Professional Documents
Culture Documents
PENASIHAT
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
B
egitu banyak kendala syarat; Produk dibuat dengan bentuk pengawasan sediaan farmasi di
dan tantangan dalam dan kemasan seperti produk asli, fasilitas pelayanan kesehatan.
pelaksanaan pelayanan tetapi tidak mengandung bahan Untuk mendukung aspek
kefarmasian. Satu diantaranya berkhasiat; Produk yang menyerupai pengawasan mutu obat dalam
yang saat ini masih hangat dalam produk asli, tapi mengandung bahan standar pelayanan kefarmasian, juga
perbincangan publik adalah kasus berkhasiat yang berbeda; atau telah diterbitkan Permenkes No. 2
vaksin palsu. Dampak berbahaya Produk yang diproduksi tidak tahun 2016 mengenai
yang ditimbulkan apabila mutu mempunyai nomor ijin edar dari Penyelenggaraan Uji Mutu Obat
obat dan vaksin yang digunakan BPOM. pada Instalasi Farmasi Pemerintah.
dalam pelayanan kefarmasian Aspek pengawasan mutu Dalam Permenkes No. 2 tahun
70,00
70,64 lintas sektor dan organisasi profesi farmasi dan
61,90 68,01
62,70 organisasi profesi kesehatan lainnya, perguruan tinggi,
60,00
49,07 47,80
55,00
akademisi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama,
50,00 48,00
45,08
42,68
39,76
41,28
44,30 44,15
41,16
tokoh adat serta elemen-elemen lain yang ada di
40,00
masyarakat.
30,00 GeMa CerMat telah ditetapkan melalui SK Menkes
20,00 No. HK 02.02/Menkes/427/2015, kemudian
10,00
3,36
5,43 5,10 5,98 4,23
3,56 3,51 3,30 3,41 4,19
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 13
0,00 November 2015. GeMa CerMat dilaksanakan melalui
% Antibiotika % Antibiotika % Injeksi pada Rerata Item Jenis % Penggunaan 4 (empat) strategi. Pertama, regulasi dan
pada ISPA NP pada Diare NS Myalgia Obat/Lembar Obat Rasional
Resep
Tabel di atas adalah hasil dari pelaporan Dinkes advokasi yaitu penyusunan regulasi dan pedoman
Provinsi terkait Data Peresepan Nasional mulai terkait GeMa CerMat dan POR bagi tenaga kesehatan
tahun 2011 sampai 2015. Capaian POR tahun 2011 dan masyarakat, serta advokasi pada pemangku
adalah 55%; tahun 2012 adalah 62,7%; tahun 2013 kepentingan terkait. Kedua, komunikasi dan publikasi
adalah 61,90%, tahun 2014 adalah 68,01% dan 2015 yang melibatkan media massa untuk menyebarluaskan
adalah 70,64%. Hasil tersebut menunjukkan adanya informasi pada masyarakat dan penyebaran informasi
peningkatan capaian target indikator POR setiap tahun. melalui media cetak, elektronik dan sosial. Ketiga,
Upaya peningkatan POR terus dilakukan, bukan hanya edukasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
terhadap tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran dan
kesehatan tetapi juga pada masyarakat karena demand pemahaman serta keterampilan masyarakat dalam
masyarakat juga berkontribusi dalam penggunaan obat penggunaan obat secara tepat dan benar
rasional. menggunakan metode yang sesuai dan efektif, secara
kontinyu dan berkesinambungan. Keempat, optimalisasi peran
TARGET DAN CAPAIAN tenaga kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
sebagai edukator bagi masyarakat dan motivator bagi tenaga
kesehatan lainnya.
