You are on page 1of 5

Nama : Rizal Zamah Syarie Hidayat

Nim : 7003150002
Program studi : Teknik Industri
Dosen pengampu : Ekky Aristriyana,S.T.,M.T

SUPLY CHAIN MANAGEMENT


1. Pengertian
Dalam Industri Manufakturing, Kegiatan Utamanya adalah mengkonversikan berbagai
bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi barang jadi dan mendistribusikannya
kepada pelanggan. Dengan menjalankannya kegiatan tersebut, maka apa yang disebut dengan
Supply Chain atau Rantai Pasokan pada dasarnya telah terbentuk. Namun bagi sebuah perusahaan
manufakturing, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan
efisien sehingga diperlukan Manajemen yang Profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen
tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management yang
sering disingkat dengan singkatan SCM.
Jika didefinisikan secara lengkap, maka Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen
Rantai Pasokan adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan
jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan
informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau
Manajemen Rantai Pasokan adalah Mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang
bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang
jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung jawab untuk
memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat
dengan cara yang paling efisien.
Jadi pada dasarnya, Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan merupakan
cabang manajemen yang melibatkan Pemasok, Pabrik atau Manufakturer, penyedia logistik dan
tentunya yang paling adalah pelanggan.

2. Proses Manajemen Rantai Pasokan


Berikut ini adalah Proses Manajemen Rantai Pasokan yang dilibatkan dalam Manajemen Rantai
Pasokan atau Supply Change Magement (SCM) ini.

 Pelanggan (Customer)
Pada sebagian besar industri Manufakturing, Pelanggan atau customer merupakan mata
rantai pertama yang memberikan pesanan (order), terutama pada perusahaan yang
berorientasi OEM (Original Equipment Manufacturer). Pelanggan memutuskan untuk
membeli produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan dengan menghubungi
departemen penjualan (sales) perusahaan tersebut. Informasi penting yang terdapat dalam
pesanan tersebut diantaranya seperti Tanggal Pengiriman Produk dan Jumlah yang
diinginkan untuk Produk yang dipesannya.
 Perencanaan (Planning)
Setelah Pelanggan membuat pesanan yang diinginkannya, departemen Perencanaan
(Planning Dept) akan mempersiapkan Perencanaan Produksi untuk memproduksi produk
yang dibutuhkan oleh Pelanggan. Pada tahap ini, Departemen Perencanaan juga menyadari
akan adanya kebutuhan terhadap bahan mentah dan bahan-bahan pendukungnya.
 Pembelian (Purchasing)
Setelah menerima Perencanaan Produksi, dalam hal ini adalah kebutuhan terhadap bahan
mentah dan bahan-bahan pendukungnya, Departemen Pembelian atau Purchasing
Department akan melakukan pemesanan bahan mentah dan bahan pendukungnya serta
menetapkan tanggal penerimaan dan jumlah yang dibutuhkan.
 Persediaan (Inventory)
Bahan mentah dan bahan pendukung yang telah diterima oleh pabrik akan diperiksa kualitas
dan ketepatan jumlahnya kemudian disimpan di dalam Gudang untuk kebutuhan produksi.
 Produksi (Production)
Bagian Produksi akan menggunakan bahan mentah dan bahan pendukung yang dipasok oleh
pemasok tersebut untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan barang jadi yang
dibutuhkan oleh pelanggan. Barang Jadi yang telah diproduksi ini kemudian dimasukan ke
gudang dan siap untuk dikirimkan ke pelanggan sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
 Transportasi (Transportation)
Departement Pengiriman atau Shipping Department akan mengatur waktu keberangkatan
barang jadi (Finished Products) yang di Gudang tersebut sesuai dengan jadwal yang
diinginkan oleh pelanggan.

