You are on page 1of 3

1.

1 KEMAJUAN TEKNOLOGI YANG MEMBAWA PERUBAHAN PADA KONSEP


PEMASARAN

Menurut Dave Chaffey, et.al, teknologi digital dalam hal marketing dan bisnis
sudah muali aktif pada tahun 1991 melalui situs web pertama (http-//info.comch). dlam
situs tersebut lebih dari 3 milliar orang berkunjung untukmenemukan produk, hiburan,
serta berbagai informasi lainnya. Dalam bukunya disampaikan akan tujuan dari strategi
digital marketing, implementasi dan praktek adalah mendukung profesinal dalam
mengembangkan model dan konsep pemasaran tradisional untuk mengembangkan strategi
dan rencana-rencana pemasaran digital agar lebih sesuai di era teknologi saat ini.
pemasaran digitan adalah arca yang menarik karena memberikan banyak peluang dan
tantangan disetiap perputaran waktunya. Contohnya Google, dari tahun 1998 yang terus
melakukan inovasi hingga saat ini.

Tabel 1.1. Timeline layanan online yang menunjukkan inovasi dalam model bisnis
atau pendekatan komunikasi marketing.

Tantangan bagi pemasar adalah menilai inovasi yang sesuai dan relevan dengan
organisasi mereka tentunya untuk memperoleh laba yang maksimal. Maka Dave Chaffey,
et.al, memperkenalkan teknik komunikasi untuk mempromosikan peusaan secara online
melalui platform teknologi seperti ponsel, tablet yang efektif dan efisien.
Menurut Wiliam J. Stanton, pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan-kegiatan bisnis yang bertujuan untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Teknologi Informasi merupkan unsur yang penting dalam menyikapi kegiatan
perekonomian tentunya dalam marketplace, sebagai tulang punggung manajemen supply
chain, konsep manajemen supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan
teknologi informasi (TI). Konsep menajemen supply chain memperlihatkan adanya proses
ketergantungan antara berbagai perusahaan yang terkait di dalam sebuah system bisnis.
Dalam konteks bisnis, tekonologi seperti internet membawa dampak
transpormasional yang menciptakan paradigma baru dalam berbisnis, berupa digital
marketing atau internet marketing (cyber marketing, electronic marketing). Istilah
internetisasi mengacu pada proses dimana sebuah perusahaan terlibat dalam aktivitas-
aktivitas bisnis secara elektronik (e-commerce atau e-bisnis), khususnya dengan
memanfaatkan internet sebagai media, pasar, maupun infrastruktur penunjang.
Dalam konsep Good Governance, yang mana terdapat kesetaraan peran antara
pemerintah, masyarakat dan swasta, secara tidak langsung pemerintahpun harus menguasai
dan mengembangkan teknologi informasi, dimana yang populer saat ini disebut dengan E-
Goverment. Pada prinsipnya peran teknologi dalam pemasaran adalah sebagai alat untuk
mempermudah proses terjadinya transaksi bisnis, dibalik itu tetap sumberdaya manusia dan
strategi pemasaran memegang kunci utama.
Salah satu dampak positif dari teknologi dalam kehidupan manusia, terutama di
bidang pemasaran yakni proses penyampaian informasi secara cepat dan dapat berlangsung
secara cepat. Dibalik hal tersebut terdapat dampak negatif atau dampak yang kurang baik
bagi teknologi dibidang pemasaran salah satunya adalah adanya kesenjangan sosial.
Menurut Hoffman dan Novak (1996:55), paradigma baru pemasaran
dikarakteristikkan sebagai pergantian aktivitas dari model komunikasi konvensional One-
to-Many menjadi model komunikasi Many-to-Many. Pada model One-to-Many, perusahaan
tunggal berusaha merebut perhatian banyak konsumen melalui cara tradisional dan media
massa non-interaktif (non-interactive massa media) seperti TV dan surat kabar. Pada
model Many-to-Many, informasi tidak mudah dikirim dari pengirim kepada penerima
tetapi dimediasi oleh lingkungan yang dibentuk dari partisipasi dan harapan. Oleh karena
itu, konsumen dapat berinteraksi dengan media komunikasi dan memberikan kontribusi
pada isi komersial (Eid danTrueman, 2000:60).
Dalam konteks ini, dibutuhkan pendekatan pemasaran baru untuk membantu
pemasar dalam mengatisipasi dan mengelola dampak teknologi yang disruptif tersebut.
Maka, Philip Kotler, Hermawan Kartajaya, dan Iwan Setiawan memperkenalkan konsep
Marketing 4.0 dalam buku berjudul “Marketing 4.0, Moving from Traditional to Digital”
(Wiley, 2017). Buku tersebut merupakan sekuel dari buku sebelumnya yang terbit enam
tahun lalu, yakni “Marketing 3.0: From Products to Customers to the Human Spirit”
(Wiley, 2010). Secara ringkas, buku tersebut memaparkan tiga pergeseran pemasaran
utama, yakni dari product-driven marketing (Marketing 1.0) menuju customer-centric
marketing (Marketing 2.0) menuju human-centric marketing (Marketing 3.0).
Hingga pada tahun ini, Marketing 4.0 diperkenalkan yang merupakan pendekatan
pemasaran yang mengkombinasikan interaksi online dan interaksi offline antara
perusahaan dengan pelanggan. Selain mengkombinasikan online dan offline, Marketing 4.0
juga mengintegrasikan antara style dan substance. Marketing 4.0 juga mengembangkan
konektivitas machine-to-machine dan artificial intelligence dalam rangka mendongkrak
produktivitas. Marketing 4.0, digital marketing tidaklah menggantikan pemasaran
tradisional. Sebaliknya, keduanya hadir bersama alias coexist. Keduanya saling mengisi
peran satu sama lain, khususnya dalam perjalanan pelanggan atau customer path. Dulu,
customer path dikenal dengan 4A, yakni Aware, Attitude, Act, dan Act Again. Sekarang,
perjalanan pelanggan ini berubah menjadi 5A, yakni Aware, Appeal, Ask, Act, dan
Advocate. Dalam customer path yang baru ini, pemasaran tradisional dan digital marketing
bisa hadir secara bersama. Pada intinya, Marketing 4.0 menjadi pendekatan pemasaran
yang mengkombinasikan interaksi online dan offline yang tujuan utamanya adalah
memenangkan advokasi konsumen.

Sumber:
Dave Chaffey & Fiona Ellis-Chadwick. 2016. 6th Edition Digital Marketing Strategy ,
Implementation & Practice. Pearson Education: British.
(https://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/01/peran-dan-dampak-teknologi-di-bidang-
pemasaran/)
https://media.neliti.com/media/publications/111980-ID-internet-marketing-konsep-dan-
persoalan.pdf. Jurnal Manajemen, Vol. 6, No. 1, Nov 200641. INTERNET
MARKETING: KONSEP DAN PERSOALAN BARUDUNIA PEMASARAN
Oleh:Bertha Silvia Sutejo(Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Surabaya)
(http://marketeers.com/mengenal-marketing-4-0-dalam-konteks-ekonomi-digital/)

You might also like