You are on page 1of 6

1.

7 Diagnosis
Diagnosis Klinis : Traumatic Brain Injury GCS 14
Closed Fracture Right Distal Radius Salter Harris
type V
Closed Fracture 1/3 Proximal Right Femur
Diagnosis Radiologi : Fraktur Salter Harris os Radius type V
Diagnosis Pra Bedah : Fraktur Salter Harris os Radius type V
Diagnosis Pasca Bedah : Fraktur Salter Harris os Radius type V

1
II. DISKUSI
DIAGNOSIS

Untuk mendiagnosis fraktur, dibutuhkan beberapa informasi


antara lain :

 Anamnesis

Dari anamnesis didapatkan pasien yang datang dengan keluhan


nyeri dan sendi yang terlokalisir, yang didahului oleh trauma
(seperti jatuh, benturan). Luka pada ekstremitas bawah timbul
karena ketidakmampuan tubuh untuk menahan berat badan pada
bagian yang luka. Luka pada ekstremitas atas timbul karena
terjadi kelemahan fungsi dan keterbatasan untuk bergerak pada
sendi yang luka.12

 Pemeriksaan Fisik

Yang sangat penting dalam menilai pasien dengan fraktur


adalah memperhatikan luka pada muskuloskeletal dan ABC
(airway, breathing, circulation) juga harus diperhatikan.
Gejala-gejala yang sering pada tubuh adalah nyeri , deformitas,
bengkak, dan kelainan lainnya.1,8,11

Pada pemeriksaan fisis tulang, tidak hanya palpasi tulang yang


terjadi deformitas atau krepitasi tetapi yang sangat penting juga
untuk dinilai adalah pergerakan sendi. Pada awalnya penilaian
neurovaskularisasi. Pengukuran nadi merupakan sesuatu yang
penting, tetapi yang lebih penting menilai ekstremitas, hangat
atau dingin. Apabila terjadi iskemik pada tungkai, dingin, dan
nadi tidak teraba, ini adalah sesuatu kegawatan. Pertolongan
pertama dilakukan hingga tangan menjadi hangat dengan
kapiler darah terisi kembali merupakan sesuatu yang harus
dilakukan.2

2
Pada saat menilai fraktur, yang harus diperhatikan jaringan
lunak karena pada fraktur akut biasanya disertai trauma jaringan
lunak. Pada inspeksi didapatkan abrasi kulit, memar dan
bengkak.1,8,11

 Pemeriksaan penunjang

Dalam pemeriksaan foto X-Ray dapat dilakukan untuk


menentukan tipe fraktur berdasarkan klasifikasi Salter-Harris
dengan posisi Comparison views yaitu untuk mengetahui
pertumbuhan kedua lempeng yang diambil pada posisi yang
sama pada kedua sendi untuk menilai sendi yang sakit. Pada
gambar lain, semua ekstremitas termasuk sendi yang sakit pada
tulang panjang. Lapisan lemak anterior dan posterior
merupakan tanda yang dapat membantu untuk mengetahui
fraktur yang tidak diketahui. 6,8,11,12

Pemeriksaan CT-Scan tulang dengan posisi lateral dan anteroposterior


(AP) sangat penting dilakukan untuk menilai fraktur fragmen epifisis,
dan pada pasien dengan rencana tindakan operatif.4

Pemeriksaan MRI digunakan untuk persiapan tindakan operatif dan


menilai fraktur berdasarkan klasifikasi Salter-Harris. Tetapi,
pemeriksaan ini sangat jarang dilakukan dan bukan merupakan
pemeriksaan yang sangat penting.4

2.5. RESUME KLINIS


Tanda dan gejala yang ada adalah akibat dari kecelakaan lalu
lintas yang dialami pasien. Mengetahui mekanisme dari trauma yang
dialami berperan penting dalam memahami potensi cedera yang
dialami. Pemeriksaan fisis yang dialami dapat bervariasi, anak – anak
kebanyakan menghindari menggunakan sisi ekstremitas yang cedera
serta biasa mengeluh nyeri saat palpasi.

3
GEJALA KLINIS TERKAIT PADA KASUS

o Nyeri palpasi daerah fraktur

o Range of motion tangan kanan terbatas

o Tampak deformitas pada sendi pergelangan tangan dextra

o Bengkak dan teraba hangat daerah fraktur

4
DAFTAR PUSTAKA

1. Raid, Janet et al. 2013. Pediatric Radiology. Oxford University Press.

2. Karrer FM. 2014. Pediatric Duodenal Atresia. http://emedicine.medscape.

com/article/932917-overview#showall. Updated: Aug 09, 2016

3. Mandel G. Duodenal Atresia. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/408582-print. Updated 28 Agustus

2007. Updated: Oct 07, 2015

4. Walters, Michele & Robertson, Richard L. 2016. Pediatric Radiologi: The

requisites E-Book. Elsevier Health Sciences.

5. Kumar, et al, 2011. Diagnostic Radiology: Paediatric Imaging. Jaypee

Brothers Medical Publishers.

6. James Erickson BS, Michele Retrouvey MD, Jennifer Rush DO, Anthony

P. Trace MD, PhD. 2016. Simultaneous duodenal stenosis and duodenal

web in a newborn. Published by Elsevier Inc. under copyright license from

the University of Washington.

7. Radiopaedia. Duodenal atresia. 2018. Available at:

http://radiopaedia.org/articles/duodenal-atresia

8. Emmanuel A. Ameh, Stephen W. Bickler, Kokila Lakhoo, Benedict C.

Nwomeh, and Poenaru. 2011. Paediatric Surgery: A Comprehensive Text

for Africa is publishe by the Global HELP Organization. Seattle, WA,

USA

9. www.pennstatehershey.adam.com

10. Snel R. 2006. Clinical anatom for medical student ed 6 terjemahan.


Hartanto H ed. Jakarta ;p. 223-226.

5
11. Price, S & Wilson, L. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Ed 6. Jakarta ;p. 437-443.

12. Faiz U, Moffat,D. 2004. At a glance series anatomi. Rahmania A ed.

Jakarta: Erlangga ;p, 34-37.

13. Eroschenko V. 2003. diFiore’s Atlas of Histolog with Functional


Correlations ed 9 terjemahan. Tambaong J ed. Jakarta :p. 196-197.
14. Alan PL, James AM. Congenital Duodenal Abnormalies in a Adult. Arch

Surgery.2001;136:578-561

15. Free FA, Barry G. Duodenal Obstruction in the Newborn Due To Annular

Pancreas. Surg.2004;103:321-325

You might also like