You are on page 1of 32

DARI REDAKSI PENGANTAR

Standar pelayanan kefarmasian masih belum diterapkan secara optimal


di fasilitas pelayanan kefarmasian, disamping masih kurangnya kualitas
dan kuantitas tenaga farmasi di fasilitas pelayanan kesehatan. Dari sisi
demand, pemahaman dan kesadaran masyarakat juga masih rendah dalam
menggunakan obat rasional.
Pada edisi kali ini, Infarkes membahas tentang tantangan pelayanan
kefarmasian dan upaya pengelolaan kefarmasian di fasyankes. Selain itu juga
menampilkan berita tentang rangkaian kegiatan Sosialisasi Gema Cermat
2016, Memilih Makanan yang Aman dan Bermutu, Rakontek Direktorat Tata
Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Membangun Kepedulian
Masyarakat dalam rangka Meningkatkan Penggunaan Obat Tradisional
dan Kosmetik Dalam Negeri, Peningkatan Petugas dalam Pembinaan dan
Pengawasan Sarana Produksi dan Distribusi Alkes dan PKRT, Lulusan Apoteker
Harus Terstandar (kegiatan KFN), dll.
Gambar Sampul:
Akhir kata, semoga informasi yang kami sampaikan dalam Buletin ini bisa
Freepik.com dinikmati oleh pembaca semua.

SUSUNAN REDAKTUR Salam Sehat!

PENASIHAT
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat
Kesehatan

PENANGGUNG JAWAB
Sekretaris Ditjen Kefarmasian dan Alat
Kesehatan

KETUA REDAKSI DAFTAR ISI


Kepala Bagian Hukum, Organisasi, Dan
Hubungan Masyarakat Tantangan Dalam RAKONTEK Direktorat Tata
Pelayanan Kefarmasian 03 19 Kelola Obat Publik dan
SEKRETARIS REDAKSI Perbekalan Kesehatan
Kepala Subbagian Advokasi Hukum dan Upaya Pengelolaan Obat
Hubungan Masyarakat dan Pelayanan Kefarmasian 07
Peningkatan Petugas Dalam
di Fasyankes 21 Pembinaan dan Pengawasan
ANGGOTA REDAKSI Sarana Produksi dan Distribusi
Dra. Ardiyani, Apt, M.Si Sosialisasi
GeMa CerMat 09 Alat Kesehatan dan PKRT
Beluh Mabasa Ginting, ST. M.Si
Tian Nugraheni, S.Farm., Apt Lulusan Apoteker
Nasa Milta Sahara, S.Farm., Apt Antibiotik Bijak 23 Harus Terstandar
Demi Masa Depan 11
Rivo Yolandra, SH
M. Isyak Guridno, S.Si, Apt Koordinasi
Adityo Nugroho, S.IK Memilih Makanan yang 25
Aman dan Bermutu
13 Pusat dan Daerah
Radiman, S.E
Mari terapkanSound Management
ALAMAT REDAKSI Workshop Pembinaan
15 26 of Chemical Demi Diri, Keluarga,
Jln. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kader Kesehatan Terhadap
Keamanan Makanan dan Lingkungan yang Lebih Sehat
Kav. 4 - 9, Jakarta Selatan
Kementerian Kesehatan RI Membangun Kepedulian
Setditjen Kefarmasian dan Alkes, Masyarakat dalam Rangka 17
Subbagian Advokasi Hukum & Humas Meningkatkan Penggunaan
Lt. 8 R.802 Obat Tradisional dan Kosmetika
(021) 5214869 / 5201590 Ext. 8009 Dalam Negeri
TOPIK UTAMA

B
egitu banyak kendala syarat; Produk dibuat dengan bentuk pengawasan sediaan farmasi di
dan tantangan dalam dan kemasan seperti produk asli, fasilitas pelayanan kesehatan.
pelaksanaan pelayanan tetapi tidak mengandung bahan Untuk mendukung aspek
kefarmasian. Satu diantaranya berkhasiat; Produk yang menyerupai pengawasan mutu obat dalam
yang saat ini masih hangat dalam produk asli, tapi mengandung bahan standar pelayanan kefarmasian, juga
perbincangan publik adalah kasus berkhasiat yang berbeda; atau telah diterbitkan Permenkes No. 2
vaksin palsu. Dampak berbahaya Produk yang diproduksi tidak tahun 2016 mengenai
yang ditimbulkan apabila mutu mempunyai nomor ijin edar dari Penyelenggaraan Uji Mutu Obat
obat dan vaksin yang digunakan BPOM. pada Instalasi Farmasi Pemerintah.
dalam pelayanan kefarmasian Aspek pengawasan mutu Dalam Permenkes No. 2 tahun

TANTANGAN DALAM PELAYANAN


KEFARMASIAN
ternyata sub standar atau bahkan obat dalam standar pelayanan 2016 tersebut, disebutkan bahwa
palsu diantaranya adalah tujuan kefarmasian sangat penting. Penyelenggaraan Uji
pengobatan tidak tercapai, Dalam Permenkes tentang Mutu Obat pada Instalasi Farmasi
bisa menimbulkan penyakit lain Standar Pelayanan Kefarmasian di Pemerintah bertujuan untuk
pada pasien seperti alergi, apotek disebutkan bahwa aspek mendukung pemastian mutu obat
dapat mengakibatkan kematian, pengawasan mutu obat dalam yang diadakan oleh pemerintah
menyebabkan kerugian materi pada pelayanan kefarmasian di fasilitas pusat dan pemerintah paerah
pasien. Pada kasus penggunaan pelayanan kesehatan (apotek, yang dilaksanakan melalui
antibiotika palsu dapat rumah sakit, dan puskesmas) kegiatan pengambilan sampel,
menyebabkan resistensi. Pada bertujuan agar pasien/masyarakat uji laboratorium, dan pelaporan hasil
kasus pemberian vaksin palsu pada mendapatkan obat yang aman, uji. Pengambilan sampel dilaksanakan
bayi/anak akan menyebabkan bayi/ bermutu dan berkhasiat dan setelah berkoordinasi dengan Dirjen
anak tidak mempunyai kekebalan melindungi masyarakat dari Farmalkes untuk Instalasi Farmasi milik
terhadap penyakit tertentu. Apabila penggunaan obat yang tidak Kementerian Kesehatan RI dan
vaksin palsu dibuat pada lingkungan rasional dalam rangka keselamatan dengan Kepala Dinas Kesehatan
yang tidak steril, maka bayi/anak pasien (patient safety). Terkait Provinsi/ Kabupaten/Kota untuk
yang mendapat vaksin ini dapat dengan kasus vaksin palsu dan instalasi farmasi milik pemerintah
mengalami infeksi. aspek pengawasan mutu obat provinsi/ kabupaten/kota.
Ada lima batasan bahwa obat tersebut, Direktorat Pelayanan Selain berperan dalam
dinyatakan sebagai obat sub Kefarmasian bersama Biro Hukum penyusunan standar pelayanan
standar atau obat palsu, yaitu Setjen Kemenkes, Direktorat kefarmasian, Direktorat Pelayanan
produk mengandung bahan Pelayanan Kesehatan Rujukan, Kefarmasian juga telah melakukan
berkhasiat dengan kadar yang Direktorat Pelayanan Kesehatan upaya untuk meningkatkan pelayanan
memenuhi syarat, diproduksi, Primer dan Badan Pengawas kefarmasian dan penggunaan obat
dikemas dan diberi label seperti Obat dan Makanan (BPOM) telah rasional yaitu dengan melakukan tiga
produk aslinya, tetapi bukan dibuat membahas revisi tentang Standar kegiatan, yakni:
oleh pabrik aslinya; Obat yang Pelayanan Kefarmasian di Apotek, a. Kegiatan bimbingan teknis
mengandung bahan berkhasiat Puskesmas dan Rumah Sakit dalam
dengan kadar yang tidak memenuhi hal penekanan peran BPOM dalam

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 3


TOPIK UTAMA
tentang pelayanan kefarmasian ke puskesmas, Pencapaian persentase POR di puskesmas pada tahun
apotek dan rumah sakit. Kegiatan ini dimaksudkan 2015 lalu adalah 70,64 % (dari target capaian 62%). Angka
untuk mengetahui implementasi standar pelayanan ini diperoleh dari indikator peresepan yang dipantau dari 3
kefarmasian serta pemecahan masalah yang penyakit, yaitu persentase penggunaan antibiotik pada ISPA
dihadapi terkait pelayanan kefarmasian. non-pneumonia dan diare non- spesifik, persentase
b. Peningkatan kesadaran, pemahaman dan penggunaan injeksi pada myalgia, serta rerata jumlah item
keterampilan masyarakat tentang penggunaan obat obat per lembar resep.
rasional, dengan melibatkan lintas sektor berbagai
strategi yang komprehensif melalui Gerakan
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat
Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat (GeMa
CerMat) (GeMa CerMat)
c. Peningkatan pelayanan kefarmasian dalam GeMa CerMat merupakan
implementasi JKN, melalui penerapan Formularium upaya bersama antara pemerintah
Nasional (Fornas) dan pemantauan evaluasi kendali dan masyarakat melalui rangkaian
mutu dan kendali biaya obat. kegiatan dalam mewujudkan
kepedulian, kesadaran,
Perkembangan Penggunaan Obat Rasional di pemahaman
Indonesia dan keterampilan masyarakat
dalam
2011 2012 2013 2014 2015 menggunakan obat secara tepat dan benar. Sasaran
GeMa CerMat adalah masyarakat dengan melibatkan
80,00

70,00
70,64 lintas sektor dan organisasi profesi farmasi dan
61,90 68,01
62,70 organisasi profesi kesehatan lainnya, perguruan tinggi,
60,00
49,07 47,80
55,00
akademisi, lembaga swadaya masyarakat, tokoh agama,
50,00 48,00
45,08
42,68
39,76
41,28
44,30 44,15
41,16
tokoh adat serta elemen-elemen lain yang ada di
40,00
masyarakat.
30,00 GeMa CerMat telah ditetapkan melalui SK Menkes
20,00 No. HK 02.02/Menkes/427/2015, kemudian
10,00
3,36
5,43 5,10 5,98 4,23
3,56 3,51 3,30 3,41 4,19
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada tanggal 13
0,00 November 2015. GeMa CerMat dilaksanakan melalui
% Antibiotika % Antibiotika % Injeksi pada Rerata Item Jenis % Penggunaan 4 (empat) strategi. Pertama, regulasi dan
pada ISPA NP pada Diare NS Myalgia Obat/Lembar Obat Rasional
Resep
Tabel di atas adalah hasil dari pelaporan Dinkes advokasi yaitu penyusunan regulasi dan pedoman
Provinsi terkait Data Peresepan Nasional mulai terkait GeMa CerMat dan POR bagi tenaga kesehatan
tahun 2011 sampai 2015. Capaian POR tahun 2011 dan masyarakat, serta advokasi pada pemangku
adalah 55%; tahun 2012 adalah 62,7%; tahun 2013 kepentingan terkait. Kedua, komunikasi dan publikasi
adalah 61,90%, tahun 2014 adalah 68,01% dan 2015 yang melibatkan media massa untuk menyebarluaskan
adalah 70,64%. Hasil tersebut menunjukkan adanya informasi pada masyarakat dan penyebaran informasi
peningkatan capaian target indikator POR setiap tahun. melalui media cetak, elektronik dan sosial. Ketiga,
Upaya peningkatan POR terus dilakukan, bukan hanya edukasi dan pemberdayaan masyarakat sebagai upaya
terhadap tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran dan
kesehatan tetapi juga pada masyarakat karena demand pemahaman serta keterampilan masyarakat dalam
masyarakat juga berkontribusi dalam penggunaan obat penggunaan obat secara tepat dan benar
rasional. menggunakan metode yang sesuai dan efektif, secara
kontinyu dan berkesinambungan. Keempat, optimalisasi peran
TARGET DAN CAPAIAN tenaga kesehatan dengan melibatkan tenaga kesehatan
INDIKATOR
2015 2016 2017 2018 2019
sebagai edukator bagi masyarakat dan motivator bagi tenaga
kesehatan lainnya.
Persentase POR di Pada tahun 2016, Kementerian Kesehatan
62% 64% 66% 68% 70% melakukan penyusunan Pedoman dan Petunjuk
Puskesmas