3. Permasalahan Manajemen Suplai Rantai


Manajemen suplai rantai harus memasukan problem dibawah:

 Distribusi Konfigurasi Jaringan: Jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat
distribusi ( distribution centre/D.C.), gudang dan pelanggan.
 Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi, pengapalan langsung, Berlabuh silang,
strategi menarik atau mendorong, logistik orang ke tiga.
 Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi
berharga, termasuk permintaan sinyal, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
 Manajemen Inventaris: Kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses
kerja, dan barang jadi.
 Aliran dana: Mengatur syarat pembayaran dan metodologi untuk menukar dana melewati
entitas di dalam rantai suplai. Eksekusi rantai suplai ialah mengatur dan koordinasi
pergerakan material, informasi dan dana di antara rantai suplai tersebut. Alurnya sendiri dua
arah.

4. Aktivitas/Fungsi
Manajemen rantai suplai ialah pendekatan antar-fungsi (cross functional) untuk mengatur
pergerakan material mentah kedalam sebuah organisasi dan pergerakan dari barang jadi keluar
organisasi menuju konsumen akhir. Sebagaimana korporasi lebih fokus dalam kompetensi inti dan
lebih fleksibel, mereka harus mengurangi kepemilikan mereka atas sumber material mentah dan
kanal distribusi. Fungsi ini meningkat menjadi kekurangan sumber ke perusahaan lain yang terlibat
dalam memuaskan permintaan konsumen, sementara mengurangi kontrol manajemen dari logistik
harian. Pengendalian lebih sedikit dan partner rantai suplai menuju ke pembuatan konsep rantai
suplai. Tujuan dari manajemen rantai suplai ialah meningkatkan kepercayaan dan kolaborasi di
antara rekanan rantai suplai, dan meningkatkan inventaris dalam kejelasannya dan meningkatkan
percepatan inventori.
Secara garis besar, fungsi manajemen ini bisa dibagi tiga, yaitu distribusi, jejaring dan
perencaan kapasitas, dan pengembangan rantai suplai.
beberapa model telah diajukan untuk memahami aktivitas yang dibutuhkan untuk mengatur
pergerakan material di organisasi dan batasan fungsional. SCOR adalah model manajemen rantai
suplai yang dipromosikan oleh Majelis Manajemen Rantai Suplai. Model lain ialah SCM yang
diajukan oleh Global Supply Chain Forum (GSCF). Aktivitas suplai rantai bisa dikelompokan ke
tingkat strategi, taktis, dan operasional.

 Strategis
Optimalisasi jaringan strategis, termasuk jumlah, lokasi, dan ukuran gudang, pusat distribusi dan
fasilitas
Rekanan strategis dengan pemasok suplai, distributor, dan pelanggan, membuat jalur komunikasi
untuk informasi amat penting dan peningkatan operasional seperti cross docking, pengapalan
langsung dan logistik orang ketiga
Rancangan produk yang terkoordinasi, jadi produk yang baru ada bisa diintregasikan secara
optimal ke rantai suplai,manajemen muatan
Keputusan dimana membuat dan apa yang dibuat atau beli
Menghubungkan strategi organisasional secara keseluruhan dengan strategi pasokan/suplai

 Taktis
Kontrak pengadaan dan keputusan pengeluaran lainnya
Pengambilan Keputusan produksi, termasuk pengontrakan, lokasi, dan kualitas dari inventori
Pengambilan keputusan inventaris, termasuk jumlah, lokasi, penjadwalan, dan definisi proses
perencanaan.
Strategi transportasi, termasuk frekuensi, rute, dan pengontrakan
Benchmarking atau pencarian jalan terbaik atas semua operasi melawan kompetitor dan
implementasi dari cara terbaik diseluruh perusahaan
Gaji berdasarkan pencapaian

 Operasional
Produksi harian dan perencanaan distribusi, termasuk semua hal di rantai suplai
Perencanaan produksi untuk setiap fasilitas manufaktru di rantai suplai (menit ke menit)
Perencanaan permintaan dan prediksi, mengkoordinasikan prediksi permintaan dari semua
konsumen dan membagi prediksi dengan semua pemasok
Perencanaan pengadaan, termasuk inventaris yang ada sekarang dan prediksi permintaan, dalam
kolaborasi dengan semua pemasok
Operasi inbound, termasuk transportasi dari pemasok dan inventaris yang diterima
Operasi produksi, termasuk konsumsi material dan aliran barang jadi (finished goods)
Operasi outbound, termasuk semua aktivitas pemenuhan dan transportasi ke pelanggan
Pemastian perintah, penghitungan ke semua hal yang berhubungan dengan rantai suplai,
termasuk semua pemasok, fasilitas manufaktur, pusat distribusi, dan pelanggan lain.