Persentase POR di Pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan
62% 64% 66% 68% 70% melakukan penyusunan Pedoman dan Petunjuk
Puskesmas
UPAYA PENGELOLAAN
OBAT DAN PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
FASYANKES
Direktur Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan membuka
acara workshop
S
esuai dengan amanat Perencanaan Sediaan Farmasi obat di rumah sakit beberapa
Undang-undang No. dan BMHP bagi Rumah Sakit waktu belakangan ini tentu saja
44 tahun 2009 tentang menimbulkan keprihatinan
yang dilaksanakan di Hotel A-One
Rumah Sakit, disebutkan bahwa bersama. Perlu dilakukan berbagai
pengelolaan alat kesehatan, sediaan Jakarta. Menurut Permenkes upaya perbaikan maupun
farmasi, dan bahan habis pakai No.1010 Tahun 2008 tentang pencegahan agar kejadian tersebut
di rumah sakit yang bermutu, Registrasi Obat dalam pasal 4 tidak lagi terjadi dimasa yang
bermanfaat, aman dan terjangkau disebutkan bahwa kriteria obat yang akan datang. Beberapa hal yang
harus dilakukan oleh instalasi mendapat ijin edar adalah khasiat perlu ditingkatkan diantaranya
farmasi rumah sakit (IFRS) melalui adalah perbaikan pengelolaan
sistem satu pintu. Sehingga, dapat yang meyakinkan dan keamanan rantai suplai obat di rumah sakit
dilakukan penelusuran terhadap yang memadai dibuktikan melalui uji termasuk didalamnya penyusunan
distribusi sediaan farmasi untuk non klinik dan uji klinik; Mutu yang perencanaan obat yang akurat.
mencegah kejadian yang tidak memenuhi syarat (proses produksi Kejadian ini juga erat kaitannya
diinginkan seperti masuknya vaksin sesuai CPOB); Penandaan berisi dengan manajemen keuangan
palsu. Ada beberapa hal yang rumah sakit dan BPJS Kesehatan
informasi yang lengkap dan obyektif
menjadi pemicu masuknya vaksin selaku penyelenggara Jaminan
palsu di fasilitas pelayananan yang dapat menjamin penggunaan Kesehatan Nasional (JKN). Seringkali
kesehatan, diantaranya adalah tidak obat secara tepat, rasional dan klaim rumah sakit terhadap obat-
dilaksanakannya pengelolaan sistem aman, dan sesuai kebutuhan obatan yang digunakan dalam
satu pintu di rumah sakit. IFRS masyarakat.
haruslah menempatkan staf yang Selain itu, sesuai amanat UU
berkompeten dalam beraktifitas Kesehatan No. 36 tahun 2009 (Pasal
yang dinilai kritis terkait keamanan, 98), Sediaan
mutu dan khasiat sediaan farmasi. farmasi dan alat
IFRS sudah seyogyanya mengetahui kesehatan
bahwa pengadaan sediaan farmasi harus aman,
termasuk vaksin harus melalui jalur berkhasiat/
resmi yaitu melalui Pedagang Besar bermanfaat,
Farmasi serta merupakan produk bermutu, dan
yang memiliki ijin edar. terjangkau,
Hal tersebut disampaikan termasuk
oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat sediaan farmasi
Kesehatan Maura Linda Sitanggang yang terdapat di
saat membuka acara Worskhop rumah sakit.
Meningkatnya
Diskusi bersama Direktur Prodis Kefarmasian,
kejadian kekosongan
Direktur Pelayanan Kefarmasian, dan Sesditjen Kefarmasian dan Alkes
Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS menjadi narasumber
D
irektorat Pelayanan tokoh masyakarat, ibu-ibu PKK, pelaksanaan GeMa CerMat
Kefarmasian Ditjen puskesmas, pramuka, karang bagi kader Agent Of Change
Farmalkes melakukan taruna, perwakilan dari berbagai (AoC), penyebaran buku saku
sosialisasi Gerakan Masyarakat organisasi profesi seperti IAI, IDI, penggolongan dan penggunaan
Cerdas Menggunakan Obat atau PGRI, dan lain-lain. Acara juga obat, serta penyebaran modul
yang dikenal dengan GeMa CerMat. ini dihadiri oleh Irma Suryani, SE pelatihan memilih obat.