4 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


TOPIK UTAMA
Teknis Pelaksanaan GeMa CerMat, Formularium Nasional (Fornas) dari BPOM.
penyusunan dan pembuatan materi Direktorat Pelayanan Kedua, pengusul (fasyankes/
Penyebaran Informasi POR sebagai Kefarmasian telah membentuk organisasi profesi) seringkali
bahan sosialisasi dan edukasi. Komite Nasional Penyusunan mengusulkan obat tanpa
Selain itu Direktorat Pelayanan Fornas. Sejauh inik, ada dua mencantumkan alasan atau tanpa
Kefarmasian bekerja sama dengan kendala yang dihadapi oleh Komnas melampirkan data pendukung bukti
Dinas Kesehatan Provinsi dan Fornas. Pertama, Keterbatasan ilmiah obat.
Dinas Kesehatan Kabupaten/ informasi tentang data penggunaan Dalam penyusunan Fornas,
Kota terpilih melaksanakan obat, Nomor Ijin Edar (NIE), dan tahapan kegiatan penyusunan
Sosialisasi Gerakan Masyarakat persetujuan terhadap indikasi Fornas meliputi:
Cerdas Menggunakan Obat sehingga diperlukan peningkatan 1) Pengusulan
(GeMa CerMat) pada masyarakat kerjasama antara lintas sektor untuk a) Proses penyusunan diawali
di Propinsi dan Kabupaten/Kota mewujudkan sistem dengan pengiriman surat
model percontohan. Sasaran database yang terintegrasi secara permintaan usulan tertulis dari
kegiatan adalah berbagai kelompok online. Dengan demikian akan Ditjen Binfar dan Alkes kepada
masyarakat termasuk organisasi mempermudah Tim Komnas Fornas rumah sakit pemerintah dan
kemasyarakatan, kewanitaan, dalam pengambilan keputusan, swasta; Perhimpunan/organisasi
kepemudaan dan kader Posyandu, seperti: P2JK yang melalui Tim profesi dokter, dokter gigi,
dengan melibatkan organisasi Health Technology Assessment dokter spesialis dan dokter
profesi, termasuk apoteker (HTA) mengkaji kembali daftar gigi spesialis; Dinas Kesehatan
dan pengurus Ikatan Apoteker obat yang ada di fornas dengan Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Indonesia, serta lembaga mempertimbangkan pelayanan Puskesmas; Unit pengelola
pemerintah dan pemangku berbasis konsumen, paket manfaat, program di Kementerian
kepentingan terkait lainnya. alokasi sumber daya, dan kualitas Kesehatan.
Bersamaan dengan sosialisasi ini pelayanan kesehatan yang cost- b) Pengusulan harus
juga dilaksanakan pembekalan dan effective, khususnya pada obat yang mencantumkan alasan
penunjukan apoteker sebagai Agent paling banyak menghabiskan dana pengusulan yang disertai dengan
of Change yang akan menjadi Jaminan Kesehatan. data dukung bukti ilmiah.
edukator dan motivator bagi Perlu juga ditetapkan standar 2) Seleksi administratif
masyarakat dan tenaga kesehatan. Gross Domestic Product (GDP) atau a) Obat yang diusulkan harus
Selanjutnya diharapkan Dinas penghitungan yang digunakan oleh disertai data pendukung
Kesehatan Kabupaten dan suatu negara sebagai ukuran utama dan bukti ilmiah terkini
Apoteker Agent of Change dapat bagi aktivitas perekonomian secara (evidence based medicine) yang
melaksanakan Gema Cermat nasional dari produk obat, sehingga menunjukkan manfaat dan
secara komprehensif dan Tim Komnas Fornas dapat keamanan obat bagi populasi.
berkesinambungan dengan mempunyai standar ukur b) Memiliki ijin edar dan usulan
melibatkan lintas program dan pengertian obat tergolong mahal di penggunaannya harus sesuai
lintas sektor, sehingga dapat Indonesia. Terhadap program JKN, dengan indikasi yang disetujui
menjadi contoh yang baik (best Komite Nasional Penyusunan oleh BPOM.
practice) bagi kabupaten/kota lain di Fornas membutuhkan data c) Obat yang diusulkan tidak
seluruh Indonesia. Edukasi pada penggunaan obat terkini yang termasuk obat tradisional dan
masyarakat harus dilaksanakan menghabiskan dana Jaminan suplemen makanan.
secara terus menerus,agar cakupan Kesehatan dari BPJS Kesehatan, d) Dalam rangka mempemudah dan
masyarakat yang memahami dan sebagai bahan pertimbangan mempercepat proses usulan,
terampil dalam penggunaan obat dalam review Fornas. Selain itu, akan diterapkan e-Fornas dalam
secara benar dan tepat semakin Komnas Fornas juga membutuhkan proses pengajuan usulan secara
tinggi, menuju terwujudnya informasi terkait update approved online.
Indonesia Sehat. indication dan Nomor Izin Edar (NIE)

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 5


TOPIK UTAMA
3) Kompilasi Usulan disetujui oleh BPOM, memiliki rasio Selain berbagai upaya yang telah
Dilaksanakan dalam waktu 1 manfaat-biaya (benefit-cost ratio) dilakukan tadi, masih ada tantangan
(satu) bulan setelah tanggal batas yang tertinggi, obat tradisional yang dihadapi Direktorat Pelayanan
usulan masuk dengan melakukan dan suplemen makanan tidak Kefarmasian ke depan. Tantangan
kompilasi usulan yang telah dimasukkan dalam Fornas, obat tersebut adalah standar pelayanan
lulus seleksi administrasi dan kombinasi dipilih jika memberikan kefarmasian belum diterapkan
dikelompokkan sesuai kelas terapi efek terapi yang lebih baik. Apabila secara optimal di fasilitas pelayanan
4) Pembahasan Teknis terdapat lebih dari satu pilihan kefarmasian, masih kurangnya
Pembahasan teknis dilakukan yang memiliki efek terapi yang kualitas dan kuantitas tenaga
bersama Tim Ahli. dan yang serupa maka pilihan dijatuhkan farmasi di
dibahas adalah yang lulus seleksi pada obat yang sifatnya paling fasilitas pelayanan kesehatan,
administrasi. banyak diketahui berdasarkan bukti pemanfaatan sumber dana APBN/
5) Rapat Pleno ilmiah; Sifat farmakokinetik dan APBD/kapitasi untuk meningkatkan
Pembahasan dilakukan bersama farmakodinamik yang diketahui infrastruktur dan pelayanan farmasi di
Tim Ahli, perhimpunan/organisasi paling menguntungkan; stabilitasnya lingkungan dinas kesehatan
profesi dokter dan dokter spesialis, lebih baik; dan mudah diperoleh. dan fasilitas pelayanan kesehatan,
perwakilan rumah sakit, perwakilan Dalam proses penyusunan penggunaan obat rasional pada
Dinas Kesehatan Provinsi/ Fornas, Direktorat Pelayanan tenaga kesehatan dan masyarakat
Kabupaten/Kota, perwakilan Kefarmasian telah menetapkan dan masih harus ditingkatkan terutama
FKTP, dan unit pengelola program menerapkan sistem manajemen penggunaan antibiotik secara bijak,
pengobatan di Kementerian sesuai dengan standar ISO kesadaran dan pemahaman
Kesehatan. Hasil rapat pleno adalah 9001:2008 yang telah mendapat masyarakat tentang penggunaan
rekomendasi daftar obat yang akan sertifikat ISO 9001:2008 pada obat rasional perlu ditingkatkan,
dimuat dalam Fornas. tahun 2015. Agar transparansi serta perlunya kampanye publik
6) Finalisasi dan akuntabilitas serta simplifikasi yang masif pada masyarakat untuk
mengimbangi iklan dan promosi
Proses finalisasi mencakup dalam proses penyusunan Fornas
yang dilakukan oleh Komnas obat yang tidak semuanya benar
beberapa kegiatan sebagai berikut: dan berbasis bukti ilmiah (EBM).
a. Penyempurnaan redaksional Penyusunan Fornas bisa tercapai,
maka Direktorat Pelayanan Untuk menghadapi semua
draf akhir Fornas hasil Rapat tantangan tersebut, pada
Pleno oleh Tim Ahli. Kefarmasian telah membuat aplikasi
e-Fornas. 2016, Direktorat Pelayanan
b. Memberikan rekomendasi daftar Kefarmasian telah menyusun
obat yang perlu dinegosiasikan Dengan aplikasi tersebut
maka dapat mempermudah lima Rencana Strategis. Pertama,
dengan industri farmasi agar peningkatan POR masyarakat
dapat diakses masyarakat. akses informasi masyarakat
terhadap Daftar Obat dalam melalui GeMa CerMat. Kedua,
c. Penyusunan rancangan final melaksanakan workshop dalam
Fornas, mempermudah dan
Fornas. mempercepat proses usulan, rangka meningkatkan kesadaran dan
7) Pengesahan menciptakan tatakelola arsip yang pemahaman tenaga farmasi dalam
Menteri Kesehatan menetapkan baik dengan mengubah proses pengendalian resistensi antimikroba
Fornas atas dasar rekomendasi dari pengusulan manual menjadi online di RS rujukan regional dan RS
Tim Komnas Fornas. dan papperless, membantu proses rujukan provinsi. Ketiga, publikasi
pembahasan dengan menggunakan POR melalui media
Pemilihan obat dalam Fornas sistem sortir database otomatis cetak dan media elektronik dalam
juga berdasarkan kriteria yang telah pada aplikasi, mempermudah rangka Gema Cermat. Keempat,
ditetapkan, yaitu berdasarkan bukti proses pelaporan secara implementasi NSPK POR sebagai
ilmiah mutakhir dan valid, memiliki langsung tentang perkembangan acuan dalam pelaksanaan pelayanan
rasio manfaat-risiko (benefit-risk pembahasan Fornas. kefarmasian. Dan kelima,
ratio) yang paling menguntungkan, pemantauan dan evaluasi POR.
memiliki ijin edar dan indikasi yang

6 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


TOPIK UTAMA

UPAYA PENGELOLAAN
OBAT DAN PELAYANAN
KEFARMASIAN DI
FASYANKES
Direktur Jenderal Kefarmasian
dan Alat Kesehatan membuka
acara workshop

S
esuai dengan amanat Perencanaan Sediaan Farmasi obat di rumah sakit beberapa
Undang-undang No. dan BMHP bagi Rumah Sakit waktu belakangan ini tentu saja
44 tahun 2009 tentang menimbulkan keprihatinan
yang dilaksanakan di Hotel A-One
Rumah Sakit, disebutkan bahwa bersama. Perlu dilakukan berbagai
pengelolaan alat kesehatan, sediaan Jakarta. Menurut Permenkes upaya perbaikan maupun
farmasi, dan bahan habis pakai No.1010 Tahun 2008 tentang pencegahan agar kejadian tersebut
di rumah sakit yang bermutu, Registrasi Obat dalam pasal 4 tidak lagi terjadi dimasa yang
bermanfaat, aman dan terjangkau disebutkan bahwa kriteria obat yang akan datang. Beberapa hal yang
harus dilakukan oleh instalasi mendapat ijin edar adalah khasiat perlu ditingkatkan diantaranya
farmasi rumah sakit (IFRS) melalui adalah perbaikan pengelolaan
sistem satu pintu. Sehingga, dapat yang meyakinkan dan keamanan rantai suplai obat di rumah sakit
dilakukan penelusuran terhadap yang memadai dibuktikan melalui uji termasuk didalamnya penyusunan
distribusi sediaan farmasi untuk non klinik dan uji klinik; Mutu yang perencanaan obat yang akurat.
mencegah kejadian yang tidak memenuhi syarat (proses produksi Kejadian ini juga erat kaitannya
diinginkan seperti masuknya vaksin sesuai CPOB); Penandaan berisi dengan manajemen keuangan
palsu. Ada beberapa hal yang rumah sakit dan BPJS Kesehatan
informasi yang lengkap dan obyektif
menjadi pemicu masuknya vaksin selaku penyelenggara Jaminan
palsu di fasilitas pelayananan yang dapat menjamin penggunaan Kesehatan Nasional (JKN). Seringkali
kesehatan, diantaranya adalah tidak obat secara tepat, rasional dan klaim rumah sakit terhadap obat-
dilaksanakannya pengelolaan sistem aman, dan sesuai kebutuhan obatan yang digunakan dalam
satu pintu di rumah sakit. IFRS masyarakat.
haruslah menempatkan staf yang Selain itu, sesuai amanat UU
berkompeten dalam beraktifitas Kesehatan No. 36 tahun 2009 (Pasal
yang dinilai kritis terkait keamanan, 98), Sediaan
mutu dan khasiat sediaan farmasi. farmasi dan alat
IFRS sudah seyogyanya mengetahui kesehatan
bahwa pengadaan sediaan farmasi harus aman,
termasuk vaksin harus melalui jalur berkhasiat/
resmi yaitu melalui Pedagang Besar bermanfaat,
Farmasi serta merupakan produk bermutu, dan
yang memiliki ijin edar. terjangkau,
Hal tersebut disampaikan termasuk
oleh Dirjen Kefarmasian dan Alat sediaan farmasi
Kesehatan Maura Linda Sitanggang yang terdapat di
saat membuka acara Worskhop rumah sakit.
Meningkatnya
Diskusi bersama Direktur Prodis Kefarmasian,
kejadian kekosongan
Direktur Pelayanan Kefarmasian, dan Sesditjen Kefarmasian dan Alkes

