You are on page 1of 3

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam

seperti tanah, air, energi surya, mineral, serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun
di dalam lautan, dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan
bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan di Indonesia sering juga
disebut "lingkungan hidup". Misalnya dalam Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. (Siahaan, 2007)

Definisi Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia, dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain dan dapat mempengaruhi
hidupnya. (Siahaan, 2007)

Menurut Undang Undang UU No 32 Tahun 2009, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Sedangkan ruang lingkup lingkungan hidup Indonesia meliputi ruang, tempat
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berwawasan Nusantara dalam melaksanakan
kedaulatan, hak berdaulat, dan yurisdiksinya.

Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 menyatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan


lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan
fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup yang meliputi perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan
penegakan hukum.

Berikut adalah beberapa daftar nama orang-orang yang dianggap sebagai pahlawan lingkungan
di Indonesia:

1. Prof. Dr. Emil Salim


Prof. Dr. Emil Salim adalah seorang ahli ekonomi, cendekiawan, pengajar, dan
politisi Indonesia. Emil juga merupakan salah seorang di antara sedikit tokoh Indonesia
yang berperan internasional. Ia adalah tokoh lingkungan hidup internasional yang
pernah menerima The Leader for the Living Planet Award dari World Wide Fund
(WWF), suatu lembaga konservasi mandiri terbesar dan sangat berpengalaman di
dunia. (Azis, 2010)
Guru Besar FEUI yang satu ini merupakan pakar di bidang lingkungan hidup.
Kepakarannya dibuktikan dengan penerimaan penghargaan Zayed Prize (penghargaan
bergengsi di bidang lingkungan hidup) di Dubai Internasional Convention Centre, Uni
Emirat Arab 6 Februari 2006 lalu. Beliau merupakan tokoh yang menunjukkan peran
yang luar biasa dalam menggabungkan sains dan diplomasi. (Azis, 2010)
Pria kelahiran Lahat Sumatera Selatan pada tanggal 8 Juni 1930 ini memperoleh
gelar Ph.D dari University of California di Berkeley dengan disertasi ”Institutional
Structure and Economic Development” pada tahun 1964. Hasil karya beliau antara lain:
(Azis, 2010)
 Ekonomi Perencanaan dan Pemerataan Pendapatan yang diterbirkan oleh penerbit
FEUI
 Development with Stabilization
 Perencanaan Pembangunan dan Pemerataan Pendapatan (1974)
 Lingkungan Hidup dan Pembangunan (1981)
Pada periode tahun 1966 – 1968 beliau adalah kolumnis di harian “Indonesian
Observer”. Pengalaman beliau di bidang pemerintahan tidaklah sedikit. Jabatan yang
pernah beliau emban antara lain sebagai anggota Tim Penasihat Ekonomi Presiden di
tahun 1966, Menteri Negara Penyempurnaan & Pembersihan Aparatur
Pemerintahan/Wakil Ketua Bappenas pada tahun 1971, kemudian sebagai Wakil Ketua
delegasi Indonesia dalam Sidang Menteri-Menteri Ekonomi ASEAN (Singapura,
1977), Menteri Perhubungan pada Kabinet Pembangunan II (1973-1978), Menteri
Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup pada Kabinet Pembangunan
III (1978-1983), Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
pada Kabinet Pembangunan IV dan V (1983-1993), Ketua delegasi Indonesia dalam
Special session of UNEP (Nairobi, 1982), dan Anggota Komnas HAM serta Ketua
Dewan Ekonomi Nasional (DEN). (Azis, 2010)

2. Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M. B. A.


Prof. Dr. Balthasar Kambuaya, M.B.A. (lahir di Ayamaru, Maybrat, Papua
Barat, 9 September 1956; umur 59 tahun, dikenal dengan nama Berth Kambuaya)
adalah seorang akademisi yang sejak 19 Oktober 2011 diangkat oleh Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono sebagai Menteri Lingkungan Hidup Indonesia yang kesembilan
menggantikan Gusti Muhammad Hatta Sebelum menjadi salah satu menteri di Kabinet
Indonesia Bersatu II, ia menjabat sebagai Rektor Universitas Cendrawasih sejak tahun
2005. (Prasetya, 2012)
3. Theresia Mia Tobi
Theresia Mia Tobi, seorang wanita Indonesia yang tinggal di RT 13 RW 06, Dusun
Bawalatang, Desa Nawokote, Wulanggitang, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ini
berjuang tanpa lelah untuk memberdayakan masyarakat melalui penanaman pohon
dengan slogan khususnya "bila satu pohon, akan diganti dengan penanaman seribu
pohon". Slogan tersebut sukses diukur dengan partisipasi dari semua warga desa
Nawakote kemudian melakukan pembibitan, penangkaran, hingga penanaman gaharu
di halaman rumah dan area hutan. Theresia Mia Tobi atas usahanya menerima
penghargaan Kalpataru kategori Perintis Lingkungan Tahun 2008. (Esarati, 2009)

4.

DAFTAR PUSTAKA

N.H.T Siahaan. 2007. Hukum lingkungan dan ekologi pembangunan hlm 4. Erlangga: Jakarta.

Azis, J Iwan, dkk. 2010. Pembangunan Berkelanjutan Peran dan Kontribusi Emil Salim. KPG:
Jakarta.

Esarati, Landung. 2009. Kota Ramah Gender, Sebuah Awal Untuk Kota Yang Berkelanjutan.
Universitas Diponegoro: Semarang.

Prasetya. 2012. Dialogue with the Chair and Co-chair of the 10-Year Framework of
Programmes on Sustainable Consumption and Production (10YFP). Universitas Brawijaya:
Malang.

You might also like