di 20 kabupaten/kota percontohan anggota DPR-RI dari Komisi IX. Irma Kedua, edukasi dan
untuk 2016. Di antaranya Gema Suryani menjelaskan bahwa dokter pemberdayaan masyakarat. Hal itu
Cermat dilaksanakan di Siak Riau,
Bintan Kepri , Tanjung Jabung
Jambi, Kepahiang Bengkulu,
W
Nasional. Sementara tahun ini
bahwa lebih dari orkshop Penggunaan Direktorat Pelayanan kefarmasian
Antimikroba Secara melaksanakan “Workshop
setengah dari semua Bijak dilaksanakan Penggunaan Antimikroba Secara
obat yang diresepkan, hari ini (25/08/2016) di Golden Bijak” untuk Rumah Sakit Rujukan
Palace Hotel – Mataram yang Regional; pada April 2016 yang
diberikan atau dijual akan berlangsung sampai 27 lalu diikuti oleh 33 Apoteker yang
Agustus 2016. Kegiatan di buka berasal dari 33 Rumah Sakit
secara tidak tepat, olah Kasubdit Penggunaan Obat Rujukan Regional Wilayah Barat dan
dan setengah dari Rasional drs. Heru Sunaryo, Apt. pada hari ini dilaksanakan kegiatan
Dihadiri Kepala Bidang Binkesmas yang akan diikuti oleh 55 Rumah Sakit
semua pasien tidak Dinkes NTB, Lalu Budiarja, SKM. Rujukan Regional.
M.Kes.
menggunakannya Kegiatan ini merupakan
Melalui kegiatan ini diharapkan
selain dapat meningkatkan
dengan benar. kelanjutan dari kegiatan serupa di pemahaman dan pengetahuan
tingkat ASEAN yang telah peserta, juga terbentuk jejaring antar
Penggunaan yang dilaksanakan pada tahun 2012 fasilitas pelayanan kesehatan utamanya
berlebihan, kurang, di Jakarta, yaitu ASEAN Workshop rumah sakit yang kemudian secara
on Rational Use of Antibiotic yang konsisten
atau penyalahgunaan merupakan pelaksanaan program dan kontinyu melaksanakan
POR dari Asean Working Group
dari obat menyebabkan
pemborosan.
P
juga dihadiri oleh anggota
emerintah sangat menaruh DPRD provinsi/kabupaten/
perhatian kepada
Menurut WHO lebih dari 200 keamanan pangan bagi
kota sebagai wakil rakyat
dan juga menghadirkan
penyakit disebabkan atau masyarakat, terbukti dengan cukup paparan dari Badan POM
ditularkan melalui makanan banyak peraturan yang mengatur untuk mengetahui tentang
tentang pangan antara lain UU
karenanya pentingnya NO 4 tahun 1984 tentang wabah
proses pengawasan makanan
berbahaya.
pemahaman tentang penyakit menular; UU. No. 36 tahun Tujuan kegiatan ini adalah
keamanan pangan sangatlah 2009 tentang Kesehatan; Undang- untuk mensinergikan peran
Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pemerintah baik pusat dan daerah
diperlukan oleh setiap kader Pangan; Peraturan Pemerintah No. dengan peran masyarakat dan
kesehatan dan bahkan setiap 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan pedagang, dimana peran
masyarakat untuk mengetahui Mutu dan Gizi Pangan; Kepmenkes
RI nomor 1098 tahun 2003 Tentang
pemerintah memiliki tugas
antara lain: Menyusun kebijakan
beberapa hal diantaranya: Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Higiene Sanitasi Pangan;
Pangan yang tidak aman Makan dan Restoran; Kepmenkes Menyusun perencanaan program,
dapat menyebabkan penyakit RI nomor 942 tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Higiene Sanitasi
Melaksanakan koordinasi dengan
lintas program dan lintas sektor;
mulai dari diare ringan Makanan Jajanan; Peraturan Melaksanakan pembinaan
sampai kanker untuk kasus- Menteri Kesehatan RI Nomor 1096 teknis; dan Melakukan evaluasi
tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi
kasus yang berat; Beberapa Jasaboga; Permenkes RI No.2 Tahun
pelaksanaan program. Sedangkan
peran mayarakat adalah: Mengawasi
penyakit bawaan pangan 2013 tentang KLB Keracunan higiene sanitasi pangan
dapat menyebabkan infeksi Pangan; Kepmenkes RI nomor
43 tahun 2014 Tentang Higiene
atau keracunan sepanjang Sanitasi Depot Air Minum.