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 7


TOPIK UTAMA

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan, dr. Bambang Wibowo, Sp.OG(K), MARS menjadi narasumber

layanan JKN terlambat dibayarkan sebesar-besarnya bagi yang meliputi:


oleh BPJS Kesehatan. Dan bila masyarakat dan negara 1. Pembuatan pedoman
rumah sakit belum membayar • Untuk mengatasi penyakit yang Penyusunan SPO Manajemen
obat-obatan yang digunakan dalam mengancam jiwa dan serius Pengelolaan dan Penggunaan
pelayanan JKN kepada distributor
• Obat yang sudah tersedia sediaan farmasi. Tujuan
(PBF), maka PBF seringkali penyusunan ini adalah agar
melakukan lock (tidak melayani tidak dapat mengatasi atau
mengontrol kondisi pasien apoteker mempunyai acuan
suplai obat ke rumah sakit tersebut dasar dalam penyusunan SPO
secara memadai
sampai tagihan obat dibayarkan). di setiap fasilitas pelayanan
Hal ini juga merupakan salah satu • Bukan untuk kepentingan
kesehatan yang dapat
faktor penyebab kekosongan obat. komersial melindungi apoteker secara
Terkait hal ini, Dit Yanfar akan • Tidak tersedia karena produksi/ hukum.
meminta BPJS Kesehatan untuk suplai tidak ada 2. Pelatihan:
mempercepat proses pembayaran Selain pengelolaan obat di a. Lean management
klaim obat-obatan dan BMHP yang IFRS dan pelayanan kefarmasian (manajemen perampingan)
digunakan rumah sakit dalam terhadap pasien, apoteker juga untuk semua rumah sakit lam
pelayanan JKN. harus membuat dokumentasi rangka pengelolaan sediaan
Sejauh ini, akses obat dalam terhadap pelayanan kefarmasian farmasi.
JKN dijamin melalui regulasi Fornas yang sudah dilakukan. Hal ini b. Perhitungan analisis beban
dan sistem informasi pengadaan berguna untuk membantu kerja sehingga tenaga
e-katalog. Fornas sangat diperlukan penjaminan mutu dan konsistensi kefarmasian dapat dicukupi
di rumah sakit karena penggunaan pelayanan, memberikan bukti dan (difokuskan pada RS dengan
obat tanpa pedoman dapat kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian yang
menyebabkan kendala dalam tenaga kefarmasian dan pasien, terbatas).
kendali mutu dan biaya. Untuk obat- memberikan kontribusi pada c. Penyusunan perencanaan
obatan yang dibutuhkan dalam proses akreditasi rumah sakit, dan obat yang lebih mendalam
pengobatan namun belum tersedianya data yang terdapat secara teknis mulai dari
memiliki ijin edar di Indonesia, maka dalam dokumen yang dapat pengumpulan data,
dapat masuk melalui jalur khusus digunakan untuk penelitian/survey. perumusan dan perhitungan
yang disebut Special Acces Scheme Worskhop Perencanaan data sehingga dapat
(SAS). SAS adalah ijin masuk obat, Sediaan Farmasi dan BMHP bagi meningkatkan efisiensi
obat tradisional, makanan dan Rumah Sakit ini dilaksanakan anggaran dan meminimalisir
minuman yang sangat dibutuhkan ke dalam 2 gelombang dan diikuti kerugian.
dalam wilayah Indonesia melalui jalur oleh seluruh rumah sakit rujukan 3. Pembuatan software atau aplikasi
khusus. Prinsip SAS adalah: nasional, provinsi dan regional di untuk pengelolaan sediaan
• Memberikan manfaat yang Indonesia. Dari kegiatan Workshop farmasi
ini dihasilkan rencana tindak lanjut

8 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN
harus bijak dalam memberikan obat dan

SOSIALISASI pasien juga cerdas sehingga


diharapkan akan mempercepat
suksesnya program GeMa CerMat
(Gerakan Masyarakat Cerdas
GeMa CerMat Menggunakan Obat). “Dokter harus bijak
dalam memberikan obat dan pasein
harus kritis. Pasien berhak tahu jenis
(Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat) obat yang yang cocok dengan penyakit
yang dideritanya dan tentunya
Pangkalan Bun Kalteng dan Metro disesuaikan dengan kemampuan
Lampung, Kasubdit Penggunaan keuangan,” ujar Irma Suryani.
Obat Rasional Drs. Heru Sunaryo, Dalam kegiatan sosialisasi ini, peserta
Apt. dalam sosialiasi GeMa CerMat di mendapatkan materi
Kabupaten Ogan Komering Ulu
(OKU) Sumatera Selatan (11/8)
mengatakan, masyarakat dapat
Kasubdit lebih kritis dan aktif mencari mengenai masalah penggunaan
Penggunaan informasi tentang obat. Setidaknya obat dalam masyarakat dari Drs.
Obat Rasional Heru Sunaryo, Apt, dan juga materi
Drs. Heru Sunaryo, Apt.
masyarakat harus tahu obat apa
yang diresepkan oleh dokter dan mengenal penggolongan obat dari
memahami cara penggunaan, Musthofa Kamal, Apt penasehat
Masalah penggunaan penyimpanan, dan pembuangan PC IAI kabupaten OKU. Dalam
obat pada masyarakat obat secara benar. paparannya, GeMa CerMat
di antaranya adalah Dalam pidato sambutan yang bertujuan untuk meningkatkan
dibacakan oleh Staf Ahli Bidang pemahaman dan kesadaran
ketidakseimbangan informasi Kemasyarakatan, Bupati OKU masyarakat tentang pentingnya
antara tenaga kesehatan mengatakan sangat bangga dan penggunaan obat secara benar,
dan pasien sehingga pasien berterima kasih bahwa Kabupaten meningkatkan kemandirian dan
OKU bisa menjadi tuan rumah perubahan perilaku masyakarat
cenderung pasrah dan tidak sosialiasi GeMa Cermat. “Kami dalam memilih dan menggunakan
tahu tentang obat yang merasa terhormat menjadi tuan obat secara benar, dan
rumah Sosialisasi GeMa CerMat, meningkatkan penggunaan obat
diresepkan oleh dokter.
dan kami berharap semua lintas secara rasional termasuk antibiotik.
Hal ini dapat memicu organisasi masyarakat bisa Ada empat strategi dalam
ketidakpatuhan terhadap menerapkan semua materi GeMa mencapai sasaran pelaksanaan
CerMat agar orang tidak lagi GeMa CerMat di tahun 2016.
aturan pakai obat sehingga sembarangan dalam menggunakan Pertama, regulasi dan advokasi
tujuan pengobatan tidak obat”, ujar Syaiful Kamal, SKM. yaitu dengan membuat penyusunan
tercapai. Peserta sosialisasi ini berjumlah pedoman pelaksanaan GeMa
175 orang dari berbagai lapisan Cer Mat, membuat petunjuk
masyarakat seperti tokoh agama, pelaksanaan dan petunjuk teknik

D
irektorat Pelayanan tokoh masyakarat, ibu-ibu PKK, pelaksanaan GeMa CerMat
Kefarmasian Ditjen puskesmas, pramuka, karang bagi kader Agent Of Change
Farmalkes melakukan taruna, perwakilan dari berbagai (AoC), penyebaran buku saku
sosialisasi Gerakan Masyarakat organisasi profesi seperti IAI, IDI, penggolongan dan penggunaan
Cerdas Menggunakan Obat atau PGRI, dan lain-lain. Acara juga obat, serta penyebaran modul
yang dikenal dengan GeMa CerMat. ini dihadiri oleh Irma Suryani, SE pelatihan memilih obat.
di 20 kabupaten/kota percontohan anggota DPR-RI dari Komisi IX. Irma Kedua, edukasi dan
untuk 2016. Di antaranya Gema Suryani menjelaskan bahwa dokter pemberdayaan masyakarat. Hal itu
Cermat dilaksanakan di Siak Riau,
Bintan Kepri , Tanjung Jabung
Jambi, Kepahiang Bengkulu,

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 9


LIPUTAN
meliputi sosialisasi GeMa CerMat Ketiga, obat keras. Obat jenis ini Dari segi harga, obat generik
di 20 provinsi terpilih, seminar disebut juga daftar G (gevaarlijk = berlogo berharga murah karena
GeMa CerMat bagi apoteker, dan berbahaya). Obat keras dapat dibeli menggunakan kemasan sederhana
workshop GeMa CerMat bagi hanya dengan resep dokter atau dan tidak membutuhkan
pemangku kepentingan. copy resep, tandanya bulatan merah biaya promosi. Obat generik bermerek
Ketiga, publikasi dan komunikasi dengan huruf K. Contoh yang berharga mahal karena menggunakan
meliputi penyebaran informasi termasuk : antibiotika (amoksisilin, kemasan yang sedikit istimewa dan
melalui media cetak dan pembuatan tiamfenikol, klindamisin, dan lain- membutuhkan biaya promosi namun
video pendek untuk disebarluaskan lain), psikotropika (diazepam, lebih murah dari obat paten.
melalui media elektronik dan media alganax, fenobarbital,klonazepam, Sedangkan obat paten sangat mahal
sosial. dan lain-lain), antalgin, asam karena membutuhkan biaya untuk
Dan keempat, optimalisasi mefenamat, neuralgin, dan lain-lain. pematenan, penelitian, promosi, dan
peran tenaga kesehatan dengan Keempat, obat narkotika kemasan.
penunjukan Agent of Change disebut juga daftar O (o = opium). Dalam program GeMa CerMat,
(AoC) yang berasal dari apoteker Obat golongan ini dapat dibeli peran apoteker sebagai Agent Of
sebagai edukator GeMa CerMat, hanya dengan resep asli dokter Change (AoC) sangat diperlukan.
penunjukan apotek percontohan, (tidak boleh menggunakan AoC berperan sebagai inisiator dan
serta rapat koordinasi lintas sektor copy resep). Obat golongan ini motivator kepada masyakarat dalam
dengan organisasi profesi. dapat menyebabkan adiksi hal penggunaan obat secara
Kegiatan sosialisasi GeMa (ketergantungan) yang sangat kuat. rasional. AoC harus senantiasa
CerMat di Kabupaten OKU diakhiri Keluar masuk obat ini di apotik terjun langsung ke masyakarat
dengan pemberian materi harus dilaporkan ke badan POM. untuk mengadakan pertemuan
mengenai penggolongan obat yang Contoh obat jenis ini yaitu kodein untuk mengedukasi masyakarat
dibawakan oleh Musthofa Kamal, tab, morphin injeksi, codipront yang difasilitasi oleh dinas
Apt, MKM (penasehat IAI Kabupaten kapsul/sirup, koditam tablet, dan kesehatan. Tidak hanya
OKU). Obat dibagi menjadi 4 lain-lain. mengadakan pertemuan langsung,
golongan. Pertama, Obat bebas. Masyarakat juga sering salah peran AoC dalam mengedukasi
Ciri obat bebas adalah dengan paham mengenai pengertian obat masyakarat juga bisa melalui
tanda warna hijau dalam lingkaran generik. Selama ini obat generik pembuatan media komunikasi
hitam, dapat dibeli bebas tanpa dikenal dengan obat murah yang seperti banner, poster, ataupun
resep dokter di apotik, toko obat, kualitasnya kurang bagus. Dalam melalui media sosial.
warung. Obat golongan ini dikenal kegiatan ini juga dijelaskan beda
dengan istilah gol obat OTC (Over antara obat generik, obat generik
The Counter). Contoh obat jenis ini bermerek, dan obat paten. Dari
adalah vitamin (vitamin C, vitamin B segi penamaan dan produsen,
komplek, multivitamin), bedak, obat generik berlogo dibuat sesuai
minyak angin, balsem, dan lain-lain. dengan kandungan zat aktif dan
Kedua, obat bebas terbatas. dapat diproduksi oleh seluruh
disebut juga obat daftar W perusahaan farmasi, obat generik
(waarschuing = peringatan) bermerek dibuat sesuai dengan
tandanya warna biru dalam keinginan perusahaan farmasi dan
lingkaran hitam, dan dapat dibeli dapat diproduksi oleh semua
bebas tanpa resep dokter tetapi perusahaan farmasi, serta obat
harus memperhatikan tanda paten dibuat sesuai dengan
peringatan khusus yg ada. Contoh keinginan perusahaan farmasi dan
obat bebas terbatas obat kumur, hanya dapat diproduksi oleh
obat batuk, flu tablet dan sirup, perusahaan yang memiliki hak
obat suppositoria, dan lain-lain. paten.

pemberian materi mengenai penggolongan obat

10 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

Kasubdit Penggunaan Obat Rasional dalam


Pembukaan Workshop Penggunaan Antimikroba

ANTIBIOTIK BIJAK on Pharmaceutical Development

DEMI MASA DEPAN


(AWGPD), dan selanjutnya pada
tahun 2014 Direktorat Pelayanan
Kefarmasian melaksanakan
workshop ini di 3 Propinsi
(Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan dan Sumatera Barat) pada
tahun 2015 untuk para Apoteker
dari 14 Rumah Sakit Rujukan
WHO memperkirakan

