You are on page 1of 12

SAEPUL LAILI

3335160044
TUGAS 01: SISTEM PERPIPAAN

1. Properties Material Pipa Untuk Logam Dan Non-Logam

METAL PIPE
MATERIAL PROPERTIES VALUE
Density 7.87 g/cc 0.284 lb/in3
Hardness 163
Tensile Strange, ultimate 540 MPa 78300 psi
Tensile Strange, yield 415 MPa 60200 psi
Elongation at Break 10%
Reduction of Area 35%
Modulus of Elasticity 200 GPa 29000 ksi
Carbon Steel Bulk Modulus 140 GPa 20300 ksi
Poison Ratio 0.29
Machinability 160%
Shear Modulus 80 GPa 11600 ksi
Electrical Resistivity 1.74e-005 ohm-cm
Specific Heat Capacity 0.472 J/g-OC 0.113 BTU/lb-OF
360 BTU-in/hr-
Thermal Conductivity 51.9 W/m-K
ft2-OF
Density 8 g/cc 0.290 lb/in3
Hardness 146
Tensile Strange, ultimate 620-795 MPa 90-115 ksi
Tensile Strange, yield 206 MPa 30000 psi
Elongation at Break 30%
Stainless steel Modulus of Elasticity 164 GPa 24000 ksi
Electrical Resistivity 7.2e-005 ohm-cm
Specific Heat Capacity 0.5 J/g-oC 0.12 BTU/lb-oF
112 BTU-in/hr-
Thermal Conductivity 16.2 W/m-K
ft2-oF
o
Melting Point 1400-1420 C 2550-2590 oF
Density 7.8-8.0 g/cc 0.282-0.289 lb/in3
Hardness 121
Tensile Strange, ultimate 420 MPa 60900 psi
Tensile Strange, yield 350 MPa 50800 psi
Elongation at Break 15%
Reduction of Area -
Modulus of Elasticity 200 GPa 29000 ksi
Alloy Steel Bulk Modulus 140 GPa 20300 ksi
Poison Ratio 0.25
Machinability 65%
Shear Modulus 80 GPa 11600 ksi
Electrical Resistivity 0.0000170 ohm-cm
Specific Heat Capacity 0.47 J/g-oC 0.112 BTU/lb-oF
305-361 BTU-
Thermal Conductivity 44-52 W/m-K
in/hr-ft2-oF
Density 5.54-7.81 g/cc 0.200-0.282 lb/in3
Hardness 110-807
Tensile Strange, ultimate 90-1650 MPa 13100-240000 psi
Tensile Strange, yield 65.5-1450 MPa 9500-210000 psi
Elongation at Break 0.2 – 40%
Reduction of Area 2 - 10%
Modulus of Elasticity 62.1-240 GPa 9000-34800 ksi
Flexural Yield Strength 248-655 MPa 36000-95000 psi
Cast Iron
Fatigue Strength 68.9 – 510 MPa 10000-74000 psi
Poison Ratio 0.240 – 0.370
Machinability 125%
Shear Modulus 27.0 – 67.6 GPa 3920-9800 ksi
Electrical Resistivity 0.00000500-110 ohm-cm
Specific Heat Capacity 0.506 J/g-oC 0.121 BTU/lb-oF
370 BTU-in/hr-
Thermal Conductivity 11.3-53.3 W/m-K
ft2-oF

NON-METAL PIPE
MATERIAL PROPERTIES VALUE
Density 1.42-1.48 g/cc
Water absorption 0.0012
Hardness 80
Impact strength 8-20 kJ/m2
Coefficient of friction 0.4
Ultimate tensile strength 52 MPa
Elongation at break 50-80%
Polyvinyl
Elastic tensile modulus 3.0-3.3 GPa
Chloride (PVC)
Elastic flexural modulus 2.7-3.0 GPa
Shear modulus 1.0 GPa
Bulk modulus 4.7 GPa
Poison ratio 0.4
Volume resistivity 2 x 1014 ohm-m
Coefficient thermal expansion 7 x 10-5 K
Thermal conductivity 0.16 W/m-K
Specific heat 1000 J/kg-K
Flammability(Oxygen index) 0.45