 Strukturisasi dan Tiering


Jika dilihat lebih dekat pada apa yang terjadi dalam kenyataannya, istilah rantai suplai mewakili
sebuah serial sederhana dari hubungan antara komoditas dasar dan produk akhir. Produk akhir
membutuhkan material tambahan kedalam proses manufaktur.

5. Arus Material dan Informasi


Tujuan dalam rantai suplai ialah memastikan material terus mengalir dari sumber ke konsumen
akhir. Bagian-bagian (parts) yang bergerak di dalam rantai suplai haruslah berjalan secepat
mungkin. Dan dengan tujuan mencegah terjadinya penumpukan inventori di satu lokal, arus ini
haruslah diatur sedemikian rupa agar bagian-bagian tersebut bergerak dalam koordinasi yang
teratur. Istilah yang sering digunakan ialah synchronous. (Knill, 1992)
“ tujuannya selalu berlanjut, arus synchronous. Berlanjut artinya tidak ada interupsi, tidak ada
bola yang jatuh, tidak ada akumulasi yang tidak diperlukan. Dan synchronous berarti semuanya
berjalan seperti balet. Bagian-bagian dan komponen-komponen dikirim tepat waktu, dalam sekuensi
yang seharusnya, sama persis sampai titik yang mereka butuhkan. ”
Terkadang sangat susah untuk melihat sifat arus "akhir ke akhir" dalam rantai suplai yang
ada. Efek negatif dari kesulitan ini termasuk penumpukan inventori dan respon tidak keruan pada
permintaan konsumen akhir. Jadi, strategi manajemen membutuhkan peninjauan yang holistik pada
hubungan suplai.
Teknologi informasi memungkinkan pembagian cepat dari data permintaan dan penawaran.
Dengan membagi informasi di seluruh rantai suplai ke konsumen akhir, kita bisa membuat sebuah
rantai permintaan, diarahkan pada penyediaan nilai konsumen yang lebih. Tujuannya ialha
mengintegrasikan data permintaan dan suplai jadi gambaran yang akuarasinya sudah
meningkatdapat diambil tentang sifat dari proses bisnis, pasar dan konsumen akhir. Integrasi ini
sendiri memungkinkan peningkatan keunggulan kompetitif. Jadi dengan adanya integrasi ini dalam
rantai suplai akan meningkatkan ketergantungan dan inventori minimum.

Contoh supply chain pada aliran arus perpindahan produk dapat dilihat melalui ilustrasi berikut ini:
proses supply chain adalah - pengertian supply chain - contoh supply chain

Aliran Arus Fisik / Material


Dalam aliran fisik material barang melibatkan transformasi, pergerakan, penyimpanan barang
(storage) dan bahan baku (raw material), daur ulang (recycle), limbah (waste) dan pembuangan.
Secara sederhana, arus ini adalah yang paling mudah dilihat.

Aliran Arus Informasi


Arus informasi yang diperoleh dalam jaringan ini memungkinkan berbagai mata rantai pasok
saling berkoordinasi dalam mewujudkan rencana jangka panjangnya dan mengontrol aliran
barangnya.

Aliran Arus Finansial / Keuangan


Satu hal yang tak kalah penting tentu adalah persoalan keuangan. Aliran keuangan meliputi
informasi dan atau persyaratan kredit, jadwal pembayaran, tenggang waktu, penetapan kepemilikan
dan status pengiriman.

You might also like