W
Nasional. Sementara tahun ini
bahwa lebih dari orkshop Penggunaan Direktorat Pelayanan kefarmasian
Antimikroba Secara melaksanakan “Workshop
setengah dari semua Bijak dilaksanakan Penggunaan Antimikroba Secara
obat yang diresepkan, hari ini (25/08/2016) di Golden Bijak” untuk Rumah Sakit Rujukan
Palace Hotel – Mataram yang Regional; pada April 2016 yang
diberikan atau dijual akan berlangsung sampai 27 lalu diikuti oleh 33 Apoteker yang
Agustus 2016. Kegiatan di buka berasal dari 33 Rumah Sakit
secara tidak tepat, olah Kasubdit Penggunaan Obat Rujukan Regional Wilayah Barat dan
dan setengah dari Rasional drs. Heru Sunaryo, Apt. pada hari ini dilaksanakan kegiatan
Dihadiri Kepala Bidang Binkesmas yang akan diikuti oleh 55 Rumah Sakit
semua pasien tidak Dinkes NTB, Lalu Budiarja, SKM. Rujukan Regional.
M.Kes.
menggunakannya Kegiatan ini merupakan
Melalui kegiatan ini diharapkan
selain dapat meningkatkan
dengan benar. kelanjutan dari kegiatan serupa di pemahaman dan pengetahuan
tingkat ASEAN yang telah peserta, juga terbentuk jejaring antar
Penggunaan yang dilaksanakan pada tahun 2012 fasilitas pelayanan kesehatan utamanya
berlebihan, kurang, di Jakarta, yaitu ASEAN Workshop rumah sakit yang kemudian secara
on Rational Use of Antibiotic yang konsisten
atau penyalahgunaan merupakan pelaksanaan program dan kontinyu melaksanakan
POR dari Asean Working Group
dari obat menyebabkan
pemborosan.

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 11


LIPUTAN
upaya peningkatan penggunaan melaksanakan pengendalian memberikan pelayanan, tetapi juga
antimikroba secara bijak guna resistensi antimikroba”. Muncul dan masyarakat yang mendapatkan
mendukung penggunaan obat berkembangnya mikroba resiten pelayanan serta kalangan akademis
rasional. dapat dikendalikan melalui dua dalam memberikan pendidikan yang
kegiatan utama, yaitu penerapan konsisten dan berkelanjutan.
Peserta pada pertemuan ini antibiotik secara bijak (prudent use Kementerian Kesehatan tahun
adalah perwakilan 55 Apoteker of antibiotics) dan penerapan prinsip 2014 telah membentuk Komite
Instalasi Farmasi dari 55 RS Rujukan pencegahan penyebaran mikroba Pengendalian Resisten Antimikroba
Regional, Dinas Kesehatan Propinsi resisten melalui kewaspadaan (KPRA) untuk mengendalikan
NTB dan Kota Mataram, serta standar. Menurut WHO, penggunaan antimikroba secara
peserta dan panitia pusat dengan penggunaan obat yang rasional luas, baik difasilitas pelayanan
narasumber antara lain: Direktur mensyaratkan bahwa “pasien kesehatan maupun masyarakat.
Pelayanan Kefarmasian yang diwakili menerima obat yang tepat untuk Dilain pihak pada beberapa RS
oleh Kasubdit POR, Drs Didik kebutuhan klinisnya, dalam dosis Pendidikan melalui Dirjen Pelayanan
Hasmono, MS, Apt dari Fakultas yang memenuhi kebutuhan, untuk kesehatan telah dikembangkan
Farmasi Universitas Airlangga, Prof. jangka waktu yang cukup, dengan Program Pengendalian Resistensi
Taralan Tambunan, SP.A (KPRA, biaya yang terjangkau untuk inividu Antimokroba (PPRA) untuk
RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo), dan komunitas”. mengatasi dan mencegah terjadinya
Dr. Hary Parathon, SP.OG (KPRA, resistensi antibiotik di Rumah Sakit.
Tim PPRA RSUD Soetomo), dan WHO memperkirakan bahwa Untuk mencapai dan mewujudkan
Mariyatul Qibtiyah, S.Si, Apt, SpFRS lebih dari setengah dari semua obat tujuan Penggunaan Obat Rasional
(KPRA, Tim PPRA RSUD Soetomo). yang diresepkan, diberikan atau dan dalam rangka pengendalian
Selain pemaparan materi dilakukan dijual secara tidak tepat, dan resistensi Antimikroba, Direktorat
juga diskusi untuk membahas setengah dari semua pasien tidak Jenderal Kefarmasian dan Alat
beberapa kasus yang sering terjadi menggunakannya dengan benar. Kesehatan melalui Direktorat
pada penggunaan antibiotika, serta Penggunaan yang berlebihan, Pelayanan Kefarmasian melakukan
diskusi kelompok untuk menyusun kurang, atau penyalahgunaan dari berbagai kebijakan dan upaya agar
strategi dan rekomendasi untuk obat menyebabkan pemborosan. tujuan tersebut tercapai dengan
mengatasi masalah penggunaan Oleh karena itu diperlukan intervensi tetap memperhatikan peran dan
antimikroba, khususnya antibiotik di yang konsisten dan terus menerus tugas profesi kesehatan, serta
daerah masing masing. Di akhir untuk mengatasi masalah pembagian peran dan tugas pusat
acara, peserta diharapkan tidak penggunaan obat secara tidak dan daerah sesuai dengan otonomi
hanya mendapatkan pemahaman rasional, khususnya antibiotik. Hali ini daerah.
tentang penggunaan antimikroba memerlukan dukungan semua pihak
secara bijak namun dapat yang berkepentingan, bukan
menghasilkan rekomendasi dan
rencana aksi di RS atau tempat
pelayanan.

Dalam sambutan Direktur


Pelayanan Kefarmasian dikatakan
bahwa “Resistensi Antimikroba
atau antibiotic resistance adalah
masalah global, oleh karena
itu, negara negara angggota
Organisasi Kesehatan Dunia
atau World Healt Organization
termasuk Indonesia sepakat
hanya tenaga kesehatan yang

peserta pertemuan workshop

12 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

Kasubdit Obat dan Pangan dalam Workshop Pembinaan Kader


Kesehatan Terhadap Keamanan Makanan

MEMILIH MAKANAN YANG AMAN


DAN BERMUTU
“S
ampai saat ini masih produk makanan yang beredar di “Penggunaan bahan kimia
ada pelaku usaha masyarakat baik produk dalam pada pelaku usaha yang tidak
yang mengedarkan negeri maupun luar negeri yang sesuai aturan dapat mengganggu,
makanan yang menggunakan bahan membanjiri negara ini, namun tidak merugikan dan membahayakan
tambahan yang tidak sesuai dengan semua produk makanan tersebut kesehatan manusia. Oleh karena
takaran atau bahan yang dilarang memenuhi persyaratan keamanan, itu perlu adanya komunikasi
sebagai bahan tambahan pangan mutu, dan gizi. Berdasarkan kepada seluruh pihak terkait,
maka dapat dikenakan hukuman Undang-undang Pangan No. 18 baik pemerintah, akademisi,
pidana.” Demikian diucapkan tahun 2012 bahwa pangan yang industri, maupun masyarakat;
oleh Kasubdit Obat dan Pangan beredar harus memenuhi standar untuk mencapai tujuan agar
Drs. Riza Sultoni, Apt, MM saat keamanan baik mutu maupun gizi produk makanan yang beredar di
membacakan sambutan Direktur yang ditentukan oleh Pemerintah. masyarakat adalah makanan
Produksi dan Distribusi Kefarmasian Pangan yang aman dan bermutu yang aman, bermutu, dan bergizi”
pada pembukaan acara Workshop merupakan salah satu kebutuhan lanjut Riza Sultoni. Yang dimaksud
Pembinaan Kader Kesehatan esensial yang berpengaruh dengan keamanan pangan adalah
Terhadap Keamanan Makanan. besar bagi kesehatan manusia. kondisi dan upaya yang diperlukan
Acara tersebut diselenggarakan World Health Organization (WHO) untuk mencegah pangan dari
di Hotel Aston Jember dengan memperkirakan lebih dari 200 jenis kemungkinan cemaran biologi, kimia
sasaran para kader kesehatan penyakit dapat timbul akibat dan fisik yang dapat mengganggu,
dari Kabupaten Lumajang dan mengkonsumsi pangan yang tidak merugikan, dan membahayakan
Kabupaten Jember, Jawa Timur. sehat. Salah satu penyakit akibat kesehatan manusia. Makanan
Saat ini semakin banyak pangan adalah diabetes. yang aman adalah makanan

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 13


LIPUTAN
yang bebas dari cemaran, residu, hari. Keamanan pangan menjadi Pemerintah mempunyai tugas
penggunaan Bahan Tambahan perhatian berbagai pemangku untuk melindungi masyarakat
Pangan (BTP) yang tidak tepat, dan kepentingan sehingga berimplikasi dari bahaya yang disebabkan
penyalahgunaan bahan berbahaya. pada perlunya peningkatan oleh produk yang mengandung
Bahan Tambahan Pangan adalah kerjasama dan jejaring lintas bahan berbahaya, sehingga perlu
adalah bahan yang ditambahkan sektor di daerah, tingkat nasional, dilakukan berbagai upaya
ke dalam pangan untuk regional serta internasional secara pembinaan. Melalui kegiatan
mempengaruhi sifat atau bentuk berkesinambungan. Workshop Pembinaan Kader
pangan. Penggunaan BTP sendiri Yang menjadi sasaran Kesehatan Terhadap Keamanan
dalam makanan dipersyaratkan pengawasan dalam mengawasi Makanan ini diharapkan dapat
sebagai berikut: produk makanan diantaranya menjadi sarana komunikasi,
1. Tidak untuk dikonsumsi secara adalah: pedagang kaki lima/ informasi, dan edukasi (KIE) yang
langsung dan/atau tidak pedagang keliling, kantin sekolah, efektif bagi kader kesehatan dan
diperlakukan sebagai bahan rumah makan, katering, industri masyarakat sehingga pemahaman akan
baku pangan makanan rumah tangga, maupun prinsip-prinsip keamanan pangan
2. Dapat mempunyai / tidak sekolah dengan asrama/pesantren. lebih mendalam.
mempunyai nilai gizi, Dalam membeli pangan siap saji Narasumber pada acara pertemuan ini
3. Sengaja ditambahkan ke dalam dan pangan olahan, yang perlu berasal dari Anggota Dewan Komisi
pangan untuk tujuan teknologi diperhatikan adalah pemilihan dari IX DPR RI Drs. Ayub Khan, M.Si,
untuk menghasilkan suatu pengolah yang sehat dan bersih Direktorat Prodis Kefarmasian
komponen atau mempengaruhi dengan wadah atau pembungkus Kementerian Kesehatan, Direktorat
sifat pangan tersebut, yang bersih dan aman. Untuk itu, Kesehatan Lingkungan Kementerian
belilah produk pangan olahan : Kesehatan, Direktorat Surveilan
Makanan yang baik untuk – yang sudah terdaftar (perhatikan dan Penyuluhan Keamanan Pangan
dikonsumsi adalah makanan yang kode ijin edar MD, ML dan P-IRT). BPOM dan Direktorat Pengawasan
perbandingan karbohidrat, lemak, – ada label tanggal kedaluwarsa Produk dan Bahan Berbahaya BPOM.
protein, vitamin dan mineral dan belum kedaluwarsa
disesuaikan dengan kebutuhan – ada label instruksi penyimpanan.
tubuh dan aktifitas fisik sehari-

Peserta Workshop Pembinaan


Kader Kesehatan Terhadap
Keamanan Makanan

14 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

Workshop Pembinaan Kader Kesehatan


Terhadap Keamanan Makanan
melalui Direktorat Produksi dan
Distribusi Kefarmasian Ditjen
Farmalkes memiliki program
Workshop Pembinaan Kader
Kesehatan Terhadap
Keamanan Makanan yang
ditujukan untuk memberikan
edukasi dan keterampilan
kepada kader kesehatan dalam
upaya melindungi masyarakat
dari dampak peredaran
Kasubdit Obat dan Pangan, Direktur makanan yang tidak memenuhi
Produksi dan Distribusi Kefarmasian, persyaratan kesehatan serta
Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat, dan untuk menjamin peredaran
perwakilan anggota Komisi IX DPR RI makanan yang memenuhi
persyaratan keamanan,
mutu dan gizi. Kegiatan ini