2. Jenis-Jenis Valve Dan Prinsip Kerjanya


 Gate Valve
Gate valve adalah jenis katup yang digunakan untuk membuka aliran dengan
cara mengangkat gerbang penutup nya yang berbentuk bulat atau persegi panjang.
Gate Valve adalah jenis valve yang paling sering dipakai dalam sistem perpipaan.
Yang fungsinya untuk membuka dan menutup aliran.
Gate valve tidak untuk mengatur besar kecil laju suatu aliran fluida dengan cara
membuka setengah atau seperempat posisinya, Jadi posisi gate pada valve ini harus
benar benar terbuka (fully open) atau benar-benar tertutup (fully close). Jika posisi
gate setengah terbuka maka akan terjadi turbulensi pada aliran tersebut dan turbulensi ini akan
menyebabkan :
a. Akan terjadi pengikisan sudut-sudut gate.
laju aliran fluida yg turbulensi ini dapat mengikis sudut-sudut gate yang dapat menyebabkan erosi
dan pada akhirnya valve tidak dapat bekerja secara sempurna.
b. Terjadi perubahan pada posisi dudukan gerbang penutupnya.
Gerbang penutup akan terjadi pengayunan terhadap posisi dudukan (seat), sehingga lama
kelamaan posisi nya akan berubah terhadap dudukan (seat) sehingga apabila valve menutup maka
gerbang penutupnya tidak akan berada pada posisi yang tepat, sehingga bisa menyebabkan passing

 Globe Valve
Globe Valve digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju aliran fluida
dalam pipa (throttling). Prinsip dasar dari operasi Globe Valve adalah gerakan
tegak lurus disk dari dudukannya. Hal ini memastikan bahwa ruang berbentuk
cincin antara disk dan cincin kursi bertahap sedekat Valve ditutup.
Dengan mudah memutar handel valve, besarnya aliran zat yang melewati
valve bisa diatur.
Dudukan valve yang sejajar dengan aliran, membuat globe valve efisien ketika
mengatur besar kecilnya aliran dengan minimum erosi piringan dan dudukan.
Namun demikian tahanan didalam valve cukup besar.
Desain Globe Valve yang sedemikian rupa, memaksa adanya perubahan arah aliran
zat didalam valve, sehingga tekanan menurun drastis dan menyebabkan turbulensi di dalam valve itu
sendiri. Dengan demikian, Globe Valve tidak disarankan diinstal pada sistem yang menghindari
penurunan tekanan, dan sistem yang menghindari tahanan pada aliran.

 Angle Valve
Sama seperti globe valve, angle valve juga digunakan pada situasi
dimana pengaturan besar kecil aliran diperlukan (throttling). Namun angle valve
di buat dengan sudut 90°, hal ini untuk mengurangi pemakaian elbow 90° dan
fitting tambahan. digunakan untuk mengubah aliran sebesar 90 derajat. Valve ini
bisa digunakan juga sebagai pengganti elbow

 Ball Valve
Ball Valve adalah sebuah Valve atau katup dengan pengontrol aliran
berbentuk disc bulat (seperti bola/belahan). Bola itu memiliki lubang, yang
berada di tengah sehingga ketika lubang tersebut segaris lurus atau sejalan
dengan kedua ujung Valve / katup, maka aliran akan terjadi. Tetapi ketika katup
tertutup, posisi lubang berada tegak lurus terhadap ujung katup, maka aliran akan
terhalang atau tertutup.
Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam perbaikan dan
kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu tinggi. Tergantung dari material apa mereka terbuat,
Bal Valve dapat menahan tekanan hingga 10.000 Psi dan dengan temperature sekitar 200 derajat
Celcius.

