan
• Rwy pengobatan mental dan
 × kelainan neurologis sebelum
• Riwayat trauma neurologis
dan sesudah kejang
umumnya tetap
Keterangan: • Fungsi neurologi
normal pada
1. KDS : 80% dari seluruh KD • Riwayat perkembangan
pasien yang
2. Sebagian besar kejang demam • Rwy KD dalam keluarga
sebelumnya
sederhana berlangsung kurang
normal.
dari 5 menit & berhenti sendiri Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital Edukasi Pada Orang Tua
1. Meyakinkan bahwa KD umumya Kelainan
Kejang Demam Kompleks • Suhu tubuh
prognosis baik ttp memungkinkan neurologis dapat
 Kejang lama (>15 menit) • Mencari tanda trauma
terjadinya epilepsi di masa yang terjadi pada
 Kejang fokal /parsial satu sisi akut kepala dan adanya kasus kejang lama
menjadi umum akan datang
kelainan sistemik, tanda atau kejang
2. Memberitahukan cara penanganan
 Berulang atau lebih dari 1 kali infeksi SSP (rangsang berulang, baik
kejang.
dalam waktu 24 jam. meningeal), tanda infeksi umum maupun
3. Memberikan info mengenai
  kelainan neuro bef/aft KD diluar SSP, kesadaran  fokal.
kemungkinan kejang kembali.
Keterangan: bila terjadi penurunan
4. Pemberian obat profilaksis untuk
1. Kejang lama : berlangsung > 15 kesadaran diperlukan Studi melaporkan
mencegah berulangnya kejang
menit / berulang > 2 kali dan di pemeriksaan lanjutan tdp gg recognition
memang efektif, tetapi harus
antara bangkitan kejang anak untuk mencari factor memory pada
diingat adanya efek samping obat.
tidak sadar. penyebab anak yang
Kejang lama terjadi pada 8% mengalami kejang
kejang demam. (lanjutan di halaman terakhir) lama

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


2. Kejang fokal adalah kejang Px Penunjang Bila kejang tidak kunjung berhenti 
parsial satu sisi (misalnya Laboratorium lakukan konck down dengan
pergerakan satu tungkai saja/ Px Lab tidak dikerjakan midazolam, tiopental atau propofol
satu tungkai terlihat lebih lemah secara rutin pada KD, ttp dan pasie dirawat di ICU
dibanding yang lain) dapat dikerjakan untuk
mengevaluasi sumber infeksi Pencegahan
3. Kejang berulang adalah kejang penyebab demam 1. Pencegahan intermitten
≥2x dalam 1 hari, dan di antara Indikasi Disarankan pada KD kompleks
2 bangkitan kejang anak sadar. Darah perifer, elektrolit, dan Caranya:
gula darah Jika kambuh (suhu >38 C) berikan
Kejang berulang terjadi jika dicurigai hipoglikemi,  Dizepam oral 0.3 mg/kgbb 3x
pada16% anak yang mengalami ketidakseimbangan elektrolit sehari selama 2-3 hari atau
kejang demam. ataupun infeksi sbg penyebab  Diazepam rektal 5mg / 10mg
kejang relatif aman
---------------------------------------------
(Lanjutan Diagnosis) Pungsi Lumbal 2. Pencegahan terus-menerus
Elektroensefalografi Dengan mengkonsumsi antikovulsan
Px CSF dilakukan untuk
setiap hari
Tidak rutin dilakukan menegakkan/ menyingkirkan Dianjurkan bila:
Indikasi kemungkinan meningitis (tidak • Tdp kelainan neuro nyata bef/aft
EEG hanya dilakukan pada kejang dilakukan pada anak <12m, kejang (mis: serebral palsi)
fokal untuk menentukan adanya KD sederhana dan KU baik) • Kejang berlangsung >15min
fokus kejang di otak yang Indikasi • Kejang fokal/parsial
membutuhkan evaluasi lebih lanjut Jika terdapat gejala yang Contoh antikovulsan sbg propilaksis:
Atau pada anak usia >6m mencurigai ke arah meningitis Fenobarbital 3-4 mg/kgbb/hari (2x
/adanya infeksi SSP hari)
Pencitraan Disarankan Pungsi Lumbal ESO: mengurangi fungsi kognitif pada
Pemeriksaan neuroimaging (CT scan  Pada anak <12m pemakaian jangka panjang
atau MRI kepala) tidak rutin Sodium valproate 15-40
 Anak usia 12-18m mg/kgbb/hari (2-3x dosis)
dilakukan pada anak dengan kejang
 Tidak rutin dilakukan ESO: menyebabkan hepatitis pada
demam sederhana
oada anak >18m. anak >2tahun
Indikasi:
Hanya dilakukan jika
Kelainan neurologis fokal yang antikovulsan diberikan secara terus-
tanda meningitis (+)
menetap, misalnya hemiparesis atau menerus selama 1 tahun sejak kejang
paresis nervus kranialis atau terakhir dan diberhentikan perlahan
papiledem dalam 1-2 bulan.

