You are on page 1of 7

FORMAT KONTRAK BELAJAR KMB

FRAKTUR

Nama Mahasiswa :
NPM :

Paraf Paraf
Tanggal Paraf
No Kompetensi Elemen Kompetensi Preceptor Preceptor
Pencapaian Precepter
Klinik Akademik
1. Mampu PENGKAJIAN
memberikan 1. Demografi
asuhan Nama; Jenis kelamin; Usia; Pekerjaan; Pendidikan; Agama; Suku;
keperawatan pada Alamat
klien dengan 2. Riwayat
gangguan fraktur. 3. Nyeri
4. Perubahan bentuk pada tulang
5. Tulang tidak normal (menjadi pendek)
Fraktur adalah
6. Adanya peretakkan pada tulang
7. Pembengkakan dan perubahan warna kulit
terputusnya
8. Perdarahan
kontinuitas 9. Kurangnya rasa sensasi kulit
jaringan tulang 10. Pergerakan terbatas
yang umumnya 11. Hasil poto rontgen yang tidak normal
12. Pemeriksaan Diagnostik
disebabkan oleh
rudapan atau a. X-ray: Menentukan lokasi/luasnya fraktur
b. Scan Tulang: Memperlihatkan fraktur lebih jelas
tekanan eksternal
c. Arteriogram: Memastikan ada tidaknya kerusakan
yang datang lebih
vaskuler
besar dari yang d. Hitung Darah Lengkap: Hemokonsentrasi mungkin
dapat diserap oleh meningkat, menurun pada perdarahan, peningkatan

1
tulang. LEUKOSIT sebagai respond peradangan
e. Kretinin: Trauma otot meningkat beban kreatinin untuk
klirens ginjal
f. Profil Koagulasi
g. Perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfuse.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
h. Risiko cedera b.d fisik (misalnya kehilangan integritas skeletal
(fraktur), gerakan fragmen tulang)
i. Nyeri akut b.d agen fisik (misalnya spasme otot, gerakan fragmen
tulang, edema, cedera jaringan lunak, alat traksi/mobilitas),
psikologis (misalnya stress, ansietas)
j. Risiko disfungsi neurovaskuler perifer b.d fraktur, trauma,
pembedahan, ortopedik, imobilisasi, kompresi mekanis (misalnya
gips, balutan), obstruksi vaskuler
k. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi
(misalnya perubahan aliran darah, emboli darah atau lemak),
perubahan membrane alveolar dan kapiler (misalnya kongesti
interstisial, edema paru)
l. Hambatan mobilitas fisik b.d kehilangan integritas struktur tulang,
penurunan kekuatan atau kendali otot, nyeri atau ketidaknyamanan,
keengganan untuk memulai gerakan, program pembatasan gerakan,
imobilisasi ekstremitas
m. Kerusakan integritras jaringan b.d factor mekanis (misalnya fraktur
compound, perbaikan bedah, pemasangan pin traksi, kawat, sekrup),
hambatan mobilitas fisik, iritan kimia (misalnya akumulasi ekskresi

2
atau sekresi), perubahan sensai sirkulasi
n. Risiko infeksi b.d peningkatan paparan lingkungan, pertahanan
primer tidak adekuat, kerusakan kulit, trauma jaringan, prosedur
invasive, traksi skeletal
o. Defisiensi pengetahuan b.d kurang paparan atau mengingat, salah
pengertian terhadap informasi, tidak mengetahui sumber informasi
p. Kesiapan meningkatkan perawatan diri

INTERVENSI
Dx 1
Independen
q. Pertahankan imobilasasi bagian yang terkena dengan cara tirah
baring, gips, bidai, dan traksi. R : Mengurangi nyeri dan mencegah
malformasi.
r. Tinggikan dan sokong ekstremitas yang cedera. R : Meningkatkan
aliran balik vena, mengurangi edema/nyeri.
s. Evaluasi dan dokumentasikan laporan nyeri atau ketidaknyamanan,
dengan mencatat lokasi dan karakteristik, termasuk intensitas (skala
0-10, atau skala yang mirip), factor yang mengurangi dan
memperburuk. Catat isyarat nyeri nonverbal, seperti perubahan TTV
dan emosi atau perilaku. Dengarkan laporan anggota keluarga/orang
terdekat terkait nyeri klien. R : Menilai perkembangan masalah klien.
t. Lakukan dan awasi latihan RPS pasif/aktif. R : Mempertahankan
kekuatan otot dan meningkatkan sirkulasi vaskuler.
u. Beri tindakan kenyamanan alternative (masase, mengusap punggung,
atau perubahan posisi). R : Meningkatkan sirkulasi umum,

3
menurunakan area tekanan lokal dan kelelahan otot.
v. Beri dukungan emosional dan anjurkan penggunaan teknik
manajemen stres (relaksasi progresif, latihan napas dalam, dan
visualisasi atau imajinasi terbimbing; berikan sentuhan terapeutik. R :
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, meningkatkan kontrol
terhadap nyeri yang mungkin berlangsung lama.

Kolaboratif
w. Beri kompres dingin atau kompres es 24-72 jam pertama dan seeuai
kebutuhan sesuai dengan kebijakan atau protocol fasilitas. R :
Menurunkan edema & mengurangi rasa nyeri.
x. Beri medikasi, sesuai indikasi: analgesic opioid dan nonopioid,
seperti morfin, meperidin, atau hidrokodon,; obat antiinflamasi
nonsteroid injeksi dan oral, seperti ketorolak atau ibuprofen; dan/atau
relaksan otot, seperti siklobenzaprin atau karisoprodol. R :
Menurunkan nyeri melalui meka-nisme penghambatan rangsang
nyeri baik secara sentral maupun perifer.