 Plug/Cock Valve
Kegunaan dari plug valve adalah untuk fully open dan fully close (isolation atau
on/off control).
untuk mengontrol (membuka dan menutup) aliran pada plug valve, plug
mempunyai celah atau lubang tempat aliran lewat. Saat handle diputar menuju
open position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian
yang bercelah akan melewatkan aliran. Namun pada saat handle diputar pada
close position maka plug akan berputar secara rotasi terhadap seat dan bagian
yang tak bercelah akan menahan aliran, sehingga aliran pun akan berhenti.
Sama seperti ball ball valve namun tetapi bagian dalamnya bukan berbentuk
bola, melainkan silinder. Karena tidak ada ruangan kosong di dalam badan valve, maka cocok untuk
fluida yang berat atau mengandung unsur padat seperti lumpur
 Check Valve
Check valve adalah alat yang digunakan untuk membuat aliran fluida hanya
mengalir ke satu arah saja atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow. untuk
mengalirkan fluida hanya ke satu arah dan mencegah aliran ke arah sebaliknya.
tidak menggunakan handel untuk mengatur aliran, tapi menggunakan gravitasi
dan tekanan dari aliran fluida itu sendiri. Karena fungsinya yang dapat mencegah
aliran balik (backflow) Check Valve sering digunakan sebagai pengaman dari
sebuah equipment dalam sistem perpipaan
Aplikasi valve jenis ini dapat dijumpai pada outlet/discharge dari centrifugal pump. Ketika laju
aliran fluida sesuai dengan arahnya, laju aliran tersebut akanmembuat plug atau disk membuka. Jika
ada tekanan yang datang dari arahberlawanan, maka plug atau disk tersebut akan menutup. Check
Valve memiliki perbedaan yang signifikan dari Gate Valve dan Globe Valve. Valve ini di disain
untuk mencegah aliran balik.

 Butterfly Valve
Butterfly Valve memiliki bentuk yang unik jika dibandingkan dengan valve-
valve yang lain. Butterfly menggunakan plat bundar atau disk yang dioperasikan
dengan ankel untuk posisi membuka penuh atau menutup penuh dengan sudut 90°.
Disk ini tetap berada ditengah aliran, dan dihubungkan ke ankel melalui shaft. Saat
valve dalam keadaan tertutup, Disk tersebut tegak lurus dengan arah aliran,
sehingga aliran terbendung, dan saat valve terbuka disk sejajar/ segaris dengan
aliran, sehingga zat dapat mengalir melalui valve.
Batterfly valve memiliki turbulensi dan penurunan tekanan (pressure drop) yang
minimal. Valve ini bagus untuk pengoperasian on-off ataupun throttling, dan bagus
untuk mengontrol aliran zat cair atau gas dalam jumlah yang besar. Namun
demikian valve ini biasanya tidak memiliki kekedapan yang bagus, dan harus
digunakan pada situasi/ sistem yang memiliki tekanan rendah (low-pressure)

 Diaphragm Valve
Diaphragm valve bisa digunakan untuk mengatur aliran (trhottling) dan bisa juga
digunakan sebagai on/off valve. Diaphgram valve handal dalam penanganan material
kasar seperti fluida yang mengandung pasir, semen, atau lumpur, serta fluida yang
mempunyai sifat korosif.
 Pinch Valve
Pinch valve digunakan untuk menangani fluida yang berlumpur, endapan, dan yang
mempunyai partikel-partikel solid yang banyak serta fluida-fluida yang mempunyai
kecenderungan untuk terjadi kebocoran (leak).

 Safety /Relief Valve


Safety/Relief valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve
yang lain. Valve ini didisain khusus untuk melepas tekanan berlebih yang ada di
equipment dan sistem perpipaan. Untuk mencegah kerusakan pada equipment,
dan lebih penting lagi cedera pada pekerja, relief valve dapat melepas kenaikan
tekanan sebelum menjadi lebih ekstrim.
Relief valve menggunakan pegas baja (lihat gambar di bawah ini), yang
secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level yang tidak aman.
Level tekanan pada valve ini bisa diatur, sehingga bisa ditentukan pada level
tekanan berapa valve ini akan terbuka. Ketika tekanan kembali normal, relief
valve secara otomatis akan tertutup kembali.
Safety valve adalah jenis valve yang mekanismenya secara otomatis
melepaskan zat dari boiler, Bejana tekan, atau suatu sistem, ketika tekanan atau temperatur melebihi
batas yang telah ditetapkan.
Pressure savety valve mempunyai tiga bagian utama yaitu inlet, outlet dan spring set. Fluida
bertekanan berada pada inlet PSV. PSV posisi menutup selama tekanan fluida lebih kecil
dibandingkan tekanan spring pada spring set. Sebaliknya jika tekanan fluida lebih tinggi
dibandingkan tekanan spring set maka springset akan bergerak naik dan membuka katup yang akan
membuang tekanan melalui outlet sampai tekanan fluida maksimal sama dengan tekanan spring set
 Motor Operated Valve
Valve tipe ini, batang (stem) valve dihubungkan (joint/couple) dengan penggerak (aktuator)
yang berupa motor listrik. Pada pelaksanaannya, ada yang menggunakan listrik AC
(alternating current = listrik arus bolak-balik) dan ada juga yang menggunakan listrik DC
(direct current = listrik arus searah).