hidup; Keamanan pangan Kementerian Kesehatan
dapat mencegah segala jenis
penyakit bawaan pangan.
Peserta Workshop Kader di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur
“Tuhan menciptakan
kulit manusia dengan
J umat (12/08/16)
diselenggarakan Kegiatan
pemberdayaan masyarakat
dalam Membangun Kepedulian
Masyarakat Untuk Meningkatkan
diselenggarakan di beberapa daerah
yaitu Riau, Sulawesi Utara, dan
Papua dengan peserta dari berbagai
elemen masyarakat khususnya
Dharma Wanita dan PKK serta para
tujuan yang jelas Penggunaan Obat Tradisional dan pemangku kepentingan terkait
yaitu agar manusia Kosmetika Dalam Negeri dalam dengan Obat Tradisional dan
bentuk workshop yang dibuka oleh Kosmetika. Bentuk kegiatan dengan
dapat beradaptasi Kasubdit Obat Tradisional dan menitikberatkan pada pengenalan dan
Kosmetika Direktorat Pelayanan penggunaan obat tradisional dan
dengan lingkungan Kefarmasian, dra. Nuratih Purnama, kosmetika Indonesia dengan
dimana manusia hidup. Apt. M.Si. dan Kepala Dinas memberikan pengetahuan untuk
Kesehatan Kalbar, Andi Tjap di memanfaatkan kekayaan alam
Permasalahan muncul hotel Golden Tulip, Pontianak – Indonesia dan mempelajari kembali
Kalimantan Barat. kosmetika tradisional Indonesia
ketika seseorang ingin dengan menggunakan bahan yang
Kegiatan serupa juga telah
lebih atau bahkan ingin
berubah”
Kegiatan Workshop
Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memberikan sambutan
K
esehatan adalah hak ketersediaan, pemerataan dan dipantau untuk ketersediaan obat
asasi manusia dan keterjangkauan obat, seleksi obat dan vaksin adalah seluruh
setiap penduduk berhak esensial, penggunaan obat rasional, puskesmas di seluruh Indonesia.
mendapatkan pelayanan kesehatan pengawasan, penelitian dan Kedua, sistem E-Logistik menjadi
yang optimal sesuai dengan pengembangan, pengembangan indikator prioritas, Ketiga, dana
kebutuhan tanpa memandang sumber daya manusia dan DAK Reguler Tahun 2017 menurun
kemampuan membayar. Dalam pemantauan serta evaluasi. dibandingkan Tahun 2016, tetapi
upaya pelayanan kesehatan, Untuk mengukur ketersediaan ada penambahan alokasi DAK non
ketersediaan obat dalam jenis obat dan vaksin dilakukan Fisik. Keempat, sistem pelaporan
yang lengkap, jumlah yang cukup, pengukuran indikator ketersediaan keuangan berbasis akrual SPB dan
terjamin khasiatnya, aman, efektif obat dan vaksin esensial di tingkat BAST agar lebih cepat dikirim balik.