P
juga dihadiri oleh anggota
emerintah sangat menaruh DPRD provinsi/kabupaten/
perhatian kepada
Menurut WHO lebih dari 200 keamanan pangan bagi
kota sebagai wakil rakyat
dan juga menghadirkan
penyakit disebabkan atau masyarakat, terbukti dengan cukup paparan dari Badan POM
ditularkan melalui makanan banyak peraturan yang mengatur untuk mengetahui tentang
tentang pangan antara lain UU
karenanya pentingnya NO 4 tahun 1984 tentang wabah
proses pengawasan makanan
berbahaya.
pemahaman tentang penyakit menular; UU. No. 36 tahun Tujuan kegiatan ini adalah
keamanan pangan sangatlah 2009 tentang Kesehatan; Undang- untuk mensinergikan peran
Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pemerintah baik pusat dan daerah
diperlukan oleh setiap kader Pangan; Peraturan Pemerintah No. dengan peran masyarakat dan
kesehatan dan bahkan setiap 28 Tahun 2004 Tentang Keamanan pedagang, dimana peran
masyarakat untuk mengetahui Mutu dan Gizi Pangan; Kepmenkes
RI nomor 1098 tahun 2003 Tentang
pemerintah memiliki tugas
antara lain: Menyusun kebijakan
beberapa hal diantaranya: Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Higiene Sanitasi Pangan;
Pangan yang tidak aman Makan dan Restoran; Kepmenkes Menyusun perencanaan program,
dapat menyebabkan penyakit RI nomor 942 tahun 2003 Tentang
Penyelenggaraan Higiene Sanitasi
Melaksanakan koordinasi dengan
lintas program dan lintas sektor;
mulai dari diare ringan Makanan Jajanan; Peraturan Melaksanakan pembinaan
sampai kanker untuk kasus- Menteri Kesehatan RI Nomor 1096 teknis; dan Melakukan evaluasi
tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi
kasus yang berat; Beberapa Jasaboga; Permenkes RI No.2 Tahun
pelaksanaan program. Sedangkan
peran mayarakat adalah: Mengawasi
penyakit bawaan pangan 2013 tentang KLB Keracunan higiene sanitasi pangan
dapat menyebabkan infeksi Pangan; Kepmenkes RI nomor
43 tahun 2014 Tentang Higiene
atau keracunan sepanjang Sanitasi Depot Air Minum.
hidup; Keamanan pangan Kementerian Kesehatan
dapat mencegah segala jenis
penyakit bawaan pangan.

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 15


LIPUTAN
di Tempat Pengelolaan Pangan; Workshop di wilayah Jawa Barat Dalam Workshop ini peserta
Memberikan pengertian dan dibuka oleh Direktur Produksi dan diberikan berbagi penjelasan dan
pengetahuan kepada Ibu Rumah Distribusi Kefarmasian Dra. diskusi serta simulasi berbagai
Tangga/ anak–anak mengenai R. Dettie Yuliati, Apt, M.Si dan cara pemilihan, penyimpanan,
dampak negatif yang timbul apabila dihadiri langsung oleh Kepala Dinas pengolahan dan juga segala hal
makanan makanan yang tidak Provinsi Jawa Barat Dr. Hj Alma yang terkait dengan keamanan
higienis. Peran pedagang antara Lucyati, M.Kes, M.Si, M.HKes dan pangan seperti: hygine dan
lain: Menggunakan bahan pangan perwakilan anggota komisi ix DPR sanitasi tempat penyimpanan dan
yang memenuhi persyaratan dan RI dr. Adang Sudrajat, MM yang pengolahan; berbagai kriteria
tidak membahayakan konsumen; bertujuan memantau efektifitas pemlihan bahan pangan, pangan
Menggunakan peralatan pelaksanaan kegiatan ini sedangkan siap saji dan pangan olahan dan lain
pengolahan pangan yang aman; untuk penguatan materi pembinaan sebagainya;
Berperilaku hidup bersih dan sehat; juga disampaikan oleh Direktorat Tindak lanjut dalam acara ini
serta Menjaga kebersihan tempat Pengawasan Produk dan Bahan adalah agar dinas kesehatan
usaha. Berbahaya dari Badan Pengawasan melakukan pendataan terhadap
Workshop ini akan dilaksanakan di Obat dan Makanan RI. pedagang jajanan anak
3 provinsi terpilih berdasar Efektifitas kegiatan ini terlihat sekolah oleh kader bersama
pertimbangan bahwa ketiga provinsi dari penurunan jumlah kejadian Puskesmas,melakukan sampling
tersebut memiliki jumlah Kader keracunan makanan dan kasus makanan anak sekolah oleh UPTD/
Tempat Pengolahan Makanan yang keracunan pangan dari tahun 2013 Puskesmas secara bertahap,
terbanyak, yaitu 5,792 kader di Jawa terdapat 27.205 kasus menurun melakukan penyuluhan terhadap
Barat, 10,556 kader di Jawa Tengah menjadi 1.578 kasus ditahun 2016, pedagang makanan anak sekolah oleh
dan 7,305 kader di Jawa Timur. disampaikan pula oleh angota Puskesmas secara bertahap,
Dengan kegiatan ini diharapkan komisi IX bahwa jika kegiatan ini memberikan tanda daftar bagi para
para kader kesehatan memahami benar benar efektif maka akan pedagang makanan anak sekolah oleh
keamanan makanan yang beredar di dipertimbangkan untuk pemberian Puskesmas secara bertahap, dan
masyarakat sehingga dapat juga kenaikan anggaran pada tahun melakukan pembinaan bagi pedagang
melakukan pembinaan kepada tahun berikutnya. jajanan anak sekolah oleh Puskesmas
masyarakat untuk mendukung secara bertahap
Program Indonesia Sehat;

Peserta Workshop Kader di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur

16 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

Membangun Kepedulian Masyarakat dalam


Rangka Meningkatkan Penggunaan Obat
Tradisional dan Kosmetika Dalam Negeri

Kasubdit Obat Tradisional dan Kosmetika Direktorat


Pelayanan Kefarmasian memberikan paparan

“Tuhan menciptakan
kulit manusia dengan
J umat (12/08/16)
diselenggarakan Kegiatan
pemberdayaan masyarakat
dalam Membangun Kepedulian
Masyarakat Untuk Meningkatkan
diselenggarakan di beberapa daerah
yaitu Riau, Sulawesi Utara, dan
Papua dengan peserta dari berbagai
elemen masyarakat khususnya
Dharma Wanita dan PKK serta para
tujuan yang jelas Penggunaan Obat Tradisional dan pemangku kepentingan terkait
yaitu agar manusia Kosmetika Dalam Negeri dalam dengan Obat Tradisional dan
bentuk workshop yang dibuka oleh Kosmetika. Bentuk kegiatan dengan
dapat beradaptasi Kasubdit Obat Tradisional dan menitikberatkan pada pengenalan dan
Kosmetika Direktorat Pelayanan penggunaan obat tradisional dan
dengan lingkungan Kefarmasian, dra. Nuratih Purnama, kosmetika Indonesia dengan
dimana manusia hidup. Apt. M.Si. dan Kepala Dinas memberikan pengetahuan untuk
Kesehatan Kalbar, Andi Tjap di memanfaatkan kekayaan alam
Permasalahan muncul hotel Golden Tulip, Pontianak – Indonesia dan mempelajari kembali
Kalimantan Barat. kosmetika tradisional Indonesia
ketika seseorang ingin dengan menggunakan bahan yang
Kegiatan serupa juga telah
lebih atau bahkan ingin
berubah”

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 17


LIPUTAN
berasal dari tanaman asli indonesia. takaran yang berlebihan dapat meningkatkan nilai tambah dan daya
Dalam kegiatan tersebut menyebabkan efek samping dan saing kosmetika Indonesia, dan
dipaparkan bagaimana masyarakat efek toksik yang dapat mengganggu. menggiatkan penelitian tentang bahan
dapat memanfaatkan obat Membangun Kepedulian alam yang berpotensi dibuat kosmetika
tradisional dan kosmetika indonesia Masyarakat Untuk Meningkatkan “Tuhan menciptakan kulit
dalam menjaga kesehatan, kiat-kiat Penggunaan Obat Tradisional dan manusia dengan tujuan yang
dalam memilih obat tradisional dan Kosmetika Dalam Negeri menjadi jelas yaitu agar manusia dapat
kosmetika, serta bagaimana peran perhatian dan agenda rutin beradaptasi dengan lingkungan
pemerintah dalam meningkatkan Direktorat Produksi dan Distibusi dimana manusia hidup.
penggunaan obat tradisional dan Kefarmasian Direktorat Jenderal Permasalahan muncul ketika
kosmetika dalam negeri yang salah Kefarmasian dan Alat seseorang ingin lebih atau bahkan
satunya melalui saintifikasi jamu. Kesehatan Kementerian Kesehatan ingin berubah, kita memiliki
untuk melakukan sosialisasi perbedaan iklim dimana iklim
Kegiatan ini didasari kesadaran
dan pembelajaran kepada tropis di Indonesia sinar matahari
dan kritikan tentang keamanan masyarakat untuk mendapatkan langsung mengenai kulit kita tiap
bahan yang terdapat dalam produk
dan menggunakan produk yang hari sedangkan di Negara yang sub
kosmetik terhadap konsumen, tropis mataharinya tidak sepanjang
baik, bermanfaat, aman dan
hewan percobaan dan lingkungan. bermutu. Peraturan pemerintah tahun, demikian juga pemilihan
Keamanan komponen kosmetik kosmetika dan obat tradisional
telah dikeluarkan dalam membuat
yang masih kontroversi diantaranya sebaiknya disesuaikan dengan iklim di
kosmetika yang baik melalui
terkait bahan yang diperoleh dari
pengaturan CPKB (cara Pembuatan Indonesia” demikian dikatakan Dra.
hasil samping pengolahan minyak
bumi, bahan-bahan karsinogenik
Kosmetika yang Baik) dengan Machfiyah, Apt, salah seorang
tujuan Menjamin mutu kosmetik narasumber pada acara tersebut.
dan berpotensi menimbulkan
yang diproduksi selalu bermutu, Kiat untuk mendapatkan hasil
efek yang membahayakan pada
aman dan tepat manfaat serta kosmetika yang baik adalah dengan
pemakaian lama. Jika diambil dari
dapat melindungi masyarakat dan mensyukuri apa yang kita miliki,
perspektif famasi, obat & kosmetik
pelanggan dari produsen yang tidak mengetahui tujuan pemakaian
ibarat pisau bermata dua, bila
bertanggung jawab sehingga mudah kosmetik, memperhatikan zat/
digunakan secara tepat dengan ditelusuri apabila terjadi kerusakan
takaran tepat akan memberikan komponen yang terkandung di dalam
atau efek samping kosmetik yang dipakai, mengecek
efek yang diinginkan, namun
yang tidak diinginkan dan juga keamanan/kehalalan komponen
pada saat yang sama atau pada
tersebut melalui literatur/internet dan
jangan terbuai oleh janji-janji pada
iklan produk tertentu.
Dengan kegiatan ini, diharapkan
pemberdayaan masyarakat melalui
Dharma Wanita dan PKK agar lebih
memahami kosmetika dan obat
tradisional yang aman, bermutu,
dan bermanfaat.

Kegiatan Workshop

18 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

RAPAT KOORDINASI TEKNIS


DIREKTORAT TATA KELOLA OBAT PUBLIK
DAN PERBEKALAN KESEHATAN

Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan memberikan sambutan

K
esehatan adalah hak ketersediaan, pemerataan dan dipantau untuk ketersediaan obat
asasi manusia dan keterjangkauan obat, seleksi obat dan vaksin adalah seluruh
setiap penduduk berhak esensial, penggunaan obat rasional, puskesmas di seluruh Indonesia.
mendapatkan pelayanan kesehatan pengawasan, penelitian dan Kedua, sistem E-Logistik menjadi
yang optimal sesuai dengan pengembangan, pengembangan indikator prioritas, Ketiga, dana
kebutuhan tanpa memandang sumber daya manusia dan DAK Reguler Tahun 2017 menurun
kemampuan membayar. Dalam pemantauan serta evaluasi. dibandingkan Tahun 2016, tetapi
upaya pelayanan kesehatan, Untuk mengukur ketersediaan ada penambahan alokasi DAK non
ketersediaan obat dalam jenis obat dan vaksin dilakukan Fisik. Keempat, sistem pelaporan
yang lengkap, jumlah yang cukup, pengukuran indikator ketersediaan keuangan berbasis akrual SPB dan
terjamin khasiatnya, aman, efektif obat dan vaksin esensial di tingkat BAST agar lebih cepat dikirim balik.
dan bermutu, dengan harga puskesmas, dengan target pada Direktur Tata Kelola Obat Publik
terjangkau serta mudah diakses tahun 2016 sebesar 80%. Capaian dan Perbekkes menambahkan,
adalah tujuan yang harus dicapai. ketersediaan obat dan vaksin kepada dinas kesehatan di daerah
Hal itu diungkapkan oleh Direktur esensial di puskesmas secara kami berharap agar berperan aktif
Tata Kelola Obat Publik dan nasional di triwulan I 2016 telah dalam ketersediaan obat dan vaksin
Perbekalan Kesehatan Dra. Engko mencapai 83%. Dalam rangka sebagai fasilitator pengumpul data,
Sosialine, Apt, M.Biomed, dalam mengatasi kekosongan obat, verifikasi dan validasi data, serta
Rapat Koordinasi Teknis Direktorat pemerintah dan pemerintah daerah menjaga ketersediaan obat dan
Tata Kelola Obat Publik dan telah menyediakan persediaan di vaksin dalam tingkat aman; dalam
Perbekalan Kesehatan di Denpasar tingkat Kabupaten/ Kota, Provinsi, One Gate Policy berkoordinasi
20 Juli 2016. dan Pusat dengan mendayagunakan dengan pemegang program. “Dinkes
Kebijakan Pemerintah berbagai sumber pendanaan (APBD juga sangat dituntut berperan aktif
terhadap peningkatan akses obat dan APBN). dalam penerapan
telah ditetapkan dengan Dengan demikian, diharapkan e-logistik dan e-monev katalog,”
membuat Kebijakan Obat Nasional kebutuhan obat bagi pelayanan
ungkapnya.
(KONAS). KONAS dapat menjadi kesehatan, terutama di tingkat FKTP
Rapat Konsultasi Teknis
landasan, arah dan pedoman dapat selalu terpenuhi.
Direktorat Tata Kelola Obat Publik
penyelenggaraan pembangunan “Tantangan yang kami hadapi
dan Perbekalan Kesehatan
kesehatan khususnya dibidang selama tahun 2016 ini ada 4 hal.
diselenggarakan di Grand Inna
obat yang meliputi pembiayaan, Pertama, jumlah puskesmas yang
Hotel, Denpasar Bali tanggal