 Solenoid Valve Pneumatic


Solenoid valve pneumatic adalah katup yang digerakan oleh energi listrik melalui
solenoida, mempunyai kumparan sebagai penggeraknya yang berfungsi untuk
menggerakan piston yang dapat digerakan oleh arus AC maupun DC, solenoid valve
pneumatic atau katup (valve) solenoida mempunyai lubang keluaran, lubang
masukan dan lubang exhaust. Lubang masukan, berfungsi sebagai terminal / tempat
udara bertekanan masuk atau supply (service unit), sedangkan lubang keluaran
berfungsi sebagai terminal atau tempat tekanan angin keluar yang dihubungkan ke
pneumatic, dan lubang exhaust, berfungsi sebagai saluran untuk mengeluarkan udara
bertekanan yang terjebak saat plunger bergerak atau pindah posisi ketika solenoid
valve pneumatic bekerja.
Prinsip kerja dari solenoid valve yaitu katup listrik yang mempunyai koil sebagai penggeraknya
dimana ketika koil mendapat supply tegangan maka koil tersebut akan berubah menjadi medan
magnet sehingga menggerakan piston pada bagian dalamnya ketika piston bertekanan yang berasal
dari supply (service unit), pada umumnya solenoid valve pneumatic ini mempunyai tegangan kerja
100/200 VAC namun ada juga yang mempunyai tegangan kerja DC

3. Jenis-Jenis Fitting
“Fitting adalah salah satu komponen pemipaan yang memiliki fungsi untuk merubah aliran,
menyebarkan aliran, membesar atau mengecilkan aliran. Fitting merupakan salah satu pemain utama
dalam pemipaan, karenanya kita akan selalu menggunakan komponen ini.”

 Socket
Kegunaan dari aksesoris ini adalah untuk menyambung pipa, bertujuan untuk memperpanjang pipa
dengan cara menyambung lurus satu pipa dengan pipa yang lain. Aksesoris ini biasanya digunakan
untuk menyambung dua pipa dengan diameter yang sama, dengan ulir (drat) yang berada dibagian
dalam. Jenis socket sebenarnya masih banyak lagi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan
customer seperti socket ulir (drat) luar, socket ulir (drat) dalam dan masih banyak lagi yang
lainnya.

 Elbow
Elbow adalah jenis fitting yang pertama, elbow merupakan komponen pemipaan yang berfungsi
untuk membelokan arah aliran. Layaknya tikungan kalau kita sedang berada di jalan, tikungan
tersebut mau tidak mau membuat kita berbelok arah ketika melaluinya, begitu pula elbow yang
bertugas untuk membelokan aliran fluida. Elbow terdiri dari dua jenis yang paling umum yaitu 45
dan 90 derajat. Untuk memperoleh sudut di selain sudut diatas, terkadang elbow tersebut di potong.
Atau bisa juga dengan mengunakan dua elbow yang disatukan untuk memperoleh sudut tertentu.
Dipasaran, elbow dibagi menjadi dua tipe, tipe sort radius dan long radius. Namum umumnya
digunakan long radius, yang memiliki diameter belokan 1.5 kali NPS (nominal Pipe size)nya. Ada
pula yang sampai dengan 3D atau bahkan 6D, yang biasa digunakan untu flare.