dan bermutu, dengan harga puskesmas, dengan target pada Direktur Tata Kelola Obat Publik
terjangkau serta mudah diakses tahun 2016 sebesar 80%. Capaian dan Perbekkes menambahkan,
adalah tujuan yang harus dicapai. ketersediaan obat dan vaksin kepada dinas kesehatan di daerah
Hal itu diungkapkan oleh Direktur esensial di puskesmas secara kami berharap agar berperan aktif
Tata Kelola Obat Publik dan nasional di triwulan I 2016 telah dalam ketersediaan obat dan vaksin
Perbekalan Kesehatan Dra. Engko mencapai 83%. Dalam rangka sebagai fasilitator pengumpul data,
Sosialine, Apt, M.Biomed, dalam mengatasi kekosongan obat, verifikasi dan validasi data, serta
Rapat Koordinasi Teknis Direktorat pemerintah dan pemerintah daerah menjaga ketersediaan obat dan
Tata Kelola Obat Publik dan telah menyediakan persediaan di vaksin dalam tingkat aman; dalam
Perbekalan Kesehatan di Denpasar tingkat Kabupaten/ Kota, Provinsi, One Gate Policy berkoordinasi
20 Juli 2016. dan Pusat dengan mendayagunakan dengan pemegang program. “Dinkes
Kebijakan Pemerintah berbagai sumber pendanaan (APBD juga sangat dituntut berperan aktif
terhadap peningkatan akses obat dan APBN). dalam penerapan
telah ditetapkan dengan Dengan demikian, diharapkan e-logistik dan e-monev katalog,”
membuat Kebijakan Obat Nasional kebutuhan obat bagi pelayanan
ungkapnya.
(KONAS). KONAS dapat menjadi kesehatan, terutama di tingkat FKTP
Rapat Konsultasi Teknis
landasan, arah dan pedoman dapat selalu terpenuhi.
Direktorat Tata Kelola Obat Publik
penyelenggaraan pembangunan “Tantangan yang kami hadapi
dan Perbekalan Kesehatan
kesehatan khususnya dibidang selama tahun 2016 ini ada 4 hal.
diselenggarakan di Grand Inna
obat yang meliputi pembiayaan, Pertama, jumlah puskesmas yang
Hotel, Denpasar Bali tanggal
Lulusan Apoteker
Harus Terstandar
“Dinas Kesehatan
Provinsi dapat
K etua Komite Farmasi
Nasional Drs. Purwadi,
Apt., M.M., M.E. membuka
Rapat Koordinasi Komite Farmasi
Nasional yang diselenggarakan
dengan tujuan untuk menjamin dan
meningkatkan mutu tenaga
kefarmasian dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian. Pada rapat
koordinasi sebelumnya di tahun
menerbitkan STRTTK di hotel Singgasana Surabaya 2015, telah dibahas mengenai
Rabu malam (3/8/16), kegiatan “Kapasitas untuk menyediakan
bagi lulusan sekolah berlangsung dari tanggal 3 – 6 pelayanan kefarmasian yang baik
Agustus 2016. Turut hadir dalam tergantung pada dua hal yaitu
menengah farmasi acara pembukaan tersebut tenaga kerja yang kompeten dan
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina tenaga akademis yang mampu
(baik yang telah Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dr. mencetak tenaga kerja yang
Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, kompeten tersebut”. Untuk itu maka
bekerja sebelum Apt. MARS. dan Sekretaris Dinkes pembinaan dan pengawasan harus
Provinsi Jawa Timur, Hertanto diperkuat antara Pusat, Daerah,
adanya Undang- O, SKM, Msi dan para undangan BPOM, Organisasi Profesi, dan
yang terdiri dari perwakilan Dinas masyarakat. KFN sendiri akan turun
Undang Tenaga Kesehatan Provinsi, PD IAI, dan ke lapangan untuk melihat apoteker
perguruan tinggi. praktik di lapangan.