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 19


LIPUTAN
mendukung revolusi mental, yaitu 5. Penggunaan sisa DAK diatur
20-23 Juli 2016. Kegiatan ini
meningkatkan responsifitas di dalam Peraturan Menteri
diselenggarakan dalam rangka
Keuangan Nomor 48 tahun
koordinasi antara pusat dengan pelayanan kesehatan seperti
2016. Di dalam penggunaan
dinas kesehatan di daerah. Oleh menggunakan teknologi informasi sisa DAK tersebut tergantung
karena itu, kegiatan ini dihadiri oleh untuk mengembangkan rujukan besaran luaran kegiatan yang
perwakilan dinas kesehatan dari
online, rekam medis online dan akan dilaksanakan.
seluruh indonesia. Materi paparan
telemedicine, Efektivitas program 6. Apabila pada tahun 2016
kegiatan ini yaitu Program Prioritas
promotif dan preventif seperti terjadi keterlambatan dalam
Kemenkes 2017-2018 dari Biro
penerbitan Juknis DAK, maka
Perencanaan dan Anggaran, gerakan Masyarakat Hidup Sehat akan diterbitkan surat edaran
Penggunaan Dana Kapitasi JKN serta penegakan hukum dan yang berisi kisi-kisi Juknis
untuk Dukungan Biaya Operasional
disiplin seperti menegakkan etika DAK sehingga Dinkes dapat
pada FKTP milik Pemda dari Pusat
kedokteran, standar rumah sakit, merencanakan kegiatan.
Pembiayaan Jaminan Kesehatan,
dan lain-lain,” ujarnya. 7. Dalam rangka menjaga
Sosialisasi Permenkes No. 21
Rapat koordinasi teknik ketersediaan obat dan vaksin,
tahun 2016 tentang penggunaan
Direktorat Tata Kelola Obat Publik maka disarankan untuk saling
dana kapitasi oleh Biro Hukor,
dan Perbekalan Kesehatan tahun berbagi informasi persediaan
Kebijakan Dana Alokasi Khusus
2016 ditutup dengan sejumlah obat dan vaksin yang dimiliki
Bidang Kesehatan oleh Ditjen
rekomendasi, yaitu: antara Dit. Tata Kelola Obat
Perimbangan Ditjen Otonomi
1. Pemanfaatan dana kapitasi untuk Publik dan Perbekkes, Dinkes
Daerah Kemendagri.
belanja obat tidak terbatas pada Provinsi, Dinkes Kab/Kota secara
Pada sesi lainnya, dr. Azhar Jaya,
pasien JKN saja melainkan untuk berkala.
SKM, MARS dari Biro Perencanaan
melayani semua orang yang ada 8. Dengan diterbitkannya Peraturan
dan Anggaran memaparkan tentang
di Puskesmas. Pemerintah Nomor 18 tahun
program prioritas pembangunan
2. Pemanfaatan dana kapitasi 2016 tentang Perangkat Daerah,
kesehatan. Dalam paparannya
dalam pembelian obat menyebabkan perubahan
dijelaskan bahwa, empat hal yang
diutamakan untuk obat struktur organisasi Dinas
menjadi prioritas Kemenkes adalah
berdasarkan Fornas. Kesehatan Provinsi, Kab/ Kota
penurunan AKI & AKB (Kesehatan
3. Pembelian obat melalui dana pada tahun 2017. Untuk itu agar
Ibu & Anak termasuk Imunisasi),
kapitasi dilakukan apabila obat program bisa berjalan, perlu
perbaikan gizi khususnya stunting,
dan BMHP tidak tersedia di mengkomunikasikan kepada
pengendalian penyakit menular
Dinas Kesehatan Kab/Kota Pemerintah Daerah.
seperti AIDS, Tb, dan Malaria,
sementara terjadi kasus yang 9. Perlu ketegasan dalam
serta pengendalian penyakit tidak
membutuhkan obat dan BMHP penyampaian laporan.
menular seperti hipertensi, diabetes
tersebut. 10.Perlu dukungan payung hukum
melitus, obesitas dan kanker.
4. Perencanaan pemanfaatan dana terhadap one gate policy berupa
Dr. Azhar Jaya menambahkan,
dukungan operasional pada Permenkes.
arah kebijakan pembangunan
kesehatan yaitu memperkuat dana kapitasi tidak perlu dirinci
upaya promotif dan preventif berapa persen untuk kebutuhan
dengan Gerakan Masyarakat obat.
Hidup Sehat, meningkatkan akses
dan mutu pelayanan kesehatan,
mempercepat perbaikan gizi
masyarakat, dan meningkatkan
pelayanan keluarga berencana dan
kesehatan reproduksi. “Selain itu
ada juga arah kebijakan yang Kegiatan Diskusi Kelompok

20 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

PENINGKATAN PETUGAS DALAM PEMBINAAN


DAN PENGAWASAN SARANA PRODUKSI DAN
DISTRIBUSI ALKES & PKRT
S
alah satu upaya yang
dilakukan untuk mencapai
program Indonesia Sehat
terutama penguatan pelayanan
kesehatan dan JKN adalah dengan
meningkatkan akses dan mutu
fasilitas pelayanan kesehatan di
tingkat primer dan rujukan karena
setiap orang berhak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang optimal
dan terjangkau. Standarisasi fasilitas
kesehatan melalui akreditasi rumah
sakit maupun puskesmas dapat
terpenuhi jika didukung dengan Direktur Pengawasam Alat Kesehatan dan PKRT dalam kegiatan Peningkatan Petugas dalam
ketersediaan tenaga kesehatan Pengawasan Sarana Produksi dan Distribusi Alat Kesehatan dan PKRT
yang kompeten dan sarana
prasarana yang memadai, termasuk
didalamnya alat kesehatan. Untuk
itu dibutuhkan penguatan sistem
kesehatan, dimana di dalamnya pemanfaatannya, seperti yang Pengawasan Sarana Produksi dan
termasuk kefarmasian dan alat diamanatkan oleh UU No.36 Distribusi Alat Kesehatan dan PKRT
kesehatan. Alat kesehatan yang tahun 2009 tentang Kesehatan yang dilaksanakan pada tanggal
beredar dan digunakan dalam khususnya pasal 98. Untuk itu, 16 s.d 20 Mei 2016 di Hotel Grand
pelayanan kesehatan haruslah pembinaan dan pengawasan alat Aquila Bandung, Jawa Barat.
terjamin mutu, keamanan, dan kesehatan sangat diperlukan
pemanfaatannya. Dalam hal ini, untuk melindungi masyarakat dari Pengawasan tidak hanya
pengawasan menjadi sangat penting bahaya penggunaan alat kesehatan dilakukan terhadap produk alat
untuk dilakukan, tidak hanya yang tidak tepat dan/atau tidak kesehatan yang beredar di
terhadap produk alat kesehatan di memenuhi persyaratan mutu, pasaran, tetapi juga terhadap
pasaran tapi bahkan sampai ke keamanan, dan kemanfaatan. sarana produksi alat kesehatan
sarana produksi dan distribusi alat “Alat kesehatan yang beredar dan PKRT serta sarana distribusi
kesehatan. di Indonesia harus memiliki alat kesehatan. Khusus berkaitan
izin edar dan terjamin mutu, dengan distribusi alat kesehatan,
Sampai dengan tahun 2015, keamanan, kemanfaatan dan Kementerian Kesehatan telah
sebanyak 1985 alat kesehatan telah keterjangkauannya. Di-era JKN, menerbitkan Permenkes 1191/
terdaftar atau telah memiliki ijin edar selain keempat faktor tersebut, MENKES/PER/VIII/2010 Tahun
yang dikeluarkan Direktorat cost effective menjadi bahan 2010 yang mengatur penyaluran
Jenderal Kefarmasian dan Alat pertimbangan yang harus dipikirkan alat kesehatan mulai dari perizinan
Kesehatan, Kementerian Kesehatan. sejak saat ini” demikian disampaikan sampai pembinaan dan
Alat kesehatan yang telah beredar oleh Dirjen Farmalkes, Maura pengawasan. Pengawasan sarana
tersebut tentunya harus selalu Linda Sitanggang pada pembukaan distribusi alat kesehatan bertujuan
terjamin keamanan, mutu dan acara Peningkatan Petugas dalam untuk memastikan sarana distribusi

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 21


LIPUTAN
tersebut tetap memenuhi cara lanjut Maura. penurunan kualitas dan kinerja
distribusi alat kesehatan yang baik, Peran Dinas Kesehatan selama proses penyimpanan,
serta memberikan masukan jika Provinsi dan Kab/Kota menjadi penggunaan dan transportasi. Oleh
dijumpai ketidakpatuhan sangat penting dalam karena itu, pemenuhan petugas yang
dan ketidaksesuaian kegiatan mengimplementasikan delegasi kompeten di bidang pengawasan alat
penyaluran produk alat kesehatan. yang diberikan oleh Pemerintah, kesehatan dan PKRT sangat
Pengawasan sarana distribusi antara lain memberi rekomendasi esensial, untuk memperkuat fungsi
dilaksanakan oleh untuk perizinan sertifikasi produksi pembinaan

pemerintah secara berjenjang dan dan pengawasan alat kesehatan dan


membutuhkan kerjasama aktif dari PKRT yang didelegasikan Pusat.
Penyalur Alatdalam
Narasumber Kesehatan, cabang
memberikan paparan Melalui kegiatan Peningkatan
Penyalur Alat Kesehatan, dan Petugas dalam Pengawasan
pengguna (fasilitas pelayanan Sarana Produksi dan Distribusi Alat
kesehatan dan masyarakat). Kesehatan dan PKRT ini diharapkan
“Pembinaan dan pengawasan alat kesehatan dan PKRT dan izin dapat memenuhi kebutuhan akan
alat kesehatan sangat diperlukan penyalur alat kesehatan. Bersama petugas yang kompeten, serta
untuk melindungi pengguna baik di Pemerintah Pusat, melaksanakan mengoptimalkan peran daerah dalam
fasilitas kesehatan dan masyarakat pembinaan dan pengawasan untuk pembinaan dan pengawasan alat
dari bahaya penggunaan yang tidak menjamin terpenuhinya atau kesehatan dan PKRT, termasuk
tepat dan/atau tidak memenuhi terpeliharanya persyaratan Cara pengawasan terhadap sarana
persyaratan mutu, keamanan, dan Pembuatan Alat Kesehatan/PKRT produksi dan distribusi.
kemanfaatan, melalui pengawasan yang baik dan Cara Distribusi Alat
pre market sampai post market” Kesehatan yang Baik.
Di sisi lain, perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjamin alat
kesehatan/PKRT aman, bermutu
dan bermanfaat melalui penerapan
Cara Pembuatan Alat Kesehatan
/ PKRT Yang Baik dan tidak terjadi

22 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

Lulusan Apoteker
Harus Terstandar

Sekretaris Dinkes Provinsi Jawa Timur,


Ketua Komite Farmasi Nasional, dan
Sesditjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan

