Professional Documents
Culture Documents
Plato percaya pada dua dunia, yaitu dunia yang ideal dan abadi, serta dunia
maya (khayal) yang tidak sempurna. Kedua dunia tersebut dapat dipahami dengan
menggunakan alat indera manusia. Plato membayangkan pencipta yang menciptakan
dunia dari kehancuran kemudian menciptakan para dewa yang akan membuat
manusia berjenis kelamin laki-laki, perempuan dan hewan muncul dari hasil
reinkarnasi jiwa laki-laki, makin cacat jiwa tersebut, makin rendah reinkarnasinya
(Anonim, 2005)
2.1.2 Teori evolusi Aristoteles (384-322 SM)
Aristoteles adalah seorang filosof yang berasal dari Yunani, yang mencetuskan
teori evolusi. Dia merupakan murid Plato yang menyusun seluruh organisme ke dalam
suatu”skala alami”. Skala tersebut meliputi tingkat sederhana hingga tingkat paling
kompleksi. Skala alami membahas bahwa semua bentuk kehidupan disusun menurut
suatu skala yang kompleksitasnya meningkat kearah atas. Setiap bentuk kehidupan
mempunyai suatu tangga dengan anak tangganya masing-masing yang berada pada
tingkatan yang berbeda-beda. Pandangannya mengenai hidup ini berlaku selama 2000
tahun, spesies diyakini telah permanent, sempurna, dan tidak berkembang lagi.
Aristoteles mengatakan bahwa evolusi yang terjadi berdasarkan metafisika alam,
maksudnya metafisika alam dapat mengubah organisme dan habitatnya dari bentuk
sederhana ke bentuk yang lebih kompleks
2.1.3 Teori evolusi Anaximander (500 SM )
Buffon berpendapat bahwa variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar
diwariskan sehingga terjadi penimbunan variasi (Victoria, 2012)
2.1.7 Teori evolusi Sir Charles Lyell (1797-1875)
Lyell adalah seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan bukunya yang
terkenal berjudul Principles of Geology yang terbit pada tahun 1830. Lyell adalah salah satu
ilmuan yang mampu membalikan gagasan tradisional tentang umur dan asal-usul bumi. Di
dalam bukunya tersebut Lyell berpendapat bahwa permukaan bumi terbentuk melalui proses
bertahap dalam jangka waktu yang lama. Lyell mengemukakan bahwa gunung dan lembah
dan ciri-ciri fisik permukaan bumi tidak diciptakan seperti bentuknya sekarang atau tidak
dibentuk oleh bencana yang berturut-berturut, tetapi terbentuk oleh berlanjutnya proses
vulkanis, pergolakan, erosi, glasiasi dan sebagainya dalam jangka waktu yang sangat lama
dan masih berlangsung sampai sekarang. Uniformitarianisme adalah salah satu konsep
pemersatu paling penting dalam Geosains. Ini konsep yang dikembangkan di akhir 1700-an,
menunjukkan bahwa proses bencana tidak bertanggung jawab atas alam yang ada di
permukaan bumi. Konsep tentang uniformitarianisme diasumsikan bahwa hukum alam yang
sama dan proses yang beroperasi di alam sekarang, selalu dioperasikan di alam semesta di
masa lalu. Hal ini sering diringkas sebagai "saat ini adalah kunci ke masa lalu," karena
meyakini bahwa segala sesuatu terus terjadi karena terbentuknya dunia pada awalnya. Ide-ide
di balik uniformitarianisme berasal dari karya ahli geologi Skotlandia James Hutton. Pada
1785, Hutton disampaikan pada pertemuan Royal Society Edinburgh bahwa bumi memiliki
sejarah yang panjang dan bahwa sejarah ini dapat ditafsirkan dari segi proses saat diamati.
Sebagai contoh, tanah terbentuk oleh pelapukan batuan dasar selama ribuan tahun. Dia juga
menyarankan bahwa teori-teori supranatural tidak diperlukan untuk menjelaskan sejarah
geologi Bumi. Teori uniformitarianisme juga penting dalam membentuk perkembangan ide-
ide dalam disiplin lain. Karya Charles Darwin dan Alfred Wallace tentang asal-usul spesies
bumi adalah lanjutan ide-ide dari uniformitarianisme ke dalam ilmu biologi. Teori evolusi
didasarkan pada prinsip bahwa keragaman spesies yang terlihat di bumi dapat dijelaskan oleh
modifikasi sifat genetik seragam selama jangka waktu yang lama.
2.1.8 Teori evolusi Jean Baptise de Lamarck (1744 – 1829)
Jean Baptise de Lamarck seorang ahli biologi kebangsaan Perancis, yang membuat
suatu teori mengenai makhluk hidup yang sederhana dan yang modern memiliki suatu asal-
muasal.memiliki suatu gagasan tentang use and disuse dan menuliskannya dalam bukunya
berjudul “Philoshopic”. Dalam bukunya tersebut Lamarck mengatakan sebagai berikut :
Lingkungan mempunyai pengaruh pada ciri-ciri dan sifat-sifat yang diwariskan
melalui proses adaptasi lingkungan.
