Professional Documents
Culture Documents
EKA 445 A3
----------------------------------------------------------------------------------------
RINGKASAN JURNAL
CAMELS MODEL APPLICATION OF NON-BANK FINANCIAL
INSTITUTION: BANGLADESH PERSPECTIVE
Oleh: Rozina Akter; Shakil Ahmad; Md Sariful Islam,
Daffodil International University
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1607531002 Ni Made Cintya Devi Ari Adi (04)
1607531036 Ni Wayan Desi Antari (08)
1607531037 Ni Wayan Nataliantari (09)
1607531089 Gede Rama Wirya Nanda (24)
1
PENGANTAR
2
Peringkat 4: mengindikasikan kinerja yang tidak memuaskan, dimana dapat
mengancam solvabilitas perbankan
Peringkat 5: mengindikasikan kinerja yang buruk, sehingga memerlukan perbaikan
yang segera untuk keberlangsungan hidup perusahaan perbankkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Roy (2016) menganalisis profitabilitas berdampak pada laba bersih, yang
dibuktikan dari adanya variabel independen yang dipilih lebih dari 99% merupakan
penentu dasar dalam profitabilitas sektor LKNB.
Mazumder (2015) dari enam perusahaan yang diperiksa mendapatkan hasil
bahwa profitabilitas memiliki pengaruh terhadap laba bersih, total aset, jumlah ekuitas,
dan pendapatan operasi ekspresif mempengaruhi profotabilitas sektor non keuangan di
Bangladesh. Saat ini LKNB memiankan peran utama untuk mengembangka
perekonomian Bangladesh.
Cheryl Shais Pellissery dan Koshy (2015) menemukan beberapa industri
perbankan yang dipilih sekarang mempunyai posisi lebih rendah dari LKNB. Dalam
meneliti hal tersebut, Cheryl Shais Pellissery dan Koshy menggunakan beberapa alat
statistik. Thilakam dan Saravaran (2014) menggunakan uji CAMELS kepada 36 LKNB
di Tamil Nadu, yang mengindikasikan bahwa kesehatan perusahaan pemerintah telah
meningkat dibandingkan periode sebelumnya. Sebanding dengan peningkatan tersebut,
risiko juga meningkat menjadi 31-38% dari periode sebelumnya.
Semua perusahaan mengalami penurunan risiko dari 47% menjadi 41% setelah
tahun 2017, dan zona kepuasan perusahaan mengalami peningkatan dari 4% menjadi
13%. Pada tahun 2007-2012, profitabilitas dan leverage terdapat perbedaan yang lebih
signifikan pada Lembaga Keuangan Non Bank. Sowndharya dan Sharmugham (204).
Efisiensi operasi merupakan faktor kunci dari kinerja LKNB yang ditemukan dari
analisis CAMELS (2012), dan manager harus bisa mengambil kebijakan dan keputusan
operasional perusahaan.
3
Objektif.
1) Cobalah mengeksplorasi kesehatan LKNB di Bangladesh dengan model
CAMELS
2) Perkirakan masa depan LKNB dari titik peringkat CAMELS
METODELOGI PENELITIAN
Sumber Data
Penelitian inimenggunakan data sekunder yang dikumpulkan dari laporan
tahunan Bank Bangladesh tahun 2016. Selain data tersebut, digunakan informasi lain
seperi jurnal, buku dan artikel.
Alat dan Teknik
Dalam penelitian ini untuk menganalisis kinerja LKNB digunkan model
CAMELS.
Analisis dan Pembahasan
Umumnya LKNB menyediakan layanan jangka panjang, yang mana kadang-
kadang tidak disediakan oleh bank. Di Bangladesh, LKNB baru terlibat dalam pasar
modal dan sektor real estate. Selama than 2016 LKNB menunjukan pertumbuhan yang
kuat dalam aset dan deposito.
Dibawah lembaga keuangan, 1993 Bank Bangladesh memberikan lisensi dan
pengawasan trhadap LKNB. Peraturan lembaga keuangan 1996 mengatakan minimum
modal disetor LKNB adalah Taka 1,0 milliar.
Peraturan tersebut menawarkan jangka waktu minimal tiga bulan terhitung sejak 2
Desember 2013.