Kesehatan maupun Kegiatan ini adalah Rapat Dalam Rapat Koordinasi kali
lulusan baru setelah Koordinasi Komite Farmasi Nasional ini akan dilakukan pembahasan
ke-4 yang terselenggara sejak tahun tentang peran antara apoteker
UU tenaga kesehatan) 2013 dari awal berdirinya KFN
yang dibentuk pada tahun 2011
dengan tenaga teknis kefarmasian
secara berimbang dan diharapkan
dengan masa berlaku
hingga Oktober 2020”
S KOORDINASI PUSAT
inergi pusat-daerah
merupakan penentu
utama kelancaran
pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan. Sinergi pusat-
DAN DAERAH
daerah dan antardaerah dilakukan
dalam seluruh proses mulai
dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi yang
mencakup kerangka kebijakan, peraturan perundang-undangan dengan tupoksi Ditjen Farmalkes.
regulasi, anggaran, kelembagaan, nasional baik Undang-undang, Selain itu juga membahas mengenai
dan pengembangan wilayah. Sinergi Peraturan Pemerintah, Peraturan Dana Alokasi Khusus (DAK), dan
dalam kerangka regulasi diarahkan Presiden dan Peraturan Menteri. konsultasi penanganan kasus vaksin
untuk mendorong harmonisasi Dalam hal percepatan palsu. Kunjungan rombongan
peraturan perundang-undangan baik pelaksanaan pembangunan anggota DPRD diterima oleh pejabat
dalam bentuk Undang-Undang, kesehatan, koordinasi dan Eselon II dan III Ditjen Farmalkes.
Peraturan Pemerintah, Peraturan sinergisme antara pemerintah Selain itu, adapula kunjungan
Daerah, Peraturan Presiden, dan pusat dan daerah adalah faktor
A
pakah bahan kimia itu? apa itu bahan kimia.
Banyak orang tidak yakin Bahan kimia adalah seluruh
materi dengan komposisi tertentu
untuk mendefinisikan
baik zat tunggal maupun campuran.
bahan kimia. Seringkali bahan
kimia dikaitkan dengan benda Zat tunggal (substance) didefinisikan
yang terbatas pada persepsi sebagai materi yang jelas
bahan kimia sebagai “laboratory terdefinisi atau UVCB (Unknown
things”. Bila ada pertanyaan apakah or Variable composition, Complex
alkohol, bensin, pestisida, dan air reaction products or Biological
aki adalah bahan kimia? Banyak materials). Contoh zat tunggal
Lingkungan yang
upaya meningkatkan efektivitas
pelaksanaan DAK, ada beberapa
langkah yang harus ditempuh
Lebih Sehat
Pusat-Daerah antara lain adalah:
sinergi perencanaan DAK antara
akan berdampak pada banyak dan pestisida yang tidak tepat akan kerusakan lingkungan, paparan bahan
hal termasuk lingkungan dan menyebabkan pencemaran air, kimia berbahaya tentu akan
kesehatan. tanah, bahkan menjadi racun bagi mempengaruhi kesehatan manusia,
Ketidaktahuan dan tubuh manusia. Kendaraan yang walaupun gejala kesakitan mungkin
ketidakacuhan terkait bahan kimia menggunakan bahan bakar fosil bukan terlihat dalam waktu dekat,
dan penanganan yang benar (minyak bumi) akan menghasilkan namun bisa jadi berpuluh tahun
terutama akan berdampak pada gas karbonmonoksida, timbal, kemudian. Beberapa bahan kimia
lingkungan dan kesehatan manusia maupun senyawa sulfur yang akan mungkin akan memperlihatkan gejala
maupun hewan. Sebagai contoh mencemari udara. Rokok bukan alergi pada awalnya. Namun, beberapa
penggunaan bahan kimia seperti saja mencemari udara melalui asap bahan lain seperti logam berat akan
deterjen, chemical softeners (seperti beracunnya, namun juga air dan menyebabkan kerusakan saraf pada
phthalates, biasa ada di kosmetik, tanah melalui pencemaran puntung manusia, dan beberapa bahan
karpet, lantai vinyl, dan mainan rokok (mengandung banyak sekali merupakan karsinogen (pemicu
anak), stiren pada sterofoam (biasa bahan kimia berbahaya) yang kanker).
sebagai wadah makanan), pelumas, dibuang sembarangan. Selain Beberapa bahan kimia itu sendiri