Dx 2
Independen
y. Observasi tingkat imobilitas yang disebabkan oleh cedera dan/atau
terapi dan catat persepsi klien tentang imobilitas. R : Menilai
perkembangan masalah klien.
z. Anjurkan partisipasi dalam aktivitas pengalih atau rekreasi.
Pertahankan lingkungan yang menstimulasi (radio, TV, surat kabar,
barang milik pribadi, gambar, jam, kalender, dan kunjungan dari

4
keluarga dan teman. R : Memfokuskan perhatian, meningkatkan rasa
kontrol diri/harga diri, membantu menurunkan isolasi sosial.
aa. Instruksikan klien dengan latihan RPS aktif, atau bantu dengan
latihan RPS pasif pada ekstremitas yang terkena dan tidak terkena. R
: Meningkatkan sirkulasi darah muskuloskeletal, mempertahankan
tonus otot, mempertahakan gerak sendi, mencegah kontraktur/atrofi
dan mencegah reabsorbsi kalsium karena imobilisasi.
bb. Beri footboard, bidai bidai pergelangan tangan, dan trochanter roll
atau hand roll jika tepat. R : Mempertahankan posisi fungsional
ekstremitas.
cc. Bantu dan anjurkan aktivitas perawatan diri seperti mandi, bercukur,
dan hygiene oral. R : Meningkatkan kemandirian klien dalam
perawatan diri sesuai kondisi keterbatasan klien.
dd. Ubah posisi secara berkala dan anjurkan latihan batuk dan napas
dalam. R : Menurunkan insiden komplikasi kulit dan pernapasan
(dekubitus, atelektasis, penumonia).
ee. Anjurkan peningkatan asupan cairan sebesar 2.000-3.000 mL/hari
dalam toleransi jantung. R : Mempertahankan hidrasi adekuat,
mencegah komplikasi urinarius dan konstipasi.
ff. Beri diet tinggi protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral, dengan
membatasi kandungan protein hingga setelah defekasi pertama kali.
R : Kalori dan protein yang cukup diperlukan untuk proses
penyembuhan dan mempertahankan fungsi fisiologis tubuh.

Kolaboratif
gg. Konsultasikan dengan ahli terapi fisik atau ahli terapi okupasional

5
dan/atau spesialis rehabilitasi. R : Kerjasama dengan fisioterapis
perlu untuk menyusun program aktivitas fisik secara individual.

Dx 3
Independen
hh. Inspeksi kulit untuk mengetahui adanya iritasi sebelumnya atau
kerusakan yang terus-menerus. R : Kemerahan/abrasi dapat
menimbulkan infeksi tulang.
ii. Observasi area pemasangan pin dan area kulit, dengan mencatat
laporan peningkatan nyeri atau sensasi terbakar, atau adnya edema,
eritema, bau busuk, atau drainase. R : Dapat mengindikasikan
timbulnya infeksi lokal/nekrosis jaringan yang dapat menimbulkan
osteomielitis.
jj. Beri pin steril atau perawatan luka sesuai dengan protocol, dan latih
praktik mencuci tangan yang cermat. R : Dapat mencegah
kontaminasi silang dan kemungkinan infeksi.
kk. Observasi luka untuk mengetahui adanya pembentukan bula,
krepitasi, perubahan warna kulit menjadi warna perunggu, drainase
berbusa atau berbau buah. R : Tanda perkiraan infeksi gas gangren.
ll. Investigasi awitan nyeri tiba-tiba atau keterbatasan gerakan dengan
edema terlokalisasi dan eritema pada ekstremitas yang cedera. R :
Dapat mengindikasikan terjadinya osteomielitis.
mm. Lakukan prosedur isolasi yang diprogramkan. R : Adanya
drainase purulen akan memerlukan kewaspadaan luka untuk
mencegah kontaminasi silang.

6
Kolaboratif
nn. Pantau pemeriksaan laboratorium/diagnostic, seperti:
HDL (R : Anemia dapat terjadi pada osteomielitis, leukositosis biasanya
ada dengan proses infeksi)
LED (R : Peningkatan osteomielitis)
Kultur dan sensitivitas luka, serum, dan/atau tulang (R : Mengidentifikasi
organisme infeksi)
oo. Beri medikasi, sesuai indikasi, seperti:
Antibiotic IV/topical (R : Antibiotik spektrum luas dapat digunakan secara
profilaksis/dapat ditunjukkan pada mikroorganisme khusus)
Beri irigasi luka/tulang, dan laukan rendam hangat dan lembap, sesuai
indikasi (R : Debridement lokal/pembersihan luka menurunkan
mikroorganisme dan insiden infeksi sistemik)
pp. Bantu prosedur seperti insisi dan drainase, pemasangan drain, dan
terapi oksigen hiperbarik. R : Prosedur dilakukan pada pengobatan
infeksi lokal,osteomielitis, gas gangren.
qq. Siapkan pembedahan sesuai indikasi. R :
Sequestrektomi/pengangkatan tulang nekrotik perlu untuk membantu
penyembuhan dan mencegah perluasan proses infeksi.

You might also like