Ciri dan sifat yang terbentuk akan diwariskan kepada keturunannya.
Organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sedangkan
organ yang tidak digunakan akan mengalami pemendekan atau penyusutan, bahkan
akan menghilang. Contoh yang dapat digunakan oleh Lamarck adalah jerapah.
Pada awalnya jerapah memiliki leher pendek. Karena makanannya berupa
daun-daun yang tinggi, maka jerapah berusaha untuk dapat menjangkaunya.
Karena terbiasa dengan hal ini maka semakin lama, leher jerapah menjadi semakin
panjang dan pada generasi berikutnya akan lebih panjang lagi. Melihat adanya
kecenderungan makhluk sederhana berubah menjadi makhluk yang lebih kompleks
dengan prinsip adanya proses perubahan menuju kesempurnaan. Perubahan
menjadi sempurna ini menurut Lamarck karena harus beradaptasi pada
lingkungannya. Proses adaptasi ini dijelaskan Lamarck melalui dua hal. Pertama,
adanya proses use (menggunakan) dan disuse (tidak menggunakan) dari bagian-
bagian tubuh organisme, bergantung pada kebutuhannya. Organ tubuh yang
digunakan secara luas untuk menghadapi lingkungan akan berkembang lebih besar,
sedangkan bagian tubuh yang kurang digunakan akan mengalami penyusutan.
Kedua, Lamarck berkeyakinan adanya pewarisan sifat-sifat yang diperoleh.
Keadaan otot bisep yang semakin besar akibat penggunaan terus-menerus akan
diwariskan kepada keturunannya. Dengan kata lain, keturunan akan lahir dengan
sifat otot bisep besar dengan sendirinya. Demikian pula, leher panjang jerapah akan
terwaris dengan sendirinya kepada keturunannya. Padahal perubahan organ tubuh
tersebut hasil modifikasi, dan tidak ada bukti bahwa sifat-sifat yang diperoleh
dapat diwariskan.Suatu kehormatan bagi Lamarck, adanya pengakuan bahwa
memang adaptasi terhadap lingkungan merupakan produk evolusi.
a. Pada awalnya seluruh jerapah berleher pendek, sementara daun-daunan makanannya
di pohon harus dijangkau karena letaknya yang tinggi.
b. Karena sering menjangkau daun, leher jerapah semakin panjang sehingga jerapah
generasi berikutnya semakin tinggi.
c. Penyesuaian dan pewarisan hasil adaptasi ini berlanjut sehingga jerapah masa kini
berleher panjang. Teori Lamarck ditentang oleh Erasmus Darwin (kakek dari Charles
Darwin) yang mengatakan bahwa populasi jerapah adalah heterogen, ada yang
berleher pendek dan ada yang berleher panjang.Jerapah-jerapah tersebut berkompetisi
untuk mendapatkan makanan. Dari persaingan tersebut jerapah berleher panjang akan
menang dan akan tetap hidup, sifat ini akan diwariskan kepada keturunannya. Jerapah
yang berleher pendek akan mati dan perlahan-lahan mengalami kepunahan.
Teori jerapah berleher panjang menurut Lamarck dan Erasmus Darwin.
2.1.8 August Weismann (1934 – 1914)
Weismann berpendapat bahwa sel-sel tubuh tidak dipengaruhi oleh lingkungan dalam
penurunannya, melainkan berdasarkan pada prinsip genetika.Weismann melakukan
percobaan untuk membuktikan teorinya tersebut. Perlakuan diberikan kepada dua tikus yang
dipotong ekornya dan kemudian kedua tikus tersebut dikawinkan. Hasilnya adalah generasi
keturunannya masih berekor panjang sampai generasi ke-21. Dari percobaan yang dilakukan
tersebut maka akhirnya Weismann menarik kesimpulan seperti berikut:
1. Perubahan sel tubuh karena pengaruh lingkungan tidak diwariskan kepada generasi
berikutnya.
2. Evolusi merupakan masalah genetika, artinya evolusi adalah gejala seleksi alam
terhadap faktor-faktor genetika.
Rujukan :
Anonim. (2005). Evolusi Manusia. Diunduh tanggal 6 Februari 2019 dari
http://www.sinauer.com/Evolusi
Anonim. (2005). Evolusi Manusia. Diunduh tanggal 6 Februari 2019 dari
http://www.whfreeman.com/Evolusi
Prawoto, Sudjoko, Siti Mariyam. (1987). Evolusi. Jakarta : Universitas Terbuka, Departemen
pendidikan dan Kebudayaan
Victoria, dkk. 2012. Diktat Kuliah Evolusi. Yogyakarta. FMIPA Universitas Negeri
Yogyakarta
Juen Carla Carella. 2012. TEORI EVOLUSI SEBELUM CARLES ROBERT DARWIN (1958-
1959). Ambon. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Kependidikan Universitas Pattimura