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


Epilepsi Anamnesis Fase akut (saat kejang) Lanjutan Talak Prognosis epilepsi
Gejala sebelum, selama dan Diazepam per rektal 5 mg (BB <10 kg) Terapi Diet tergantung pada
Halaman Terakhir paska bangkitan atau 10 mg (BB >10 kg) Rasio kebutuhan beberapa hal,
-------------------------------------------- a) Keadaan penyandang saat Jika kejang masih belum berhenti, dapat berat lemak thd diantaranya
Px Penunjang bangkitan : duduk / berdiri / diulang setelah selang waktu 5 menit Kombinasi jenis epilepsi,
Laboratorium berbaring / tidur / berkemih. dengan dosis dan obat yang sama. karbo:protein = faktor penyebab,
Perlu diperiksa kadar glukosa, b) Gejala awitan (aura, Jika setelah dua kali pemberian 4:1 saat pengobatan
kalsium, magnesium, natrium, gerakan / sensasi awal) diazepam per rektal masih belum dimulai, dan
bilirubin, dan ureum dalam darah. c) Apa yang tampak selama berhenti  bawa ke rumah sakit Kebutuhan kalori ketaatan minum
Keadaan seperti Hiponatremia , bangkitan (Pola / bentuk harian sebesar 75 obat.
hipoglikemia, hipomagnesia, uremia, bangkitan) : gerakan tonik / Pengobatan Epilepsi – 80 kkal/kg. Prognosis
dapat mencetuskan timbulnya klonik, vokalisasi,lidah Serangan kejang yang berlangsung  epilepsi cukup
serangan kejang. tergigit, pucat, berkeringat, kerusakan sampai kematian sejumlah Diet ketogenik baik
Elektro ensefalografi (EEG) maupun deviasi mata. sel-sel otak. Diet rendah KH Pada 50-70%
EEG alat yang dapat merekam d) Keadaan setelah kejang : Apabila kejang terjadi terus menerus tinggi lemak akan penderita epilepsi
aktifitas listrik di otak melalui bingung, terjaga, nyeri maka kerusakan sel-sel otak akan mengubah kimia serangan dapat
elektroda yang ditempatkan kepala semakin meluas  menurunnya tubuh dgn cara dicegah dengan
dikulit kepala. Ada / tidaknya penyakit lain kemampuan intelegensi penderita. menghasilkan obat-obat
Kelainan EEG yang sering dijumpai (riwayat penyakit neurologik Medikamentosa keton  asidosis
pada penderita epilepsi disebut dan riwayat penyakit OAE : obat golongan fenitoin,  efek anti Risiko kematian
epileptiform discharge atau psikiatrik/penyakit sistemik) karbamazepin (pilihan u/ibu hamil), kejang pada anak yang paling tinggi
epileptiform activity. Usia awitan, durasi, frekuensi fenobarbital, danasam valproat. Obat kejang mioklonik adalah pada
Rekaman video EEG Riwayat bangkitan neonatal / tsb harus diminum secara teratur agar penderita epilepsi
u/ membedakan apakah serangan kejang demam dapat mencegah serangan epilepsi Obat epilepsi yg yang disertai
kejang oleh karena epilepsi/bukan secara efektif. Walaupun serangan tersedia defisit neurologi
dan biasanya selama perekaman Px Fisik dan Neurologi epilepsi sudah teratasi, penggunaan dipuskesmas akibat penyakit
dilakukan secara terus-menerus Pada pasien anak, pemeriksa OAE harus tetap diteruskan kecuali Fenobarbital kongenital.
dalam 72 jam (50-70% kasus) harus memperhatikan adanya ditemukan tanda-tanda efek samping 60mg/hari per Kematian pada
Radiologi keterlambatan yang berat (mulai dari dosis rendah) oral dinaikan penderita epilepsi
Dapat mendeteksi lesi kecil perkembangan, Terapi Bedah 30mg tiap 2- anak-anak paling
diotak, sklerosis hipokampus, tumor organomegali, dan Memotong bagian yang menjadi fokus 4mgg sering disebabkan
maupun epilepsi refrakter yang perbedaan ukuran antara infeksi yaitu jaringan otak yang Fenitoin oleh penyakit
mungkin dilakukan terapi anggota tubuh dapat menjadi sumber serangan. 300-600 mg/hari susunan saraf
pembedahan. MRI membandingkan menunjukkan awal gangguan Diindikasikan  penderita epilepsi per oral dibagi pusat yang
hipokampus kanan dan kiri pertumbuhan otak unilateral yang kebal terhadap pengobatan jadi 1 / 2 dosis mendasari

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


KEJANG DEMAM

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)
1

3 2

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


EPILEPSI

Lanjutan Gejala Kejang Umum

Kejang mioklonik

kontraksi
berbatas di
beberapa otot atau
tungkai, dan
berlangsung singkat

Klasifikasi Epilepsi

Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)


Shafira Dwi Resnasari (161 0211 119)

You might also like