Professional Documents
Culture Documents
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum inpartu yaitu bila
pembukaan serviks pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang
dari 5 cm. Persalinan ketuban pecah dini ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
yaitu kelainan letak janin, kehamilan ganda, kelainan bawaan dari selaput ketuban,
kelainan panggul 3
sebelum inpartu, pada pembukaan <4 cm ( fase laten ). Hal ini dapat terjadi pada
2.2.Penyebab KPD 3
3. Pengaruh dari luar yang melemahkan ketuban seperti infeksi genetalia dan
banyaknya air ketuban melebihi 200 cc. Hidramnion dapat terjadi pada
8. Faktor yang berhubungan dengan berat badan sebelum dan selama hamil,
10. Usia ibu yang lebih tua mungkin menyebabkan ketuban kurang kuat dari
Usia untuk reproduksi optimal bagi seorang ibu adalah antara umur 20-35
12. Paritas,
Wanita yang telah melahirkan beberapa kali dan pernah mengalami KPD
tanda inpartu.
13. Anemia
Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian intrauterin,
prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah infeksi.
(1) HB > 11 gr %, tidak anemia, (2) 9-10 gr % anemia sedang, (3) < 8 gr %
anemia berat.
2.3.Epidemiologi KPD3
Ketuban pecah dini premature terjadi pada 1% kehamilan. Pecahnya selaput
ketuban berkaitan dengan proses biokimia yan terjadi dalam kolagen matriks
ekstrasluler amnion, korion, dan apoptosis membrane janin. Membran janin dan
desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput keuban
Ketuban pecah dini dapat terjadi pada kehamilan aterm, preterm, dan pada
Secara umum insidensi KPD terjadi sekitar 7-12%. Insidensi KPD kira-kira 12%
2.4.Patofisiologi KPD3
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kotraksi uterus
dan peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu teradi
karena seluruh selaput ketuban rapuh. Terdapat keseimbangan antara sintesis dan
Dua belas hari setelah ovum dibuhi, terbentuk suatu celah yang dikelilingi
amnion primitive yang terbentuk dengan embryonic plate. Celah tersebut melebar
kemudian dengan korion yang akhirnya membentuk kantung amnion yang berisi
cairan amnion. Cairan amnion, normalnya berwarna putih, agak keruh serta
mempunyai bau yang khas agak amis dan manis. Cairan ini mempunyai berat jenis
1,008 yang seiring dengan tuanya kehamilan akan menurun dari 1,025 menjadi
1,010. Asal cairan amnion belum diketahui dengan pasti, dan masih membutuhkan
peneitian lebih lanjut. Diduga cairan ini berasal dari lapisan amnion sementara teori
lain menyebutkan berasal dari plasenta. Dalam satu jam didapatkan perputaran
janin dan cairan ketuban. Selaput ini licin, tipis, dan transparan. Selaput amnion
melekat erat pada korion (sekalipun dapat dilepas dengan mudah). Selaput ini
menutupi permukaan fetal pada plasenta sampai pada insertion tali pusat dan
kemudian berlanjut sebagai pembungkus tali pusat yang tegak lurus hingga
dan terbentuk dari vili-vili sel telur yang berhubungandengan desidua kapilaris.
Selaput ini berlanjut dengan tepi plasenta dan melekat pada lapisan uterus.
2.5.Penatalaksanaan KPD4,5
dilatasi serviks (lebih dari atau sama dengan 3 cm), risiko prolapse tali pusar
mungkin juga lebih besar daripada manfaat dari manajemen hamil dan
3. Jika setelah evaluasi awal ibu dan janin, mereka berdua ditentukan secara
utama manajemen ibu dengan hamil KPD adalah infeksi. Ini termasuk
kematian ibu (1-2 kasus per 1000). Komplikasi yang berkaitan dengan
manfaat dari manajemen hamil harus dikaji. Jika kondisi tetap stabil, janin
dewasa dapat mengambil manfaat dari manajemen hamil, bahkan jika untuk
Setelah jatuh tempo tercapai, manfaat dari hamil manajemen KPD tidak
amniosentesis sulit dan risiko yang sesuai dengan potensi untuk komplikasi
janin.
(POGI, 2016).
Dibuktikan dengan 22 uji meliputi lebih dari 6000 wanita yang mengalami
(POGI, 2016).
(POGI, 2016).
Pemberian kortikosteroid antenatal pada wanita dengan KPD
wanita dengan KPD dan telah disertakan dalam suatu metaanalisis (POGI,
2016).
D.
2.6.Diagnosis3
laboratorium
1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat menegakkan 90% dari diagnosis. Kadang kala cairan seperti
urin dan vaginal discharge bisa dianggap cairan amnion. Penderita merasa basah
dari vaginannya atau mengeluarkan banyak cairan dari jalan lahir. Anamnesis
kejang kejang pada pasien juga perlu diperlukan untuk menentukan apakah pasien
2. Inspeksi
Pengamatan biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila ketuban baru
pecah, dan jumlah airnya masih banyak, pemeriksaan ini akan makin jelas
3. Pemeriksaan Inspekulo
seperti VT dapat meningkatkan resiko infeksi, caian yang keluar dri vagina perlu
- Keadaan umum dari serviks, juga dinilai dilatasi dan perdarahan dari
serviks. Dilihat juga prolapsus tali pusat atau ekstremitas janin. Bau dari
KPD. Melakukan perasat valsava atau menyuruh pasien untuk batuk untuk
lakmus akan beruba menjadi biru jika PH 6-6,5. Sekret vagina ibu memiliki
nitrazin ini dapat memberikan positif palsu jika tersamarkan dengan darah,
- Mikroskopis tes pakis. Jika terdapat pooling dan tes nitrazin masih samar
forniks posterior
4. Pemeriksaan Lab
b. Tes pakis
c. Tes lakmus
5. Pemeriksaan USG
dalam kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban sedkit
diagnosis rupturnya membrane fetal. Selain itu dinilai amniotic fluid index
Diagnosis :
Penilaian klinis sulit untuk memastikan adanya sisa plasenta, kecuali apabila
Apabila kelahiran plasenta dilakukan oleh orang lain atau terdapat keraguan akan
sisa plasenta, maka untuk memastikan adanya sisa plasenta ditentukan dengan
eksplorasi dengan tangan, kuret atau alat bantu diagnostik yaitu ultrasonografi.
Pada umumnya perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi
rahim baik dianggap sebagai akibat sisa plasenta yang tertinggal dalam rongga
berkontraksi.
anak lahir, setelah persalinan buatan yang sulit seperti forsep tinggi,
hal berikut :
April 2018]