 Tee
Tee dalam fitting bertugas untuk membagi aliran, adalah koneksi fitting yang memiliki cabang.
Biasanya cabangnya ini ukurannya sama dengan ukuran pipa utamanya, kita menyebutnya dengan
straight tee. Sedangkan kalau berbeda, kita menyebutnya dengan reducing tee. Dan ada pula tee
yang tidak tegak lurus, ia membentuk sudut 45 derajat. Kita mengenalnya dengan lateral Tee, yang
penggunaanya biasanya untuk pressure yang rendah.
 Reducer
Reducer, sesuai namanya fitting jenis ini bertugas untuk me-reduce (mengurangi) aliran fluida.
Mengurangi disini bukan seperti valve, tapi ukuran pipanya saja yang berkurang. Jadi reducer ini
akan bertugas untuk mengabungkan dari diameter yang lebih besar ke yang kecil, atau sebaliknya.

 Stub-In
Stub-in, adalah jenis fitting yang fungsinya mirip dengan tee, yaitu membagi aliran. Bedanya
dengan tee, kalau tee adalah item yang terpisah, ia mengabungkan beberapa pipa. namun kalau
stub-in, percabangan langsung dari pipa utamanya yang fungsinya mengantikan reducing tee.

 Flange
Flange merupakan mekanik yang mempunyai fungsi untuk menyambungkan 2 pipa yang masing-
masing memiliki flange juga. Flange dikombinasikan dengan mur dan baut, tanpa 2 benda ini
flange tidak dapat digunakan. Jumlah mur dan baut yang digunakan pada flange tergantung dari
jenis flange itu sendiri. Jenis flange juga ada bermacam-macam, begitu juga dengan bahan dari
flange, ada yang terbuat dari plastik, HDPE bahkan besi.
 Fitting Cap
Pipe caps fitting berfungsi untuk menghentikan aliran pada ujung pipa, fitting ini di las langsung
pada pipa utama. Ada juga penutup aliran fluida yang dapat di bongkar dan dilepas, namun
biasanya menggunakan sambungan flange, lebih tepatnya blind flange

4. Jenis-Jenis Gasket
“ Gasket adalah lapisan yang berfungsi untuk melapisi sambungan antar flange pada
pengerjaan pipa ataupun pada peralatan-peralatan yang berkaitan dengan mesin. Pada umumnya
gasket digunakan untuk mencegah kebocoran dari sambungan (joined) dibawah kondisi
bertekanan (compression) “

 Rubber Gaskets

Banyak sekali jenis gasket yang menggunakan bahan rubber sheet atau lembaran karet,
seperti neoprene, nitrile, fluorocarbon, red rubber, aflas dan silicone.
 Viton Gaskets

Viton gasket banyak digunakan untuk sistem di mana terdapat bahan kimia yang
bersifat asam atau basa, hidrokarbon dan minyak, baik nabati maupun hewani.

 PTFE Material

Gasket PTFE atau Teflon gasket merupakan gasket yang paling banyak dikenal,
karena bersifat multi fungsi. Teflon memiliki ketahanan yang baik terhadap
berbagai bahan kimia, termasuk hidrogen peroksida.

 Graphite Gaskets

Graphite fleksibel tahan terhadap panas. Selain itu, gasket jenis ini juga tahan pada
kondisi sangat asam dan basa.

 EPDM Material

Gasket dengan material EPDM tahan terhadap ozon, sinar UV, minyak alami dan
berbagai jenis bahan kimia.

5. Perbedaan Pipa Carbon Steel Dan Stainless Steel Schedule 40 Dan Schedul 80 (Except 12”)
Reference
http://www.kitomaindonesia.com/article/22/definisi-valve-jenis-dan-fungsinya-part-2
http://www.kitomaindonesia.com/article/21/valve-solenoid-valve-jenis-valve
http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-jenis-fitting-pada-pipa.html
http://www.mikirbae.com/2016/09/jenis-dan-spesifikasi-gasket.html
https://www.ezlok.com/316-stainless-steel-properties
http://www.matweb.com/search/datasheet.aspx?bassnum=MS0001&ckck=1
https://hardhatengineer.com/pipe-material-selection/

You might also like