4
Tabel 1
Assets
Tabel 2 menunjukkan total aset, kewajiban, dan kondisi deposito. Setiap tahun
total aset tren LKNB mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 total aset 251,5 milliar
dan akhir juni 2016 total aset mengalami peningkatan menjadi Taka 672,8 milliar.
Kewajiban
Tabel 2 menunjukkan bahwa total kewajiban mengalami peningkatan dari Taka
206,8 menjadi 627,8 millir di tahun 2016.
Deposito
Pada setiap LKNB, deposito merupakan salah satu komponen utama untuk
jalannya efektivitas operasional perusahaan. Pada tahun 2010 simpanan mencapai Taka
94,4 milliar dari total kewajiban 45,7%. Pada akhir Juni 2016 total deposito Taka 351,4
milliar dari 61,4% deposito.
Bagan 1
5
Aset, Liabilitas dan Rasio LKNB
Bagan 1 menunjukkan aset, liabilitas, dan Rasio LKNB. Dimana dari tahun
2010 sampai 2016 rasio kewajiban aset berturut-turut mengalami fluktuasi dari 82.2%,
81.7%, 82.2%, 80.3%, 81.5%, 83.3% dan 85%.
Pada bagan nomor 2 menunjukkan deposito per % dari total kewajiban. pada
akhir tahun 2010 rasio sebesar 45,7% sedabgkan pada akhir tahun 2014 rasio tersebut
menurun yakni rasionya adalah sebesar 56,2% kemudian di tahun 2015 rasionya
mengalami peningkatan menjadi 62,5%. Pada akhr tahun 2016 rasionya kembali
mengalami penurunan menjadi 61,4% dari total kewajiban.
6
Bagan Pola Investasi LKNB
Investasi
Sektor industri merupakan sektor investasi utama bagi lembaga keuangan Non-
Bank yang menyediakan pinjaman berjangka. Lembaga keuangan Non-Bank biasanya
meberikan pinjaman untuk reak estate, industri, perdagangan, pertanian maupun
sektor-sektor yang lainnya. Secara umum alokasi dana yang maksimum biasanya
ditujukan untuk bidang industri.
Obligasi dan Sekuritas Kegiatan
Lembaga keuangan non-bank memainkan peran utama dalam pengembangan
pasar obligasi dalam perekonomian Bangladesh
7
1. Kecukupan Modal
Menurut Basel, di Bangladesh prespektif, lembaga keuangan non-bank
dianjurkan untuk mempertahankan cadangan minimum untuk capital adequacy
Ratio (CAR) sebesar 5% dan maksimal sebesar 10% dari modal inti.
2. Kualitas Aset
Kualitas aset lembaga kuangan non-bank dapat dinilai dengan menggunakan
rasio gross non-performing loan/ sewa terhadap total pinjaman.
3. Manajemen Efisiensi
Pengukuran terhadap manajemen efisiensi dapat diukur atau dinilai dengan
mempertimbangkan banyak item seperti total pengeluaran untuk total
pengeluaran, total pendapatan, laba, biaya operasi untuk biaya total, beben
operasional per karyawan, dan kecepatan tingkat suku bunga.
8
4. Laba dan Profitabilitas
Efisiensi produktif pada umumnya dapat dinilai dengan menggunakan Return
on Asset dan Return on aquity.
5. Likuiditas
Kebutuhan likuiditas hukum adalah 5% termasuk rata-rata 2,5% (minimal 2%
tiap hari) dan untuk rasio cadangsn kas. Tingkat SLR untuk lembaga keuangan
non-bank adalah 2,5% tanpa mengambil deposito berjangka.
6. Sensitivitas terhadap risiko pasar
Sensitifitas adalah besarnya reaksi instrumen keuangan untuk mengubah
faktor-faktor yang mendasarinya. Saham dan obligasi merupakan instrumen
keuangan yang terus menerus terkena dampak dari banyak faktor. Tingkat
bunga dan harga ekuitas juga mempengaruhi resiko pasar. Dalam banyak
lembaga keuangan non-bank, sumber utama sensitivitas risiko pasar timbul dari
posisi non-trading dan sensitifitas ini dapat mengubah suku bunga.
9
Bagan Profitabilitas LKNB
Komposit CAMELS penilaian
Dari 33 LKNB, 1 adalah “1 atau Kuat”, 15 adalah “2 atau Memuaskan”, 13
adalah “3 atau adil” dan 3 “4 atau Marginal” menurut rating CAMELS pada akhir Juni
2016 (Chart 5 ).
