You are on page 1of 2

Papillomavirus adalah nonenveloped virus dengan 72 capsomer yang membungkus untaian

DNA rantai ganda dengan 8000 pasang basa. Human papillomavirus (HPV) menginfeksi kulit

dan membrane mukosa. Terdapat lebih dari 100 tipe HPV yang telah diketahui. Klasifikasi

berdasarkan kesamaan urutan gen umumnya berhubungan dengan 3 kategori klinik yaitu

anogenital atau mucosal, nongenital cutaneous, epidermodysplasia verruciformis. Infeksi HPV

tipe 6 dan 11 memiliki potensi onkogenik yang rendah, menyebabkan pembentukan

condyloma dan lesi prekanker tingkat rendah. HPV tipe 16 dan 18 merupakan tipe HPV yang

memiliki resiko tinggi karena dapat menyebabkan high-grade lesi intraepithelial yang dapat

berkembang menjadi keganasan, terutama di daerah anogenital dan mucosal.

Peter A Gearhart, MD. Human Papilloma Virus. 5 Januari 2017, diakses pada 10 Maret 2016

pukul 15.45 WIB melalui http://emedicine.medscape.com/article/219110-overview#a

VAKSINASI HPV

Terdapat 2 vaksin yang digunakan untuk proteksi terhadap HPV 16 dan 18, yang diketahui
menyebabkan setidaknya 70% kanker servix. Salah satu dari vaksin itu juga memproteksi dari
HPV 6 dan 11 yang menyebabkan anogenital warts.
Tujuan pemberian vaksin untuk mencegah infeksi terhadap HPV. Direkomendasikan bagi
wanita berusia 9 – 26 tahun, WHO merekomendasikan vaksinasi untuk anak perempuan berusia
9-13 tahun sebagai waktu yang terbaik. Beberapa Negara juga melakukan vaksinasi pada laki –
laki berusia 9-21 tahun
Jadwal pemberian :
- Anak berusia <15tahun : 2 dosis vaksin HPV. Dosis kedua diberikan 6-12 bulan setelah
dosis pertama. (0, 6-12bulan)
- Anak berusia >15tahun dan pasien dengan immunocompromise : 3 dosis vaksin HPV.
Dosis kedua diberikan 1-2bulan setelah pemberian pertama, dosis ketiga diberikan 6
bulan setelah pemberian pertama (0, 1-2, 6 bulan)
https://www.cdc.gov/hpv/downloads/hcvg15-ptt-hpv-2dose.pdf diakses tanggal 10 Maret 2017
pukul 16.10 WIB
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs380/en/ diakses tanggal 10 Maret 2017 pukul 16.20
WIB.
3. Apakah ada hubungan riwayat KB IUD 4 bulan yang lalu dengan keluhan Ny. A?

Umumnya, IUD tidak menyebabkan infeksi. Namun, bila sebelumnya pasien telah terinfeksi,

pemakaian IUD dapat menyebarkan infeksi tersebut. Pemakaian IUD dapat meningkatkan

resiko Pelvic Inflammatory Disease (PID). Terdapat bakteri normal dalam vagina, jika bakteri

terdorong masuk ke organ reproduksi saat pemasangan IUD, dapat menyebabkan PID.

Berdasarkan uraia diatas, dapat disimpulkan kemungkinan ada hubungan riwayat KB IUD 4

bulan yang lalu dengan keluhan Ny. A

http://www.womenshealthmatters.ca/health-centres/sexual-health/birth-control/iud/

diakses tanggal 10 Maret 2017 pukul 19.45 WIB

You might also like