“Dinas Kesehatan
Provinsi dapat
K etua Komite Farmasi
Nasional Drs. Purwadi,
Apt., M.M., M.E. membuka
Rapat Koordinasi Komite Farmasi
Nasional yang diselenggarakan
dengan tujuan untuk menjamin dan
meningkatkan mutu tenaga
kefarmasian dalam melakukan
pekerjaan kefarmasian. Pada rapat
koordinasi sebelumnya di tahun
menerbitkan STRTTK di hotel Singgasana Surabaya 2015, telah dibahas mengenai
Rabu malam (3/8/16), kegiatan “Kapasitas untuk menyediakan
bagi lulusan sekolah berlangsung dari tanggal 3 – 6 pelayanan kefarmasian yang baik
Agustus 2016. Turut hadir dalam tergantung pada dua hal yaitu
menengah farmasi acara pembukaan tersebut tenaga kerja yang kompeten dan
Sekretaris Direktorat Jenderal Bina tenaga akademis yang mampu
(baik yang telah Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Dr. mencetak tenaga kerja yang
Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, kompeten tersebut”. Untuk itu maka
bekerja sebelum Apt. MARS. dan Sekretaris Dinkes pembinaan dan pengawasan harus
Provinsi Jawa Timur, Hertanto diperkuat antara Pusat, Daerah,
adanya Undang- O, SKM, Msi dan para undangan BPOM, Organisasi Profesi, dan
yang terdiri dari perwakilan Dinas masyarakat. KFN sendiri akan turun
Undang Tenaga Kesehatan Provinsi, PD IAI, dan ke lapangan untuk melihat apoteker
perguruan tinggi. praktik di lapangan.
Kesehatan maupun Kegiatan ini adalah Rapat Dalam Rapat Koordinasi kali
lulusan baru setelah Koordinasi Komite Farmasi Nasional ini akan dilakukan pembahasan
ke-4 yang terselenggara sejak tahun tentang peran antara apoteker
UU tenaga kesehatan) 2013 dari awal berdirinya KFN
yang dibentuk pada tahun 2011
dengan tenaga teknis kefarmasian
secara berimbang dan diharapkan
dengan masa berlaku
hingga Oktober 2020”

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 23


LIPUTAN
dapat menghasilkan rumusan asisten tenaga kesehatan tersebut bekerja di luar negeri, bekerja di luar
untuk diimplementasikan oleh tidak meningkatkan kualifikasi lingkup pekerjaan kefarmasian, atau
tenaga kefarmasian sehingga pendidikannya sampai minimal meninggal dunia).
mampu menempatkan (kembali) jenjang Diploma Tiga, maka STRTTK Ketersediaan apoteker terus
kepercayaan masyarakat pada yang bersangkutan dinyatakan tidak didukung oleh 28 ‘plus’ perguruan
profesi apoteker. berlaku. tinggi farmasi dengan program studi
Pada Rapat Koordinasi tahun Registrasi tenaga kesehatan oleh Apoteker. Ke-28 plus institusi ini
2016 ini juga akan membahas negara merupakan pencatatan resmi terus memproduksi apoteker baru
beberapa masalah yang terkait sebagai bentuk pengawasan terhadap yang akan menutupi penurunan
dalam penerbitan Surat Tanda tenaga kesehatan dalam wilayah jumlah apoteker ‘lawas’. Segera,
Registrasi Apoteker (STRA), di tertentu. Kekuatan hukum registrasi akan ada beberapa perguruan tinggi
antaranya STRA bagi apoteker tenaga kesehatan jelas diatur dalam yang akan membuka jurusan
lulusan luar negeri yang akan undang-undang. apoteker di Indonesia. Angka 3.768
melakukan pekerjaan kefarmasian di Hukum pidana akan dikenakan Apoteker yang lulus pada tahun
Indonesia, pemalsuan STRA, dan kepada tenaga kesehatan yang 2012 melonjak ke 5.173 pada
soal uji kompetensi sebagai dengan sengaja menjalankan tahun 2015. Total apoteker ‘baru’
prasyarat kepengurusan STRA. praktik tanpa memiliki STR. ditambah apoteker yang melakukan
Komite Farmasi Nasional sebagai STRA dapat bersifat fakultatif registrasi ulang per akhir Juli 2016
lembaga nonstruktural yang maupun obligatif. Seorang Apoteker adalah 32.386 apoteker. Angka
bertanggung jawab kepada yang bekerja tidak dalam ruang ini menunjukkan perbandingan
Menteri Kesehatan melalui Direktur lingkup pekerjaan kefarmasian, tidak apoteker dengan jumlah penduduk di
Jenderal Kefarmasian dan Alat wajib memiliki STRA. Di luar itu, Indonesia pada rasio 1:7.700,
Kesehatan, bertugas menjaga Apoteker wajib teregistrasi di KFN. sementara rasio nasional 1 : 11.111
dan meningkatkan mutu tenaga Pada tahun 2011, dimana terjadi (tahun 2014, Kepmenko Kesra No.
kefarmasian, salah satunya melalui peralihan Surat Penugasan (SP) 54 tahun 2013).
registrasi apoteker. ke STRA, KFN mencatat sejumlah Sebagian besar perguruan tinggi
Salah satu yang menjadi 30.073 Apoteker di Indonesia. Pada memiliki kecenderung peningkatan
pembahasan adalah pemberian tahun 2016, tahun registrasi ulang jumlah lulusan apoteker dari tahun ke
STRTTK bagi lulusan sekolah pertama, sampai dengan akhir Juli tahun, harapannya adalah seluruh
menengah farmasi. Dengan yang lalu, baru 11.273 Apoteker perguruan tinggi dapat menjaga
mengacu pada Undang-Undang yang mengajukan perpanjangan kualitas lulusannya dengan menjaga
Tenaga Kesehatan No. 36 tahun STRA. Hal ini menimbulkan kualitas kelulusan yang terstandar.
2014 dan Surat Kepala BPPSDM beberapa presumsi. Apakah banyak
Kesehatan yang menjawab Apoteker
pertanyaan dari beberapa Dinas yang tidak
Kesehatan Provinsi, Direktorat terpapar
Jenderal Kefarmasian dan Alat aturan
Kesehatan membuat Surat Edaran registrasi
yang pada intinya menyatakan ulang?
bahwa Dinas Kesehatan Provinsi Apakah
dapat menerbitkan STRTTK bagi hanya 38%
lulusan sekolah menengah farmasi Apoteker
(baik yang telah bekerja sebelum ‘lawas’
adanya Undang-Undang Tenaga yang masih
Kesehatan maupun lulusan baru berada di
setelah UU tenaga kesehatan) Indonesia
dengan masa berlaku hingga (sisanya
Oktober 2020. Bila setelahnya

Kepala Bagian Kepegawaian dan Umum Setditjen Farmalkes beserta peserta

24 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


LIPUTAN

S KOORDINASI PUSAT
inergi pusat-daerah
merupakan penentu
utama kelancaran
pencapaian tujuan dan sasaran
pembangunan. Sinergi pusat-

DAN DAERAH
daerah dan antardaerah dilakukan
dalam seluruh proses mulai
dari perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan evaluasi yang
mencakup kerangka kebijakan, peraturan perundang-undangan dengan tupoksi Ditjen Farmalkes.
regulasi, anggaran, kelembagaan, nasional baik Undang-undang, Selain itu juga membahas mengenai
dan pengembangan wilayah. Sinergi Peraturan Pemerintah, Peraturan Dana Alokasi Khusus (DAK), dan
dalam kerangka regulasi diarahkan Presiden dan Peraturan Menteri. konsultasi penanganan kasus vaksin
untuk mendorong harmonisasi Dalam hal percepatan palsu. Kunjungan rombongan
peraturan perundang-undangan baik pelaksanaan pembangunan anggota DPRD diterima oleh pejabat
dalam bentuk Undang-Undang, kesehatan, koordinasi dan Eselon II dan III Ditjen Farmalkes.
Peraturan Pemerintah, Peraturan sinergisme antara pemerintah Selain itu, adapula kunjungan
Daerah, Peraturan Presiden, dan pusat dan daerah adalah faktor

DPRD untuk meminta masukan


Peraturan Menteri sehingga dapat penting. Sehingga pemerintah terkait penanganan suatu masalah
Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah
mendukung pelaksanaan program daerah perlu meminta kesehatan di wilayahnya. Dalam hal
dan kegiatan yang tercantum dalam pertimbangan dan konsultasi dari ini misalnya seperti yang dilakukan
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) pemerintah pusat apabila ingin oleh DPRD Kabupaten Tuban,
tahun berjalan dalam koridor membuat peraturan daerah yang datang untuk berkonsultasi
RPJMN. Selain itu, sinergi juga (perda). Sampai akhir Agustus mengenai maraknya
diarahkan untuk meningkatkan 2016, setidaknya ada lima daerah penyalahgunaan NAPZA di wilayah
kesepahaman, kesepakatan dan yang anggota DPRD-nya melakukan Tuban. Diharapkan dari hasil
ketaatan dalam melaksanakan kunjungan ke Ditjen Farmalkes konsultasi dengan Ditjen
peraturan perundang-undangan. yaitu DPRD Kabupaten Bojonegoro, Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Oleh karena itu, setiap kebijakan Bangka Tengah, Gorontalo, Tuban, dapat diperoleh langkah-langkah
dan peraturan perundang- Padang, dan Manado. Kunjungan kebijakan yang bisa dilaksanakan
undangan di daerah baik Peraturan anggota DRPD tersebut untuk dalam upaya menekan tingkat
Daerah, Peraturan Gubernur, membahas mengenai rancangan penyalahgunaan NAPZA di wilayah
Peraturan Bupati dan Peraturan peraturan daerah yang akan dibuat tersebut.
Walikota harus harmonis dan oleh pemerintah daerah setempat Kunjungan DPRD yang terkait
sinkron dengan kebijakan dan dan raperda tersebut berhubungan

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 25


LIPUTAN

A
pakah bahan kimia itu? apa itu bahan kimia.
Banyak orang tidak yakin Bahan kimia adalah seluruh
materi dengan komposisi tertentu
untuk mendefinisikan
baik zat tunggal maupun campuran.
bahan kimia. Seringkali bahan
kimia dikaitkan dengan benda Zat tunggal (substance) didefinisikan
yang terbatas pada persepsi sebagai materi yang jelas
bahan kimia sebagai “laboratory terdefinisi atau UVCB (Unknown
things”. Bila ada pertanyaan apakah or Variable composition, Complex
alkohol, bensin, pestisida, dan air reaction products or Biological
aki adalah bahan kimia? Banyak materials). Contoh zat tunggal

dengan kebijakan dana alokasi


Mari terapkanSound
Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah
khusus selain sebagai bentuk
advokasi, juga karena salah satu Management of
Chemical Demi
fungsi DPRD adalah pengawasan.
Terutama untuk memastikan
pelaksanaan anggaran harus

Diri, Keluarga, dan


didasarkan pada kinerja yang
akan dihasilkan (anggaran
berbasis kinerja). Selain itu, dalam

Lingkungan yang
upaya meningkatkan efektivitas
pelaksanaan DAK, ada beberapa
langkah yang harus ditempuh

Lebih Sehat
Pusat-Daerah antara lain adalah:
sinergi perencanaan DAK antara

Oleh : Muhammad Zulfikar Biruni, Apt.


kementerian/lembaga dan satuan
kerja perangkat daerah agar orang menjawab bahwa benda- ialah air murni, gas hidrogen,
pengelolaan dan pemanfaatan benda tersebut adalah bahan kimia, dan nikotin. Campuran ialah
DAK benar-benar mendorong namun bila ditanya apakah pulpen, komposisi gabungan dua atau lebih zat,
peningkatan pelayanan publik cat, sofa, bakso, daging, mainan contoh campuran ialah cat, pasta gigi,
di daerah dan mendukung anak, dan pakaian termasuk bahan
pencapaian prioritas nasional; kimia? tidak banyak orang yang
memberi kewenangan kepada mengetahui bahwa benda-benda
Kepala Daerah (Bupati) dalam tersebut juga bahan kimia yang
pelaksanaan DAK sehingga berbentuk goods/articles (barang).
masuk dalam APBD, serta Ketidaktahuan atas hal
menjamin efektivitas program tersebut seringkali
dan kelancaran pelaporan; serta menjurus pada salahnya
sinkronisasi petunjuk pelaksanaan persepsi terkait
dan petunjuk teknis yang keamanan
dikeluarkan kementerian/lembaga bahan kimia.
agar sesuai dengan kebutuhan Oleh karena itu
ada baiknya kita contoh substance
daerah dan peraturan perundang- (baking soda dan air raksa)
undangan yang berlaku. definisikan dulu