TEMUAN
Kualitas Aset
Pada akhir Juni 2016, dari 33 LKNB, 1 adalah”1 atau Kuat”, 7 adalah”2 atau
Memuaskan”, 14 adalah”3 atau Adil”, 9 4 atau marjinal ‘dan 1 adalah’ 5 atau
memuaskan .
Likuiditas
Pada akhir Juni 2016, keluar 33 LKNB, 19 dievaluasi sebagai”2 atau memuaskan”, 10
adalah”3 atau adil”, 2 adalah”4 atau Marginal‘dan 1 adalah’5 atau tidak memuaskan.
Sensitivitas terhadap Risiko Pasar
Pada akhir Juni 2016, dari 33 LKNB, 3 dievaluasi sebagai”1 atau kuat”, 9
adalah”2 atau Memuaskan” dan 1 adalah”5 atau memuaskan.
Laba dan Profitabilitas
10
Pada akhir Juni 2016, dari 33 LKNB, 3 dievaluasi sebagai”1 atau Kuat”, 16
adalah”2 atau Memuaskan”, 11 adalah “3 atau adil“dan 2 were''4 atau Marjinal “di
produktif dan profitabilitas.
Komposit CAMELS Penilaian
Pada akhir Juni 2016, menurut CAMELS komposit Peringkat dari 33 LKNB,
1 adalah”1 atau kuat”, 15 2 atau memuaskan”, 13 adalah‘3 atau adil’dan 3” 4 atau
Marginal”.
KESIMPULAN
Dalam setiap perekonomian, LKNB sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Jadi, sangat penting mengevaluasi kinerja LKNB terus menerus,
sehingga LKNB mendapatkan arah yang tepat untuk masa depan kinerja yang lebih
baik. Model CAMELS adalah sistem yang unik untuk menilai kinerja LKNB. Dari
penelitian tersebut, kami memahami kinerja LKNB dengan melakukan beberapa
analisis rasio terkait dengan mana kita mendapatkan ide tentang kecukupan modal,
kualitas aset, efisiensi manajemen, likuidasi & sensitivitas terhadap risiko pasar dari
Lembaga Keuangan Non-Bank of Bangladesh. Keterbatasan penelitian ini adalah
kurangnya informasi yang tersedia. Untuk mengukur kinerja yang lebih baik dari
LKNB, kita mungkin perlu banyak informasi yang tersedia. Untuk meningkatkan
sektor ini, pemerintah harus maju dengan aturan yang efektif & peraturan.
11
REFERENSI
Kalra, R. (2016). Analisis Kinerja Lembaga Keuangan Non-Perbankan. International
Journal of Research in Ekonomi dan Ilmu Sosial, 6 (11), 1-14.
Khandoker, MSH, Rahman, SM & Raul, RK (2016). Ekonomi dan Ilmu Sosial, 6 (11),
1-14. Penentu Profitabilitas Keuangan Non-bank Lembaga: Bukti dari
Bangladesh. International Journal of Sciences Manajemen dan Penelitian
Bisnis, 2 (4).
Mazumder, MA (2015). Stimulan Profitabilitas Lembaga Keuangan Non-Bank: Bukti
dari Bangladesh. International Journal of Bisnis dan Manajemen Review, 3
(10), 32-41.
Paul, P. (2011). Evaluasi Kinerja Keuangan: Sebuah studi perbandingan beberapa
NBFCs yang dipilih. Indian Journal of Keuangan, 5 (5).
Sinha, Non-Perbankan Lembaga Keuangan AB dari India-mereka Onset, Pertumbuhan
dan Kinerja NBFCs Dipilih. Institut Sekretaris Perusahaan India. Retrived dari
https://www.icsi.edu/Portals/86/Manorama/ DBIMS% 20Journal% 20.pdf
Thilakam, C. & Saravana, M. (2014). Analisis CAMELS dari NBFCs di Tamilnadu.
International Journal of Business dan Administrasi Penelitian Review, 2 4),
226-231.
Rozina Akter; Shakil Ahmad; Md Sariful Islam, 2018. Camels Model Application of
Non-Bank Financial Institution: Bangladesh Perspective. Daffodil
International University, Volume 22, Issue 1.
12