26 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


ARTIKEL
Sound Management peluang pasar
yang besar dan
of Chemical (SMC) seringkali
adalah pengelolaan mengesampingkan
keamanan bahan
produksi dan kimia itu sendiri
sehingga seringkali
penggunaan bahan dampak negatif dan
ketidakamanan
pembersih lantai, dan kosmetik. Adapun goods/
articles (barang) ialah objek bahan/komposisi yang kimia melalui bahan kimia baru
diketahui jauh
dibentuk dan didesain sedemikian rupa melalui proses
produksi sehingga meningkatkan nilai bahan tersebut
cara-cara yang bertahun-tahun
setelah proses
bila dibanding sebagai bahan kimia biasa, contoh
goods/articles ialah pakaian, kursi plastik, piring melamin,
tidak mengarah invensi itu sendiri,
padahal bahan
dan mainan anak. pada timbulnya kimia telah dipakai
Berdasarkan definisi tersebut, jelaslah bahwa
dampak yang secara luas oleh
sebetulnya bahwa bahan kimia melingkupi hampir konsumen.
seluruh aspek kehidupan manusia. Makanan yang kita
makan seringkali terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, membahayakan Seringkali kita
mengacuhkan
garam, bahkan bahan tambahan makanan seperti
monosodium glutamat dan pengawet makanan, yang bagi manusia dan keamanan bahan
kimia yang sengaja
kesemuanya adalah bahan kimia.
Obat dan kosmetik juga merupakan bahan kimia.
lingkungan kita gunakan atau
bahkan terpapar
Pertanyaan penting yang harus kita tanyakan pada
diri kita adalah: amankah bahan kimia tersebut?
(United Nations dengan tidak
sengaja. Kita tidak
Produksi bahan kimia di dunia melonjak secara Environment acuh terhadap
sejak perang dunia ke-2 dan penggunaannya naik makanan yang kita
secara tajam dari 1 juta ton per tahun menjadi Programme)
500 juta ton per tahun pada saat ini. Industri kimia
merupakan industri yang berkembang paling cepat di makan apakah mengandung bahan kimia berbahaya
dunia dan merupakan 10% porsi perekonomian global. seperti boraks atau formalin. Kita acuh terhadap jajanan
Jenis bahan kimia yang telah berhasil manusia ciptakan anak di sekolahnya yang mungkin mengandung pewarna
sampai saat ini mencapai 100.000 jenis dengan tekstil dan bahan pengawet berlebih. Bahkan kita acuh
terhadap udara yang kita hirup setiap saat padahal
spesifikasi fungsi dan keamanan yang
udara sendiri banyak sekali bahan kimia
sangat beragam. Walau demikian, proses
yang mungkin berbahaya di udara, terutama di daerah
invensi dan pengembangan bahan kimia
yang terpapar polusi: asap kendaraan, limbah industri, dan
tidak berfokus pada keamanan, namun
tentu saja disekitar orang yang merokok. Beberapa barang
berfokus
yang kita gunakan sehari-hari bahkan terkadang kita tidak
pada pemanfaatan di industri. pedulikan keamanannya.
Industri akan sangat tertarik pada Beberapa goods/articles seperti pakaian, mainan anak,
bahan kimia yang bernilai tinggi peralatan elektronik seperti telepon genggam seringkali
dan memungkinkan untuk mengandung bahan kimia seperti fire-
memproduksi retardant chemicals-senyawa pelindung dari api
suatu article (seperti Polybrominated diphenyl ethers,
yang memiliki PBDEs). Selain itu senyawa-senyawa seperti
bisphenol, residu pelarut, dan residu logam
berat seringkali ditemukan pada peralatan
elektronik. Ketidakacuhan ini kemudian

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 27


ARTIKEL

Perdagangan bahan kimia dunia tahun 2013 (dalam milliar Euro)

akan berdampak pada banyak dan pestisida yang tidak tepat akan kerusakan lingkungan, paparan bahan
hal termasuk lingkungan dan menyebabkan pencemaran air, kimia berbahaya tentu akan
kesehatan. tanah, bahkan menjadi racun bagi mempengaruhi kesehatan manusia,
Ketidaktahuan dan tubuh manusia. Kendaraan yang walaupun gejala kesakitan mungkin
ketidakacuhan terkait bahan kimia menggunakan bahan bakar fosil bukan terlihat dalam waktu dekat,
dan penanganan yang benar (minyak bumi) akan menghasilkan namun bisa jadi berpuluh tahun
terutama akan berdampak pada gas karbonmonoksida, timbal, kemudian. Beberapa bahan kimia
lingkungan dan kesehatan manusia maupun senyawa sulfur yang akan mungkin akan memperlihatkan gejala
maupun hewan. Sebagai contoh mencemari udara. Rokok bukan alergi pada awalnya. Namun, beberapa
penggunaan bahan kimia seperti saja mencemari udara melalui asap bahan lain seperti logam berat akan
deterjen, chemical softeners (seperti beracunnya, namun juga air dan menyebabkan kerusakan saraf pada
phthalates, biasa ada di kosmetik, tanah melalui pencemaran puntung manusia, dan beberapa bahan
karpet, lantai vinyl, dan mainan rokok (mengandung banyak sekali merupakan karsinogen (pemicu
anak), stiren pada sterofoam (biasa bahan kimia berbahaya) yang kanker).
sebagai wadah makanan), pelumas, dibuang sembarangan. Selain Beberapa bahan kimia itu sendiri

28 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016


ARTIKEL
seringkali bersifat persisten dan SMC didukung oleh legislasi yang
membahayakan dari bahan kimia
bioakumulatif. Persisten artinya kuat dan komprehensif serta
terhadap lingkungan dan kesehatan
bahan kimia tersebut sulit untuk diterapkan dengan nyata dalam
dapat dihindarkan.
terdegradasi sehingga akan kehidupan sehari-hari. Sebagai
Pada lingkup penggunaan bahan
bertahan sangat lama di lingkungan contoh di negara Swedia, SMC
kimia maupun goods/articles, SMC
dalam kondisi alamiahnya, sebagai diterapkan secara komprehensif
dapat diterapkan dengan mudah pada
contoh logam berat (merkuri, dibawah Swedish Chemical Agency
kehidupan sehari-hari.
timbal, dan kadmium) dan residu (kemikalieinpektionen, KEMI). SMC
Implementasi yang dapat dilakukan
PCB (polyclorinated biphenyl) diimplementasikan mulai dari
oleh kita mulai dari rumah dan
pada peralatan elektronik, semen, registrasi bahan kimia, registrasi
lingkungan sekitar ialah antara lain
cat, dan kabel listrik; pestisida produksi, penerapan sistem
melalui:
dichlorodiphenyltrichloroethane, klasifikasi dan penandaan (global 1. Mencari informasi terkait
DDT (atau metabolitnya, DDE) harnonization system on classification bahan kimia untuk menambah
pada bahan pangan, stiren dan and labelling of chemicals - GHS) pengetahuan untuk
polistiren. Sedangkan bioakumulatif pada bahan kimia maupun goods/ meningkatkan kewaspadaan
artinya zat bertahan lama di dalam articles, pengendalian perdagangan, terkait penanganan dan
tubuh makhluk biologis seperti penanganan sampah (waste penggunaan bahan kimia yang
manusia dan hewan. Beberapa product), sampai daur ulang. baik dan benar. Kita harus
zat yang bioakumulatif seperti Masyarakat
logam berat (emas, merkuri, timbal,
juga diberikan
kadmium yang terpapar masuk ke
pengetahuan
dalam tubuh melalui perhiasan,
secara
peralatan elektronik, ikan, dan
berkala untuk
asap kendaraan bermotor) dan
meningkatkan
nikotin akan tetap bertahan dalam
awareness
tubuh pria sedangkan pada tubuh
terhadap
wanita mungkin dapat dikeluarkan
pengunaan
melalui via ASI dari ibu ke bayinya.
dan
Saat ini, negara-negara di Eropa
pengelolaan
sedang sangat memperhatikan isu
bahan kimia
-defenceless of the unborn- akibat
sehingga
bahan kimia persisten dan
dampak
bioakumulatif ini.
Lalu, apa peranan Sound
Management of Chemical (SMC)
untuk mencegah dampak negatif
maupun membahayakan bahan
kimia bagi manusia dan
lingkungan? Pada dasarnya SMC
adalah pengelolaan bahan kimia
secara menyeluruh mulai dari
produksi, distribusi, perdagangan,
penggunaan, sampai daur-ulang
bahan kimia. SMC telah diterapkan
dengan baik di negara-negara maju contoh
di kawasan Eropa, Australia, Korea
dan Jepang. Pada negara- negara pictogram
tersebut, implementasi GHS

Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016 29


ARTIKEL
memahami bahwa tidak semua rokok, maupun dalam situasi terdapat after-taste, dan tahan
bahan kimia berbahaya. Banyak lainnya, bisa jadi ada bahan kimia lama (tidak mudah membusuk),
yang diklasifikasikan aman berbahaya yang ter-inhalasi mungkin didalamnya terdapat
maupun considered safe (seperti (terhirup) masuk ke dalam tubuh. residu pestisida, antibiotik,
monosodium glutamate, MSG). Penggunaan masker pewarna buatan, bahkan pemanis
Cara yang paling mudah ialah yang tepat seperti masker buatan. Dalam hal ini, SMC dapat
dengan membaca informasi particulate respirator terstandard diimplementasikan melalui
pada label kemasan. Saat National Institute of Occupational pemakaian pestisida yang lebih
ini, di Indonesia juga telah Safety and Health (NIOSH) bisa aman dan good agriculture
diinisiasi implementasi GHS. digunakan untuk mencegah practice (GAP) buah dan sayuran
Salah satu fungsi GHS ialah paparan bahan kimia melalui yang lebih baik, pemrosesan
memberikan kemudahan bagi udara. Perlu diperhatikan bahwa pasca panen yang baik, dan tentu
konsumen yang menggunakan zat kimia berukuran mikro dan saja kita dapat menanam sendiri
bahan kimia ataupun goods/ nano bahkan bisa masuk ke sayuran dan buah dengan bebas
articles untuk memahami peredaran darah bila terhirup dan pestisida misal melalui metode
cara penggunaan maupun tentu saja mungkin dapat hidroponik dan sebagainya.
penanganan bahan tersebut. mengakibatkan masalah pada Sebagai kesimpulan, walaupun
Selain melalui label, data dan kesehatan manusia. pada kenyataannya beberapa
informasi dapat dicari pada 3. Mengganti bahan kimia bahan kimia dapat memberikan
penelusuran sumber database berbahaya (harmful/toxic dampak negatif, yang harus
bahan kimia internasional baik chemicals) dengan bahan kimia kita lakukan ialah tidak perlu
data fisikokimia maupun data yang kurang berbahaya (less takut tapi harus waspada dalam
toksisitas yang dapat diakses harmful/less toxic chemicals). menggunakan bahan kimia.
melalui beberapa website seperti Sebagai contoh bila mainan Penggunaan bahan kimia dan
ChemIDplus, Toxnet, HSDB. anak, peralatan elektronik, dan goods/articles yang baik dan benar
Adapun database data dan barang plastik teraba seperti licin bukan saja akan memberikan
informasi bahan kimia yang lebih berminyak (oily feeling) lalu keamanan lingkungan, juga
komprehensif juga dapat diakses kemudian rasa berminyak itu kesehatan manusia. Kewaspadaan
dari website organisasi tidak terasa setelah beberapa yang melahirkan penanganan
internasional seperti UNEP, saat. Bisa jadi benda-benda bahan kimia yang benar melalui
OECD, ECHA, KEMI, CEFIC, tersebut mengandung bisphenol SMC akan dapat membantu
dan/atau phthalates. Hilangnya penjagaan tingkat kesehatan
AISE, Eurocolour, TRI, E-PRTR,
rasa berminyak tersebut karena masyarakat. Oleh karena itu, mari
dan UNEP Ozone. Dengan
phthalates telah diabsorpsi kita bersama terapkan Sound
mengetahui data dan informasi
(diserap) masuk ke dalam tubuh Management of Chemical, mulai
bahan kimia, baik berupa single
melalui kulit. Solusinya substitusi dari diri sendiri dan keluarga,
substance, campuran (mixture),
benda-benda tersebut, misal mulai dari lingkup rumah lalu bila
maupun article, kita dapat
mainan dan tempat makan anak mampu diterapkan di lingkungan
mengetahui penanganan apa
dipilih yang bebas bisphenol yang lebih luas seperti masyarakat
yang harus dilakukan dalam
(BPA-free plastic) maupun dan lingkungan kerja. Hal ini
pemakaian bahan kimia tersebut.
phthalates, dan sebagainya. perlu diterapkan semata-mata
2. Menghentikan dan mencegah
4. Menggunakan bahan kimia agar tercipta lingkungan, diri, dan
penggunaan serta
menghindarkan paparan dengan tepat dan efisien. keluarga yang lebih sehat hari ini
Sebagai contoh, bila buah dan dan masa depan.
bahan kimia terutama yang
berbahaya. Sebagai contoh bila sayuran memiliki tampilan mulus,
kita mencium bau menyengat di tidak cacat, tidak ada bekas
suatu tempat, mungkin dari gigitan serangga, berwarna
polusi kendaraan bermotor, asap menyolok, sangat manis namun

30 Buletin INFARKES Edisi IV - Agustus 2016

You might also like